Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan diartikan sebagai suatu interaksi antara guru dan peserta didik secara

sederhana untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh

sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan budaya (Hasbullah, 2013:1). Selain itu

pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran agar dapat mencapai tingkat hidup atau

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 2013:4).

Pada proses pembelajaran di sekolah, guru tidak hanya dituntut mampu

menyampaikan materi dengan baik, tetapi mampu memahami karakteristik peserta didik

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu materi pelajaran di sekolah adalah

pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia

digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar.

Perubahan ini terjadi dilator belakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan menalar peserta

didik Indonesia masih sangat rendah.

Pembelajaran bahasa Indonesia disuguhakan pada peserta didik bertujuan untuk

melatih peserta didik terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasanya secara

kreatif dan kritis. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan Slamet, bahwa pengajaran

bahasa Indonesia adalah pengajaran keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang

kebahasaan. Teori-teori bahasa hanya sebagai pendukung atau penjelas dalam konteks,

yaitu yang berkaitan dengan keterampilan tertentu yang tengah diajarkan (Mahsun, 2014:

39). Namun kenyataannya, banyak guru terjebak dalam tatanan konsep sehingga

pembelajaran cenderung membahas teori-teori bahasa.

1
2

Kemampuan dan keterampilan berbahasa merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh setiap peserta didik sejak usia dini pada jenjang pendidikan dasar.

Keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan membaca, keterampilan menulis,

keterampilan berbicara dan keterampilan mendengarkan/ menyimak. Menurut Syarif

(2009:1), kemampuan mendengarkan dan membaca disebut kemampuan reseptif,

sedangkan kemampuan berbicara dan menulis dimanakan kemampuan produktif.

Seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis semestinya

memperbanyak mendengar dan membaca, karena dengan mendengar dan membaca akan

memperoleh informasi untuk berbicara dan menulis.

Salah satu ragam kemampuan menulis adalah menulis sastra. Hal ini sesuai dengan

pembelajaran sastra di Sekolah Dasar yang menekankan kepada peserta didik agar lebih

menggali karya-karya sastra baik melalui mendengarkan, menonton apresiasi atau menulis

sastra. Pembelajaran sastra di sekolah terbagi menjadi beberapa materi, yaitu puisi, prosa,

dan drama. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang diungkapkan melalui pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua

kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur 3 batin (Waluyo,

1991: 25). Selain itu, Suryaman (2005:20) menjelaskan puisi merupakan karya emosi,

imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan,

kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur dengan memperhatikan pembaca.

Berdasarkan pendapat tersebut maka, keterampilan menulis puisi wajib dimiliki oleh

peserta didik sebagai suatu keterampilan yang aktif dan produktif untuk mengungkapkan

ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman.

Pentingnya latihan menulis puisi tidak hanya mempertajam pengamatan dan

meningkatkan kemampuan bahasa, akan tetapi dengan latihan penulisan puisi peserta didik

diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri
3

(Rahmanto, 1989:118). Namun dalam kenyataannya, banyak peserta didik cenderung

menghindari pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap bahwa kegiatan menulis

puisi adalah kegiatan yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Jamaluddin (2003: 85) bahwa pola pembelajaran satra belum sepenuhnya berorientasi

pada upaya pembinaan dan pengembangan daya apresiasi peserta didik terhadap karya

sastra.

Untuk memudahkan peserta didik memahamai isi puisi, guru dan peserta didik

perlu mengadakan kesepakatan untuk memilih bahan bacaan sesuai dengan tujuan dan

taraf perkembangan peserta didik dalam hal kompetensi, minat dan kesulitan untuk

memahami puisi. Guru yang akan melakukan pembelajaran di kelas seharusnya memiliki

media pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis puisi

tersebut tersampaikan. Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik

dalam memahami puisi adalah media gambar.

Media gambar dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi diharapkan dapat

berguna untuk membantu peserta didik mengatasi permasalahan dalam menulis puisi.

Media gambar dapat digali atau dieksplorasikan untuk membantu meningkatkan

kemampuan menulis puisi. Media gambar dapat digunakan dalam pembelajaran

keterampilan menulis puisi karena dengan melihat gambar, peserta didik akan terbawa

dalam imajinasi mereka dan hal tersebut diharapkan dapat membantu mereka menuangkan

ide kreatif serta gagasan ke dalam bentuk puisi. Arsyad (2006: 127) mengemukakan

bahwa gambar dapat memenuhi fungsinya untuk membangkitkan motivasi dan minat

peserta didik, mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik, dan membantu

peserta didik menafsirkan serta mengingat isi pelajaran yang berkenaan dengan gambar-

gambar yang ada.


4

Penggunaan gambar sebagai media pembelajaran akan dapat memotivasi peserta

didik untuk lebih kreatif dalam keterampilan menulis. Media gambar merupakan media

visual yang bersifat sederhana karena mudah didapat, mudah dipahami, dan dimengerti

oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru tidak sulit mencarinya dan peserta didik juga

sudah cukup mengenalnya. Guru sebagai fasilitator dapat menggunakan gambar sebagai

sarana untuk memudahkan mengajar terutama pada kegiatan menulis puisi. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan penggunaan media gambar peserta didik

diajak guru untuk mengamati sebuah gambar, kemudian diekspresikan dengan

menggunakan kata-kata, maka peserta didik akan menjadi lebih mudah melakukannya.

Adapun alasan-alasan yang mengakibatkan peneliti beranggapan bahwa dengan

penggunaan media gambar dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi, akan

mempermudah peserta didik, karena peserta didik akan terdorong menulis dan

mengekspresikan perasaannya setelah mengamati gambar. Berkaitan dengan masalah

media gambar dalam pembelajaran menulis puisi, maka perlu diketahui minat para peserta

didik. Untuk mengetahui bagaimana minat dan keterampilan dalam menulis puisi dengan

media cerita bergambar, maka penelitian ini akan dilakukan di SDN Kedung Baruk 1/ 275

dengan subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi

masalah penelitian sebagai berikut ini:

1. Bagaimana upaya peningkatan minat menulis puisi melalui media cerita bergambar

pada peserta didik kelas V SDN Kedung Baruk 1/ 275, Surabaya?

2. Bagaimana upaya peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media cerita

bergambar pada peserta didik kelas V SDN Kedung Baruk 1/ 275, Surabaya?
5

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

minat dan keterampilan menulis puisi dengan media cerita bergambar pada peserta didik

kelas V SDN Kedung Baruk 1/ 275, Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis bagi peserta didik,

guru dan sekolah:

1. Manfaat bagi peserta didik

Dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan minat dan

keterampilan siswa dalam menulis puisi. Selain itu, dapat membantu siswa dalam

mengatasi kesulitan belajar sehingga kemampuan menulis puisi mereka meningkat.

2. Manfaat bagi guru

Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan arah yang tepat

dalam pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran menulis puisi.

3. Manfaat bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra

Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi peseta didik kelas V SDN

Kedung Baruk 1/ 275, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai