Anda di halaman 1dari 12

PEWARNAAN SERAT TEKSTIL MENGGUNAKAN ZAT PEWARNA ALAM

Dosen Pengampu :

Dr. Farihah, M.Pd.


Halimul Bahri, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama Kelompok : Annisa Nurhasanah


Nim : 5193143002
Kelas : Pendidikan Tata Busana B’2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang Maha Esa atas
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Makalah mengenai
“Pewarnaan Serat Tekstil Menggunakan Zat Pewarna Alam” ini saya susun dengan maksud
sebagai tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Dr. Farihah, M.Pd., dan Bapak
Halimul Bahri M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang telah
mengajarkan dan membimbing mahasiswa/I agar dapat memahami dalam pembelajaran ini
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga penulisan Makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 08 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................2

D. Manfaat.................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................................3

B. Macam-Macam Bahan Zat Pewarna Alam...........................................................................4

C. Proses Pewarnaan Tekstil.....................................................................................................6

D. Perbandingan Zat Pewarna Alami Dan Sintetis....................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................................8

A. Kesimpulan...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu:
pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan
alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan. Kedua, Zat Pewarna
Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi kimia
dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil
senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena.
(Isminingsih, 1978).
Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun,
seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil
maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Banyak industri tekstil yang
menggunakan zat pewarna sintetis dikarenakan lebih praktis dan efesien. Namun,
dampak dari penggunaan zat pewarna sintetis sangatlah buruk terhadap lingkungan.
Seperti yang kita ketahui bahwa setelah zat pewarna sintetis digukan maka zat
akan dibuang di lingkungan sekitar. Hal inilah yang membahayakan lingkungan kita.
Pewarna sintetik ini tidak bisa diuraikan secara sempurna oleh alam sehingga  akan
mencemari dan meracuni lingkungan hidup manusia.
Oleh karena itu, lebih baik dalam pewarnaan tekstil menggunakan zat pewarna
alami. Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga.
Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat
mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera),
kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis),
kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal
(Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium
guajava). (Sewan Susanto,1973).

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini ialah :
1. Tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami tekstil ?
2.  Bagaimana proses pewarnaan pada tekstil ?
3. Apa keunggulan menggunakan bahan zat pewarna alami bila dibandingkan
dengan zat pewarna sintetik ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Untuk mengetahui tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai zat
pewarna alami
2. Untuk mengetahui proses pewarnaan pada tekstil
3. Untuk mengetahui keunggulan dari zat pewarna alami bila dibandingkan
dengan zat pewarna sintetik

D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam zat pewarna alam yang
dapat digunakan sebagai pewarna kain (tekstil)
b. Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dari zat pewarna alam
c. Mahasiswa dapat membandingkan antara zat pewarna alam dan zat
pewarna buatan
2. Bagi Industri
Industri dapat mengetahui berbagai macam zat pewarna alam yang dapat
digunakan dalam pewarnaan kain, sehingga industri dapat memakai zat
pewarna alam yang lebih ramah lingkungan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat akan mengetahui zat
pewarna alami apa saja yang dapat digunakan dalam pewarnaan kain (tekstil)
4. Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dapat mengetahui bahwa
dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat dialam akan menghasilkan
zat pewarna yang lebih ramah lingkungan sehingga pemerintah dapat
membuka industri pewarnaan tekstil baru dengan menggunakan zat pewarna
alami.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pewarna Tekstil
Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2
yaitu: pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari
bahan-bahan alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan.
Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat
dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi
yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena,
naftalena dan antrasena. (Isminingsih, 1978).
Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun
bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan
yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon
nila (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran
(Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu (Morinda
citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa
orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). (Sewan Susanto,1973).
Menurut R.H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto (1999)
sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, pada jaringan
tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda
tergantung menurut struktur kimianya. Golongan pigmen tumbuhan dapat
berbentuk klorofil, karotenoid, flovonoid dan kuinon. Untuk itu pigmen –
pigmen alam tersebut perlu dieksplorasi dari jaringan atau organ tumbuhan
dan dijadikan larutan zat warna alam untuk pencelupan bahan tekstil. Proses
eksplorasi dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan pelarut air.
Khlorofil (chlorophil) adalah zat pembawa warna hijau pada
tumbuhtumbuhan. Khlorofil termasuk zat makanan yang sudah ribuan tahun
akrab dengan sel-sel tubuh manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan
sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka bumi dalam bentuk lumut.
Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning
sampai merah yang terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
a. Karotenoid pro-vitamin A yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif seperti
beta karoten, alfa karoten, dan gama karoten.
b. Karotenoid non pro-vitamin A yaitu non-nutrisi aktif seperti fucoxanthin,
neoxanthin,dan violaxanthin

Flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, tetapi ada tiga
kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon
Antosianin (dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah
pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu,
dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya,
buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel
epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan
walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.

Kuinon adalah metabolit sekunder yg memiliki cincin aromatis dengan sistem


satu atau dua gugus keton.Pigmen kuning, jingga atau merah.

B. MACAM-MACAM BAHAN ZAT PEWARNA ALAM


1. Kesumba (Bixa Orellana)
Kesumba merupakan salah satu jenis tanaman perdu yang berasal dari Amerika
Selatan. Meski bukan tumbuhan asli Indonesia,  kesumba mudah ditemukan di
berbagai wilayah Indonesia. Kesumba memiliki warna alami merah yang pekat.
Bagian yang kerap dijadikan sebagai pewarna alami adalah bijinya.
2. Kunyit
Kunyit atau turmeric merupakan rempah asli Asia Tenggara yang memiliki bakat
kuat sebagai bahan pewarna alami. Warna kuning pada kunyit sangat pekat dan
apat melekat dengan baik pada kain tanpa memutuhkan berbagai tambahan bahan
kimia lainnya.
3. Suji (Dracaena angustifolia)
Daun suji memiliki warna hijau pekat yang sangat khas. Umumnya orang lebih
banyak yang menggunakan daun suji sebagai pewarna makanan. Namun, suji juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat pewarna tekstil.
4. Daun Ketapang
Daun pohon ketapang dapat diolah menjadi pewarna alami. Uniknya, hasil
pengolahan daun ketapang dapat menghasilkan setidaknya tiga warna yang
berbeda. Mulai dari olive green, hitam, hingga kuning kecokelatan. Perbedaan itu
dapat terjadi berdasarkan kondisi daun yang digunakan serta bahan campuran
yang digunakan untuk mengolah daun ketapang tersebut.
5. Secang (Caesalpinia sappan)
Kulit kayu secang dapat dioleh menjadi pewarna cokelat hingga marun alami.
Nuansa earth tone akan sangat terasa dari bahan yang diwarnai dengan kayu
secang. Di beberapa daerah, secang juga kerap digunakan untuk mewarnai
beberapa karya seni seperti anyaman.
6. Tarum
Tarum atau tom merupakan tanaman khas dari Indonesia bagian barat. Warna
alami yang dihasilkan oleh tarum adalah warna biru, warna tersebut diperoleh dari
rendaman daun tarum dalam jumlah yang banyak selama semalam. Air
rendamannya kemudian direbus dan dikeringkan setelah itu barulah pewarna
alami ini dapat digunakan sebagai pewarna kain. Tanaman ini dibudidayakan
dengan cara stek, Bila setek telah mencapai 14-18 hari akan tumbuh tunas, dan
pada usia empat bulan mulai dapat dipetik daunnya dan dapat langsung dijual
kepada pengolah tarum untuk dibuat zat pewarna. 
7. Pinang (Areca Cathecu)
Pinang adalah tanaman yang banyak tersebar di berbagai daerah Indonesia. Warna
alami yang dihasilkan oleh pinang adalah warna merah, warna tersebut diperoleh
dari tumbukkan halus biji buah pinang tua.
8. Safflower (Crocus sativus)
The safflower atau saron atau bunga kuma-kuma merupakan tanaman yang berasal
dari Asia Barat Daya. Warna alami yang dihasilkan dari bunga kuma-kuma yaitu
kuning keemasan, yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami pada kain.
9. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara, tepatnya semenanjung Malaya.
Tetapi saat ini tanaman manggis banyak tumbuh di Negara-negara tropis. warna
alami yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna alami
tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian bubuk
kulit manggis direndam menggunakan etanol dan dikeringkan.
10. Angsana
Tanaman yang memiliki nama lain sonokembang ini termasuk tanaman penghasil
kayu berkualitas baik. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah hutan hujan tropika,
tetapi sekarang pertumbuhannya semakin menurun tajam. Warna alami yang
dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah sedangkan daunnya berwarna
coklat kekuningan.
11. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara. Kebanyakan orang memanfaatkan buah
ini sebagai tanaman obat. Tetapi tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna merah
kecoklatan.

