Anda di halaman 1dari 16

VOL. 40 NO.

1, JUNI 2023, HAL 1 - 16

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN MORDAN TERHADAP HASIL ECO-


PRINTING MENGGUNAKAN DAUN MANGGA (MANGIFERA INDICA LINN)
Effect of Mordant Soaking Time on Eco-printing Results Using Mango Leaves
(Mangifera indica Linn)

Pingki Indrianti, Rachmawaty, dan Rina Watye


Politeknik Negeri Media Kreatif

Korespondensi Penulis Naskah Masuk : 4 Juli 2022


Email : pingki.indrianti@polimedia.ac.id Revisi : 7 November 2022
Disetujui :11 November 2022

Kata kunci: mordan, pewarna alam, eco-printing, tekstil, daun mangga


Keywords: mordant, natural dyes, eco-printing, textile, mango leaves

ABSTRAK
Eco-printing merupakan teknik cetak tekstil ramah lingkungan dengan memanfaatkan bagian
tanaman seperti daun dan bunga sebagai pewarna. Berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman
mangga (Mangifera Indica L.) memiliki potensi sebagai pewarna alami untuk tekstil (natural dyes)
dengan kualitas warna yang baik. Tujuan penelitian ini adalah (1)melakukan eksperimen pewarna daun
mangga menggunakan teknik eco-printing dengan waktu perendaman mordan yang berbeda;
(2)menemukan durasi perendaman daun mangga dalam mordan dengan hasil warna yang paling baik
untuk teknik eco-printing. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan sampel penelitian
daun mangga varietas golek. Daun mangga diberikan perlakuan berdasarkan durasi waktu
perendaman mordan. Bahan mordan yang digunakan adalah tawas atau alum (Al2(SO4).12H2O).
Warna yang dihasilkan kemudian dibandingkan dan dilakukan analisis. Hasil penelitian menunjukan
bahwa (1)daun mangga dengan mordan tawas memiliki hasil cetakan warna yang baik untuk teknik
eco-printing; (2)daun mangga mengeluarkan cetakan daun dengan rentang warna kuning-oranye
hingga gradasi hijau kehitaman, serta siluet daun yang terlihat jelas pada kain; (3)perendaman daun
dalam mordan pada durasi waktu 5 jam menghasilkan warna kuning yang lebih pekat dan terang.

ABSTRACT
Eco-printing is an environmentally friendly textile printing technique using plants such as leaves and
flowers as dyes. Based on previous research, the mango plant (Mangifera Indica L.) has the potential
as a natural dye for textile dyeing with good color quality. This study aims to (1)experiment with
manganese leaf coloring using eco-printing techniques with different mordant immersion times;
(2)finding the duration of immersion of mango leaves in mordant with the best color results for the
eco-printing technique. This study uses an experimental method using mango leaves of the golek
variety as the experiment sample, which was analyzed based on the duration of immersion of the
mordant. The experiment uses the mordant of alum (Al2(SO4).12H2O). The results showed that
(1)mango leaves with alum mordant had good color prints for eco-printing techniques; (2)mango
leaves emit color prints of yellow-orange and blackish green with leaf silhouettes visible on the fabric;
(3)soaking the leaves in mordant for a duration of 5 hours produces a denser and lighter yellow color.

ejournal.kemenperin.go.id/dkb
DOI 10.22322/dkb.V40i1.4149 - ISSN: E 2528-6196 / P 2087-4294
Akreditasi Kemendikbudristek 158/E/KPT/2021 1
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

PENDAHULUAN berasal dari provinsi Jawa Timur dan Jawa


Sustainable fashion atau eco-fashion Barat (Agustian et al, 2005). Hal ini terus
menjadi salah satu isu yang berkembang di berlangsung hingga sekarang. Berdasarkan
dunia mode saat ini terkait meningkatnya data BPS tahun 2015 luas lahan tanaman
kesadaran masyarakat dan industri terhadap mangga di provinsi Jawa Timur telah
dampak kerusakan lingkungan yang mencapai 55,955,299 km2, sedangkan di
dihasilkan dari banyaknya limbah busana Jawa Barat 3,151,115 km2.
sebagai akibat dari cepatnya perubahan Selain sebagai konsumsi pangan,
tren fast fashion (Pradhan dan Khandual, tanaman mangga juga dapat dimanfaatkan
2019; Mahajan, 2012). Kerusakan lain juga sebagai bahan pewarna tekstil. Daun
dihasilkan oleh limbah pewarna sintetis mangga yang mengandung pigmen warna
(pada industi tekstil) yang juga memberikan flavonoid digunakan untuk menghasilkan
dampak buruk pada kesehatan. warna kuning hingga jingga. Daun mangga
Hal tersebut memunculkan sejumlah memiliki potensi sebagai alternatif bahan
gerakan untuk menggunakan bahan ramah pewarna alami kain tekstil dengan kualitas
lingkungan seperti pewarna alam (natural sedang sampai tinggi (Pujiarti et al, 2009;
dye) yang saat ini sangat banyak diminati Griselda, 2014).
oleh masyarakat dunia (Bulut dan Akar, Saat ini telah ada sejumlah penelitian
2012) karena dianggap relevan dalam terkait daun mangga sebagai bahan
mengurangi polusi serta resiko kerusakan pewarna alam (Rahmah et al, 2017; Griselda,
lingkungan maupun kesehatan manusia 2014; Pujiarti et al, 2009). Namun demikian
(Giacomini et al, 2016). penelitian tersebut lebih menitikberatkan
Salah satu pemanfaatan material alam pada proses pencelupan warna (dyeing
sebagai pewarna juga dapat dilakukan process) serta eksperimen material fiksasi
melalui teknik eco-printing yang salah satu warna. Adapun pada sejumlah penelitian
pelopornya adalah India Flint (Salsabila dan teknik eco-printing yang telah dilakukan
Ramadhan, 2018). Eco-printing merupakan oleh Maharani (2018); Salsabila dan
teknik mencetak bentuk dan pigmen warna Ramadhan (2018); serta Husna (2016) belum
tanaman yang umumnya menggunakan memanfaatkan daun mangga sebagai
bagian daun atau bunga. Tanaman material cetaknya. Padahal merujuk pada
diletakkan di atas kain, kemudian diekstraksi Pujiarti et al, (2009) dan Griselda (2014)
melalui proses pemanasan (direbus atau daun mangga mampu menghasilkan
dikukus). Hasil teknik eco-print adalah kelompok warna dengan kualitas yang baik.
cetakan motif sesuai bentuk dan warna Berdasarkan hal tersebut penulis
tanaman yang digunakan. melakukan penelitian teknik eco-printing
Tanaman mangga (Mangifera indica menggunakan daun mangga dengan
Linn) merupakan jenis tanaman yang metode dye blanket dan iron blanket.
banyak dibudidayakan di Indonesia, luas Menurut sumber “All Eco Printing Projects”
lahan tanaman mangga di Indonesia pada dari The Wild Dyery (2017) dye blanket dan
tahun 2003 mencapai 18,354,990 km2. iron blanket menggunakan dua lembar kain
Konstribusi tertinggi tanaman mangga yaitu kain utama atau kain dasar untuk hasil

