Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR TAILORING

OLEH : Dr. Yasnidawati M,Pd

Puspaneli, S.Pd., M.Pd.T

A. RUANG LINGKUP TAILORING


1. Konsep Dasar Tailoring
Tailoring adalah salah satu Teknik dalam menjahit pakaian. Tailoring sering
dilakukan pada rumah mode atau toko tempat penerima pesanan menjahit dengan
teknik tailoring. Tailoring berasal dari Bahasa inggris yaitu tailor yang berarti panjahit
pakaian. Hasil pekerjaan tailor disebut tailoring. Tailoring adalah salah satu Teknik
menjahit busana dengan bahan tertentu, menggunakan beberapa jenis pelapis, yang
dikerjakan oleh seorang ahli pada bidang busana, jahitan yang halus banyak
menggunakan tangan, yang pada bagian luar dan dalam sama-sama rapi dengan
bentuk permanen.

2. Komponen Style Busana Tailoring


a. Siluet model
Garis siluet busana tailoring terlihat seperti huruf H, I , yang memberi kesan
berwibawa, sportif, dan sederhana. Model krah kebanyakan klasik seperti krah jas,
shawl krah, krah rebah, setengah berdiri. Menggunakan kantong dalam. Lengan
jas (terdiri dari 2 potong : lengan luar dan lengan bagian dalam).
Busana tailoring bermacam-macam modelnya, baik untuk wanita maupun pria.
Model pada busana tailoring kebanyakan klasik dan selalu up tu date. Jadi dapat
dipakai kapan saja, seperti untuk pekerja dikantor, kesekolah sebagai guru, ke
kampus sebagai dosen pramugari, pegawai bank. Busana tailoring juga dapat
dipakai untuk bepergian, acara pesta, dsb. Macam-macam busana tailoring yaitu :
mantel pak, duex piece, suit two piece, coats, jaket toper, dan cape, blazer, seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini.
b. Bahan Tailoring
Bahan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dapat dibuat untuk jas.
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan busana dengan Teknik tailoring adalah
bahan poko, bahan penunjang dan bahan pelangkap.
a) Bahan pokok / utama
Adapun yang dimaksud dengan bahan pokok adalah material utama
yang harus ada dalam pembuatan busana tailor, dipakai untuk bahan bagian
luar yaitu yang berasal dari tekstil (Arifah, 2003). Jadi bahan tekstil adalah
bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang dan ditenun menjadi
kain, yang digunakan untuk pembuatan berbagai jenis busana.
Untuk busana tailoring bahan yang digunakan berasal dari serat alam
yaitu dari hewan (bulu domba/ biri-biri) yang mengandung unsul wool, serta
bahan yang mengandung unsul wool lainnya. Tekstur bahan untuk Teknik
teknik tailoring sebaiknya dipilih yang sedang atau tepal. Sedangkan motif
bahan yang dapat dipilih untuk busana tailoring antara lain : kotok-kotak,
alpokado, garis. Bila tidak ingin memakai motif maka dapat dipilih bahan
polos. Merk bahan untuk jas yang beredar dipasaran pilihlah merk Avano,
Bellini, Kenzo, Maxy, style, dan lain-lain.

b) Warna Bahan/Tekstil Tailoring


Warna memiliki kekuatan nilai yang luar biasa (dengan mood dan kepribadian
individu), dan keuntungan nilainya yang mesti digunakan secara individu.
Warna akan memberikan tampilan yang lebih pada seseorang, bila warna yang
dipilih tersebut cocok atau serasi dangan kulitnya. Adapun warna terdiri dari
beberapa tingkat, seperti berikut ini.
1) Warna pokok atau warna primer
Warna pokok yang dimaksud adalah warna-warna yang tidak dapat
dihasilkan dari campuran warna-warna lain. Berdasarkan pengertian
tersebut warna hitam, putih, dan perak termasuk dalam deretan warna
pokok.

2) Warna sekunder
Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dari dua
warna pokok seperti:
 Warna jingga atau orange dihasilkan dari campuran warna merah
dengan warna kuning.
 Warna hijau dihasilkan dari campuran warna kuning dengan biru.
 Warna ungu atau violet dihasilkan dari campuran warna biru
dengan warna merah.

