KAJIAN PUSTAKA
A. Pencelupan
1. Pengertian Pencelupan
Pencelupan merupakan proses pewarnaan pada
bahan tekstil yang sudah ada sejak 2500 tahun sebelum
masehi yang pada awalnya telah dikenal di negeri Cina,
India dan Mesir. Pada masa itu pewarnaan pada bahan
tekstil menggunakan bahanbahan dari alam, seperti
tumbuhan, hewan maupun mineral. Baru pada tahun 1856
seorang mahasiswa berkebangsaan Inggris William Henry
Perkin menemukan senyawa mauvein dari proses oksidasi
senyawa anilin tidak murni, yang akhirnya dapat
digunakan sebagai zat warna sintetis pertama. Pencelupan
adalah proses pemberian warna secara merata pada bahan
tekstilbaik berupa serat, benang maupun kain. Pemberian
warna tersebut dilakukan dengan berbagai cara,
bergantung pada jenis serat, zat warna dan mesin yang
digunakan (Sunarto, 2008 : 150). Pencelupan (dyeing)
adalah proses memasukkan zat warna kedalam serat
tekstil yang merata dan sama dengan bantuan air, uap air,
atau pemanasan kering (Poespo, 2005:51). Menurut
Widihastuti (2014), pencelupan adalah proses pemberian
warna pada bahan tekstil secara merata dengan
menggunakan media air. Sedangkan menurut Arisnawati.
2010. Pengaruh Suhu Terhadap Hasil Pencelupan
Bahan Sutera Dengan Menggunakan Ekstrak Akar
Mengkudu. Padang: FT-UNP
Fitrihana (2010:84), pencelupan yaitu pemberian
warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna
yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3
7
8
2. Tahap Pencelupan
Dalam pencelupan terjadi tiga tahap mekanisme
proses pencelupan menurut Vickerstaff (1975), yaitu:
a. Migrasi
Migrasi merupakan pergerakan molekul zat
warna di dalam larutan celup. Molekul zat warna
dalam larutan selalu bergerak, pada temperatur tiggi
pergerakan terjadi lebih cepat. Kemudian bahan
tekstil dimasukkan ke dalam larutan celup. Serat
tekstil dalam larutan bersifat negatif pada
permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat dua
kemungkinan yakni molekul zat wara akan tertarik
oleh serat atau tertolak menjauhi serat. Oleh karena
itu perlu penambahan zat-zat pembantu untuk
mendorong zat warna lebih mudah mendekati
permukaan serat.
b. Absorpsi
Absorpsi adalah molekul zat warna terserap
menempel pada permukaan serat, dikarenakan
molekul zat warna mempunyai tenaga yang cukup
besar untuk mengatasi gaya-gaya tolak dari
permukaan serat.
c. Penetrasi
9
B. Pewarnaan
1. Pengertian
Pewarnaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2012) adalah suatu proses/ cara untuk memberikan
warna ke dalam benda. Zat pewarna terbagi menjadi dua
yaitu pewarna alami dan pewarna buatan yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Zat pewarna alami
10
2. Fungsi Pewarnaan
a. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
b. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki
variasi alami warna. Dalam hal ini penambahan
warna bertujuan untuk menutupi kualitas yang
rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat
diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang
berbahaya.
c. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan
cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat
proses pengolahan dan selama penyimpanan.
3. Tahapan Pewarnaan
13
4. Kriteria Pewarnaan
Menurut Fitrihana (2009:30) kriteria yang harus
dimiliki pewarna alami antara lain yaitu:
a. Kerataan Warna, merupakan warna yang dihasilkan
pada saat proses pewarnaan atau pencelupan sangat
merata, tidak terdapat sisa yang masih menggumpal
pada bagian tertentu, dan menghasilkan warna yang
tidak belang pada seluruh permukaan kain.
b. Ketajaman warna, warna yang dihasilkan pada saat
proses pewarnaan atau pencelupan terlihat tajam,
warna yang dihasilkan lebih terlihat gelap
dibandingkan dengan sebelumnya, dan warna tidak
memudar atau kusam pada seluruh permukaan kain.