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
2 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

cetakan daun, sedangkan kain lain adalah di Indonesia sehingga dapat memperkaya
kain penutup atau selimut (blanket). jenis material pada produk khususnya
Pada metode dye blanket, kain utama teknik eco-printing. Hasil penelitian juga
(kain dasar) tidak diberi pewarna (polos diharapkan dapat lebih memanfaatkan daun
putih). Warna dasar kain didapatkan dari tanaman mangga yang banyak
hasil transfer warna kain penutup (blanket) dibudidayakan di Indonesia sehingga dapat
yang dicelupkan terlebih dahulu dalam menambah nilai ekonominya.
pewarna untuk ditransfer pada kain utama.
Sedangkan pada metode iron blanket, kain
utama diberi pewarna, namun blanket
hanya dicelupkan air besi atau iron (Fe)
maupun Tunjung (FeSO4) sehingga warna
dasar pada kain utama memiliki efek warna
kehitaman (gelap) akibat reaksi Fe pada
kain blanket.
Fokus penelitian ini mencakup durasi
perendaman daun dalam larutan mordan
yang merupakan zat penting dalam
mempengaruhi penyerapan sekaligus
penguat dan pengikat (binding) warna daun
pada kain (Lestari, et al, 2018; Hernani et al,
2017).
Penelitian menggunakan mordan
Tawas atau Postasium Alum
((Al2(SO4).12H2O), serta menggunakan
daun tanaman mangga varietas golek yang
saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia
khususnya di pulau Jawa. Gambar 1
merupakan tanaman mangga golek dengan
nama dagang golek madu yang digunakan
pada penelitian eco-printing ini.
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Melakukan eksperimen pewarna daun
mangga menggunakan teknik eco-printing
dengan waktu perendaman mordan yang
berbeda; (2) Melihat durasi waktu
perendaman daun mangga dalam mordan
dengan hasil warna yang paling baik untuk Gambar 1. Tanaman mangga golek madu
teknik eco-printing. yang digunakan dalam penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat (Sumber: Dokumentasi penulis)
diterapkan pada industri fashion atau tekstil

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 3
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

METODOLOGI PENELITIAN atau hijau kekuningan). Berdasarkan


Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang telah dilakukan penulis
eksperimen terhadap variasi lama sebelumnya, daun dengan kondisi kering
perendaman daun mangga varietas golek maupun sudah terlalu tua, tidak terlalu
pada mordan tawas ((Al2(SO4).12H2O). maksimal dalam mengeluarkan pigmen
Studi eksperimen bertujuan untuk meneliti warna.
pengaruh perlakuan tertentu yang Bahan utama lain yang digunakan
dihasilkan suatu kelompok, terhadap adalah mordan tawas ((Al2(SO4).12H2O)
kelompok lain (yang memiliki perlakuan serta kain mori primisima (katun 100%)
berbeda) dalam kondisi terkendalikan untuk kain utama dan penutup (blanket)
(Sugiyono, 2012). Sedangkan menurut pada teknik eco-printing. Bahan pendukung
Alwasilah (2002) istilah eksperimental yang digunakan mencakup detergen
merujuk pada kontrol suatu data yang pakaian, soda abu atau natrium karbonat
diakses oleh peneliti; dalam hal ini daun (Na2CO3), pewarna tekstil alami kayu secang
mangga diberikan perlakuan dan (Caesalpinia sappan L.), dan tunjung (FeSO4).
pengendalian (kontrol) melalui berbagai Mordan tawas ((Al2(SO4).12H2O) dipilih
durasi waktu perendaman mordan tawas, karena dapat menghasilkan warna yang
kemudian membandingkan warna yang cerah atau terang (Hernani et al, 2017;
dihasilkan serta melakukan analisis. Rahmah et al, 2017). Partikel pigmen
Teknik eco-printing pada studi flavonoid yang terdapat pada daun mangga
eksperiman ini menggunakan metode dye dianggap lebih bereaksi pada tawas
blanket dan iron blanket. Durasi waktu sehingga dapat menghasilkan warna kuning
perendaman daun dalam mordan pada yang lebih cerah (Rahmah et al, 2017).
penelitian yaitu selama 1, 3, dan 5 jam. Diharapkan warna daun mangga dapat
Pemilihan waktu ini berdasarkan keluar dengan maksimal.
eksperimen yang telah dilakukan oleh Pewarna alami secang dipilih untuk
penulis sebelumnya, di mana perendaman mendukung teknik eco-printing yang ramah
mordan dengan waktu yang terlalu lama (24 lingkungan. Selain itu secang dapat
jam) akan merusak pigmen warna daun. menghasilkan kelompok warna merah dan
Sedangkan waktu yang terlalu singkat (5 - ungu, sehingga diharapkan dapat
10 menit), juga tidak mampu mengeluarkan memberikan harmoni warna yang baik pada
pigmen warna daun secara maksimal. Oleh hasil eco-printing daun mangga. Kayu
karena itu penulis memilih durasi secang digunakan pada penelitian untuk
perendaman mordan dengan rentang mewarnai kain penutup (blanket) pada
waktu 1 jam (60 menit) hingga 5 jam (300 teknik eco-printing metode dye blanket.
menit). Alat pada eksperimen eco-printing ini
mencakup baskom, timbangan digital, gelas
Bahan dan Alat ukur, plastik (dapat menggunakan kantong
Bahan utama yang digunakan yaitu belanja yang sudah tidak terpakai), pipa
daun mangga varietas golek dengan kondisi paralon, tali atau karet gelang atau selotip,
daun segar dan muda (berwarna kemerahan

