Anda di halaman 1dari 7

Tahun IX, No.

16, April 2013

PENGUNAAN PENGUAT JENIS MORDAN DAN DAUN JAMBU


TERHADAP HASIL PEWARNAAN TEKNIK IKAT CELUP
PADA KAIN KATUN
Sulistiami dan Nur Fathonah
Dosen FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui sebera besar pengaruh warna daun jambu setelah diberi mordan
pada teknik ikat celup kain katun pada taplak meja. Pewarna daun jambu adalah pewarna alam yang ramah
lingkungan dan mudah luntur atau hilang maka dibutuhkan penguat warna untuk mendapatkan warna yang
dinginkan dengan jalan memberi mordan sebagai penguatnya pada teknik ikat celup bahan katun. Penelitian
ini mengunakan pendekatan kuantitatif untuk menghitung pengaruh mordan terhadap pewarna daun jambu
pada teknik ikat celup kain katun taplak meja. Hasil penelitian berdasarkan observasi eksperimen dan pada
analisis data secara setatistik maupun diskriptif dapat dirumuskan terdapat perbedaan kadar intensitas warna
pada taplak meja kain katun dari teknik ikat celup dengan pewarna daun jambu dengan penguat mordan yang
berbeda dibuktikan dari hasil statistik 30 responden menyatakan berbeda antara yang satu dengan yang
lainya. Saran diharapkan bagi semua penguna pewarna alam untuk mengunakan mordan sebagai penguat
warna, sehingga mendapatkan warna yang dinginkan untuk teknik ikat celup bahan katun.

Kata kunci : Mordan, Daun Jambu dan Teknik Ikat Celup Kain Katun

A. Pendahuluan olahan pindang telur. Berdasarkan pendapat


di atas, maka daun jambu sangatlah baik
Indonesia adalah Negara yang terkenal untuk pewarna alami.
dengan keanekaragaman floranya. Berbagai Pembuatan zat warna alami untuk
jenis tanaman dengan bermacam-macam pewarnaan bahan tekstil dapat dilakukan
tumbuhan tumbuh di sini. Keragaman flora menggunakan teknologi dan peralatan
tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia, sederhana. Selain itu keuntungan dari
antara lain dapat digunakan sebagai pohon pewarna alami antara lain bahan pewarna
pembatas di pekarangan, sebagai tanaman diekstrak dari alam dan bahan memerlukan air
hias, sebagai tanaman budidaya yang sebagai pelarutnya, sisa limbah digunakan
mengahasilkan buah segar maupun olahan sebagai kompos.
yang mempunyai nilai gizi , mengandung Telah dilakukan percobaan pewarnaan
vitamin A dan vitamin C yang tinggi serta pada kain katun dengan merebus daun jambu
sebagai bahan obat tradisional, salah satu dengan air, sehingga menghasilkan ekstrak
tanaman itu adalah jambu biji. daun jambu. Setelah kain direbus dengan
Seiring dengan berjalannya waktu, para ekstrak daun jambu, war na yang diperoleh
peneliti ilmiah melakukan penelitian tentang pada kain kurang kuat, sedangkan zat
manfaat daun jambu, kemudian para ahli pewarna pada kain harus muncul. Karena itu
menyakini bahwa dengan bahan dasar daun perlu dicampur mordan (Susanto, 19730).
jambu dapat berkhasiat untuk menyembuhkan Mordan merupakan zat penguat warna.
berbagai macam penyakit.Tanaman jambu Penggunaan mordan dapat meningkatkan
yang dibudidayakan selain untuk diambil lekatnya berbagai pewarna pada kain. Mordan
buahnya juga daunnya sangat bermanfaat dapat mempengaruhi warna akhir suatu
sebagai obat tradisional (Isnandar, 2010). pewarna, karenanya penggunaan mordan yang
Selain itu daun jambu biasanya juga berbeda akan menghasilkan warna yang
digunakan sebagai bahan pewaarna dalam beragam.

