Anda di halaman 1dari 16

KOMPARASI KELAYAKAN SAMPAH DAUN DIKOTIL DENGAN

MONOKOTIL SEBAGAI BAHAN KERTAS


Bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan

SMP Negeri 1 Pringapus


TIM PENELITI
KETUA ANGGOTA ANGGOTA

Queenna Lejar W.P. Nabila Rizqina S. Cinta Ayu Regina P.

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Jariyanto, S.Pd. Adzhani Nur Fajrina, S.Pd


Latar Belakang Penelitian
• Sampah daun kering apabila tidak ditangani dengan tepat, akan menimbulkan
permasalahan lingkungan.Selama ini, sebagian besar masyarakat masih
memandang sampah daun kering sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan
sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.
• kondisi tersebut juga terjadi di lingkungan SMP Negeri 1 Pringapus, dimana terdapat
penumpukan sampah daun kering berjenis dikotil (bekeping dua) setiap hari.
Penumpukan sampah daun kering ini karena area lahan yang luas dan terdapat
banyak pepohonan, sehingga volume sampah daun kering selalu mengalami
peningkatan. Di dalam pengelolaannya, selama ini petugas kebersihan hanya
bertumpu pada pembakaran sampah daun kering.
• Dengan kondisi tersebut, peneliti memiliki ide untuk mengolah sampah daun kering
menjadi kertas daur ulang. maka peneliti tertarik untuk mengolah sampah daun
kering berjenis dikotil di lingkungan SMP Negeri 1 Pringapus menjadi ketras daur
ulang. Penelitian dilakukan dengan mengkomparasikan pembuatan kertas daur ulang
dari bahan sampah daun kering berjenis dikotil dengan jerami kering (monokotil),
ditinjau dari kelayakan produk.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pengolahan sampah daun
kering berjenis dikotil dan jerami kering (monokotil)
sebagai bahan baku pembuatan kertas daur ulang
menggunakan teknik pulping?
2. Apakah sampah daun kering berjenis dikotil layak
menjadi bahan kertas daur ulang dibandingkan jerami
kering (monokotil)?
Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan sampah daun kering sebagai
bahan baku pembuatan kertas daur ulang menggunakan teknik pulping.
2. Untuk mengetahui apakah sampah daun kering berjenis dikotil layak
menjadi bahan kertas daur ulang dibandingkan jerami kering (monokotil).

Manfaat
• Bagi Peneliti : Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian dan
membuat karya ilmiah
• Bagi Sekolah : Menjadi sumbangan pemikiran yang baik dalam mengatasi
permasalahan sampah di sekolahan dan sebagai alternative pemanfaatan
daun kering menjadi kertas yang memiliki nilai ekonomis,
Kajian Pustaka
• Daun kering merupakan salah satu sampah organik yang mudah
membusuk. Sampah daun kering dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable (Basriyanta,
2007).
• Tumbuhan monokotil atau tumbuhan berkeping satu merupakan tumbuhan
yang berbunga, tetapi bijinya tidak bisa membelah karena hanya
mempunyai satu daun lembaga. Kelompok tumbuhan monokotil ini diakui
sebagai takson dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang mempunyai
beberapa variasi nama seperti Monocotyledoneae, Liliidae, dan Liliopsida
(Safitri,dkk, 2018).
• Kertas merupakan lembaran yang berasal dari jalinan serat selulosa
dengan proses kompres dari pulp. Serat alami merupakan serat yang
biasanya digunakan. Serat ini mengandung selulosa dan hemiselulosa
(Departemen Perindustrian, 1982).
Metode Penelitian
 Lokasi Penelitian : SMP Negeri 1 Pringapus.
 Waktu Penelitian : 14 s,d. 19 Agustus 2023.
 Teknik Pengumpulan data
• Observasi
• Eksperimen
• Studi Pustaka
 Alat dan Bahan
 Alat : kompor gas, panci, blender, ember, pengaduk,
penyaring.
 Bahan : sampah daun kering, lem kayu, air, soda api
(NaOH).
Cara Pengukuran
• Cara pengukuran dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan kelayakan
produk kertas daur ulang yang berasal dari bahan sampah daun kering (dikotil)
dengan kertas daur ulang dari bahan jerami (monokotil). Kertas daur ulang yang lebih
layak digunakan, maka disimpulkan memiliki selulosa lebih banyak.
• Indikator penilaian untuk uji coba kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Kriteria Penilaian
No Indikator
Layak Tidak layak
1 Kerapatan Rapat Renggang
2 Permukaan Halus Kasar
3 Elastisitas Tidak mudah sobek Mudah sobek

Berdasarkan tabel tersebut, maka daun tumbuhan dikotil atau monokotil layak sebagai
bahan pembuatan kertas daur ulang apabila memenuhi kriteria : kerapatann tinggi,
permukaan halus, dan tidak mudah sobek.
Cara Pemilihan Sampel
• Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan teknik purposive sampling,
yaitu sampel yang terpilih adalah atas dasar pertimbangan peneliti sendiri.

