Disusun oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Hari/Tanggal Praktikum :
Dosen Pembimbing : Heny Kusumayanti, ST, MT
Praktikan :
Proposal Praktikum Mata Kuliah Pilihan Kertas dengan Judul : “Pemanfaatan Ampas Tebu
Dalam Proses Pembuatan Pulping Dengan menggunakan Proses Soda” telah diperiksa dan
disetujui.
Semarang, 25 Agustus 2018
Praktikan Praktikan
21030115060020 21030115060073
Mengetahui,
Mengetahui,
Pranata Laboratorium
1.1 JUDUL
Pemanfaatan Ampas Tebu Dalam Proses Pembuatan Pulping Dengan menggunakan
Proses Soda
Abu 3,82
Lignin 22,09
Selulosa 37,65
Sari 1,81
Pentosa 27,97
SiO2 3,01
(www.scribd.com/bagasse).
Berdasarkan hasil dari komposisi kimia bagasse yang terdiri dari kadar abu
(3,82%), kadar lignin (22,09%), kadar selulosa (37,65%), kadar sari (1,81%), kadar pentosa
(27,97%), kadar SiO2 (3,01%).
Komposisi kimia dari serat ampas tebu menurut standar tappi terdiri dari holocellulosa,
selulosa lignin,lignin yang larut dalam asam, pentosans, etanol-benzena, dan
polisakarida.(Zobel dkk,2009).
Hemiselulosa adalah fraksi gula mayor kedua setelah selulosa dalam bahan lignoselulosa.
Jumlah hemiselulosa dalam kayu biasanya antara 20% dan 30%. Kayu lunak hemiselulosa
terdiri dari kedua pentosans dan hexosans, sementara hemiselulosa kayu terdiri dari
pentosane (Hamza, 2012).
2.2. Kertas
Salah satu produk buatan manusia yang paling penting adalah kertas. Ini pada
dasarnya dibuat dari selulosa. Selulosa sangat banyak mengandung biopolymer yang
membuat unit structural berskala nano termasuk nanocrystals selulosa, fibril dasar dan
nanofibril (Abdul Khalil dkk,2012)
2.2.1 Pulp
Kandungan yang berpengaruh terhadap pulp adalah sebagai berikut :
A. Selulosa
Selulosa (C6H10O5)n merupakan polimer berantai panjang, dalam hal ini
adalah jumlalh pengulangan unit gula atau derajat polimerisasi yang harganya
bervariasi berdasarkan sumber selulosa dan perlakuan yang diterimanya, selulosa
merupakan senyawa yang menetukan karakter serat yang bermanfaat bahan baku
pembuatan kertas (Surest dkk., 2010).
B. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah senyawa sejenis polisakarida yang mengisi ruang
antara serat-serat selulosa dalam dilimdumgi sel tumbuhan dan larut dalam alkali,
serta mudah terdrolisis oleh asam mineral menjadi gula dan senyawa lain.
Hemiselulosa dapay diisolasi dengan proses ekstraksi (Wibisono dkk., 2010).
C. Lignin
Lignin adalah salah satu sel dalam kayu yang bercampur bersama selulosa.
Lignin sangat berguna bagi kayu karena lignin berfungsi sebagai pengikut antara
serat sehingga menambah support dan kekuatan kayu (Mechanical Strenght) agar
kayu kokoh dan bisa berdiri tegak. Lignin berbentuk polimer tiga dimensi, struktur
kimiawi bercabang serta memiliki derajat polimerisasi yang tinggi. Lamela pada
sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin. Lignin didalam kayu memiliki
persentasse yang berbeda tergantung dari jenis kayu (Wibisono dkk., 2010).
Bleaching (Pemutihan)
Bleaching merupakan suatu proses kimia yang dilakukan untuk
menghilangkan sisa lignin dari proses pulping sehingga diperoleh pulp
dengan kecerahan yang tinggi dan stabil. Adapun faktor ang mempengaruhi
proses pemutihan yaitu konsentrasi, waktu reaksi, suhu, PH, rasio bahan dan
zat bleaching. Bleaching atau pemutihan dibagi menjadi dua proses, yaitu
proses pemutihan secara kimia dan proses pemutihan secara biologi (Ayunda,
2011).
Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan adalah sendok 1 buah, ember 1 buah, pipet 2
buah, pengaduk 1 buah , kertas PH secukupnya, kaca arloji 2 buah, cawan porselen 3 buah, gunting
1 buah, pisau 1 buah, kain saring secukupnya, kertas saring secukupnya, neraca digital 1 buah ,
termometer 1 buah, klem statif 1 buah, buret 10ml 1 buah, gelas ukur 500mL1 buah, beaker glass
100mL 1 buah, labu takar 1 buah, timbangan elektrik 1 buah, digester 1 buah, oven 1 buah,
desikator 1 buah.