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
4 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

panci untuk merebus kain dan zat warna sebagai akibat reaksi besi (iron) pada
pada blanket, kukusan, dan kompor. blanket.
Sejumlah alat seperti panci digunakan Prosedur kerja dalam setiap kelompok
untuk merebus kain dan zat warna pada eksperimen terdiri dari beberapa tahap
blanket. Pipa paralon, plastik dan tali yaitu (1) Proses perendaman mordan
digunakan untuk menutup dan (mordanting) daun mangga; (2) Mordanting
menggulung kain yang sudah ditempelkan kain utama dan kain blanket (penutup); (3)
daun, sehingga warna dapat tetap terjaga Pewarnaan kain penutup (blanket); (4)
selama proses pemanasan berlangsung. Proses cetak dan transfer pigmen warna
Proses pemanasan yang dilakukan adalah daun pada kain.
dengan pengukusan.
Proses Mordanting Daun
Prosedur Kerja Perendaman daun dalam mordan
Eksperimen pada penelitian ini terdiri (mordanting) dilakukan sebelum daun di
dari tiga kelompok yaitu (1) Eksperimen tempel dan di ekstrak pada kain. Pada
awal, (2) Eksperimen lanjutan I, dan (3) proses mordanting, tawas dilarutkan dalam
Eksperimen lanjutan II. Masing-masing air (suhu ruang) dengan takaran 1:1 atau 1
kelompok dibedakan berdasarkan durasi liter air untuk 1 sendok makan (sdm) rata,
waktu perendaman daun pada mordan (1, 3, mordan tawas. Eksperimen daun mangga
dan 5 jam). Setiap kelompok eksperimen dibagi menjadi tiga kelompok (eksperimen
menggunakan metode dye blanket dan awal, eksperimen lanjutan I, dan eksperimen
iron-blanket. lanjutan II). Daun mangga direndam dalam
Metode dye blanket dan iron blanket larutan tawas selama 1 jam (kelompok I), 3
pada eco-printing memakai dua lembar jam (kelompok II), dan 5 jam (kelompok III).
kain dalam prosesnya, yaitu kain utama atau
kain dasar untuk hasil cetakan daun, Proses Mordanting Kain
sedangkan kain kedua digunakan sebagai Pada eksperimen ini, proses
penutup atau selimut (blanket) yang mordanting hanya dilakukan pada tahap
melapisi kain utama. Blanket berfungsi awal, sehingga belum dilakukan mordanting
untuk mentransfer warna atau efek tertentu akhir atau fiksasi. Mordanting kain
pada kain utama. dilakukan pada kedua teknik eco-printing
Pada metode dye blanket, kain utama metode dye blanket dan iron blanket, baik
hanya direndam mordan tanpa pewarna kain utama maupun kain penutup nya
dengan blanket yang diberi pewarna. (blanket). Pada metode dye blanket
Sedangkan pada metode iron blanket, kain menggunakan mordan tawas, sedangkan
utama diberi pewarna dengan blanket iron blanket menggunakan mordan tawas
tanpa warna, namun diberi mordan besi (Fe) untuk kain utama nya dan mordan tunjung
atau Tunjung (FeSO4). Pada metode iron untuk kain blanket.
blanket, warna dasar pada kain utama Sebelum dilakukan proses mordanting,
umumnya memiliki efek hitam (gelap) kain katun dengan ukuran panjang 100 cm
terlebih dahulu dicuci menggunakan

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 5
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