Teknik Analisa Data


• Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Analisis data kualitatif, yaitu analisis data
yang berasal dari proses pengumpulan data dari hasil pengamatan dan kajian pustaka. Prosedur
Analisa data pada penelitian ini, sebagai berikut.
1. Pengolahan Data
2. Penganalisaan Data
3. Penafsiran Hasil Data
Prosedur Pembuatan Produk
Hasil Penelitian
• Penelitian di bidang ilmu pengetahuan alam dan lingkungan ini telah menghasilkan produk
berupa kertas daur ulang dari bahan sampah daun kering dan jerami kering dengan teknik
pulping.
• Berdasarkan hasil tabel pengamatan di bawah, dapat disimpulkan bahwa jerami kering
(monokotil) lebih layak dijadikan bahan pembuatan kertas dibandingkan sampah daun kering
(dikotil).
No Bahan Baku Alternatif Kriteria Kelayakan

Tingkat Kerapatan Permukaan Elastisitas

1 Sampah daun keing Renggang Kasar Mudah sobek

2 Jerami kering Rapat Halus Tidak mudah sobek


Pembahasan
• Di dalam percobaan, peneliti melakukan pembuatan kertas daur ulang dari bahan
sampah daun dikotil kering dan jerami kering (monokotil) menggunakan metode pulp
(bubur kertas).
• Pembuatan pulp dilakukan dengan cara kimia melalui proses soda menggunakan
larutan Natrium Hidroksida (NaOH) atau sering disebut juga soda apikarena efektif
dan tidak membahayakan lingkungan.
• Berdasarkan hasil penilaian uji kelayakan produk, disimpulkan bahwa jerami kering
(monokotil) lebih layak dijadikan bahan pembuatan kertas dibandingkan sampah
daun kering (dikotil). Dengan demikian, hipotesis di dalam penelitian bahwa sampah
daun kering (dikotil) lebih layak dijadikan bahan kertas daur ulang dibandingkan
jerami kering (monokotil) ditolak.
• Daun berjenis monokotil (jerami kering) lebih layak dijadikan bahan baku kertas daur
ulang dibandingkan daun berjenis dikotil (kerai payung kering), karena partikel lebih
rapat, tekstus lebih halus, dan tidak mudah sobek.
• Perbedaan uji kelayakan tersebut juga membuktikan bahwa kandungan selulosa
pada daun berjenis monokotil (jerami) lebih banyak dibandingkan dengan daun
berjenis dikotil (kerai payung).
Simpulan
1. Proses pembuatan kertas daur ulang dari bahan daun kering dan jerami melalui beberpa
prosedur yaitu: yaitu: (1) Perebusan dan Penambahan NaOH; (2) Pendingan dan perendaman;
(3) Penghalusan menjadi pulp; (4) Pencampuran dengan lem; (5) Pelarutan campuran di dalam
air; (6) Pencetakan kertas; dan (7) Penjemuran.
2. Sampah daun monokotil (jermi kering) lebih layak dijadikan bahan baku alternatif dalam
pembuatan kertas daur ulang dibandingkan sampah daun dikotil (daun kering jenis kerai
payung). Hal ini berdasarkan penilaian uji coba yang dilakukan dengan pengmatan secara fisik
dari kedua produk denga cara membandingkan tingkat kerapatan, kehalusan, dan elastisitas
pada kertas daur ulang antara yang terbuat dari daun kering (daun kerai payung) yang berjenis
dikotil dan jerami kering yang berjenis monokotil.

Saran
1. Perlu dilakukan uji selulosa agar mengetahui secara nyata kadar kandungan selulosa yang
terdapat pada daun dikotil dan monokotil secara akurat.
2. Penelitian ini perlu dikembangkan ke penelitian selanjutnya agar mengalami penyempurnaan.
Foto Penelitian
PRODUK KERTAS DAUR ULANG
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai