Anda di halaman 1dari 27

Selasa, 4 Januari 2023

REVIEW JURNAL NASIONAL


Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampuh :

Disusun Oleh :

Nama : SURYANTI
NIM : 2295101015
Kelas : A1
Matkul : Metode Penelitian
Prodi : Ilmu Lingkungan

MAGISTER ILMU LINGKUNGAN


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023

1
1. JURNAL 1

Judul Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu Sebagai Kertas
Kemasan Ramah Lingkungan
Jurnal Jurnal Zarah, website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah. Journal
homepage : file:///C:/Users/HP/Downloads/4.%20Buk%20Rina.pdf
Volume & Halaman Vol. 7 No. 2 (2019), Halaman 79-85. p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-
2217
Tahun 2019
Penulis Oktaffi Arinna Manasikana, Andhika Mayasari, Noer Af’idah
Reviewer SURYANTI
Tanggal 4 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu
Sebagai Kertas Kemasan Ramah Lingkungan” ini berisikan tentang adanya
peningkatan besar akan kebutuhan kertas dan keinginan masyarakat dengan
teknologi ramah lingkungan terus meningkat. Keterbatasan pemasokan bahan baku
produksi kertas karena faktor isu lingkungan menyebabkan naiknya harga kertas.
Kandungan ampas tebu yaitu selulosa, pentosan, lignin dan lainlain, sedangkan
komposisi kulit jagung adalah selulosa, hemiselulosa abu, dan lignin. Komponen-
komponen tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kertas karena
memiliki kandungan selulosa tinggi. Diharapkan kertas yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai bahan kemasan ramah lingkungan.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Kebutuhan kertas
yang meningkat sebanding dengan keinginan masyarakat memiliki teknologi
ramah lingkungan, sehingga dibutuhkannya yang besar pula bahan baku sektor
industri kertas. Untuk itu, diperlukan lebih banyak bahan baku serat dalam
pembuatan kertas. Bahan baku serat yang dipakai dalam pembuatan kertas yaitu
kayu. Penggunaan kayu yang terus meningkat ini akan mengakibatkan sumber
daya kayu akan semakin menipis. Akibatnya untuk mengurangi penggunaan kayu
sebagai bahan baku pembuatan kertas, terdapat solusi untuk memanfaatkan limbah
tanaman jagung dan tebu sebagai bahan pembuatan kertas sebab di indonesia
sendiri termasuk penghasil jagung dan tebu terbesar dan limbahnya dapat
dimanfaatkan sebagai penggunaan pembuatan kertas untuk mengutangi
penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan kertas.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi limbah kulit jagung
dan ampas tebu sebagai bahan pembuatan kertas kemasan ramah lingkungan, serta
menganalisis perbandingan antara komposisi kulit jagung dan ampas tebu untuk
menghasilkan kertas kemasan dengan mutu terbaik.

2
Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Penelitian Lengkap (RAL) dengan menggunakan tiga sampel dan dua kali ulangan. Uji
sampel pada penelitian ini meliputi uji tarik, elastisitas dan biodegradabilitas.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan bahwa Pada pengujian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh variasi ampas tebu dan kulit jagung sebagai
bahan dasar pembuatan kertas. Sifatsifat fisik yang dianalisa meliputi tensile
strength (MPa), elongation (%) dan sifat biodegrabilitas. Persiapan awal sebelum
dilakukan pengujian kuat tarik (tensile trength) dan pemanjangan (elongation).
Tidak hanya itu serbuk dari ampas tebu dan kulit jagung yang sudah diolah
menjadi kertas di uji lagi dengan 3 cara yaitu :
1. Uji Kuat Tarik Kertas
dari uji tarik kertas dari limbah kulit jagung dan ampas tebu menunjukkan
bahwa kertas yang memiliki kekuatan uji tarik tertinggi adalah pada U6/CJ1:T3
yaitu pada sampel dengan perbandingan 25% kulit jagung dan 75 % ampas tebu
dengan kuat tarik 14,8 N. Akibat Banyaknya serbuk ampas tebu yang digunakan
dari kulit jagung akan menghasilkan kertas kemasan yang mempunyai kuat tarik
tinggi. Jika kulit jagung yang lebih sedikit digunakan dari ampas tebu akan
didapatkan kertas kemasan yang mempunyai rendah kuat tariknya.
2. Uji Elastisitas Kertas
dari uji elastisitas kertas dari limbah kulit jagung dan ampas tebu menunjukkan
bahwa kertas yang memiliki kekuatan uji elastisitas tertinggi adalah pada
U6/CJ1:T3 yaitu pada sampel dengan perbandingan 25% kulit jagung : 75 %
ampas tebu dengan kuat elastisitas 13,33%.
3. Uji biodegradabilitas kertas
Uji biodegradabilitas dilakukan dengan medium tanah karena mewakili salah
satu kondisi lingkungan dimana biasanya limbah plastik dibuang. Uji
Biodegradable dilakukan secara in-vitro yaitu dilakukan dalam tempat tertutup
yang telah dikondisikan sebagai medium untuk membantu berkembangnya
mikroba yang akan membantu proses uji biodegradable.
Larutan EM4 dapat mempengaruhi proses degradasi dari suatu sampel, karena
makin banyak mikroorganisme dalam suatu wadah akan mempercepat proses
penguraian. Hal ini sesuai dengan penelitian dimana semua sampel dapat
terbiodegradasi dengan meningkat setiap pekan nya. Dengan menghitung luas awal
kertas sebelum dan sesudah kertas terdegradasi.

Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : Limbah kulit
jagung dan ampas tebu berpotensi sebagai kertas kemasan ramah lingkungan.
Kertas dengan mutu terbaik yaitu pada perbandingan 25% kulit jagung dan 75 %
ampas tebu dengan uji tarik sebesar 14,8 N uji elastisitas 13,33% dan luas kertas
terbiodegradasi 50%. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
industri kertas bahwa limbah kulit jagung dan ampas tebu yang biasanya terbuang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas kemasan ramah lingkungan.

3
Kelebihan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu Sebagai
Penelitian Kertas Kemasan Ramah Lingkungan” memiliki kelebihan yaitu:
1. Teori yang digunakan pada penelitian ini sangat rinci dan tepat sehingga
pembaca memahami maksud dan tujuan penelitian ini
2. Model dan metode yang digunakan dalam penelitian sangat sesuai dengan hasil
penelitian yang didapat, penggunaan metode RAL pada penelitian ini bertujuan
untuk menguji ampas tebu dan kulit jagung.
3. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan isi dalam
penelitian tersebut oleh pembaca serta analisis yang dilakukan pada penelitian
tersebut sangat rinci.

DAFTAR PUSTAKA
Anjani,.W.,E. (2014), Pemanfaatan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pulp
Dengan Metode Soda, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya.

Hasdiana. (2016).Laporan penelitian Model Rancangan Produk Kriya Tekstil Aplikatif


dengan Memanfaatkan Limbah Kulit Jagung. Universitas Negeri Gorontalo Tilaar,
M., Wong,. L., W., Anna,. S., R. (2011).