3) Warna Tersier
Warna tersier berasal dari campuran dua warna sekunder seperti warna
hijau kekuningan, berasal dari campuran warna hijau dan kuning. Biru
kehijauan, biru keunguan, violetkemerahan, merah kejinggaan, dan kuning
kejinggaan.

4) Warna komplementer
Warna komplementer adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua
warna yang terletak tepat berseberangan pada garis lurus yang ditarik
melalui titik pusat lingkaran warna. Jadi warna yang terletak di kedua
ujung garis tengah lingkaran warna merupakan warna komplementer.
Kombinasi warna dapat dilakukan dengan cara menghubungkan warna-
warna yang ada pada lingkaran warna.
c. Bahan Penunjang
Pemilihan bahan penunjang busana sama pentingnya dengan pemilihan kain
(bahan utama) untuk suatu jenis busana. Pemilihan bahan penunjang yang tepat,
sangat menentukan penampilan busana secara keseluruhan. Bahan tambahan yang
dimaksud disini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyempurnakan
penampilan suatu busana.
Untuk busana tailoring, bahan penunjang yang dipergunakan dalam
pembuatannya ada beberapa jenis seperti:
1. Bahan pelapis
2. Bahan pengeras
3. Bahan penghangat
4. Bahan pelapis yang paling bawah lining
Contoh kesesuaian warna bahan penunjang dengan bahan utama

d. Bahan pelengkap
Bahan pelengkap yang dibutuhkan untuk pembuatan busana tailoring antara
lain: padding, benang jahit, ritsleting, veterban, kancing hias, kancing kait/hak.
e. Hiasan
Detail/rincian pada busana tailoring merupakan eksen/hiasan untuk menambah
keindahan terhadap busana. Sentuhan-sentuhan kecil, berupa hiasan pada busana
akan memberi kesan lebih indah dan menarik. Untuk itu kita dapat memilih hiasan
busana tailoring secara sederhana. Hiasan untuk busana tailoring dapat diperoleh
dengan memakai permainan garis hias seperti garis princess, yoke, empire.
Kemudian dapat juga digunakan pita kecil /bis dari kumai serong, kancing hias,
kombinasi warna garis hias pada krah, lengan, kantong.
3. Desain Model Tailoring
Kata desain berasal dari Bahasa Inggris yaitu “design” yang berarti rancangan
atau rencana. Atisah (1991:40) menyatakan “Desain adalah pola rancangan yang
merupakan hasil rumusan pemikiran yang mempertimbangkan berbagai hal, seperti
bentuk fungsional dan bentuk penampilan benda”. Desain adalah sesuatu rencana
atau rancangan yang terdiri dari beberapa unsur untuk menciptakan sesuatu benda
yang nyata yang mengandung nilai keindahan dan ada nilai gunanya. Desain busana
“menciptakan mode pakaian” pada umumnya desain terbagi atas dua bagian yaitu
desain struktur (structural design) dan desain hiasan (decorative design).
Desain struktur ini merupakan desain yang mutak harus ada pada setiap benda
yang akan di desain. Desain stuktur harus memenuhi beberapa kriteria antara lain
siluet. Siluet adalah “garis luar dari suatu pakian atau garis sisi bayangan luar dari
sebuah model busana atau pakaian”. Desain pada busana merupakan rancangan siluet
dengan detail-detailnya.
Siluet (silhouette) dapat dikelompokkan menjadi garis sisi bayangan luar
dengan bentuk huruf A,I,H,Y,T,V penerapan siluet pada busana dapat menipu
penglihatan orang lain yaitu memberi kesan pendek dapat menjadi tinggi atau
sebaliknya, kesan tegas, feminim, dsb.
Pemilihan desain adalah keputusan yang sangat pribadi yang harus berpusat
terutama pada hal-hal individual berkenaan dengan selera, tujuan pakaian, model
terkenal. Meski begitu dengan berbagai pilihan disain yang sangat baik memberikan
pengalaman belajar yang berharga. Memilih desain yang tepat dan cocok untuk
seseorang akan memberikan kesan tampilan lebih baik dari biasanya.
Desain untuk model mantelpak memberikan kesan tampilan yang sederhana,
sportif, dan berwibawa namun bergaya exclusive, karena memiliki ciri siluet dengan
bentuk huruf H. mantelpak adalah busana yang terdiri dari tiga (tiga) bagian, yaitu:
bagian luar terdiri dari dua potong pakaian yaitu jas dan rok. Jas dan rok memakai
bahan yang sama, warna sama, sedangkan pada bagian dalam / dalaman terdiri dari
blus /kemeja dengan bahan yang berbeda, lebih tipis dan lebih lembut dari bahan luar.
4. Kontruksi Pola Tailoring
Dalam pembuatan suatu busana atau pakaian, diperlukan pembuatan pola. Pola
merupakan salah satu unsur yang sangat penting, sebab pola tersebut merupakan
gambaran dari bentuk tubuh seseorang yang dibuat dengan ukuran-ukuran tertentu.
Menurut Porrie Muliawan (1985:2) pola adalah “pattern atau pola dalam bidang jahit
menjahit dimaksudkan suatu potongan kain atau potongan kertas yang di pakai
sebagai contoh untuk membuat Ketika bahan digunting. Potongan kain atau kertas
tersebut mengikuti bentuk badan tertentu, sesuai dengan desain model yang telah
disiapkan. Untuk lebih jelas kegiatan proses pembuatan mantelpak, perhatikan berikut
ini.
a. Desain
Pada praktek tailoring ini disain model yang dibuat adalah model busana
mantelpak seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