c. Daya serap atau penyerapan warna adalah warna
yang dihasilkan pada saat proses pewarnaan atau
pencelupan zat warna terserap dengan baik pada
permukaan bagian buruk kain, terlihat rata pada
bagian baik dan bagian buruk kain. Setiap proses
pewarnaan menghasilkan tingkatan warna yang sama
pada seluruh permukaan kain.
d. Tahan luntur warna terhadap pencucian mempunyai
arti yang sangat penting dalam pemakaian bahan
tekstil sehari-hari. Pengujian nya dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yang disesuaikan dengan
penggunaan dari bahan tekstil tersebut. Cara
pengujian ini dimaksudkan unuk menentukan tahan
luntur warna terhadap pencucian. Tahan luntur
21
C. Kain Katun
1. Pengertian Kain Katun
Katun merupakan serat alami yang dihasilkan oleh
biji tanaman kapas. Kain yang terbuat dari kapas dapat
menyerap keringat sehingga nyaman dikenakan
(Hardisurya, 2011:117). Menurut Jerde ( 1992 : 34 ) “ Cotton
is one of the wordl’s major textile fibers. It also one of the most
versatile, being used either alone of in many blends for a
seemingly infinite variety of apparel and houschold is the fibrous
matter that surounds the seed of variousshurb or woody herbs of
the mallow family, malvaccae “ yang artinya. Katun adalah
salah satu serat terkstil yang sering digunakan didunia.
Dan juga salahsatu yang paling serbaguna, yang
digunakan untuk berbagai jenis pakaian dan perlengkapan
rumh tangga dan produk industri yang tampaknya tak
terbatas.
d. Katun Primis
Katun primis adalah jenis mori kualitas paling
tinggi, katun primis sudah disertai proses
penyempurnaan berupa Mercerized dan Sanforized
sehingga sudah siap untuk digunakan tanpa proses
terlebih dahulu.
e. Katun Primissima
23
3. Karakteristik Katun
Karakteristik bahan katun menurut Puspo (2005:
76) adalah sebagai berikut
a. Asal bahan : biji kapas
b. Sifat bahan : kuat, bahkan ketika basah menyerap,
menarik panas badan, kusut, susut atau mengerut,
kecuali ditangani dengan baik, rusak oleh matahari,
keringat, dan lapuk
c. Konstruksi bahan : berubah-ubah dengan
bermacam-macam berat dan tekstur
d. Penyerapan warna bahan : relative mudah, daya
serapnya bagus
e. Jatuhnya bahan : tidak bagus
f. Tekstur bahan : gemersik dan kaku
g. Kegunaan bahan : sesuai untuk busana daerah
tropis, untuk pakaian kerja, pakaian sport, dan
pakaian santai
24
c. Mulur
Mulur serat kapas saat putus tergolong tinggi di
antaranya serat-serat selulosa lainnya. Serat alam
yang mulurnya lebih baik dari kapas adalah wol dan
sutra. Mulur serat kapas berkisar antara 4-13%,
dengan rata-rata 7%
d. Keliatan
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan
kemampuan suatu benda untuk menerima kerja.
Keliatan serat kapas relative tinggi dibandingkan
dengan serat wol, sutra, dan selulosa yang diregenerasi.
e. Kekakuan
25
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam melaksanakan penelitian
merupakan hasil atau kristalisasi dari teori, konsep serta
asumsi yang dipadukan sehingga menunjukkan kejelasan
antara satu dengan yang lain serta menunjukkan hubungan
sebab akibat (Sugiyono, 2014: 93). Adapun kerangka
konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Pewarna Alam
F. Hipotesis
Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian
sebagai berikut :
Ha : ada pengaruh lama pencelupan 24 jam, 48 jam , 72
jam dan 96 jam terhadap hasil pewarnaan akar
mengkudu pada kain katun.