Mayasari A., Pranoto Y., Sarto. (2013). Pembuatan Edible Film Berbahan Dasar Limbah
Kulit Singkong Dengan Penambahan Gliserol dan Kitosan Sebagai Pengemas
Bumbu Mie Instan, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Maytana,. R. (2017). Investigasi Sifat Biodegradasi dari Kemasan Kertas Berbasis


Komposit Ramah Lingkungan dari campuran kanji dann pVac, Universitas Negeri
Sebelas Maret

Ningsih,. E,. R. (2012). Uji Kinerja Digester Pada Proses Pulping Kulit Jagung Dengan
Variabel Suhu dan Waktu Pemasakan, Tugas Akhir, Program Diploma, Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

Prasetyawati,. D., P. (2015), Pemanfaatan Kulit Jagung dan Tongkol Jagung (Zea mays)
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Natrium
Hidroksida (NaOH) dan Pewarna Alami, Naskah Publikasi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta

4
2. JURNAL 2
Judul Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bahan
Bakar Alternatif
Jurnal Jurnal Litbang. Journal homepage : file:///C:/Users/HP/Downloads/109-
211-1-SM.pdf
Volume & Halaman Volume. XIV, No.1 Juni 2018, halaman 58-67
Tahun 2018
Penulis Jatmiko Wahyudi, Hermain Teguh Prayitno, Arieyanti Dwi Astuti
Reviewer SURYANTI
Tanggal 4 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan


Baku Pembuatan Bahan Bakar Alternatif” ini berisikan tentang
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan terjadinya peningkatan
produksi sampah khususnya sampah plastik. Pirolisis merupakan proses
perekahan atau pemecahan rantai polimer menjadi senyawa yang lebih
sederhana melalui proses thermal (pemanasan/pembakaran) dengan tanpa
maupun sedikit oksigen. Sampah plastik bisa diurai dan diubah menjadi bahan
bakar yang memiliki nilai kalor yang tinggi melalui proses pirolisis.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang produksi sampah
nasional menunjukkan tren yang terus meningkat seiring dengan terjadinya
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu jenis
sampah yang menjadi perhatian adalah sampah plastik. Pengelolaan sampah
plastik menjadi masalah sebab plastik merupakan material yang tidak bisa
terdekomposisi secara alami (non biodegradable) sehingga pengelolaan
sampah plastik dengan landfill maupun open dumping tidak tepat dilakukan.
Pengelolaan sampah plastik dengan cara pembakaran dapat menyebabkan
dampak negatif terhadap lingkungan berupa terjadinya pencemaran udara
khususnya emisi dioxin yang bersifat karsinogen.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan membandingkan
kemampuan minyak hasil pirolisis plastik dengan minyak tanah dan solar
dalam hal massa jenis, lama pembakaran, temperatur air dan volume air yang
hilang (menguap) saat dimasak menggunakan minyak tersebut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode prosedur eksperimen
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan bahwa pada pengujian ini
adalah penghitungan massa jenis minyak pirolisis plastik, minyak tanah &
minyak solar dan menunjukkan bahwa massa jenis minyak hasil pirolisis
plastik jenis PP sebesar 0,8 g/ml lebih rendah dari massa jenis minyak solar
namun lebih tinggi dari massa jenis minyak tanah. Suatu benda yang memiliki

5
massa jenis yang semakin tinggi maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Minyak solar memiliki massa paling besar pada setiap volumenya
dibandingkan dari ketiga jenis minyak yang diteliti. Sedangkan minyak tanah
memiliki massa yang paling rendah pada setiap volumenya. Dalam
perhitungan massa jenis minyak perlu dilakukannya proses seperti melihat
Lama Pembakaran, Temperatur Air dan Volume Air yang Hilang.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : Jika
dibandingkan dengan kualitas minyak tanah dan minyak solar, kualitas
minyak pirolisis berada di bawah minyak tanah namun diatas solar
berdasarkan indikator massa jenis, lama pembakaran, temperatur air dan
volume air yang hilang (menguap) saat dimasak menggunakan minyak
tersebut.
Kelebihan Penelitian Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu
Sebagai Kertas Kemasan Ramah Lingkungan” memiliki kelebihan yaitu:
Teori dan bahasa yang digunakan pada penelitian ini sangat rinci dan tepat
sehingga pembaca memahami maksud dan tujuan penelitian ini.
Kekurangan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu
Penelitian Sebagai Kertas Kemasan Ramah Lingkungan” memiliki kekurangan yaitu:
dalam penentuan metode nya dan analisis pengumpulan datanya tidak
dijelaskan secara rinci, sehingga pembaca merasa sulit untuk melihat metode
apa yang digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, A., Tezuka, T., Spaargaren, G. (2012). Inorganic and hazardous solid waste
management: Current status and challenges for Indonesia. Procedia Environmental
Sciences, 17, 640– 647
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2006). Keputusan
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3675 K/24/DJM/2006 tentang
Standar dan Baku Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak.
Ermawati, R. (2011). Konversi Limbah Plastik Sebagai Sumber energi Alternatif. Balai
Besar Kimia dan Kemasan. Kementerian Perindustrian. Jurnal Riset Industri, 5(3),
257-263
Kadir. (2012). Kajian Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Sumber Bahan Bakar Cair.
Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 3(2), 223-228
Praputri, E., Mulyazmi, E., Sari, M., Martynis. (2016). Pengolahan Limbah Plastik
Polypropylene Sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Proses Pyrolysis.
Seminar Nasional Teknik KimiaTeknologi Oleo Petro Kimia Indonesia. Pekanbaru.

6
3. JURNAL 3
Judul Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu untuk Memproduksi Pulp dengan
Proses Soda
Jurnal Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIV
Tahun 2019 (ReTII). Prosiding homepage:
http://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII
Volume & Halaman ReTII November 2019. ISSN: 1907-5995. halaman : 427 – 434
Tahun 2019
Penulis Ganjar Andaka , Dani Wijayanto
Reviewer SURYANTI
Tanggal 4 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan


Baku Pembuatan Bahan Bakar Alternatif” ini berisikan tentang tingginya
kebutuhan pulp yang merupakan bahan baku dalam pembuatan kertas. Namun,
persediaan bahan yang digunakan untuk pembuatan pulp yaitu kayu juga
semakin lama akan semakin berkurang. Akhirnya, eksploitasi hutan lah yang
terjadi. Jika ini dilakukan secara terus menerus maka akan menyebabkan
masalah lingkungan, seperti penggundulan hutan, menipisnya cadangan kayu,
dan berkurangnya luas hutan di Indonesia. Untuk itu perlu dicari bahan baku
alternatif agar dapat mengurangi resiko yang buruk bagi lingkungan, salah
satunya dengan bahan baku ramah lingkungan dan yang persediaan nya
melimpah. Ampas tebu merupakan limbah organik memiliki kadar α-selulosa
cukup tinggi. Namun, selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengolahan tebu. Padahal abu hasil pembakaran ampas tebu yang tidak
terkendali telah terbukti mengakibatkan masalah polusi udara yang serius.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang meningkatnya
jumlah penduduk dunia, kebutuhan kertas juga semakin meningkat. Hal
tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan pulp yang merupakan bahan baku
dalam pembuatan kertas. Namun, persediaan bahan yang digunakan untuk
pembuatan pulp kayu juga semakin lama akan semakin berkurang. Eksploitasi
hutan secara terus menerus akan menyebabkan masalah lingkungan, seperti
penggundulan hutan, menipisnya cadangan kayu, dan berkurangnya luas hutan
di Indonesia. Untuk itu perlu dicari bahan baku alternatif agar dapat
mengurangi resiko yang buruk bagi lingkungan, salah satunya dengan bahan
baku ramah lingkungan dan yang persediaan nya melimpah.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji perolehan pulp dan α-
selulosa dari ampas tebu melalui proses soda. Dengan melihat pengaruh Kadar
NaOH dan waktu pemasakan dalam pembuatan pulp sehingga keadaan
optimum dapat ditentukan dan penelitian ini juga dilakukan dengan
mencampur 10 gram serbuk ampas tebu dan 200 mL larutan alkali dengan
kadar NaOH antara 6 - 14% (w/v) ke dalam labu leher tiga.

7
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode dengan studi pustaka sekaligus
beberapa percobaan. Percobaan dilakukan dengan memberi perlakuan
terhadap bahan baku hingga diperoleh bahan jadi serta variabel yang
divariasikan yaitu kadar NaOH dan waktu pemasakan. Data percobaan
diperoleh dari uji yang dilakukan pada sampel.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan bahwa Spesifikasi Bahan
Baku (serbuk ampas tebu) yang diperoleh terlebih dahulu dikeringkan dan
kemudian dilakukan beberapa analisis, yaitu kadar air, kadar abu dan kadar α-
selulosa. Sedangkan untuk Pengaruh konsentrasi NaOH pada larutan pemasak
terhadap kadar α-selulosa dan yield pulp Untuk pengaruh konsentrasi NaOH
terhadap produk pulp digunakan parameter tetap yaitu 10 grambahan baku,
larutan pemasak 200 mL, kecepatan pengadukan 400 rpm, suhu pemasakan
80°C, dan waktu pemasakan 60 menit, sedangkan konsentrasi NaOH divariasi
dari 6% sampai dengan 14%. Semakin lama interaksi bahan dengan alkali
(NaOH), maka semakin banyak pula lignin angter degradasi sehingga derajat
delignifikasinya meningkat. Akibatnya semakin banyak massa lignin yang
berkurang menyebabkan massa pulp semakin kecil. Sehingga, yield pulp yang
diperoleh kecil. Untuk pengaruh waktu pemasakan terhadap α-selulosa pada
penelitian ini, dari gambar tersebut, pada titik awal yaitu 30 menit kandungan
α-selulosanya sebesar 80%. Perolehan pulp akan turun akibat derajat
delignifikasi yang tinggi dan terjadi degradasi polisakarida dari sebagian α-
selulosa dan hemiselulosa. Jadi dengan meningkatnya derajat delignifikasi
maka kandungan α-selulosa di dalam pulp juga akan meningkat.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
Semakin besar konsentrasi NaOH dalam larutan pemasak semakin kecil yield
pulp, sedangkan kadar α- selulosa semakin tinggi. Semakin lama waktu
pemasakan semakin kecil yield pulp yang diperoleh, sedangkan kadar α-
selulosasemakin tinggi. Untuk variabel konsentrasi NaOH, kondisi optimum
tercapai pada konsentrasi NaOH 10% dengan yield pulp dan kadar α-selulosa
masing–masing sebesar 42% dan 93,33%. Untuk variabel waktu pemasakan,
kondisi optimum tercapai pada waktu pemasakan 90 menit dengan yield pulp
dan kadar α-selulosa masing–masing sebesar 38% dan 86,67%.
Kekurangan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Dan Ampas Tebu
Penelitian Sebagai Kertas Kemasan Ramah Lingkungan” memiliki kekurangan yaitu:
dalam penentuan metode nya dan analisis pengumpulan datanya tidak
dijelaskan secara rinci, sehingga pembaca merasa sulit untuk melihat metode
apa yang digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Priatmadi, D., 1992, Pemilihan Limbah Padat dari Proses Karbonasi Pabrik Gula dengan
Proses Alkali dan Kalsinasi Uap, Skipsi Sarjana Kimia, FMIPA, UGM, Yogyakarta.

8
Fajriutami, T., Fatriasari, W., dan Hermiati, E., 2016, Pengaruh Pra Perlakuan Basa Pada
Ampas Tebu terhadapKarakteristik Pulp dan Produksi Gula Pereduksi, Jurnal Riset
Industri, Vol. 10, No. 3, 147-161.

Husin, 2007, dalam Yoseva, P.L, Muchtar, A dan Sophia, H., 2015, Pemanfaatan Limbah
Ampas Tebu sebagai Adsorben untuk Peningkatan Kualitas Air Gambut, JOM
FMIPA, Vol. 2, No.1 Februari, 56-62.

Baskoro, I.B.W., 1986, Pengaruh Antrakinon-soda terhadap Sifat-sifat Pulp Ampas Tebu
dan Jerami, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

9
4. JURNAL 4
Judul Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai
Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup
Jurnal Jurnal Formatif. Prosiding homepage :
file:///C:/Users/HP/Downloads/146-435-1-PB.pdf
Volume & Halaman Volume 4(2): hal 124-132, 2014. ISSN: 2088-351X
Tahun 2014
Penulis NOVI MARLIANI
Reviewer SURYANTI
Tanggal 4 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah


Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup”
ini berisikan tentang Meningkatnya volume limbah memerlukan penanganan yang
serius terhadap pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah yang tidak mempergunakan
metode dan teknik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan selain akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Salah satu dari bentuk limbah adalah limbah rumah tangga yang berupa sampah
anorgnik. Sampah ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan karena
sampah anorganik ini terbuat dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui dan
mengandung bahan kimia, tapi keberadaannya hanya dilirik sebelah mata.
Pemanfaatan sampah anorganik adalah salah satu yang bisa dilakukan oleh seluruh
masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Pengelolaan sampah
dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan
kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: sampah ada yang mudah membusuk
terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain,
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan
bangunan dan lain-lain, sampah yang berupa debu/abu dan sampah yang berbahaya
(B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang
mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Pertambahan jumlah
penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat bentuk implementasi dari
pendidikan lingkungan hidup yang berupa pemanfaatan limbah rumah tangga
(sampah anorganik)
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan hasil kajian pustaka
Penelitian serta pengambilan data berupa wawancara, observasi dan survei lapangan.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan bahwa dari sekian limbah rumah
tangga ada yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia yaitu
sampah anorganik yang keberadaannya kadang dianggap kecil. Dari hasil kajian
pustaka maka menunjukan bahwa sampah menurut jenisnya terbagi menjadi:

10
Garbage (sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk), Rubbish
(bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk), Ashes (sejenis abu hasil dari
proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil
industry), Dead animal (segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda,
sapi, kucing tikus dan lain-lain), Street sweeping (segala jenis sampah atau kotoran
yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab) dan
Industrial waste (benda-benda padat sisa dari industri yang tidak terpakai atau
dibuang Misal industri kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak ter olah.
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang tinggi yang
tidak dikelola dengan baik adalah gangguan kesehatan, menurunkan kualitas
lingkungan, menurunkan estetika lingkungan dan terhambat nya pembangunan
negara.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemanfaatan
dan pengelolaan sampah harus melibatkan berbagai komponen masyarakat dan
memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik lingkungan serta keberadaan
sosial-budaya masyarakat setempat. Sampah anorganik lah yang sangat berbahaya
bagi kehidupan lingkungan. Proses perencanaan pemanfaatan dan pengelolaan
sampah rumah tangga di lingkungan masyarakat dimulai dari tahap pembuatan
kesepakatan awal, perumusan masalah, identifikasi daya dukung, dan yang paling
utama adalah peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sampah
rumah tangga
Saran Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai
Penelitian Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup” memiliki saran yaitu:
1. Pemerintah dan semua lapisan masyarakat sebaiknya memberi perhatian yang
khusus terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sampah.
2. Pemerintah dan semua lapisan masyarakat sebaiknya menerapkan prinsip 3D
(dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari sekarang, dimulai dari diri sendiri)
dalam kehidupan sehari-hari dalam memperhatikan sampah untuk mengurangi
kerusakan bumi.