Pada analisa bahan dasar Ampas tebu, akan dilakukan beberapa macam analisa, yaitu :
a. Menentukan kadar air
b. Menentukan kadar abu
c. Menentukan kadar selulosa
Selanjutnya pada analisa hasil pulp pemasakan akan dilakukan beberapa macam analisa, yaitu:
Bahan baku ampas tebu dikupas dan dibuang kulitnya, kemudian dipotong dengan
ukuran 1-2 cm, setelah itu bahan baku dikeringkan selama 24 jam, lalu bahan baku
ditimbang sampai 10 gram.
60
90oC 90
120
60
100 oC 90
120
60
110 oC 90
120
Proses pemasakan dengan NaOH ini bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan serat.
Proses pulping/pemasakan dilakukan pada suhu sesuai variable dan lama pemasakan juga sesuai
variable. Setelah pemasakan berakhir, akan didapat Ampas tebu yang telah dihilangkan ligninnya.
Untuk menghilangkan NaOH ini dilakukan pencucian sampai bersih, agar tidak meninggalkan bau
dari larutan pemasaknya.
Langkah – langkahnya :
7. Pengeringan Kertas
Lembaran kertas yang sudah dicetak dipindahkan ke atas selembar kain dan dipres dan
selanjutnya adalah proses pengeringan yang dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari.
Dalam keadaan matahari terik, selama 1 jam kertas sudah dalam kondisi kering.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khalil, H. P. S., Bhat, A. H. dan Yusra, A. F. I. 2012. “Green composites from
sustainable cellulose nanofibrils: A review. Carbohydrate Polymers”, Hlm. 87, Hlm. 963–
979.
Ayunda.2011.Pengertianpemutihan(bleaching).eprints.undip.ac.id/53624/10/daftar_pustaka_34.
PDF
Effendi Ahmad., Artatti K.E., Haryanto T. 2009. Pengaruh konsentrasi larutan pemasak pada
proses delignifikasi eceng gondok dengan proses Organosolv. Fakultas teknik
UNS.
Fessenden, 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Gunawan Adi, Endiana Dessy, dan M. Thoba Yusuf. 2012. Pengaruh waktu pemasakan volume
larutan emasak terhadap viskositas pulp dari ampas tebu. Teknik kimia Universita
Sriwijaya.
Husin.2007. Komposisi Kimia Ampas Tebu. Https://id.scribd.com/doc/47591245/Ampas- Tebu.
Jitunews.2015.Bagasse(AmpasTebu).http://cdn.jitunews.com/dynamic/article/2015/08/07
/19040/3Y9pbVtRSV.jpg?w=630
Judi, R. 2000. Penentuan Kondisi Optimum Awal pada Proses Enzimatis Pembuatan Pulp
Kertas dari Pelepah Pisang. Surabaya: Widya Mandala.
Materi.2015.KlasifikasiTanamanTebu.MateriPertanian.
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-tebu/
Mudjijati and Lourentius, S. 1996. “Laporan Penelitian: Pembuatan Pulp Alangalang dengan
Proses Soda”. Hlm. 10-40, Hlm. 12-14.
Perry, S. 1997. Chemical Engineering Handbook. 7th. ed. McGraw Hill. Nort America.
Purnawan, C., Hilmiyana, D., Wantini, Fatmawati E.2012. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu
Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi dengan Metode Organosolv. Universitas Sebelas
Maret.
Saleh A., Pakpahan M.M.D., Angelina N. 2009. Pengaruh Konsentrasi Pelarut, Temperatur dan
Waktu Pemasakan pada Pembuatan Pulp dari Sabut Kelapa Muda.Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya. Vol16 :3
Samarayarasevika, 2012. Manfaat Tanaman Tebu. eprints.undip.ac.id/53624/4/BAB_II_3-
14.PDF
Sudarminto. 2015. Tanaman tebu.Universitas Brawijaya.
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/tanaman-tebu-saccarum-officinaru/
Surest, A.H. dan D. Satriawan. 2010. Pembuatan Pulp dari Batang Rosella dengan Proses
Soda. Jurnal Teknik Kimia, III(17).
Surjoseputro, W. dan Tjanarko, L. S. 2001. “Pembuatan Kertas Komposit Dari Serat Alang-
alang Dan Polipropilen”. Skripsi. Hlm. 1-30.
Wawasanilmukimia. 2014. Mengenal Sifat Kaporit dan Kegunaannya.
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/.../mengenal-sifat-kaporit-kegunaann.
Wibisono, I., H. Leonardo, Antaresti dan Aylianawati. 2011. Pembuatan Pulp dari Ampas
Tebu. Widya Teknik, X(1): 11-20.
Wibisono, Ivan., dkk. 2011. Pembuatan Pulp dari Alang-Alang. Surabaya: Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya.
Hamza, Yahya ,dkk, 2012. Pre-extraction of hemicelluloses from bagasse fibers: Effects of dry-s
trength additives on paper properties.Iran: Department of Wood and Paper Science and
Technology, Faculty of Natural Resources, University of Tehran