Anda di halaman 1dari 8

Serambi Saintia Volume VIII, No.

2, pISSN 2337 – 9952


Jurnal Sains dan Aplikasi Oktober 2020 eISSN 2656 – 8446

Analisa Perbandingan Nilai Mutu Lembaran Pulp Kertas


Antara Bahan Baku Sabut Kelapa Dengan Tandan Kosong
Kelapa Sawit Pada Pemasakan Pulp Melalui Proses Soda
Teuku Muhammad Zulfikar1,2
1
Program Doktor IPS Pascasarjana Universitas Syiah Kuala/
2
Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh
Email : tmzulfikar@yahoo.com

ABSTRAK
Percobaan pembuatan pulp dari sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit
telah dilaksanakan. Sabut kelapa mengandung 55% serat, sedangkan pada tandan
kosong kelapa sawit terkandung sampai dengan 62,47% serat. Kemungkinan
pemanfaatannya untuk kertas dikaji melalui pembuatan pulp dengan proses soda.
Dari studi literature diketahui derajat putih sabut kelapa sebesar 21,5ᵒGE dengan
indeks sobek 14,7 Nm2/kg, sedangkan pada tandan kosong kelapa sawit derajat
putih sebesar 34,00ᵒGE dengan indeks sobek sebesar 7,984 Nm2/kg. Kadar lignin
pulp sabut kelapa lebih tinggi dibandingkan kadar lignin pada pulp tandan
kosong kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pulp kertas bahan baku
tandan kosong kelapa sawit lebh baik daripada sabut kelapa.
Kata kunci: Pulp Kertas, Sabut Kelapa, Tandan Kepala Sawit, Proses Soda

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar.
Dalam rangka meningkatkan sarana pendidikan dan industri, pengadaan kertas
merupakan hal yang mutlak dan perlu. Produksi kertas juga meningkat dari tahun ke
tahun. Jika pada tahun 1992 produksi kertas Indonesia 1897 ribu ton, maka empat tahun
kemudian yaitu pada tahun 1996 meningkat mencapai 2400 ribu ton. Data dari
Kementerian bahkan menyebutkan kebutuhan kertas dari tahun ke tahun semakin
meningkat.
Kelestarian produksi sesuatu industri bergantung pada keberlanjutannya
pemenuhan kebutuhan bahan bakunya. Bahan baku industri kertas adalah pulp yang
diperoleh dari serat tanaman. Kebutuhan pulp Indonesia pada tahun 1984 adalah 540
ribu ton dan pada tahun 2000 diperkirakan akan meningkat menjadi 1240 ribu ton. Data
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa
kebutuhan pulp dan kertas dunia tahun 2012 mencapai 340 juta ton dan diprediksi saat
itu pada tahun 2013 kebutuhannya meningkat menjadi 490 juta ton. Sedangkan
kebutuhan pulp dan kertas di Indonesia tahun 2013 mencapai 7,8 juta ton. Dari jumlah
ini sebagian besar yaitu 70% diharapkan akan diperoleh dari bahan baku kayu,
sedangkan yang 30% dari bahan baku non-kayu. Meskipun demikian masih perlu kita
bersiap-siap menyediakan alternative sumber bahan baku lain.
Usaha mencari sumber serat selulosa baru untuk bahan baku pulp kertas masih
terus dilakukan dengan cara memanfaatkan tanaman-tanaman hasil perkebunan,
diantaranya adalah dengan memanfaatkan sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit
123
Teuku Muhammad Zulfikar

yang merupakan limbah dengan volume sangat besar, sehingga jika tidak dimanfaatkan
dapat menimbulkan masalah dalam pembuangannya, karena membutuhkan ruang dan
dapat mengganggu lingkungan.
Sabut kelapa yang terdapat di pusat-pusat penghasil kopra merupakan bahan
berserat dan kiranya dapat dipertimbangkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
serat untuk pulp. Begitu pula dengan tandan kosong kelapa sawit banyak dijumpai
disekitar pabrik minyak kelapa sawit di Indonesia.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisa dan mengkaji
beberapa gambaran mengenai prospek dan masalah dalam pemanfaatan sabut kepala
dan tandan kosong kelapa sawit yang meliputi penentuan bilangan kappa, indeks sobek
maupun derajat putih dari kedua bahan baku tersebut. Dari hasil analisa ini nantinya
akan dapat diketahui perbandingan mutu lembaran pulpari hasil analisa ini nantinya
akan dapat diketahui perbandingan mutu lembaran pulp kertas yang akan dhasilkan
antara pemanfaatan sabut kelapa dengan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan
baku dengan menggunakan proses soda.

METODE PENELITIAN
Tahap Persiapan Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan yang diperlukan pada persiapan bahan dan peralatan meliputi:
1. Bahan baku berupa sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit.
2. Larutan pemasak dengan konsentrasi yang telah ditentukan.
3. Bahan-bahan kimia lainnya sebagai bahan baku untuk menganalisa.

Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk larutan pemasak dan penentu bilangan
kappa antara lain sebagai berikut:
1. Larutan Na2O 18%
2. Larutan NaSO3 16%
3. Larutan NaCO3 4%
4. Larutan KMNO4 0,1 N
5. Larutan H2SO4 4 N
6. Larutan KI 1 N
7. Larutam Na2S2O3 0,2 N
8. Indikator Amilum
9. Aquadest

Persiapan Peralatan
Peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1. Autoclave dengan perlengkapannya
2. Neraca analitis
3. Kertas saring
4. Pengaduk listrik
5. Beaker Glass
6. Pipet
124
Serambi Saintia Volume VIII, No.2, pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi Oktober 2020 eISSN 2656 – 8446

7. Buret
8. Stop watch
9. Corong Buchner
10. Oven
11. Erlenmeyer
12. Batang pengaduk

Tahap Pelaksanaan Operasi


Pelaksanaan operasi dari penelitian ini divariasikan variable-variabel yang telah
ditetapkan. Untuk lebih jelasnya cara kerja untuk pembuatan pulp adalah sebagai
berikut:
1. Bahan baku terlebih dahulu dipotong-potong dengan ukuran 3 - 4 cm, kemudian
dikeringkan.
2. Setelah kering ditimbang sebanyak 50 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
autoclave.
3. Ditambahkan larutan pemasak Na 2O untuk pulp sabut kelapa dan Na2SO3 serta
Na2CO3 untuk tandan kosong kelapa sawit dengan perbandingan bahan baku dan
larutan pemasak yang telah ditetapkan.
4. Suhu pemasakan dijaga pada suhu yang telah ditetapkan.
5. Pemasakan dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan..
6. Setelah dilakukan pemasakan, dikeluarkan dari autoclave dan didinginkan.
7. Setelah didinginkan, dilakukan pencucian dan penyaringan.
8. Kemudian dilakukan pengeringan dalam oven dengan pengontrolan temperature.
9. Setalah kering lalu ditimbang sampai berat konstan.
10. Kemudian ditentukan persentase pulp yang dihasilkan, dengan menggunakan
persamaan:

Pulp (berat kering)


Pulp = X 100%
Bahan Baku (berat kering)
Tahap Analisa
Pulp yang dihasilkan ditentukan nilai bilangan kappa serta diuji sifat-sifat fisik
lembaran dari pulp yang dihasilkan.

Penentuan Bilangan Kappa


Penentuan bilangan kappa adalah untuk menentukan tingkat kematangan
pemasakan dan menentukan kadar lignin yang dihasilkan. Penentuan bilangan kappa
dilakukan sebagai berikut:
1. Pulp yang sudah kering ditimbang sebanyak 3 gram.
2. Kemudian dihancurkan kedalam 250 ml aquadest.
3. Larutan KMnO4 0,1 N dan H2SO4 4 N dipipet masing-masing 50 ml, kemudian
dimasukkan ke dalam beaker glass dan diaduk. Lalu ditambahkan ke dalam sampel
dengan cepat dan stop watch dihidupkan.
4. Setelah berlangsung selama 10 menit maka rekasi dihentikan, lalu ditambah 20 ml
KI 1 N untuk diaduk.