DAFTRA PUSTAKA
Azwar Azrul. 1986. Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya.
Ismoyo IH. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Miles. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh tjetjep rohendi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan
Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Denpasar.
Sutopo, Heribetus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar Teorotis dan Praktis.
Surakarta: Pusat Penelitian UNS.
Sutoyo, Bagong. 2013. Fenomena gerakan mengolah sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi
publik kementrian pekerjaan umum

11
5. JURNAL 5
Judul Analisis Potensi dan Strategi Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit di
Kabupaten Pelabuhan batu
Jurnal AGRISAINS: Jurnal Ilmiah Magister Agribisnis Available online
http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/agrisains
Volume & Halaman Volume 1 (2) 2019, hal : 162-176 . ISSN 2550-1305 (Online)
Tahun 2019
Penulis Sutan Harahap , Zulkifli Lubis , Abdul Rahman
Reviewer SURYANTI
Tanggal 4 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Analisis Potensi dan Strategi Pemanfaatan Limbah
Kelapa Sawit di Kabupaten Pelabuhan batu” ini berisikan tentang potensi limbah
padat dan cair yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian, metode
pemanfaatan limbah kelapa sawit di daerah penelitian, dan mengetahui prioritas
strategi pemanfaatan limbah kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Berdasarkan
matriks IFAS diperoleh sumbu x=1.02 dan dari matriks EFAS diperoleh sumbu
y=0.45 se-hingga (x,y)=(1.02,0.45) berada di kuadran I (positif, positif). Matriks
kuadran SWOT PT Pangkatan Indonesia dimana posisi tersebut menunjukkan PT
Pangkatan Indonesia sebagai perusahaan yang kuat dan berpeluang, rekomendasi
strategi yang diberikan adalah berpotensi, artinya perusahaan dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan potensi yang
besar, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dalam
pengolahan limbah padat dan cair.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Kelapa sawit
mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia. Pertama,
minyak sawit merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat
sehingga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai
salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas, sebagai sumber perolehan
devisa maupun pajak. Ketiga, menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanaman kelapa sawit menghasilkan 3 jenis
limbah utama yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak yaitu pelepah daun
kelapa sawit, lumpur minyak sawit dan bungkil inti sawit.
Menurut Kurniati (2008) Limbah ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah
padat, limbah cair dan limbah gas. Melihat potensi limbah kelapa sawit yang cukup
besar, sudah selayaknya perlu pengkajian strategi pengembangan ke depan dengan
mempertimbangkan faktor strategis internal dan eksternal yang mempengaruhinya.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa besar potensi limbah
padat dan cair yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian, metode
pemanfaatan limbah kelapa sawit di daerah penelitian, dan mengetahui prioritas
strategi pemanfaatan limbah kelapa sawit di Kabupaten pelabuhan batu.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis berapa jumlah
Penelitian tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pemanfaatan limbah kelapa sawit di
daerah penelitian dan teknik pengumpulan data secara purposive sampling. Analisis

12
potensi menggunakan analisis deskriptif dan analisis strategi pemanfaatan limbah
kelapa sawit dengan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treats).
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan bahwa analisis pengelolaan limbah
padat dan cair pada PT Sinar Pandawa menunjukkan adanya beberapa potensi yang
dapat dirumuskan sebagai upaya optimalisasi untuk perbaikan kinerja perusahaan.
Rumusan optimalisasi akan disusun menggunakan analisis SWOT yang merupakan
salah satu instrumen analisis yang dipandang cukup ampuh. Kekuatan dan kelemahan
tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di
setiap perusahaan. Peluang dan ancaman eksternal juga dapat diidentifikasi merujuk
pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat menguntungkan atau
merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Optimalisasi kinerja
pengelolaan limbah padat dapat dilakukan dengan upaya minimalisasi melalui
inventarisasi seluruh limbah padat yang dihasilkan PKS Sinar Pandawa agar dapat
dikelola dengan baik. Salah satu programnya adalah mengurangi timbunan limbah B3
berupa oli bekas dan filter bekas dari operasional genset. Hal ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan cangkang dan fiber sebagai bahan bakar boiler untuk
menjalankan turbin non processing sehingga mampu menggantikan operasional
genset.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa PT. Sinar Pandawa
memiliki potensi pemanfaatan limbah cair sebesar 50 % -60 % dari hasil pengolahan
tandan buah segar. Adanya pemanfaatan limbah cair dapat mengurangi penggunaan
pupuk anorganik di perkebunan PT. Sinar Pendawa dan penghematan biaya pupuk.
Jenis Limbah cair meliputi: lumpur sekunder, dan bahan yang terkontaminasi minyak
sawit. Limbah cair hanya diperkenankan untuk pengomposan di lahan kebun kelapa
sawit dan akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, dengan beberapa indikator
yang telah dipenuhi. Strategi optimalisasi kinerja tersebut meliputi: untuk
meningkatkan nilai BOD limbah cair dan padat yang bertujuan untuk melakukan
pengomposan dan aplikasi lahan sangat berpotensi dilakukan di Kabupaten pelabuhan
batu. Pengomposan ini sangat berpeluang dalam usaha pembuatan pupuk organik
sehingga akan membutuhkan tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perkebunan Provinsi Sumut. (2015). Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Tanaman
Perkebunan. Provinsi Sumatera Utara.
Ditjen PPHP. (2006). Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Departemen
Pertanian. Jakarta.
Hasan, O.A. and M. Ishida. (1991). Status of utilization of selected fibrous crop residues
and animal performance with special emphasis on processing of oil palm frond
(OPF) for ruminant feed in Malaysia. Malaysia
Husein, Umar. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kardila. (2011). Karakteristik Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

13
6. JURNAL 6
Judul Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat Pada Pembuatan Briket
Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit
Jurnal Jurnal Teknik Kimia
Volume & Halaman No. 3, Vol. 18, Agustus 2012, hal : 43 - 53
Tahun 2012
Penulis Retta Ria Purnama, Ahmad Chumaidi dan Abdullah Saleh
Reviewer SURYANTI
Tanggal 5 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat Pada
Pembuatan Briket Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit” ini berisikan tentang
Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan limbah cair crude palm oil
(CPO) sebagai limbah industri minyak kelapa sawit yang belum termanfaatkan cukup
banyak di Indonesia. Melalui penelitian diketahui bahwa TKKS dapat diolah menjadi
arang, dan limbah cair CPO diketahui dapat dimanfaatkan sebagai bahan perekat,
sehingga apabila keduanya dicampur dan diolah lebih lanjut dapat dibuat menjadi
briket. Selain dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan, pemanfaatan
TKKS dan limbah cair CPO ini juga dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar
minyak (BBM).
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang pemanfaatan limbah
Tandan Kosong Sawit (TKS) yang ketersediaanya melimpah sepanjang tahun. Salah
satu pemanfaatan TKS adalah untuk pembuatan briket arang. Untuk pabrik minyak
kelapa sawit yang berkapasitas 30 ton/jam dengan waktu operasi 20 jam per hari akan
menghasilkan TKS sebanyak 120 ton atau 120.000 Kg per hari. Pengendalian dan
pemanfaatan limbah cair Crude Palm Oil (CPO) dari pabrik minyak kelapa sawit
masih mengalami kendala dan keterbatasan. Hal ini terjadi karena laju produksi
limbah yang tinggi, minimnya pemanfaatan, harga limbah cair yang relatif murah,
dan konsumen yang terbatas. Limbah cair menumpuk dalam kolam-kolam
penampungan yang dalam jangka panjang mengganggu bahkan mengancam
keseimbangan ekosistem darat, air dan udara.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi yang tepat dari
penggunaan limbah cair CPO dan arang tandan kosong kelapa sawit dalam
pembuatan briket. Dengan perbandingan limbah cair CPO dan arang tandan kosong
kelapa sawit.
Metode -
Penelitian
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan tentang kualitas briket arang yang
dihasilkan pada penelitian ini, maka diperlukan suatu standar kualitas mutu briket
sebagai pembanding. Sebagai bahan perbandingan, briket arang dari campuran tandan
kosong kelapa sawit yang dihasilkan dari penelitian ini akan dibandingkan dengan
Standar mutu dari Briket Batu Bara dan Briket Arang Kayu. Dalam hal ini peneliti
mengukur hasil yang telah ia uji dengan melihat nilai kalor, kadar air lembab, kadar
abu, kadar zat mudah menguap dan kadar karbon terikat.

