Anda di halaman 1dari 4

(PENELITIAN BUSANA)

PEWARNAAN TEKSTIL DENGAN TANAH LIAT

Disusun oleh:

DIKE DEFRI NELTA

(17075068)

Dosen Pembimbing:

Dra. Yuliarma, M.Ds

PRODI S1 TATA BUSANA

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA & PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Industri tekstil membutuhkan sentuhan inovasi baru yang unik, estetis, dan

mempunyai ciri khas dan bernilai. Kehadiran produk tekstil dengan pewarna alami

kembali menimbulkan ketertarikan yang signifikan. Menurut sumber diperolehnya

zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA)

yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam pada umumnya dari hasil ekstrak

tumbuhan atau hewan. Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu zat warna buatan atau

sintesis dibuat dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau

minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti

benzena, naftalena dan antrasena. Pada awalnya proses pewarnaan tekstil

menggunakan zat warna alam. Seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat

warna sintetis untuk tekstil maka penggunaan zat warna alami semakin sedikit.

Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh, ketersediaan

warna terjamin, jenis warna bermacam macam, dan lebih praktis dalam

penggunaannya, tetapi penggunaan zat warna sintesis dapat memberikan dampak

yang buruk baik pada lingkungan maupun dalam tubuh manusia. Pencemaran

lingkungan yang diakibatkan dari limbah penggunaan zat warna sintesis memberikan

dampak pada ekosistem air. Disisi lain menggunakan bahan pewarna sintesis dapat

membahayakan kesehatan manusia yang dapat menyebabkan kanker dan juga

penyakit kulit lainnya. Sekarang ini penggunaan zat warna alami telah beralih oleh

keberadaan zat warna sintesis namun penggunaan zat warna alam yang merupakan

kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya

khususnya pada proses pewarnaan tekstil.


Kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual atau nilai

ekonomi yang tinggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah lingkungan

sehingga berkesan etnik dan eksklusif. Pengrajin-pengrajin tekstil telah banyak

mengenal zat pewarna alami yang dapat mewarnai bahan tekstil salah satunya adalah

tanah liat.

Pemungutan zat warna coklat sudah pernah dilakukan dengan menggunakan

metode pengasaman untuk mendapatkan zat warna coklat. Metode tersebut

menggunakan bahan kimia seperti asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dapat

menghasilkan limbah yang tidak ramah lingkungan. Mengatasi hal tersebut maka

peneliti menggunakan metode lain yaitu dengan menggunnakan mordan jeruk nipis

sebagai pengikat warna yang lebih ramah lingkungan. Pemungutan zat warna dari

tanah liat ini dilakukan dengan reaksi yang menggunakan air perasan jeruk nipis.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk membuat pewarna tekstil

dari tanah liat sebagai bahan pengganti pewarna sintetis dengan menggunakan air

perasan jeruk nipis serta aplikasi zat pewarna pada pewarnaan tekstil.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah yaitu

memanfaatkan air perasan jeruk nipis sebagai pengikat warna untuk pemungutan zat

warna dari tanah liat dengan mengkaji kondisi optimum kinerja air perasan jeruk nipis

hingga menghasilkan produk dalam bentuk serbuk sehingga memudahkan dalam

penyimpanan zat warna tekstil.

3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dari penelitian ini meliputi :

a. Air perasan jeruk nipis digunakan sebagai pengikat warna pada pemungutan zat

warna alami dari tanah liat.


b. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah waktu reaksi, konsentrasi
pengikat warna dan pH.
c. Penelitian ini mengkaji aktivitas pengikat warna terhadap reaksi pewarnaan tekstil.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
a. Bagaimana pengaruh waktu reaksi pewarnaan tekstil terhadap kepekatan zat warna
yang dihasilkan?
b. Bagaimana pengaruh konsentrasi pengikat warna terhadap kepekatan zat warna
yang dihasilkan?
c. Bagaimana pengaruh pH pengikat warna terhadap kepekatan zat warna yang
dihasilkan?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
a. Mengetahui pengaruh waktu reaksi pewarnaan teksti terhadap kepekatan zat warna
yang dihasilkan.
b. Mengetahui pengaruh konsentrasi pengikat warna terhadap kepekatan zat warna
yang dihasilkan.
c. Mengetahui pengaruh pH pengikat warna terhadap kepekatan zat warna yang
dihasilkan.
6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain:
a. Mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan zat warna alami.
b. Memanfaatkan potensi sumber daya alam sebagai bahan zat warna alami tekstil di
Indonesia.
c. Meningkatkan nilai estetika tekstil dengan penggunaan pewarna alami.

Anda mungkin juga menyukai