detergen. Kemudian lakukan proses (menjadi 3000 mL), kemudian dipanaskan


mordanting dengan merebus air dan soda hingga air berkurang menjadi setengahnya.
abu (Na2CO3) sebanyak 1:1 (1000 mL air Ekstrak pewarna yang sudah
untuk 1 sendok teh rata soda abu), dipanaskan kemudian dibagi dua, masing-
ditambahkan tawas sebanyak 20 g. Kain masing diberikan mordan tawas dan
direbus selama 1 jam, kemudian tunjung dengan takaran 1:1 atau 1000 mL
dikeringkan tanpa diperas, agar dapat pewarna dengan 10 g tawas, 1000 mL
memperlebar serat kain dan bersih dari pewarna dengan 10 g tunjung.
kotoran (Indrayani et al, 2020). Pada proses Kain katun yang telah diberikan
mordanting dengan mordan tunjung, kain mordan tawas, dipotong-potong menjadi
tidak perlu direbus dalam larutan mordan. ukuran 25 x 25 cm, kemudian direndam
Cukup direndam saja selama 30 menit dalam larutan pewarna (secang-tawas dan
(karena sifat Fe yang mudah mengikis kain). secang-tunjung) selama 30 menit.
Takaran pada mordan tunjung adalah 1:1 Lembaran kain dibuat dalam beberapa set
atau 1 L air untuk 1 sdt mordan tunjung. untuk digunakan pada tiga kelompok
eksperimen daun mangga.
Pewarnaan Kain
Proses pewarnaan kain dilakukan pada Proses Transfer Pigmen Warna Daun
kain blanket untuk teknik dye blanket, serta pada Kain
kain utama teknik iron blanket. Pewarna Proses ini merupakan kunci dari teknik
yang digunakan adalah kayu secang eco-printing di mana bentuk dan pigmen
(Caesalpinia sappan L.) dengan dua hasil warna daun akan ditransfer (cetak) ke atas
warna, merah dan ungu. Warna merah pada kain melalui proses pemanasan. Gambar 3,
secang didapatkan dari pencampuran merupakan ecoprint metode dye blanket,
larutan secang dengan tawas, sedangkan daun mangga yang telah direndam tawas
warna ungu didapatkan dari pencampuran (selama 1, 3, dan 5 jam) disusun di atas kain
tunjung. utama yang telah diberikan mordan tawas
Pewarna diekstraksi dengan cara (tanpa pewarna). Kemudian kain ditutup
merendam serutan kayu secang ke dalam dengan blanket yang sudah diberikan
air selama 24 jam (Pujilestari et al, 2017) pewarna secang dan mordan besi tunjung.
untuk mempermudah pigmen keluar. Kain yang sudah ditutup blanket,
Pewarna alam kemudian direbus digulung menggunakan plastik dan pipa
menggunakan air (Indrayani et al, 2020). paralon, kemudian ikat kuat dengan tali
Perbandingan air dan pewarna pada atau direkatkan dengan selotip. Kain
penelitian ini adalah 1:12 atau 100 g untuk dipanaskan dengan cara dikukus selama 2
1200 mL. Secang direbus selama 1 jam atau jam. Setelah dikukus, kain diangkat,
hingga air berkurang setengah nya. Pada diamkan selama 4-6 jam agar pigmen dapat
penelitian ini penulis menghendaki warna menempel dengan baik. Ikatan dan
yang lebih lembut (pastel), sehingga gulungan kain dibuka, kemudian dianginkan
sebelum proses perebusan penulis hingga kering serta dijauhkan dari sinar
menambahkan air sebanyak 1800 mL matahari.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
6 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

(2) Metode dye blanket mordan tunjung,


yaitu kain utama dicelup mordan soda
abu+tawas, blanket dicelup
kain
pewarna secang mordan tunjung;
(3) Metode iron blanket, yaitu kain utama
dicelup pewarna secang mordan tawas,
kain blanket dicelup mordan tunjung.
Sehingga setiap kelompok memiliki
tiga set atau enam lembar kain
eksperimen berukuran 25x25 cm.

Eksperimen Awal
Pada eksperimen awal, daun mangga
direndam selama 1 jam di dalam mordan
tawas. Eksperimen awal menghasilkan tiga
set kain yang terdiri dari dua kain eco-
printing metode dye blanket dan satu kain
metode iron blanket. Tabel 1. merupakan
hasil eksperimen dye blanket mordan
secang, yaitu kain utama tidak diwarna
(hanya dicelup mordan soda abu dan tawas)
dengan kain blanket dicelup pewarna
Gambar 3. Metode dye blanket, kain utama secang mordan tawas. Tabel 2. merupakan
diberi mordan tawas tanpa pewarna (kiri) dan
eksperimen kain dye blanket mordan
kain blanket diberi pewarna secang mordan
tawas (kanan). tunjung, kain utama hanya dicelup mordan
(Sumber: Dokumentasi penulis) abu+tawas dengan kain blanket dicelup
pewarna secang mordan tunjung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dye blanket eksperimen awal,
Hasil eksperimen dibagi menjadi tiga cetakan daun pada kain utama terlihat jelas,
kelompok berdasarkan durasi waktu warna yang dihasilkan kuning pucat-
mordanting daun mangga, yaitu kehijauan dengan bintik putih menyebar
eksperimen awal (1 jam), eksperimen pada permukaan daun. Pada kain blanket,
lanjutan I (3 jam), dan eksperimen lanjutan II cetakan daun berwarna hijau pucat dengan
(5 jam). siluet warna kuning di sekeliling pinggiran
Masing-masing kelompok daun daun. Sedangkan hasil iron blanket
diberikan tiga set kain dengan perlakuan eksperimen awal (Tabel 3.), cetakan daun
sebagai berikut. pada kain utama berwarna kuning pucat
(1) Metode dye blanket mordan tawas, dengan siluet warna hijau-keunguan. Pada
yaitu kain utama dicelup mordan soda kain blanket cetakan daun berwarna hijau
abu+tawas, kain blanket dicelup tua, terdapat siluet warna kuning pucat-
pewarna secang mordan tawas; keunguan di sekeliling pinggiran daun yang

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 7
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

diperkirakan berasal dari efek tunjung pada Tabel 1. Hasil eksperimen awal metode dye
kain blanket. Secara keseluruhan, blanket pewarna secang-tawas
(Sumber: Dokumentasi penulis)
eksperimen awal menghasilkan cetakan
Hasil Eksperimen
daun yang baik walaupun warna tidak
terlalu terang, sedikit pucat, dan tekstur Kain Utama Kain Blanket
tulang daun kurang terlihat. Pada kain
utama ekseperimen awal ini juga terdapat
bintik putih seperti efek percikan air. Hal ini
dikarenakan daun belum sepenuhya kering
ketika proses pemanasan. Kain juga
terdapat guratan putih (efek cracking)
sebagai efek lipatan dan gulungan kain. Keterangan

Mordan Daun : Tawas


Eksperimen Lanjutan I & II
Durasi Mordanting : 1 Jam
Pada eksperimen lanjutan I (durasi Teknik : Ecoprint dye blanket
perendaman daun 3 jam), ecoprint daun Pewarna Kain Utama :-
mangga metode dye blanket dan iron Pewarna Blanket : Secang + Tawas
Mordan Kain Utama : Soda abu+Tawas
blanket, menghasilkan siluet dan cetakan
Mordan Blanket : Soda abu+Tawas
warna daun yang lebih baik. Penulis sudah
mengeringkan bulir air di permukaan daun, Analisis
namun demikian kondisi daun masih cukup
lembab, sehingga masih terdapat bintik- Kain utama memiliki Pada kain blanket,
bintik putih keabuan pada hasil cetakan. hasil cetakan siluet hasil cetakan daun
daun yang cukup baik, memiliki siluet dan
Pada Tabel 4., metode dye blanket pewarna tulang daun hanya warna yang juga
secang-tawas memiliki intensitas warna terlihat di bagian samar, namun terlihat
kuning yang sedikit lebih terang dan pekat tengah. Warna kuning lebih halus (tidak ada
kurang pekat (samar) bintik putih pada kain).
dibandingkan durasi waktu sebelumnya.
didominasi bintik putih Hal ini dimungkinkan
Tabel 5. merupakan metode dye blanket keabuan yang karena peletakan daun
pewarna secang-tunjung dengan hasil menyerupai percikan pada kain menghadap
warna hijau yang sedikit gelap air. Hal ini diperkirakan bagian muka. Tekstur
karena daun belum tulang daun tidak
dibandingkan durasi waktu sebelumnya.
terlalu kering pada saat terlihat pada kain.
Pada Tabel 6. (metode iron blanket), kain proses pemanasan, Warna yang dihasilkan
menghasilkan bayangan berwarna kuning- selain itu diperkirakan adalah warna kuning
keunguan di sekeliling daun dengan karena peletakan daun kemerahan (jingga)
pada kain menghadap pucat. Kain blanket
intensitas yang lebih terang dan pekat
bagian punggung. Kain juga memiliki efek
dibandingkan durasi waktu sebelumnya. utama juga terdapat cracking.
Pada eksperimen lanjutan II dengan efek cracking berasal
durasi 5 jam (Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9), dari lipatan dan
gulungan kain.
seluruh kain menghasilkan warna yang lebih
terang dan pekat, bintik putih sudah terlihat
sama, namun masih terdapat efek cracking.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
8 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

Tabel 2. Hasil eksperimen awal metode dye Tabel 3. Hasil eksperimen awal Metode iron
blanket pewarna secang-tunjung (Sumber: blanket (Sumber: Dokumentasi penulis)
Dokumentasi penulis) Hasil Eksperimen
Hasil Eksperimen
Kain Utama Kain Blanket
Kain Utama Kain Blanket

Keterangan
Keterangan
Mordan Daun : Tawas
Mordan Daun : Tawas
Durasi Mordanting : 1 Jam
Durasi Mordanting : 1 Jam
Teknik : Ecoprint iron blanket
Teknik : Ecoprint dye Pewarna Kain Utama : Secang + Tawas
Pewarna Kain Utama blanket Pewarna Blanket :-
Pewarna Blanket :-
Mordan Kain : Soda abu+Tawas
Mordan Kain : Secang + Tunjung
Mordan Blanket : Tunjung (30 menit)
Mordan Blanket : Soda abu+Tawas
: Soda abu+Tawas Analisis
Analisis
Kain utama memiliki Kain blanket memiliki
Kain utama memiliki Kain blanket hasil cetakan siluet cetakan dan warna
hasil cetakan siluet memiliki cetakan dan warna yang yang cukup baik pada
daun yang cukup baik, siluet daun yang kurang baik dan kain, permukaan daun
tulang daun hanya cukup baik pada pudar. Tulang daun terlihat halus. Tulang
terlihat di bagian kain, cetakan warna tidak terlihat. Warna daun sedikit terlihat
tengah. Warna kuning terlihat halus (tidak kuning terlihat samar di bagian tengah.
samar dan pucat, ada bitnik putih). dengan bercak Terdapat bercak putih
didominasi bintik Intensitas warna kemerahan dan efek efek cracking,
putih kemerahan tidak terlalu terang. cracking. Pada bagian diperkirakan berasal
menyerupai percikan Tulang daun bagian pinggir daun terdapat dari ikatan dan
air. Terdapat siluet tengah sedikit sekali siluet warna hijau gulungan kain. Warna
hijau kehitaman di terlihat. Warna yang kehitaman yang didominasi warna
sekeliling pinggiran dihasilkan hijau diperkirakan berasal hijau kehitaman
daun serta efek kehitaman sebagai dari efek tunjung sebagai efek tunjung.
cracking. efek dari mordan pada kain blanket. Terdapat siluet warna
tunjung yang kuning dan ungu di
mengandung besi sekeliling pinggiran
(FeSO4). Terdapat daun, namun tidak
sedikit siluet warna terlalu terang/pekat.
kuning pucat di
pinggiran daun.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 9
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

Tabel 4. Hasil eksperimen lanjutan I metode Tabel 5. Hasil eksperimen lanjutan I metode
dye blanket pewarna secang-tawas (Sumber: dye blanket pewarna secang-tunjung (Sumber:
Dokumentasi penulis) Dokumentasi penulis)
Hasil Eksperimen Hasil Eksperimen

