BAB IV
ZAT WARNA TEKSTIL
B. RELEVANSI
Bahan tekstil sebagai bahan sandang sebelum dipasarkan memerlukan
syarat-syarat tertentu yang dapat dipenuhi dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan bahan tekstil yang biasa disebut dengan penyempurnaan yang
meliputi persiapan penyempurnaan, pengelantangan, pencelupan, pencapan dan
penyempurnaan akhir. Pengolahan bahan tekstil dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan mutu pada bahan tekstil, yang salah satunya yaitu dengan
pemberian warna sehingga dapat membentuk motif-motif yang memberi nilai
keindahan pada bahan tekstil tersebut.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
tetapi tidak mencelup dengan warna yang sangat muda, maka larutan
tersebut dinetralkan dengan asam asetat kemudian tambah 1 ml
asetat 10% dan masukkan wol putih, lalu dididihkan larutan itu
selama½ menit, kemudian wolnya dicuci dan diamati adanya
pewarnaan pada woltersebut. Bila terjadi pewarnaan pada wol putih
tersebut, ini menunjukkan ujipositif zat warna asam.
1) Napthol AS
2) Napthol AS.G
3) Napthol AS.LB
4) Napthol AS.BO
5) Napthol AS.OL
6) Napthol AS.GR
7) Napthol AS.BR
8) Napthol AS.GR
9) Napthol AS.D
10) Napthol AS.BS
Garam diazonium yang dipakai antara lain:
1) Garam Kuning GC
2) Garam Bordo GP
3) Garam Orange GC
4) Garam Violet B
5) Garam Scarlet R
6) Garam Blue BB
7) Garam Scarlet GG
8) Garam Blue B
9) Garam Red 3 GL
10) Garam Black B
11) Garam Red B
Untuk menentukan warna yang diinginkan dapat berdasarkan
padastandard warna napthol seperti dalam table berikut :
69
lalu kedalam tabung reaksi itu dimasukkan kapas putih dan garam
dapur. Setelah larutandididihkan, kiapasnya diambil diletakkan di
atas kertas saring dan dibiarkan di udarayang teroksidasi. Dengan
cara ini zat warna belerang akan mencelup kembali kainkapas dalam
warna yang sama dengan warna contoh uji tetapi lebih muda.
Uji penentuan untuk zat warna belerang dilakukan dengan
mendidihkancontoh uji dalam 5 ml larutan natrium hidroksida 10%,
cuci bersih. Setelah contohitu dimasukkan dalam tabung reaksi,
tambahkan larutan pereduksi. Mulut tabungditutup dengan kertas
saring di tengah kertas saring ditetesi larutan Pb asetat alkali.
Tabung reaksi tersebut kemudian diletakkan dalam gelas
piala yang berisi airmendidih. Bila dalam waktu 1 menit tetesan Pb
asetat pada kertas saring berubahmenjadi coklat tua atau hitam, maka
menunjukkan uji positif zat warna belerang. Ujilebih lanjut pada zat
warna belerang dapat dilakukan dengan membasahi kaincontoh uji
dengan natrium hipokhlorit 10%. Zat warna belerang oleh larutan
iniakan hilang warnanya dalam waktu 5 menit.
ujidicelup dengan zat warna reaktif dan tidak dicuci sempurna, maka
contoh uji luntursedikit dalam dimetil formida air (I : I).
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi secara
kimia denganserat selulosa dalam ikatan yang stabil. Karena tidak
ada cara yang khusus menguji zat warna reaktif, sebelum dilakukan
pengujian yang menunjukkan bahwa zat warna tersebut adalah zat
warna reaktif, maka terlebih dahulu perlu diadakan pengujian yang
menunjukkan ada tidaknya zat warna yang luntur dalam air. Untuk
pengujian terhadap beberapa jenis zat warna pigmen dan zat warna
reaktif hasilnya menunjukkan reaksi yang sama. Zat warna reaktif
bentuk struktur kimianya bermacam-macam, tetapi untuk
identifikasinya dapat digabungkan dengan dasar mengetahui jenis
gugus reaktifnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Isminingsih & Jufri, Rasjid. 1978/1979. Pengantar Kimia Zat Warna. Bandung :
ITT Bandung
Katib, Winarni & Sunaryo, Oriati.1980. Teori Penyempurnaan Tekstil II. Jakarta:
Departemen P&K
Lubis, Arifin dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : STTT Bandung
Rianto, Didik. 1990. Proses Batik (Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing). Solo :
Aneka
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat
di bagian akhir BAB ini.Hitunglah jawaban yang benar.Kemudian, gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi BAB
4.