125
Teuku Muhammad Zulfikar

5. Kemudian dilakukan titrasi dengan larutan Na 2S2O3 0,2 N. Lalu ditambahkan


indicator amilum pada saat mendekati titik akhir titrasi, kemudian dititrasi sampai
warna biru tua hilang.
6. Bilangan kappa dihitung dengan menggunakan persamaan:

Pxf
K=
W

(b – a) x N
P=
0,1

(b – a)
f= x 100
b

dimana:
K = bilangan kappa
P = jumlah KMnO4 yang terpakai oleh pulp, (ml)
a = jumlah Na2S2O3 yang terpakai pada titrasi pulp, (ml)
b = jumlah Na2S2O3 yang terpakai pada titrasi blangko, (ml)
N = normalitas Na2S2O3 yang digunakan, (N)
W = berat pulp kering, (gram)
F = factor koreksi pemakaian KMnO4 0,1 N

Penentuan Sifat Fisik Lembaran Pulp


Penentuan sifat fisik lembaran pulp meliputi penentuan derajat putih dan indeks
sobek dari lembaran pulp yang dihasilkan.

Penentuan Derajat Putih


Lembaran pulp yang dihasilkan kemudian ditentukan derajat putih atau tingkat
kecerahannya. Derajat putih ditentukan dengan menggunakan fotometer dengan satuan
ᵒGE (General Electric).

Penentuan Indeks Sobek


Indeks sobek adalah gaya yang diperlukan untuk menyobek sejumlah lembaran
kertas dengan panjang sobekan tertentu. Indeks sobek lembaran pulp yang dihasilkan
diuji dengan mengunakan Niagara beater dengan satuannya NM2/kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembuatan pulp sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit dengan proses
soda memberikan hasil pulp yang berbeda dalam bilangan kappanya, indeks sobek
maupun derajat putih lembaran pulp yang dihasilkan.

126
Serambi Saintia Volume VIII, No.2, pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi Oktober 2020 eISSN 2656 – 8446

Bilangan Kappa Pada Pulp Kertas dari Sabut Kelapa


Bilangan kappa adalah suatu indeks praktis yang digunakan dalam pabrik
ataulaboratorium yang menyatakan derajat delignifikasi. Bilangan kappa tinggi berarti
kadar lignin tinggi pula. Pada pemasakan sabut tua utuh dengan proses soda dengan
kadar aktif 18% sebagai Na2O, pada suhu pemasakan 170 oC, diperoleh pulp dengan
bilangan kappa 76.
Dalam usaha mencari proses unggul yang bebas belerang, Holton menemukan
bahwa penambahan sedikit antrakinon dalam larutan soda meningkatkan delignifikasi
kayu. Jika proses soda antrakinon ini diterapkan pada sabut kepala hal ini terjadi pula.
Penambahan antrakinon sangat efektif dalam menurunkan bilangan kappa dari 76
menjadi 40, hamper separuhnya. Perbandingan bilangan kappa pada proses soda
dengan dan tanpa penambahan antrakinon dapat dijelaskan pada grafik berikut ini:

Gambar 3.1. Grafik bilangan kappa pulp sabut kelapa yang dimasak dengan proses soda
dengan dan tanpa penambahan antrakinon
Keterangan:
A = Proses soda
B = Proses soda – Antrakinon

Dari grafik diatas terlihat bahwa bilangan kappa pulp pada proses soda dengan
penambahan antrakinon ternyata dapat menurunkan bilangan kappa dari 76 menjadi 40.
Jadi antrakinon sangat efektif digunakan untuk menurunkan kadar lignin didalam pulp.
Bilangan Kappa Pada Pulp Kertas dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Pulp yang dihasilkan dari tandan kosong kelapa sawit dengan proses soda
mempunyai bilangan kappa yang berkisar antara 52,78 – 72,08. Bilangan kappa
tertinggi dihasilkan dari pulp dengan kombinasi perilaku konsentrasi Na2SO3 10% dan
suhu pemasakan 160 oC, sedangkan bilangan kappa terendah dihasilkan oleh pulp
dengan kombinasi perlakuan konsentrasi Na 2SO3 16% dan suhu 170 oC. Tingginya
kandungan lignin ditunjukkan oleh tingginya bilangan kappa. Data lengkap hasil

127
Teuku Muhammad Zulfikar

pengujian bilangan kappa pulp tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 3.1.
dibawah ini:

Tabel.3.1. Bilangan Kappa Pulp Tandan Kosong Kelapa Sawit

Sumber: Berita selulosa, Desember 1995, Vol. XXXI No.4 Hal.5

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuan konsentrasi


Na2SO 16% dan suhu 170 oC bilangan kappa yang dihasilkan rendah. Hal ini
3

disebabkan pada konsentrasi dan suhu yang tinggi penetrasi bahan kimia lebih besar
sehingga semakin banyak bagian serat yang dilarutkan. Dari gambar 3.2. dapat dilihat
bahwa bilangan kappa menurun dengan meningkatnya konsentrasi Na 2SO3.

Gambar 3.2. Pengaruh Na2SO3 dan Suhu Terhadap Bilangan Kappa Tandan Kosong
Kelapa Sawit
Sifat Fisik Lembaran Pulp
Evaluasi sifat fisik lembaran pulp meliputi penentuan derajat putih dan indeks
sobek. Hasilnya dapat dilihat pada table 3.2. berikut ini:

128
Serambi Saintia Volume VIII, No.2, pISSN 2337 – 9952
Jurnal Sains dan Aplikasi Oktober 2020 eISSN 2656 – 8446

Perlakuan
Jenis Pulp Derajat Putih Indeks Sobek
Na2SO3 Suhu (oGE) (Nm2/kg)
Na2O (oC)

Tandan Kosong Kelapa Sawit 16 170 34,00 7,984

Sabut Kelapa 18 170 21,50 14,70

Sumber: Berita Selulosa, Maret 1990 Vol. XXVI No. 1 dan Desember 1995 Vol. XXXI
No. 4
Tabel 3.2. Sifat Fisik Lembaran Pulp Pada Masing-masing Jenis Pulp

Dari data diatas terlihat bahwa indeks sobek pulp sabut kelapa lebih tinggi dari
pulp tandan kosong kepala sawit. Kemudian terlihat bahwa derajat putih yang
dihasilkan oleh pulp tandan kosong kelapa sawit lebih tinggi dari pulp sabut kelapa.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pulp sabut kelapa lebih tinggi kekuatannya
dibandingkan dengan pulp tandan kosong kelapa sawit. Namun hasil kecerahan kertas
dari besarnya derajat putih yang diperoleh pulp tandan kosong kelapa sawit lebih tinggi
dibandigkan dengan pulp sabut kelapa.

PENUTUP
Setelah melakukan analisa dan peninjauan dari studi literatur hasil penelitian
pada pembuatan pulpkertas dengan menggunakan sabut kelapa dan tandan kosong
kelapa sawit sebagai bahan baku melalui proses soda, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Pemanfaatan sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber serat
bahan baku pulp kertas dapat dilakukan dengan hasil yang cukup baik, dengan syarat
bahwa bagian bukan serat atau debu sebelum proses pemasakan dipisahkan terlebih
dahulu.
2. Proses yang digunakan pada pembuatan pulp kertas adalah proses soda.
3. Dari hasil percobaan, diperoleh bilangan kappa pulp sabut kelapa sebesar 76 dan
bilangan kappa pulp tandan kosong kelapa sawit sebesar 52,78. Derajat putih untuk
sabut kelapa sebesar 21,50 oGE, sedangkan tandan kosong kelapa sawit sebesar
34,00 oGE. Indeks sobek pulp sabut kelapa sebesar 14,7 Nm 2/kg, dan untuk pulp
tandan kosong kelapa sawit sebsar 7,984 Nm 2/kg. Hal ini menunjukkan bahwa mutu
pulp kertas yang dihasilkan dari bahan baku tandan kosong kelapa sawit lebih baik
dibandingkan sabut kelapa.

129
Teuku Muhammad Zulfikar

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik, “Statistik Indonesia 1996”, Jakarta, Indonesia


Joedodibroto, Roehyati, “Beberapa Prospek dan Masalah dalam Pemanfaatan Sabut
Kelapa Untuk Pulp Kertas”, Berita Selulosa, Maret 1990, Vol. XXVI, No. 1 Hal
1 -8.
Kartiwa Haroen, Wawan dan Leonardi, F, “Pembuatan Pulp Rendemen Tinggi dari
Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses NSSC”, Berita Selulosa,
Desember 1995, Vol. XXXI, No. 4 Hal. 1 – 7.
Suhatri, “Pengaruh Penyimpanan Chip Terhadap Mutu Pulp”, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 1992.

130

Anda mungkin juga menyukai