14
Sehingga dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan dari data hasil analisa terhadap
briket arang yang dihasilkan, diperoleh hubungan antara komposisi limbah cair CPO
terhadap kadar air lembab briket arang. semakin banyak komposisi limbah cair CPO
yang digunakan, maka akan semakin tinggi nilai kadar air yang dihasilkan oleh briket
arang. Hal ini dikarenakan kandungan utama yang terdapat dalam limbah cair CPO
tersebut adalah air sehingga apabila dicampur dengan arang TKKS untuk kemudian
dicetak menjadi briket maka hal ini akan berpengaruh terhadap nilai kadar air briket
tersebut. Kadar zat mudah menguap rata-rata briket campuran arang TKKS dan
limbah cair CPO yang dihasilkan berkisar antara 24,73 – 29,80 %. Nilai ini jika
dibandingkan dengan Standar Kualitas Briket Bio-Batubara yang ditetapkan oleh
SNI-4931-1998 yaitu sekitar 24-27 %, maka briket campuran arang TKKS dan
limbah cair CPO yang dihasilkan dari penelitian ini telah memenuhi syarat yaitu pada
briket arang dengan komposisi limbah CPO.
Perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang membawa
pengaruh terbesar dalam penentuan kadar karbon padat adalah kadar zat mudah dari
briket arang tersebut. Hal ini dikarenakan dari ketiga faktor yang mempengaruhi nilai
kadar karbon terikat (kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap) nilai kadar
zat menguap memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai kedua fraksi
yang lain. Oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa kadar zat mudah menguap
memiliki pengaruh yang lebih besar dalam penentuan kadar karbon terikat briket
arang yang dihasilkan.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) dan limbah cair Crude Palm Oil (CPO) yang semula hanya
merupakan limbah dari industri kelapa sawit, dengan adanya proses pembuatan briket
dapat meningkatkan nilai ekonomis.
Penambahan konsentrasi Limbah Cair CPO (Crude Palm Oil) ke dalam Arang
Tandan Kosong Kelapa Sawit akan menurunkan nilai kalor bakar dan kadar zat
mudah menguap, serta menaikkan nilai kadar air lembab dan kadar abu briket arang
yang dihasilkan.
Dilihat dari Standar Kualitas Briket Bio–Batubara yang ditetapkan oleh Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dari segi nilai kalor dan nilai
kadar air lembab, semua komposisi telah memenuhi standar kualitas briket yang
ditetapkan. Sedangkan dari segi kadar abu, semua komposisi masih di atas batas
maksimal, dan dari segi kadar zat mudah menguap.
Kekurangan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat Pada
Penelitian Pembuatan Briket Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit” memiliki
kekurangan yaitu: tidak adanya penjelasan metode, model, teknik pengumpulan data
serta analisis datanya tidak dijelaskan dalam jurnal penelitian, sehingga dapat
diragukan hasil dari penelitian ini di karena kan tidak adanya penjelasan secara rinci
dalam jurnal penelitian tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ndhara, Nodali. 2009. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa
Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Lusia. 2008. Pembuatan Briket Dengan Komposisi Limbah Cair CPO (Crude Palm Oil)
Dan Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit. Teknologi Industri Pertanian: Universitas
Bengkulu.
Taufik Toha, M. 2007. Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional Pengembangan
Energi Baru Dan Terbarukan Pencairan Batubara (BCL). Universitas Sriwijaya :
Lembaga Pengelola Rusnas Pengembangan Energi.
Sulistyanto, Amin. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara Dan
Sabut Kelapa. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rati Yuliar Ningsih dan Ria Sofia Anggraeni. 2006. Laporan Kerja Praktek di Perusahaan
Briket Unit Tanjung Enim PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PERSERO), Tbk.
Indralaya: Jurusan Teknik Kimia UNSRI.

16
7. JURNAL 7
Judul Pemanfaatan Limbah Serai Wangi Sebagai Pakan Ternak dan Pupuk
Organik di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Jurnal Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat, Juni 2020, 2(1):16-
23 DOI: https://doi.org/10.32663/abdihaz.v2i1.1114
Volume & Halaman Vol 2(1), hal :16-23 . ISSN 2685-0354
Tahun 2020
Penulis Fitra Gustiar, Munandar , Zaidan P. Negara , Efriandi
Reviewer SURYANTI
Tanggal 5 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Serai Wangi Sebagai Pakan Ternak
dan Pupuk Organik di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan”
ini berisikan tentang tanaman serai wangi merupakan tanaman atsiri yang mudah
dibudidayakan, Banyak petani di desa payakung membudidayakannya. Terdapat 3 unit
pabrik penyulingan atsiri serai wangi dengan kapasitas 2 ton perhari, yang
menghasilkan 6 ton limbah berangkasan serai wangi setiap hari atau 180 ton setiap
bulan. Produksi limbah biomas serai wangi menjadi permasalahan di areal sekitar
pabrik penyulingan, sehingga diperlukan solusi permasalahan tersebut. Pemanfaatan
sebagai pakan ternak dan pupuk organik merupakan solusi yang dapat dilakukan, akan
tetapi pengetahuan petani tentang teknologi pemanfaatan limbah serai wangi masih
rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan pendampingan petani tentang pemanfaatan
limbah serai wangi sebagai pakan dan pupuk organik. Kegiatan yang dilakukan antara
lain koordinasi dengan pemerintah desa, pelatihan, diskusi dan evaluasi.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Minyak atsiri beserta
turunannya banyak digunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, dan farmasi.
Minyak atsiri serai wangi juga dapat digunakan sebagai insektisida (pembunuh hama),
nematisida, antijamur, antibakteri, hama gudang maupun jamur kontaminan lainnya.
Peranan komoditas ini sangat besar untuk meningkatkan pendapatan petani dan
penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, tanaman ini sangat prospektif untuk
dikembangkan. Hasil utama tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus Linn. var
genuinus Hack.), adalah minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri serai wangi 0,5-1,5%.
Sisa-nya merupakan limbah padat (ampas bahan baku) maupun air bekas penyulingan.
Limbah ampas penyulingan serai wangi ini dapat dimanfaatkan sebagai insektisida,
pewangi ruangan, sumber pakan ternak ruminansia dan bahan baku pupuk organik.
Selain itu Ampas penyulingan serai wangi dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi
dengan dibuat Hay atau Silase atau dapat juga langsung diberikan ke ternak setelah
penurunan limbah dari ketel. Hay adalah limbah ampas serai wangi yang dikering-
anginkan hingga kadar air 20-30%. Sedangkan silase adalah campuran ampas serai
wangi dengan molase/tetes tebu yang dibuat dengan cara disemprot menggunakan
sprayer dan selanjutnya difermentasi selama 10- 14 hari. Serai wangi dapat langsung
diberikan pada ternak secara langsung (tanpa proses fermentasi) atau dapat juga
melalui fermentasi.

17
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui memanfaatkan lain limbah serai
wangi dan diharapkan memberi dampak berkurangnya limbah serai wangi yang
menumpuk dilingkungan desa payakabung .
Metode -
Penelitian
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan tentang Upaya peningkatan kualitas
bahan pakan dapat dilakukan fermentasi menjadi silase, pembuatan pakan awetan silase
merupakan bagian dari sistem produksi ternak, yang bertujuan agar pemberian pakan
ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun dan meningkatkan nilai nutrisi
bahan pakan. Silase dapat berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan secara
tepat dan benar. Ciri-ciri silase yang baik antara lain berbau harum agak ke manis-
manisan, tidak berjamur, tidak menggumpal, berwarna kehijau-hijauan, pH berkisar
antara 4 - 4,5. Silase dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak
mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya. Pakan silase bahan limbah serai
wangi perlunya dilakukan pembiasaan pada ternak, dikarenakan bahan pakan terkadang
masih terdapat aroma serai wangi yang masih tersisa akibat adanya perbedaan titik
didih atsiri dimana aroma tersebut kurang disukai ternak.
Pemanfaatan limbah serai wangi menjadi pakan ternak ini secara tidak langsung
akan mendukung peternakan sapi, kerbau dan domba di kabupaten Ogan ilir, terutama
untuk memenuhi kebutuhan pakan pada musim kering, ketika peternak kesulitan untuk
mencari hijauan pakan ternak.
Selain dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, limbah barang bekas hasil
penyulingan serai wangi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk
organik kompos, dengan penambahan bahan organik dari ternak akan menambah
sumber unsur hara kompos dan juga akan mempercepat proses dekomposisi bahan
organik limbah serai wangi.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa limbah dari serai
wangi dapat dimanfaatkan atau digunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, dan
farmasi. Selain serai wangi menghasilkan minyak atsiri. Limbah ampas serai juga dapat
digunakan sebagai pembuatan bahan baku pembuatan pupuk organik kompos, dengan
penambahan bahan organik dari ternak akan menambah sumber unsur hara kompos dan
juga akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik limbah serai wangi. Tidak
hanya itu limbah ampas tebu juga bisa digunakan untuk pakan ternak hewan berupa
sapi atau kambing.