26
Tahun IX, No. 16, April 2013

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa memenuhi keinginan konsumen juga sebagai


mordan adalah bahan penguat untuk kadar alat untuk meningkatkan nilai jual. Proses
intensitas warna. Warna yang kuat dan tidak pewarnaan ada berbagai cara, hal ini
mudah pudar adalah merupakan salah satu disesuaikan dengan bahan dan hasil yang
daya tarik tersendiri bagi semua bahan tekstil. ingin diperoleh , yaitu :
Penelitian ini mengunakan mordan besi a. Pemberian Warna dengan cara panas.
( Ferro Sulfat), tawas, baking soda ( sodium Pemberian warna dengan cara panas
bikarbonat ). Penggunaan berbagai mordan merupakan pedoman yang terjadi pada suhu
dimaksudkan untuk mendapatkan alternatif tertentu umumnya di atas 600 C. Cairan zat
dan variasi warna yang dapat diterapkan baru akan mewarnai kain bila dialkukan
untuk mewarnai bahan tradisional seperti dalam keadaan panas.
batik atau tenunan.
b. Pemberian warna dengan cara dingin
B. Tinjaun Pustaka merupakan pewarnaan yang dilakukan dalam
Setiap penelitian pasti ada landasan keadaan dingin terdiri dari dua ramuan. Zat
teori yang digunakan sebagai landasan untuk warna yang berdiri sendiri dan dipakai secara
menyelesaikan masalah yang diteliti. berurutan. Pewarnaan ini tanpa proses
Penelitian ini mengunakan landasan teori pemanasan misalnya, pewarnaan batik coklat.
sebagai berikut: Berdasarkan pendapat di atas maka
1. Pengertian pewarnaan pewarnaan sangatlah penting karena rupa
Menurut Agustin (1980) Warna yang pertama kali ditatap oleh mata adalah
merupakan bagian yang sangat penting dalam warna, maka dari itu warna sangat
kehidupan manusia. Warna dapat merubah menentukan harga, minat seseorang, ragam
atau menambah sesuatu menjadi indah. hias dan motif suatu bahan tekstil.
pembuatan tekstil pewarnaan selain untuk

2. Tanaman Jambu Biji / Jambu Batu (Psidium quajava L.)

Gambar 1 Tanaman jambu biji ( Psidium quajava L.)