C. PROSES PEWARNAAN TEKSTIL


Proses Pewarnaan Tekstil Proses pewarnaan pada tekstil secara sederhana meliputi
mordanting, pewarnaan, fiksasi, dan pengeringan. Mordanting adalah perlakuan awal
pada kain yang akan diwarnai agar lemak, minyak, kanji, dan kotoran yang tertinggal
pada proses penenunan dapat dihilangkan. Pada proses ini kain dimasukkan ke dalam
larutan tawas yang akan dipanaskan sampai mendidih. Proses pewarnaan dilakukan
dengan pencelupan kain pada zat warna. Proses fiksasi adalah proses mengunci warna
kain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan air atau tawas. ( Moerdoko,
1975 )
a. Proses mordanting .
Bahan tekstil yang hendak diwarna harus diproses mordanting terlebih dahulu.
Proses mordanting ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik zat warna
alami terhadap tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman
warna yang baik.
b. Pembuatan larutan fixer ( pengunci warna )
Pada pecelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi
yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam agar
memiliki ketahanan luntur yang baik, ada tiga jenis larutan fixer yang biasa
digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas (Al2(SO4)3), dan kapur tohor (CaCO3).
Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan larutan fixer
terlebih dahulu dengan cara: i. Larutan fixer tunjung : larutkan 70 gram tunjung
dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan
beningnya ii. Larutan fixer tawas : larutkan 70 gram tawas dalam tiap liter air
yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya iii. Larutan
fixer kapur tohor : larutkan 70 gram kapur tohor dalam tiap liter air yang
digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutiin beningnya.

D. PERBANDINGAN ZAT PEWARNA ALAMI DAN SINTETIS


a. Zat Pewarna Alami
Keuntungan :
 Tidak adanya efek samping bagi kesehatan
 Ramah lingkungan
 Warna-warna yang dihasilkan sangat khas dan etnik
 Memiliki nilai jual yang tinggi .
Kekurangan:
 Pewarnaannya yang lemah,
 Kurang stabil dalam berbagai kondisi,
 Aplikasi kurang luas dan
 Cenderung lebih mahal.
b. Zat Pewarna Sintetis
Keuntungan
 Lebih mudah diperoleh ,
 Ketersediaan warna terjamin,
 Jenis warna bermacam macam, dan
 Lebih praktis dalam penggunaannya

Kekurangan
 Tidak Ramah Lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami. Tumbuhan
tersebut diantaranya ialah kunyit, suji, kulitmanggis, kesumba, daun ketapang,
secang, tarum, pinang, safflower, angsana, dan akar mengkudu. Tumbuhan tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna tekstil,sehingga lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297145/penelitian/
TEKNIK+PEMBUATAN+ZAT+WARNA+ALAM+UNTUK+BAHAN+T
EKSTIL++DARI+TANAMAN+DISEKITAR++KITA.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/12347641.pdf
 https://mediaindonesia.com/weekend/415026/mengenal-5-bahan-
pewarna-tekstil-alami-yang-melimpah-di-indonesia
 https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2450249/mengenal-tumbuhan-
jitu-penghasil-warna-tekstil

Anda mungkin juga menyukai