Kain Utama Kain Blanket Kain Utama Kain Blanket

Keterangan Keterangan

Mordan Daun : Tawas Mordan Daun : Tawas


Durasi Mordanting : 3 Jam Durasi Mordanting : 3 Jam
Teknik : Ecoprint dye Teknik :Ecoprint dye blanket
Pewarna Kain Utama blanket Pewarna Kain :-
Pewarna Blanket :- Utama : Secang + Tunjung
Mordan Kain : Secang + Tawas Pewarna Blanket : Soda abu+Tawas
Mordan Blanket : Soda abu+Tawas Mordan Kain Utama : Soda abu+Tawas
: Soda abu+Tawas Mordan Blanket
Analisis Analisis

Kain utama memiliki Kain blanket memiliki Kain utama memiliki kain blanket memiliki
hasil cetakan siluet cetakan siluet daun siluet dan warna cetakan siluet daun
daun dan warna yang dan warna yang lebih daun yang terlihat yang baik pada kain.
lebih baik dari baik dari eksperimen cukup baik. warna Permukaan daun
eksperimen sebelumnya. Warna yang dihasilkan terlihat rata/halus.
sebelumnya. Tulang yang dihasilkan kuning bercak Tekstur tulang daun
daun bagian tengah kuning kemerahan, kemerahan cukup bagian tengah tidak
sedikit terlihat. Warna sedikit kecoklatan. terlihat jelas. terlihat. Warna cetakan
kuning lebih terang, Warna terlihat jelas Terdapat sedikit daun gradasi hijau
masih didominasi dan terang.. Tulang bintik putih. Pada kehitaman dan terlihat
bintik putih keabuan daun bagian tengah bagian pinggir daun pekat, sebagai efek dari
yang menyerupai sedikit terlihat.. terdapat siluet warna mordan tunjung yang
percikan air. Hal ini Permukaan daun hijau yang mengandung besi (Fe).
diperkirakan karena terlihat lebih diperkirakan berasal Terdapat siluet warna
daun masih dalam rata/halus dari efek tunjung kuning di sekeliling
keadaan lembab saat dibandingkan kain pada kain blanket. pinggiran daun, terlihat
pencetakan/ utama, tidak ada Tulang daun bagian lebih pekat dan gelap.
pemanasan. Terdapat bintik putih pada tengah cukup Masih terdapat efek
efek cracking hasil kain, namun terdapat terlihat, masih cracking.
lipatan dan gulungan efek cracking hasil terdapat efek
kain. lipatan dan gulungan cracking hasil lipatan
kain. dan gulungan kain.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
10 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

Tabel 6. Hasil eksperimen lanjutan I metode Tabel 7. Hasil eksperimen lanjutan II metode
iron blanket(Sumber: Dokumentasi penulis) dye blanket pewarna secang-tunjung (Sumber:
Hasil Eksperimen Dokumentasi penulis)
Hasil Eksperimen
Kain Kain
Utama Blanket Kain Utama Kain
Blanket

Keterangan

Mordan Daun : Tawas Keterangan


Durasi Mordanting : 3 Jam
Teknik : Ecoprint iron blanket Mordan Daun : Tawas
Pewarna Kain Utama : Secang + Tawas Durasi Mordanting : 5 Jam
Pewarna Blanket :- Teknik : Ecoprint dye blanket
Mordan Kain Utama : Soda abu+Tawas Pewarna Kain Utama :-
Mordan Blanket : Tunjung (30 menit) Pewarna Blanket : Secang + Tunjung
Mordan Kain Utama : Soda abu+Tawas
Analisis Mordan Blanket : Soda abu+Tawas

Analisis
Kain utama memiliki Kain blanket memiliki
hasil cetakan yang cetakan yang baik
baik. Tulang daun pada kain. Tulang Kain utama memiliki Kain blanket memiliki
bagian tengah sedikit daun bagian tengah hasil siluet dan cetakan siluet daun
terlihat. Warna yang tidak terlalu terlihat cetakan daun yang dan warna yang pekat.
dihasilkan kuning- dibandingkan terlihat sangat baik Tulang daun sedikit
jingga kemerahan, eksperimen dibandingkan kedua sekali terlihat.
terlihat pucat namun sebelumnya. Warna eksperimen Permukaan daun
lebih terang dan jelas didominasi warna sebelumnya. warna terlihat halus dan rata
dibandingkan hasil hitam kehijauan yang dihasilkan hampir tidak ada
eksperimen dengan intensitas kuning bercak bercak putih. Warna
sebelumnya. Masih yang lebih pekat kemerahan terlihat didominasi gradasi
terdapat bercak putih dibandingkan lebih terang dan hijau kehitaman yang
di permukaan daun. eksperimen pekat. Namun masih terang dan pekat.
Terdapat siluet hijau sebelumnya. Warna terdapat banyak bintik Terdapat warna
kehitaman di kuning hanya kuning kehijauan, kuning-jingga yang
sekeliling daun terdapat pada serta masih ada efek terang dan pekat di
sebagai efek tunjung pinggiran daun, craking akibat lipatan sekeliling pinggiran
pada kain blanket. namun terlihat dan gulungan kain. daun.
Masih terdapat efek terang/pekat. Pada bagian pinggir
cracking hasil lipatan Permukaan daun daun terdapat siluet
dan gulungan kain. terlihat halus namun coklat kehijauan
terdapat banyak efek diperkirakan berasal
cracking hasil lipatan dari efek tunjung
dan gulungan kain. pada kain blanket.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 11
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

Tabel 8. Hasil eksperimen lanjutan II metode Tabel 9. Hasil eksperimen lanjutan II metode
dye blanket secang-tawas (Sumber: iron blanket (Sumber: Dokumentasi penulis)
Dokumentasi penulis) Hasil Eksperimen
Hasil Eksperimen
Kain Utama Kain
Kain Utama Kain Blanket Blanket

Keterangan
Keterangan
Mordan Daun : Tawas
Mordan Daun : Tawas Durasi Mordanting : 5 Jam
Durasi Mordanting : 5 Jam Teknik : Ecoprint iron blanket
Teknik :Ecoprint dye blanket Pewarna Kain :Secang + Tawas
Pewarna Kain Utama :- Utama :-
Pewarna Blanket : Secang + Tawas Pewarna Blanket : Soda abu+Tawas
Mordan Kain Utama : Soda abu+Tawas Mordan Kain Utama : Tunjung (30 menit)
Mordan Blanket : Soda abu+Tawas Mordan Blanket
Analisis
Analisis

Kain utama memiliki Kain blanket memiliki


Kain utama memiliki Kain blanket memiliki
hasil cetakan siluet cetakan siluet daun
hasil cetakan siluet cetakan siluet dan
dan warna yang lebih dan warna yang lebih
dan warna yang baik. warna yang pekat.
baik dari eksperimen baik dan pekat,
Tulang daun sedikit Tulang daun tidak
sebelumnya, namun permukaan daun
terlihat. Warna yang terlihat. Warna yang
masih terlihat pucat. terlihat rata/halus.
dihasilkan kuning dihasilkan jingga
Tulang daun sedikit Tulang daun sedikit
dengan bercak jingga kecoklatan. Warna
terlihat. Warna yang terlihat. Warna
kemerahan, terlihat terlihat terang dan
dihasilkan kuning didominasi warna
terang dan cukup pekat. Permukaan
cenderung jingga hitam kehijauan.
pekat. Terdapat bintik daun terlihat halus
kemerahan,. Terdapat Terdapat sedikit warna
kuning kehijauan pada dan rata. Sekeliling
bintik coklat kuning yang pekat di
permukaan daun. Juga pinggiran daun
kehijauan di sekeliling pinggiran
masih terdapat efek terdapat siluet warna
permukaan daun. daun. Masih terlihat
cracking dari ikatan putih kekuningan.
Terdapat siluet hijau efek cracking hasil
dan gulungan kain. Terdapat efek
kemerahan di lipatan dan gulungan
cracking dari ikatan sekeliling daun. kain.
dan gulungan kain.
Masih terdapat efek
cracking hasil lipatan
dan gulungan kain.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
12 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

KESIMPULAN DAN SARAN perendaman mordan. Selain itu terdapat


Berikut kesimpulan dan saran guratan putih (efek cracking) pada kain,
berdasarkan hasil eksperimen daun mangga yang disebabkan oleh bekas ikatan, lipatan,
yang dilakukan dengan durasi waktu dan gulungan kain, padahal dalam proses
perendaman mordan 1, 3, dan 5 jam. pencetakan dan pemanasan daun dengan
teknik eco-printing, kain perlu digulung,
Kesimpulan dilipat, dan diikat secara kuat dengan
Berdasarkan hasil studi eksperimen memberikan penekanan agar zat pigmen
yang dilakukan, daun mangga varietas warna pada daun dapat keluar.
golek dapat digunakan pada teknik eco Secara keseluruhan teknik eco-printing
printing metode dye blanket maupun iron menggunakan daun mangga golek madu
blanket. Daun mangga memiliki hasil dan mordan tawas, memiliki potensi untuk
cetakan siluet dan warna yang baik diaplikasikan pada produk fashion, seperti
walaupun tulang daun pada cetakan terlihat busana, asesoris-milineris, dan linen rumah
samar. Teknik eco printing dye blanket tangga (upholstry).
menggunakan pewarna secang mordan
tawas pada kain blanket dengan daun Saran
mangga yang diberikan mordan tawas, Saran yang dapat direkomendasikan
menghasilkan warna kuning kehijauan dan adalah sebagai berikut:
kuning-jingga. Pada kain blanket yang (1) Pada aplikasi produk tekstil atau
diberi pewarna secang mordan tunjung fashion menggunakan teknik eco-
menghasilkan warna hijau kehitaman printing daun mangga, sebaiknya
dengan berbagai intensitas tertentu menggunakan bagian permukaan daun
(tergantung dari durasi perendaman daun untuk cetakan motif dengan efek
pada mordan). permukaan daun yang lebih rata atau
Waktu perendaman daun dalam halus. Bagian punggung daun dapat
mordan tawas yang paling baik adalah 5 digunakan untuk efek cetakan kasar
jam, baik menggunakan metode dye dan bertekstur dengan bintik-bintik.
blanket maupun iron blanket. Hasil warna (2) Pada saat proses pengukusan daun
terlihat terang, jelas, dan pekat. Namun selesai, ditunggu 1-4 jam agar warna
demikian transisi warna antar durasi waktu daun benar-benar terserap pada kain.
(1, 3, dan 5 jam) tidak terlihat kontras, Gulungan kain harus segera dibuka,
intensitas warna berubah dengan sangat tidak lebih dari 4 jam. Berdasarkan studi
perlahan. eksperimen ini, gulungan kain yang
Pada kain ekseperimen awal dan didiamkan selam 6-8 jam, akan
lanjutan, terdapat bintik-bintik menyerupai memberikan efek cracking yang lebih
percikan air berwarna putih keabuan, pekat (akibat ikatan, lipatan, dan
kuning kehijauan, maupun hijau kecoklatan gulungan kain) sehingga warna kain
pada permukaan daunnya. Hal ini terlihat tidak rata.
diperkirakan karena kondisi permukaan
daun yang belum kering setelah

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 13
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