27
Tahun IX, No. 16, April 2013

a. Pengertian tanaman jambu biji

Jambu biji adalah salah satu tanaman selain bnyak khasiatnya sebagai obat
buah jenis peredu, dalam bahasa Inggris tradisional, penulis termotivasi untuk
Disebut Lambo quava. Tanaman ini berasal memanfaatkan daun jambu biji sebagai bahan
dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke pewarnaan alami. Daun jambu yang akan
Thailand kemudian ke negara Asia lainnya digunakan pada penelitian ini adalah daun
seperti Indonesia. Hingga saat ini telah jambu dari satu jenis tanaman yaitu jambu biji
dibudidayakan dan menyebar luas di daerah- ( jambu batu ).
daerah Jawa.
Jambu biji sering disebut juga jambu 3. Mordan sebagai penguat warna
klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu 1. Pengertian Mordan
tersebut kemudian dilakukan persilangan Mordan merupakan garam besi yang
melalui stek atau okulasi dengan jenis yang membantu meresapkan warna pada kain.
lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil Bahan ubar alam kebanyakan menghasilkan
yang lebih besar. dengan keadaan biji yang warna yang tidak sama keawetannya, maka
lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi pengubar biasanya menambah satu atau dua
nama jambu Bangkok karena proses langkah proses pengubaran untuk menjamin
terjadinya dari Bangkok kemudian ditanam di keawetan warnanya, ini dilakukan dengan
Indonesi. ( www.ristek go.id ). memasukkan benang atau kain yang akan
b. Pengertian daun jambu diubar kedalam suatu urutan yang hampir
Daun merupakan suatu bagian mendidih ( 87 0C) agar terbentuk
tumbuhan yang terpenting dan pada kesenyawaan kimia antara ubar dan benang.
umumnya tiap tumbuhan mempunyai Istilah mordan berasal dari bahasa latin
sejumlah besar daun ( Tjitrosoepomo, 1985). “ Mordere” yang artinya menggigit. Ada
Menurut kamus lengkap biologi, daun adalah berbagai macam mordan, antara lain lumut
bagian tanaman yang tumbuh berkelai-kelai jenis tertentu, cuka, amoniak, asam samak,
pada ranting, biasanya berwarna hijau, dan zat alam lainnya sudah lama digunakan,
sebagai alat pernafasan dan mengolah zat tetapi mordan yang paling lazim digunakan
makanan. Bagian tumbuhan untuk pada ubar alam adalah tawas, krim tartar dan
melakukan fotosintesis, yakni mengolah bebrapa garam dan krom, temabaga, besi dan
glukosadari air dan gas asam arang maupun timah ( Bragdon,Allaven,1985:58 ).
udara, dengan mendapatkan bantuan energi
dari cahaya matahari. 4. Jenis – Jenis Mordan
Berdasarkan uraian di atas dapat Menurut Danen (1985 :5 ) jenis
diambil suatu kesimpulan bahwa daun mordan terdiri dari beberapa jenis di
merupakan organ terpenting yang berfungsi antarannya adalah :
sebagai tempat pembuatan makanan,
penguapan ( transpirasi ) dan pertukaran a. Tawas ( Kalium Aluminium )
gaBeberapa khasiat daun jambu antara lain Tawas (Kalium Aluminium) adalah
untuk mengobati luka memar, sebagai obat mordan yang sangat baik untuk
diare dan disentri juga bisa dipakai sebagai pengubaran sendiri karena tidak berbahaya
minuman dengan cara daun jambu kecuali termakan dalam jumlah besar.
dikeringkan dan dibuat teh, jadi tinggal seduh Bentuknya kristal atau bubuk putih, tawas ini
saja sudah mendapatkan khasiat yang paling baik jika digunakan sebagai mordan
terkandung didalamnya. pendahuluan dan cocok untuk semua jenis
Berangkat dari budidaya tanaman jambu serat. Pengaruhnya terhadap warna biasanya
yang bisa diambil buahnya sebagai buah kecil. Karena pemakaian tawas terlalu banyak
jambu, daun pada tanaman jambu biji tersebut cenderung membuat benang menjadi kaku,