Kelebihan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Serai Wangi Sebagai Pakan Ternak dan Pupuk
Penelitian Organik di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan” memiliki
kelebihan yaitu: dalam tatanan bahasa atau penjelasan materi dalam penelitian ini
sangat jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Dan dalam penerapan hasil penelitian
ini juga sangat bagus dengan melibatkan masyarakat memanfaatkan limbah ampas
serai wangi sebagai bahan pangan, bahan pembuatan pupuk serta dalam menghasilkan
minyak.

18
Kekurangan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Serai Wangi Sebagai Pakan Ternak dan Pupuk
Penelitian Organik di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan” memiliki
kekurangan yaitu: Dalam penelitian ini penggunaan metode, pengumpulan data dan
analisis datanya tidak dijelaskan secara rinci sehingga pembaca juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan hasil dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. (2011). Limbah serai wangi potensial
sebagai pakan ternak. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 33:10-12
Ermiati, Pribadi, E.R., & Wahyudi, A. (2015). Pengkajian usahatani integrasi seraiwangi-
ternak sapi. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 26(02), 133–142.
Marasabessy, D.A. (2015). Potensi pemupukan serai wangi sebagai pupuk organik dan
pengaruh pemupukan anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi jahe gajah.
Budidaya Pertanian, 11, 31–37.
Mayura, E., & Idris, H. (2019). Pemanfaatan limbah penyulingan serai wangi sebagai
pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea
L.). Journal of Applied Agricultural Science and Technology, 3(1), 67–72.
Nurhayu, A., & Warda. (2018). Pengaruh pemberian limbah serai wangi hasil penyulingan
minyak atsiri sebagai pakan ternak terhadap penampilan induk sapi bali. Biocelebes,
12(03), 30–40.
Setyorini, D., Saraswati, R. & Anwar, E.K. (2006). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Sukamto, Suheryadi, D., & Wahyudi, A. (2012). Sistem integrasi usahatani seraiwangi dan
ternak sapi sebagai simpul agribisnis terpadu. Bunga Rampai Inovasi Tanaman
Atsiri Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hlm. 16-
20.
Usmiati, S., Nurdjannah, N., & Yuliani, S. (2012). Limbah penyulingan serai wangi dan
nilam sebagai insektisida pengusir lalat rumah (Musca domestica). Jurnal Teknik
Industri Pertanian, 15(1), 10–16.

19
8. JURNAL 8
Judul Pemanfaatan Limbah Tahu Skala Rumah Tangga Menjadi Biogas Sebagai
Upaya Teknologi Bersih Di Laboratorium Pusat Teknologi Lingkungan -
Bppt
Jurnal Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik
Lingkungan
Volume & Halaman Vol. 15 No.2 September 2018, hal : 139 -147. ISSN 2550-0023
Tahun 2018
Penulis Hanifah Nisrina dan Pertiwi Andarani
Reviewer SURYANTI
Tanggal 5 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Tahu Skala Rumah Tangga
Menjadi Biogas Sebagai Upaya Teknologi Bersih Di Laboratorium Pusat
Teknologi Lingkungan - Bppt” ini berisikan tentang Limbah cair yang dihasilkan
industri tahu sangat merugikan lingkungan jika tidak dilakukan pengolahan terlebih
dahulu. Namun, limbah cair tahu dapat diolah secara anaerob sehingga menghasilkan
biogas. yang diamana besarnya potensi biogas yang dapat dihasilkan dari limbah cair
tahu sebagai upaya dalam teknologi bersih serta mengetahui kelayakan nya dari aspek
ekonomi dan lingkungan.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Sumber bahan yang
dapat digunakan pada biogas sangat beragam, contohnya adalah limbah tahu. Limbah
industri tahu skala rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan dalam proses
pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Komposisi limbah cair tahu
sebagian besar terdiri dari air (99,9%) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat
terlarut (dissolved solid) dan tidak terlarut (suspended solid) sebesar 0,1%.
Pemanfaatan limbah tahu dengan bantuan starter mikroorganisme dari kotoran
sapi guna mengetahui potensi kelayakan energi biogas tersebut sebagai upaya
teknologi bersih yang dilaksanakan pada Laboratorium Pusat Teknologi PTL – BPPT.
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui kelayakan potensi
energi biogas dari limbah tahu skala rumah tangga tersebut.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya potensi biogas yang
dapat dihasilkan dari limbah cair tahu sebagai upaya dalam teknologi bersih serta
mengetahui kelayakan nya dari aspek ekonomi dan lingkungan.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis
Penelitian Pemanfaatan Limbah Tahu Skala Rumah Tangga Menjadi Biogas Sebagai Upaya
Teknologi Bersih Di Laboratorium Pusat Teknologi Lingkungan – Bppt. Dan untuk
teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan survei lapangan dengan
menggunakan teknik Purposive sampling
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan tentang mengidentifikasi limbah
tahu dan inokulum, proses seeding dan aklimatisasi, identifikasi kebocoran gas,
analisis kuantitatif dan kualitatif harian, identifikasi lumpur efluen, serta kelayakan
limbah tahu sebagai biogas. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa hasil
penelitian ini mengkaji : Identifikasi Limbah Tahu dan Inokulum, tujuannya untuk

20
menentukan mengetahui karakteristik awal limbah dan inokulum yang digunakan
sebelum dilakukan uji biogas. Proses Seeding dan Aklimatisasi, dilakukan dengan
mengukur tekanan gas yang diukur dengan menggunakan media balon karet dan juga
pengujian nilai pH. Identifikasi Kebocoran Gas, merupakan hal yang sangat tidak
menguntungkan dalam produksi biogas. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Harian,
didapatkan data pertambahan jumlah gas harian serta perubahan warna dan kondisi
kualitatif pada objek penelitian. Sehingga teridentifikasinya kebocoran yang cukup
fatal pada penutup reaktor dan selang reaktor menuju gelas pengukur volume akibat
tekanan gas yang cukup tinggi. Pada hari yang sama, titik kebocoran diperbaiki dan
melakukan penambahan inokulum pada digester. Kelayakan Limbah Tahu sebagai
Biogas, dilakukan dengan tujuan menganalisis biogas yang dihasilkan saat
eksperimen serta simulasi pengaplikasian unit instalasi pengolahan limbah tahu pada
industri tahu skala rumah tangga. Dan Pembuktian Biogas, Uji kelayakan
kandungan biogas secara ideal dilakukan dengan cara pengukuran komposisi metan
dan karbon dioksida dengan alat spesifik tertentu dan salah satu cara alternatif
pembuktian biogas adalah dengan membakar gas yang telah ditampung dengan bara
api. Namun, jumlah total volume biogas yang telah terproduksi selama pengujian
tidak ditampung menyebabkan gas tidak dapat terbakar dengan sempurna.
Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Jumlah volume
biogas yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah tahu skala rumah tangga dengan
inokulum berupa kotoran sapi adalah sebesar 1,525 liter dengan waktu tinggal 14
hari. Pembuktian biogas hasil pengujian dilakukan dengan cara visualisasi, namun gas
yang tertampung dalam volume pengukur tidak cukup untuk menghasilkan
pembakaran sempurna.
Hasil analisis simulasi kelayakan biogas berdasarkan aspek ekonomi berupa HPP
Rp7.342 per kg, BEP 109.500 kg/tahun, dan PBP 0,48 dengan pengolahan limbah
tahu sebesar 5676 liter per hari, menghasilkan biogas sebanyak 5,174 m3 per hari.
Hasil analisis kelayakan biogas berdasarkan aspek lingkungan adalah dengan
pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas dapat mengurangi pencemaran terhadap
lingkungan, baik pada aspek air, udara, maupun tanah, serta masalah aspek sosial
antar masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Clemens, J., Kohne, S., Weser-ems, S. N. S., & Schreier, W. (2012). Leakage control of
biogas plants. ORBIT, 1–8.
Deublein, D. and S.Angelika. 2008. Biogas from Waste and Renewable Resource.
Weinheim: Wiley - VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.
Elizabeth, R., & Rusdiana, S. (2011). Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber
Bahan Bakar dalam Mengatasi Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan, 220–
234.
Hutagulung, H. (2017). Pengaruh Waktu Tinggal Dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses
Fermentasi Terhadap Produktivitas Biogas Limbah Cair Industri Tahu Di Desa
Sindang Sari. UNILA, Departemen Teknik Mesin, Skripsi. Lampung: Universitas
Lampung.

