PENDAHULUAN
Indonesia yang telah teridentifikasi dan diaplikasikan secara luas untuk kerajinan
tinctoria L (penghasil warna biru), Bixa ollerana Linn (penghasil warna jingga),
sudah ada di Indonesia sejak abad ke 18. Indonesia memiliki banyak tumbuh-
Tanah Air.
terutama di pulau Jawa. Setelah akhir abad ke-18 dan abad ke-19, perkembangan
batik di jawa cukup pesat, pada saat itu batik yang dihasilkan adalah batik tulis
salah satunya di jawa timur yang banyak juga menggunakan batik tulis selain di
Jawa tengah. potensi penggunaan zat pewarna alam di Jawa Timur sangat besar,
hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pengrajin batik di jawa timur yang masih
2008).
1
Seiring dengan berjalannya waktu penggunaan zat pewarna alam sudah mulai
konsumen. Pewarna sintetis menjadi alternatif yang paling cepat dalam memenuhi
permintaan pasar. Mulai dari makanan, kosmetik, hingga pewarnaan batik, sudah
pewarna sintetis tersebut, pewarna sintetis memiliki dampak yang kurang baik
bagi makhluk hidup dan lingkungan. Banyak pengrajin batik yang membuang
limbah pewarna sintetis batik langsung ke badan air (sungai) tanpa pengolahan
wilayah industri batik (Rini, 2011). kerusakan yang diakibatkan oleh penggunaan
zat pewarna sintetis yang berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan tubuh
dihasilkan dari limbah batik adalah dengan mengganti pewarna sintetis dengan
pewarna alami kain batik yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sudah dilakukan
Jenis hutan yang terdapat di Gunung Butak termasuk kedalam jenis hutan
lindung tercantum dalam Pasal 1 angka 8, yang berbunyi, Hutan lindung adalah
erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung
(Protection forest) adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
2
ekologisnya, terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah tetap dapat
memliki potensi flora yang besar dan belum dikelolah. Sehingga pemilihan lokasi
Gunung Butak sebagai tempat penelitian bertujuan untuk melihat potensinya dari
segi sumber pewarna alami, karena dengan jenis flora yang besar, diharapkan
gunung Butak memiliki potensi yang besar untuk menyediakan sumber pewarna
alami.
kawasan gunung Butak dan juga mengetahui konsentrasi pewarna alam yang
memiliki ketahanan luntur warna yang paling optimal. Konsentrasi pewarna yang
baik dapat menghasilkan kepekatan warna yang bagus, sehingga perlu juga untuk
mengetahui konsentrasi pewarna yang paling optimal, sehingga dengan data jenis
tumbuhan penghasil pewarna alami Batik dan juga konsentrasi pewarnaan yang
pewarna alami.
Ada pun permasalahan yang ingin dijawab dalam penilitian ini adalah,
lingkungan. Penggunaan zat pewarna sintetis yang sering disalah gunakan untuk
mengejar permintaan pasar sehingga tidak jarang zat kimia sering digunakan
dalam pembuatan pewarna batik. Sehingga perlu pemecahan masalah dengan cara
3
melakukan penelitian tentang potensi sumber pewarna alami di kawasan jalur
pendakian gunung Butak sebagai alternatif sumber pewarna yang lebih ramah
lingkungan.
3.1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
yang optimal.
4.1. Manfaat
alami dari jenis-jenis pohon pada puncak Gunung Butak, dapat menambah
informasi bagi Jurusan Kehutanan UMM mengenai sumber pewarna yang ada di