28
Tahun IX, No. 16, April 2013

maka tawas sering dicampur dengan krim tar- tumbuh-tumbuhan. Jenis kain katun banyak
tar. digemari konsumen terutama yang tinggal di
b. Besi (Vitrol hijau ) daerah tropis. Hal ini dikarenakan salah satu
Besi (vitro hijau) adalah mordan lain yang sifat kain katun , yaitu higroskopis atau
tidak beracun, bentuknya kristal atau bubuk menghisap keringat dan sejuk bila dikenakan,
hijau pucat. Mordan ini biasanya dicampur maka kain katun sering dipakai untuk busana
dengan larutan ubar. Sebaliknya besi tidak kerja, busana rumah, pakaian bayi, dan untuk
digunakan untuk mengubar sutera atau linen lenan rumah tangga.
kasar, karena warna kain dapat menjadi makin Menurut Hartanto Sugiarto tentang
tua dan bertambah biru gelap. Terlalu banyak sejarah kapas atau katun mengatakan bahwa “
besi dapat menimbulkan warna cokelat pada kapas sudah digunakan di negara India, China
ubar hitam, ordan besi dapat menimbulkan dan Peru pada sekitar tahun 2000 – 5000
coreng-coreng serta kerusakan pada benang sebelum masehi “ Hartanto, Sugiharto, 1980 :
dan menimbulkan warna cokelat pada ubar 10 ).
hitam. Panjang dan kehalusan serta kapas Mordan bes
c. Asam samak ( Tanin) digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu
Asam samak (tannin) terbentuk secara kapas serat panjang, sedang dan pendek.
alam dalam banyak bahan ubar. Misalnya the, Kapas yang berserat panjang memiliki sifat
cairan empedu lembu dan asam ini sudah ada halus, kuat dan berkilau dengan panjang
dalam bahan ubar, tidak perlu lagi mordan staple 1- 1 ½ inci. Misalnya kapas Mesir dan
tambahan. Asam samak tidak beracun dan kapas Sea Island. Kapas berserat panjang
dapat dibeli dalam bentuk bubuk cokelat biasanya dipakai untuk benang dan kain yang
muda. Asam samak biasanya digunakan sangat halus. Sedangkan kapas yang berserat
sebagai mordan pendahuluan atau dalam ukuran sedang adalah kapas yang lebih kasar
larutan ubar. Karena zat ini peka terhadap dan lebih pendek dengan ukuran staple ½ -1
cahaya, maka benang yang diwarnai dengan 3/8 inci. Misalnya kapas upland. Kapas
asam ini makin lama makin gelap warnanya, berserat pendek sangat kasar dan tidak
karena itu Zat warna ini harus disimpan dalam berkilau dengan panjang staple 3/8 - 1 inci.
wadah kedap cahaya. Misalnya kapas India, Cina dan sebagian kecil
d. Baking soda ( Sodium Bicarbonat ) Timur Tengah, Eropa dan Afrika Selatan.
Baking soda merupakan mordan yang Warna kain katun yang asli adalah putih
berbentuk bubuk kristal putih yang lembut kekuningan. Tetapi juga dapat diberi warna
dengan pH 8,4. Nama lain dari baking soda lain yang beragam. Pewarnaan dapat
yaitu Bicarbonat of soda. Soda sodium acid dilakukan sebelum atau sesudah ditenun.
karbonat, sodium hydrogen. Penggunaan Sedangkan bahan –bahan yang sudah jadi
mordan ini dalam pencelupan akan menerangi diberi motif. Selain itu katun juga dapat
warna, mengurangi kadar air dan mengubah dikombinasikan dengan serat seperti polyster,
kadar keasaman. Untuk mendapatkan warna sutera, atau serat sintesis lain. Perbandingan
kehijau-hijauan pada warna merah atau warna jumlah serat pencampur yang biasanya
ungu tambahkan baking soda pada bahan digunakan adalah 70 – 90 % pada serat katun.
celupan sebelum mendidih. Untuk efek Sedangkan jumlah serta pencampurnya hanya
keungu-unguan pada warna berry tambahkan berkisar 10 – 30 %. Hal ini bertujuan untuk
baking soda setelah dibilas. Penggunaan mengurangi sifat-sifat negatif dari bahan
mordan ini sangat baik untuk serat alami katun. Sekarang banyak dijumpai jenis katun
www.grifindye.com. yang tidak mudah kusut.
5. Teknik Ikat Celup Pada Kain Katun Menurut Agustien dan Endang (1980),
a. Pengertian Katun sifat kain katun adalah sangat kuat, dalam
Kain katun merupakan salah satu jenis keadaanbasah kekuatan serat kain bertambah
kain yang berasal dari serat solulosa atau 25 % tahan cuci dan tahan obat kelantang,