21
9. JURNAL 9
Judul Pemanfaatan Limbah Pepaya (Carica Papaya L) Dan Tomat (Solanum
Lycopersicum L) Untuk Mempercepat Pengomposan Sampah Organik
Jurnal Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan. Prosiding homepage :
file:///C:/Users/HP/Downloads/5_Aji_Adib_Sigid.pdf
Volume & Halaman Vol.8 No.2, November 2016, Hal 81 – 86
Tahun 2016
Penulis Aji Baharudin, Adib Suyanto, Sigid Sudaryanto
Reviewer SURYANTI
Tanggal 6 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Pepaya (Carica Papaya L) Dan
Tomat (Solanum Lycopersicum L) Untuk Mempercepat Pengomposan Sampah
Organik” ini berisikan tentang Salah satu penanganan sampah organik adalah
memanfaatkannya menjadi bahan baku kompos. Dalam penelitian ini, untuk
mempercepat waktu pengomposan, digunakan limbah pepaya dan limbah tomat
sebagai inokulan untuk mengetahui jenis inokulan yang lebih efektif di antara dua
jenis limbah buah tersebut, melalui eksperimen yang menggunakan rancangan post
test only group. Obyek penelitian adalah sampah organik yang berasal dari halaman
Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sebanyak 60 kg yang diperoleh dengan
metoda integrated sampling, sedangkan sampah limbah pepaya dan tomat sebanyak 2
kg yang diperoleh dari Pasar Serangan.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Sampah yang semakin
lama menumpuk dan tidak diolah akan menimbulkan masalah seperti gangguan
estetika, mengganggu pemandangan dan juga bisa sebagai tempat perindukan vektor
penyakit seperti lalat, kecoa dan tikus. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan
oleh sampah, di antaranya adalah penularan penyakit yang disebabkan oleh virus,
protozoa, dan telur cacing, serta diare dan kolera.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Pasar Serangan Yogyakarta pada tanggal
23 Januari 2016, diperoleh data yang menunjukkan bahwa sampah yang dibuang oleh
pedagang yang berjualan di sana adalah sampah organik seperti sisa-sisa sayuran
yang sudah layu, busuk maupun yang tidak laku dijual karena kondisinya yang sudah
tidak layak jual lagi. Selain itu, terdapat juga sampah yang berasal dari buah-buahan
yang sudah membusuk, karena tidak laku dijual; serta dijumpai pula sampah plastik,
kertas dan lain-lain.
Sehingga perlu dilakukan pemanfaatan sampah dengan pengomposan merupakan
cara dalam menangani sampah yang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat yang
sebagian besar berupa sampah organik. Kendala dan keluhan masyarakat dalam
proses pengomposan secara alami adalah lamanya waktu yang diperlukan, yaitu bisa
mencapai 2-3 bulan, sehingga kurang dapat diterima oleh masyarakat. Dalam proses
pengomposan sangat diperlukan penambahan sumber nutrisi lain bagi pertumbuhan
bakteri yang berperan di dalamnya, antara lain sebagai sumber karbon, nitrogen dan
energi. Salah satu bahan organik yang terdapat kandungan tersebut adalah buah
pepaya.

22
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis inokulan yang lebih efektif di
antara dua jenis limbah buah tersebut sebagai cara untuk mempercepat pengomposan
sampah organik, melalui eksperimen yang menggunakan rancangan post test only
group.
Metode Penelitian eksperimen ini menggunakan post-test only group design. Dengan
Penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah melakukan pengamatan secara langsung obyek yang akan diteliti,
serta melakukan pengukuran terhadap volume dan pH kompos. Langkahlangkah
penelitian di minggu pertama dan kedua, adalah pengukuran volume, pH, dan warna
yang dilakukan satu kali, sedangkan untuk hari ke-15 dan seterusnya pengukuran
dilakukan setiap hari.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan tentang hasil pengukuran lama
waktu untuk pengomposan pada kelompok dengan perlakuan inokulan limbah pepaya
adalah 32,3 hari, sementara pada kelompok dengan perlakuan inokulan limbah tomat,
adalah 31,7 hari. Uji t-test bebas diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,01 yang berarti
bahwa perbedaan lama waktu pengomposan di antara kedua kelompok penelitian
memang bermakna, dimana limbah tomat sebagai inokulan mempercepat proses
pengomposan lebih baik dibandingkan dengan limbah pepaya.
Hal itu dapat terjadi karena limbah tomat adalah salah satu jenis limbah organik
yang dapat dimanfaatkan sebagai media biakan (inokulan) yang mengandung
mikroba-mikroba yang mampu mendegradasi bahan-bahan organik. Salah satu
mikrobia yang dimungkinkan ada di dalam limbah tomat adalah jenis Mesofilia yang
dalam proses pengomposan berperan untuk memecah atau menghancurkan bahan
organik yang akan dirubah menjadi kompos dan setelah proses pengomposan berjalan
aktif suhu tumpukan mulai meningkat terutama di bagian dalamnya.
Penambahan inokulan dari limbah pepaya dan tomat dalam bahan kompos dapat
mempengaruhi waktu pengomposan, karena inokulan limbah buah tersebut berguna
sebagai media pertumbuhan dan penyedia mikroorganisme pengurai bahan organik.
Penggunaan inokulan cair berfungsi mempercepat proses pengomposan sampah
organik, sehingga pemanfaatan sampah organik dapat dioptimalkan dan dampak
negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi.

Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bahwa limbah
pepaya dan limbah tomat sebagai inokulan dapat mempercepat waktu pengomposan
sampah organik. Pengomposan dengan penambahan limbah pepaya membutuhkan
lama waktu terbentuknya kompos rata-rata selama 32,3 hari, sementara dengan
penambahan limbah tomat dibutuhkan waktu yang lebih singkat, yaitu rata-rata
selama 31,7 hari. Sehingga limbah tomat lebih efektif menjadi inokulan dibandingkan
dengan limbah pepaya.
Kelebihan Dalam jurnal “Pemanfaatan Limbah Pepaya (Carica Papaya L) Dan Tomat
Penelitian (Solanum Lycopersicum L) Untuk Mempercepat Pengomposan Sampah
Organik” memiliki kelebihan yaitu: Teori yang digunakan pada penelitian ini sangat
rinci dan tepat sehingga pembaca memahami maksud dan tujuan penelitian ini serta
model dan metode yang digunakan sangat sudah tepat dan sesuai dengan hasil

23
penelitian yang dilakukan dan data hasilnya sangat akurat untuk dijadikan referensi
dalam penelitian. Kemudian bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami
dan kata-katanya sangat ringan untuk dipahami oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Alex, S. 2011. Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Azwar, A., 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah.
Subandriyo, Didi, D. A., dan Hadiyanto, 2012. Optimasi pengomposan sampah organik
rumah tangga menggunakan kombinasi aktivator EM-4 dan mol terhadap rasio C/N,
Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (2): hal. 70-75.
Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan sampah dengan cara menjadikannya kompos, Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 2: hal. 77 – 84.
Sofyan, dkk. 2007. Pemanfaatan limbah tomat sebagai pengganti EM4, Jurnal Penelitian
Sains dan Teknologi, 8 (2): hal. 119-143.

24
10. JURNAL 10
Judul Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakantanaman Kayu Apu
(Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik Tanam Hidroponik Sistem Dft
(Deepflowtechnique)
Jurnal Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Prosiding homepage :
file:///C:/Users/HP/Downloads/134-262-1-PB.pdf
Volume & Halaman Vol 1, No 2 (2014) . Hal : 63 -73
Tahun 2014
Penulis Wiweka Arif Wirawan, Ruslan Wirosoedarmo , Liliya Dewi Susanawati
Reviewer SURYANTI
Tanggal 6 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul “Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakantanaman


Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik Tanam Hidroponik Sistem Dft
(Deepflowtechnique)” ini berisikan tentang sumber penghasil limbah cair terbesar
berasal dari aktivitas rumah tangga. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode
penanganan yang tepat untuk mengolah limbah cair domestik. Salah satu metode
yang dapat diterapkan adalah fitoremediasi. Dalam penelitian ini digunakan tanaman
kayu apu (PistiastratiotesL.) yang ditanam dengan teknik hidroponik DFT
(DeepFlowTechnique) untuk mengolah limbah cair domestik dari MCK Terpadu
Tlogomas Malang. Kayu apu (PistiastratiotesL.) sebagai tumbuhan air memiliki
potensi dalam menurunkan kadar pencemar air limbah yang memiliki kadar organik
tinggi. Kemampuan mencengkeram lumpur dengan berkas-berkas akarnya dapat
dimanfaatkan sebagai pembersih air sungai yang sangat kotor. Tanaman kayu apu
(PistiastratiotesL.) mempunyai keunggulan seperti daya berkecambah yang tinggi,
pertumbuhan cepat, tingkat absorbsi atau penyerapan unsur hara dan air yang besar,
mudah ditemukan, dan daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim.
Pendahuluan Di dalam paragraf pertama, penulis menjelaskan tentang Limbah cair domestik
adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari rumah tangga atau pemukiman
termasuk di dalamnya adalah yang berasal dari kamar mandi, tempat cuci, WC, serta
tempat memasak. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013
tentang baku mutu air limbah bagi industri dan/atau kegiatan usaha lainnya, maka
parameter kunci untuk air limbah domestik adalah BOD, COD, TSS, pH, serta Lemak
dan Minyak. Mekanisme kerja fitoremediasi terdiri dari beberapa konsep dasar yaitu:
fitoekstraksi, fitovolatilisasi, fitodegradasi, fitostabilisasi, rhizofiltrasi dan interaksi
dengan mikroorganisme pendegradasi polutan.
Kayu apu mempunyai banyak akar tambahan yang penuh dengan bulu-bulu akar
yang halus, panjang, dan lebat. Tanaman kayu apu dipilih dikarenakan tanaman ini
mudah untuk didapatkan dan mudah untuk dibudidayakan. Selain itu, tanaman ini
juga dapat hidup pada lingkungan dengan air tergenang. Dengan penggunaan tanaman
kayu apu ini diharapkan mampu mendegradasi kandungan limbah yang terdapat
dalam limbah cair domestik.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan tanaman
kayu apu dengan sistem DFT, pengaruh lama waktu retensi dan pemberian aerasi

25
terhadap parameter BOD, COD, TSS, pH, serta kandungan minyak dan lemak.

Metode -
Penelitian
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis menjelaskan tentang hasil analisa yang
didapatkan menunjukkan bahwa kandungan BOD pada limbah awal sebelum diolah
telah memenuhi baku mutu air limbah domestik. Sedangkan setelah mengalami
pengolahan nilai BOD tidak mengalami penurunan. Hal ini dapat dikarenakan pada
penambahan aerasi terjadi percikan air disekitar airstone yang menyebabkan sebagian
permukaan kayu apu terendam air dan lama-kelamaan menyebabkan tanaman kayu
apu mati. Peningkatan nilai BOD pada kedua perlakuan dapat disebabkan oleh daun-
daun yang telah rusak dan membusuk karena terendam oleh air sehingga bahan
organik dalam air limbah akan meningkat dan nilai BOD akan naik
Kandungan COD pada limbah awal sebelum diolah melebihi baku mutu air limbah
domestik. Setelah mengalami pengolahan nilai COD mengalami penurunan tetapi
masih melebihi baku mutu air limbah domestik. Hasil yang didapatkan dari nilai COD
menunjukkan adanya penurunan pada semua perlakuan, dimana pada lama waktu
retensi 3 hari penurunan tertinggi terjadi pada perlakuan B2, dan pada 6 hari
penurunan tertinggi juga terjadi pada perlakuan B2.
limbah bergantung pada konsentrasi dan lamanya waktu penahanan di dalam
sistem, dimana waktu retensi yang cukup akan memberikan kesempatan kontak antara
mikroorganisme dengan air limbah. Bahan organik yang terdapat didalam air limbah
akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrient, sedangkan sistem perakaran tumbuhan
air akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energi/katalis
untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme.

Kesimpulan Sesuai tujuan dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh Pistia
stratiotes L. dalam pengolahan limbah cair domestik menunjukkan adanya
peningkatan nilai BOD maksimal sebesar 45,35% pada perlakuan A6B2, penurunan
nilai COD maksimal sebesar 65,06% pada perlakuan A6B2, penurunan nilai TSS
maksimal sebesar 19,99% pada perlakukan A6B2, nilai pH maksimum sebesar 8,50
pada perlakuan A3B2, dan penurunan nilai minyak dan lemak maksimum sebesar
37,10% pada perlakuan A6B2. Perlakuan lama waktu retensi 6 hari dengan aerasi
(A6B2) paling efisien dalam pengolahan limbah cair domestik dengan tanaman kayu
apu.
Kelebihan Dalam jurnal “Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakantanaman Kayu
Penelitian Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik Tanam Hidroponik Sistem Dft
(Deepflowtechnique)” memiliki kelebihan yaitu: Teori yang digunakan pada
penelitian ini sangat rinci dan tepat sehingga pembaca memahami maksud dan tujuan
penelitian ini serta model dan metode yang digunakan sangat sudah tepat dan sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan dan data hasilnya sangat akurat untuk
dijadikan referensi dalam penelitian. Kemudian bahasa yang digunakan oleh penulis

26
mudah dipahami dan kata-katanya sangat ringan untuk dipahami oleh pembaca.
Kekurangan Dalam jurnal “Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakantanaman Kayu
Penelitian Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik Tanam Hidroponik Sistem Dft
(Deepflowtechnique)” memiliki kekurangan yaitu: Dalam penelitian ini metode,
model, teknik pengambilan data serta analisis data tidak dijelaskan dalam jurnal
penelitian ini, Sehingga pembaca kurang paham dari hasil penelitian dikarenakan
metode penelitiannya tidak jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Claude E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds.Forth Printing. Alabama,
USA Agricultural Experiment station, Auburn University
Chadirin, Y. 2007. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Diktat Kuliah. Dep. Tek.
Pertanian.IPB. Bogor
Chussetijowati J, et al. 2010. Fitoremediasi Radionuklida 134Cs Dalam Tanah
Menggunakan Tanaman Bayam (Amaranthus sp.). Prosiding Seminar Nasional ke-
16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir.ITS. Surabaya. Hal.
282-289
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fachrurozi, et al. 2010. Pengaruh Variasi Biomassa PistiastratiotesL. Terhadap Penurunan
Kadar BOD, COD, dan TSS Limbah Cair Tahu di Dusun Klero Sleman Yogyakarta.
Jurnal KES MAS UAD Vol. 4 No. 1 Januari 2010. Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta.
Pergub Jatim No. 72. 2013. Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha
Lainnya. Jawa Timur

27

Anda mungkin juga menyukai