Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang Maha Esa atas
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Makalah mengenai
“Pewarnaan Serat Tekstil Menggunakan Zat Pewarna Alam” ini saya susun dengan maksud
sebagai tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Dr. Farihah, M.Pd., dan Bapak
Halimul Bahri M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang telah
mengajarkan dan membimbing mahasiswa/I agar dapat memahami dalam pembelajaran ini
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga penulisan Makalah ini bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu:
pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan
alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan. Kedua, Zat Pewarna
Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi kimia
dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil
senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena.
(Isminingsih, 1978).
Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun,
seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil
maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Banyak industri tekstil yang
menggunakan zat pewarna sintetis dikarenakan lebih praktis dan efesien. Namun,
dampak dari penggunaan zat pewarna sintetis sangatlah buruk terhadap lingkungan.
Seperti yang kita ketahui bahwa setelah zat pewarna sintetis digukan maka zat
akan dibuang di lingkungan sekitar. Hal inilah yang membahayakan lingkungan kita.
Pewarna sintetik ini tidak bisa diuraikan secara sempurna oleh alam sehingga akan
mencemari dan meracuni lingkungan hidup manusia.
Oleh karena itu, lebih baik dalam pewarnaan tekstil menggunakan zat pewarna
alami. Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga.
Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat
mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera),
kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis),
kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal
(Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium
guajava). (Sewan Susanto,1973).
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini ialah :
1. Tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami tekstil ?
2. Bagaimana proses pewarnaan pada tekstil ?
3. Apa keunggulan menggunakan bahan zat pewarna alami bila dibandingkan
dengan zat pewarna sintetik ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai zat
pewarna alami
2. Untuk mengetahui proses pewarnaan pada tekstil
3. Untuk mengetahui keunggulan dari zat pewarna alami bila dibandingkan
dengan zat pewarna sintetik
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam zat pewarna alam yang
dapat digunakan sebagai pewarna kain (tekstil)
b. Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dari zat pewarna alam
c. Mahasiswa dapat membandingkan antara zat pewarna alam dan zat
pewarna buatan
2. Bagi Industri
Industri dapat mengetahui berbagai macam zat pewarna alam yang dapat
digunakan dalam pewarnaan kain, sehingga industri dapat memakai zat
pewarna alam yang lebih ramah lingkungan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat akan mengetahui zat
pewarna alami apa saja yang dapat digunakan dalam pewarnaan kain (tekstil)
4. Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dapat mengetahui bahwa
dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat dialam akan menghasilkan
zat pewarna yang lebih ramah lingkungan sehingga pemerintah dapat
membuka industri pewarnaan tekstil baru dengan menggunakan zat pewarna
alami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pewarna Tekstil
Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2
yaitu: pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari
bahan-bahan alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan.
Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat
dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi
yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena,
naftalena dan antrasena. (Isminingsih, 1978).
Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun
bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan
yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon
nila (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran
(Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu (Morinda
citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa
orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). (Sewan Susanto,1973).
Menurut R.H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto (1999)
sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, pada jaringan
tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda
tergantung menurut struktur kimianya. Golongan pigmen tumbuhan dapat
berbentuk klorofil, karotenoid, flovonoid dan kuinon. Untuk itu pigmen –
pigmen alam tersebut perlu dieksplorasi dari jaringan atau organ tumbuhan
dan dijadikan larutan zat warna alam untuk pencelupan bahan tekstil. Proses
eksplorasi dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan pelarut air.
Khlorofil (chlorophil) adalah zat pembawa warna hijau pada
tumbuhtumbuhan. Khlorofil termasuk zat makanan yang sudah ribuan tahun
akrab dengan sel-sel tubuh manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan
sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka bumi dalam bentuk lumut.
Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning
sampai merah yang terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
a. Karotenoid pro-vitamin A yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif seperti
beta karoten, alfa karoten, dan gama karoten.
b. Karotenoid non pro-vitamin A yaitu non-nutrisi aktif seperti fucoxanthin,
neoxanthin,dan violaxanthin
Flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, tetapi ada tiga
kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon
Antosianin (dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah
pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu,
dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya,
buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel
epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan
walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
Kekurangan
Tidak Ramah Lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami. Tumbuhan
tersebut diantaranya ialah kunyit, suji, kulitmanggis, kesumba, daun ketapang,
secang, tarum, pinang, safflower, angsana, dan akar mengkudu. Tumbuhan tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna tekstil,sehingga lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297145/penelitian/
TEKNIK+PEMBUATAN+ZAT+WARNA+ALAM+UNTUK+BAHAN+T
EKSTIL++DARI+TANAMAN+DISEKITAR++KITA.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/12347641.pdf
https://mediaindonesia.com/weekend/415026/mengenal-5-bahan-
pewarna-tekstil-alami-yang-melimpah-di-indonesia
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2450249/mengenal-tumbuhan-
jitu-penghasil-warna-tekstil