29
Tahun IX, No. 16, April 2013

sangat higroskopis sehingga banyak adanya kelompok lain yanf tidak dikenai
menghisap air tetapi sangat cepat kering, exsperimen dan ikut mendapatkan
bersifat kurang kenyal sehingga kusut serta pengamatan.
tahan seterika panas. Popolasi penelitian diambil dari
Sifat-sifat di atas memberi alasan yang Mahasiswa Jurusan PKK Tata Busana
tepat bila kain katun selama ini merupakan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan
yang serbaguna. Katun banyak digunakan sampel diambil dari 30 orang mahasiswa
untuk pakaian bayi, pakaian rumah dan Tata Busana yang telah memprogram
penggunaan lain sperti lenan rumah tangga. matakuliah membatik.
b. Ikat Celup Data penelitian diambil menggunakan
Penegetahuan tekstil menjelaskan kuisoner, obsevasi, wawancara yang
bahwa teknik ikat celup adalah kain yang diberikan pada responden dari hasil
diikat pada bagian-bagian tertentu dengan exsperimen teknik ikat celup kain katun dari
pengikat yang tidak menghisap zat warna lalu pewarna daun jambu yang diberi penguat
dicelupkan pada zat warna ( Agustien Nyo, soda, tawas dan ferro sulfat.
1980 : 145 ). D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Selain itu Will dan Eillen Richardson Berdasarkan hasil esperimen pewarnaan
menyatakan bahwa pengertian ikat celup yang telah dilakukan menunjukan hasil yang
adalah kain yang dijumput pada bagian- berbeda antara satu dengan yang lainnya,
bagian tertentu, diikat dengan tali karet lalu berarti ada perbedaan atau ada pengaruh
diubar, kain akan menyerap ubar kecuali yang antara mordan yang satu dengan yang lainya
diikat ( 1984 : 50 ). pada teknik ikat celup kain katun yang dibuat
Berdasarkan landasan teori di atas taplak meja ini bisa dilihat dari hasil gambar
pewarnaan dengan mengunakan pewarna esperimen berikut ini.
alam akan lebih kuat pewarnanya apa bila Pewarnaan yang mengunakan tawas
ditambah penguat warna seperti mordan. lebih cerah warnanya tetapi motifnya kurang
C. Metode Penelitian jelas, pewarnaan mengunakan beking soda
Jenis penelitian ini adalah adalah jenis warnanya lebih pekat jelas dan kadar
peneliantian Pre Esperimental Disign intensitasnya lebih kuat motifnya juga lebih
(exsperimen yang belum baik). Istilahnya jelas. Pewarnaan yang mengunakan mordan
Quasi Exsperimen, disebut demikian karena ferro sulfat warnanya kurang jelas cenderung
jenis exsperimen jenis ini belum memenuhi kusam atau hitam warta motifnya juga kurang
persyaratan seperti cara exsperimen yang jelas.
mengikuti peraturan-peraturan tertentu yaitu

Gambar Hasil PenlitianTeknik Ikat Celup Kain Katun dari Mordan Soda, Mordan
Terro Sulfat dan Mordan Tawas

30
Tahun IX, No. 16, April 2013

I. Hasil pewranaan dengan beking soda. dengan penambahan mordan ferro sulfat 46,7
Hasil pewarnaan daun jambu dengan % terdapat pada kreteria cerah, 43,3%
teknik ikat celup pada kain katun yang terdapat pada kretria sangat cerah, 10%
diterapkan pada taplak mejadengan mordan terdapat pada kretria kurang cerah dan 0%
beking soda dari masing-masing indicator menunjukan tidak cerah.
penelitian menunjukkan hasil observasi 40% Hasil kepekatan warna pada pewarnan
memilih pada kreteria tidak cerah, 33,3% mengunakan daun jambu pada teknik ikat
terdapat pada kreteria kurang cerah, 23,3% celup dengan menggunakan mordan ferro
terdapat pada kreteria cerah dan 3,4% terdapat sulfat menunjukan 43,3% pada kretria cerah,
pada kreteria sangat cerah. 26,8% terdapat pada kreteria sangat cerah,
Kepekatan warnanya menunjukan 50% 23,3% terdapat pada kreteria kurang cerah
terdapat pada kreteria cerah, 23,3% terdapat dan 6,6% menyatakan tidak cerah.
pada kreteria sangat cerah, 16,7% tidak cerah Berdasarkan hasil di atas ternyata dari
dan 10% kurang cerah. Berdasar dari hasil ini 30 responden menyatakan pewarnan
pewarnaan yang di dapat menunjukkan cerah mengunakan daunjambu pada taplak meja
ini terbukti dari responden memilih 50% katun dengan teknik ikat celup yang ditambah
memilih kreteria cerah. mordan ferro sulfat 46,7 % menyatakan pada
1. Hasil pewarnaan dengan menggunakan kreteria cerah.
mordan tawas
Hasil jadi penyerapan pewarnaan E. Simpulan dan Saran
mengunakan daun jambu pada teknik ikat 1. Simpulan
celup mengunakan mordan tawas yang Setelah ditinjau dari hasil
diterapkan pada taplak meja berdasarkan observasi eksperimen dan berdasarkan pada
observasi 30 orang responden menunjukan analisa data baik secara setatistik maupun
40% terdapat pada kreteria kurang cerah, diskriftif dapat disimpulkan sebagai berikut
30% terdapat pada kretria cerah, 20% terdapat a. Terdapat perbedaan hasil jadi pewarnaan
pada kretria sangat cerah dan 10% tidak menggunakan daun jambu diterapkan dengan
cerah. teknik ikat celup pada taplak meja kain katun
Hasil kepekatan pewarnan teknik ikat yang diberi mordan soda, tawas dan ferro
celup pada taplak meja mengunakan pewarna sulfat ini dikarenakan tiap mordan memiliki
daun jambu dengan mordan tawas menjukan sifat dan kandungan zat yang berbeda ini
hasil 36,7% terdapat pada kreteria sangat dibuktikan dari hasil exsperimen bahanya.
cerah, 33,3% kurang cerah, 23,3% pada b. Hasil exsperimen daun jambu pada taplak
kreteria cerah dan 6,6% pada kreteria tidak meja dari pewarnaan daun jambu yang diberi
cerah. mordan tawas, soda dan ferro sulfat pada
Berdasarkan hasil pewarnaan teknik ikat celup yang banyak disukai dari 30
mengunakan daun jambu yang di terapkan sampel mahasiswa PKK Tata Busana adalah
pada taplak meja dengan teknik ikat celup yang mengunakan mordan beking soda karena
pada kain katun dengan mordan tawas warna yang digunakan lebih pekat ini
menjukan hasil 40% terdapat pada kreteria dibuktikan dari hasil pemilihan responden
kurang jelas ini berdcasarkan dari hasil dari 30 responden memilih 14 yang
jawaban dari 30 responden yang menjawab. menyukai, kedua yang mengunakan tawas
terbukti 10 responden memilih tawas dan
2. Hasil pewarnaan dengan menggunakan yang ke tiga mengunakan ferro sulfat
mordan ferro sulfat dibuktikan dari 30 responden memilih 6
Hasil penyerapan pewarnaan karena warna yang dihasilkan kurang pekat.
mengunakan daun jambu pada teknik ikat
celup yang diterapkan pada taplak meja