b. Peralatan
Sebelum dilakukan pengambilan ukuran, terlebih dahulu hendaklah dipersiapkan
alat-alat dan bahan yang digunakan. Hal ini dikmaksudkan supaya pekerjaan
dapat dilakukan secara berharap sesuai dengan Langkah-langkahnya. Adapun
alat-alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pola tailoring dengan model
mantelpak adalah sebagai berikut: sentimeter, peterban atau elastic, beberapa
lembar kertas sampul/ kertas kacang, pensil hitam, pensil merah biru, penggaris
lurus dan serba guna, rader, perekat/lem, serta gunting kertas dan jarum pentul.

Keterangan gambar

1) Sentimeter atau pita ukuran digunakan untuk mengambil ukuran badan yang
diperlukan serta untuk mengukur ukuran yang akan dibuat pada gambar pola.
2) Peterban digunakan untuk pengikat serta untuk menentukan tanda batas
pinggang dan kedua batas lengan.
3) Kertas sampul atau kertas kacang digunakan untuk menggambar pola
4) Pensil hitam dan pensil merah biru digunakan untuk membuat menggambar,
mengutip dan merubah pola kertas.
5) Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis-garis lurus dalam
menggambar pola. Sedangkan penggaris lengkung atau penggaris serba guna
bentuknya melengkung dengan bermacam-macam bentuk, ini digunakan
untuk membuat garis sisi rok serta garis lengkung lengan dan leher.
Disamping itu juga digunakan untuk membantu dalam membuat bermacam-
macam bentuk krah.
6) Rader digunakan untuk mengutip atau memindahkan pola dasar menjadi pola
lain.
7) Gunting kertas digunakan untuk menggunting pola.
8) Lem atau perekat digunakan untuk membantu penempelan pola dasar guna
merubah model suatu desain yang akan dibuat.
9) Jarum pentul digunakan untuk membantu penempelan bagian-bagian pola
yang diperlukan.

c. Mengambil Ukuran
Ukuran yang tepat sangat berpengaruh terhadap kontruksi pola. Karena
bagaimanapun bagusnya teori kontruksi pola tetapi ukuran tidak tepat maka pola
menjadi tidak menjadi tidak bagus atau tidak tepat dengan figure. Untuk itu
sewaktu akan mengambil ukuran hendaklah diperhatikan dan diteliti terlebih
dahulu pakaian yang akan di ukur. Barang-barang ataupun benda-benda yang
akan mengakibatkan ukuran yang diambil kurang tepat, haruslah atau dibuang
dari badan. Jika orang memakai blus dibawah rok maka blus itu hendaklah
dikeluarkan diatas rok, sehingga tebal dan mengembangan blus tidak menambah
besar lingkar pinggang.

Anda mungkin juga menyukai