(3) Perlu dilakukan penelitian selanjutnya yerba mate (Ilex paraguariensis). Textile
terkait proses fiksasi mordan pada Research Journal, 87(7), 829–837.
Herlina, M.S., Dartono, F.A., Setyawan. (2018).
teknik eco-printing daun mangga. Eksplorasi eco printing untuk produk
(4) Dapat dilakukan eksperimen lebih sustainable fashion. Ornamen Jurnal Kriya,
lanjut terkait jenis dan waktu 15(2), 118-130.
Hernani., Risfaheri., Hidayat, T. (2017). Ekstraksi
perendaman mordan pada kain utama
dan aplikasi pewarna alami kayu secang
maupun kain blanket, sehingga daun dan jambal dengan beberapa jenis pelarut.
tidak perlu direndam terlalu lama Dinamika Kerajinan dan Batik, 34(2), 113-
dalam mordan. 124.
Husna, F. (2016). Eksplorasi teknik eco dyeing
(5) Dapat dilakukan eksperimen lebih
dengan tanaman sebagai pewarna alam. e-
lanjut terkait kualitas air hasil rendaman Proceeding of Art & Design, 3(2), 280-293.
daun dan kain dalam mordan, maupun Indrayani, L., Andriyati, W., Nuraini E., Triwiswara,
dari proses pengukusan. Sehingga M. (2020). Aplikasi Mesin Berkas Elektron
(Mbe) Sebagai Alternatif Fiksator pada
dapat diketahui apakah limbah air
Pewarnaan Batik Warna Alam. Dinamika
proses eco-printing ini ramah Kerajinan dan Batik, 37(1), 105-118.
lingkungan atau tidak. Khandual, A., Pradhan, S. (2019). Textile Science
(6) Tidak menutup kemungkinan untuk and Clothing Technology. Subramanian
Senthilkannan Muthu (Ed.), Fashion Brands
melakukan eksperimen dengan daun and Consumers Approach
varietas mangga lainnya seperti Arum
Towards Sustainable Fashion (1st ed.,
Manis, Indramayu, Gincu, Gedong, dan
pp.37-53). Singapore: Springer.
lain sebagai nya. Serta melakukan studi Kurniasari, I.D., Maharani, D.K. (2015).
perbandingan warna antar satu varietas Pembuatan Komposit Kitosan Alumina
dengan lainnya. sebagai Agen Fiksasi Zat Warna Rodamin B
Pada Kain Katun. Journal of Chemistry, 4(1),
75-80.
DAFTAR PUSTAKA Lestari, D.W., Isnaini., Salma, I.R., Satria Y. (2010).
Agustian, A., Zulham, A., Syahyuti., Tarigan, H., Bentonit sebagai zat mordan dalam
Supriatna, A., Supriyatna Y., Nurasa, T. pewarnaan alami pada batik menggunakan
(2005). Analisis Berbagai Bentuk Lembaga kayu secang (caesalpinia sappan linn.).
Pemasaran dan Dampaknya Terhadap Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(2), 95-102.
Peningkatan Usaha Komoditas Pertanian. Lestari, K.W.F., Suprapto, H. (2000). Natural Dyes
Laporan Akhir Penelitian. PSEKP-Badan in Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Penelitian dan Pengembangan Industri
Jakarta: Departemen Pertanian Kerajinan dan Batik.
Akar, E., Bulut, M. O. (2012). Ecological dyeing Mahajan, S. (2012). Sustainability of green
with some plant pulps on woolen yarn and fashion. RMUTP International Conference:
cationized cotton fabric. Journal of Cleaner Textiles & Fashion (pp.1-11). Bangkok:
Production, 32, 1-9. Rajamangala University of Technology Phra
All Eco Printing Projects. (2017). Retrieved Nakhon.
Desember 3, 2019, from Miah, M.R., Zakaria, Hossain, M.A., Dipto, A.I.,
https://naturalfabricdyeing.com Telegin, F.Y., Quan H. (2016). Eco-dyeing of
Alwasilah, C. (2002). Pokoknya Kualitatif. Nylon Fabric Using Natural Dyes Extracted
Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. from Onion Outer Shells: Assessment of the
Giacomini, F., Benedet M.M.A., Arroyo, P.A., De Effect of Different Mordant on Color and
Barros, M.A., Dos Santos J.C. (2016). Fastness Properties. International Journal of
Ecofriendly dyeing of silk with extract of Scientific & Engineering Research,

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
14 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

17(9),1030-1043.
Pujiarti, R., Sari, D.P., Kasmudjo, dan Titis Budi
Widowati, T.B. (2009). Kualitas pewarnan
batik yang dihasilkan dari perbedaan
konsentrasi dan bahan fikasi bahan
pewarna daun mangga arum
manis (mangifera indica linn). In A
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XII Tahun
2009 (pp. 932-940). Bogor: Fakultas
Kehutanan IPB.
Rahmah, N.L., Wignyanto., Hafiz, M. (2017).
Pemanfaatan daun mangga arum manis
(mangifera indica linn) sebagai pewarna
alami tekstil. Jurnal Teknologi Pertanian,
18(2), 75-82.
Salsabila, B., Ramadhan, M.S. (2018). Eksplorasi
teknik eco print dengan menggunakan kain
linen untuk produk fashion. e-Proceeding
of Art & Design, 5(3), 2277-2292.
Subjan, V.G. (2014). Eksperimen warna alam
mangga arumanis, mangga gedong gincu
dan mangga simanalagi sebagai pewarna
kain sutera. Skripsi. Fakultas Pendidikan
Seni dan Desain. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn) 15
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah. Vol. 40 No. 1, JUNI 2023, hal. 1 - 16

Indrianti, P, dkk. Studi Eksperimen Waktu Perendaman Mordan Terhadap Hasil Warna
16 Kain pada Teknik Eco-Printing Menggunakan Daun Mangga (Mangifera Indica Linn)

Anda mungkin juga menyukai