31
Tahun IX, No. 16, April 2013

2. Saran Sutrisno Hadi, 1983. Statistik, Yayasan


a. Kalau ingin mengunakan pewarna daun penerbitan Fakultas Psikologi UGM,
jambu di sarankan untuk mengunakan Yogyakarta.
penguat mordan. Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi Research,
b. hasil pewarnaan dari motif teknik ikat Andi Offset, Yogyakarta.
celup kalau ingin motipnya lebih jelas cara
mengikatnya harus kuat. Sunarto, 2008. Teknologi Pencelupan dan
c. Pewarnaan yang paling disukai adalah Pengecapan I untuk SMK,
pewarnaan daun jambu dengan teknik ikat
celup menggunakan mordan beking soda Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
untuk itu disarankan untuk pewarnaan
mengunakan beking soda supaya hasilnya Sunarto, 2008. Teknologi Pencelupan dan
bagus dan disukai. Pengecapan 2 untuk SMK,

G. Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.


Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rinika Cita. Sewan Susanto, 1973. Seni Kerajinan Batik
Indonesia, BPKB, Yogyakarta.
Bragdon, Aiien Daven Prort, 1985. Aneka
hobby Rumah Tangga, Suwargono http:// www.ristek.go.id jambu biji.
Wirono, Penerjemah New York
Plenary Publication International Inc. Yatim Riyanto, 2007. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kualitatif dan
Hartanto Sugiharto dan Watanahe, Shigeru, Kuantitatif. Surabaya: UNESA
1980. Teknologi Tekstil, Pradnya Press.
Paramita, Jakarta. Wikipedia.com.

Henny Hasyim,2010. Tie Dye, Tiara Aksara,


Surabaya.

Isminingsih, 1978. Pengantar Kimia Zat


warna, STTT, Bandung.

Jilid 10. Ensiklopedi Nasional, 1989. PT.


Cipta Adi Pusaka, Jakarta.

M. Sastrapradja, 1978. Kamus istilah


Pendidikan dan umum, Usaha
Nasional, Surabaya.

Poespo Goet, 2005. Pemilihan bahan tekstil,


Kanisius, Yogyakarta.

Suharsini Arikunto, 1998. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, PT Rineka Cipta,
Yogyakarta

32

Anda mungkin juga menyukai