Anda di halaman 1dari 15

Pembuatan Hiasan Busana

A. Desain Ragam Hias


Desain sering diartikan sebagai hasil rencana atau rancangan. Desain pada busana erat
hubungannya dengan mode, yaitu susunan garis bentuk, motif, warna, ukuran dan bahan dengan
tekstur yang teratur, sehingga menghasilkan suatu produk yang bernilai estetis, artistik dan
kreatif.
Desain ragam hias adalah gubahan unsur garis, motif, warna, bahan dan teknik hias dengan
penerapan prinsip komposisi dan mengikuti pola hias penempatan motif pada produk. Ada dua
jenis ragam hias (ornament) dalam menghias busana, yaitu structural ornament dan applied
ornament. Structural ormanent terjadi karena proses penemuan dalam pembentukan structural
benda hias misalnya strimin, beludru, tetra dan sebagainya. Sedangkan applied ornament
diciptakan untuk memperindah benda hias tersebut. Ada empat applied ornament, meliputi:
ornamen geometris, organis, stilasi dan gabungan ketiganya.
Ornamen geometris yaitu ornamen yang ide bentuk motifnya diambil dari bentuk yang ada
dalam ilmu ukur, seperti bentuk bulatan, segi empat, segi tiga, segi lima dsb. Ornamen organis/
naturalis yaitu ornamen motif yang idenya berasal dari bentuk motif alamiah, misalnya manusia,
binatang, tumbuhan, pemandangan (gunung, air). Ornamen stilasi/ renggaan yaitu ragam hias
dibuat dengan mengubah atau menyederhanakan bentuk-bentuk naturalis. Penyederhanaan bisa
dalam bentuk pewarnaan, bentuk motif dan detail lainnya. Sedangkan ornamen gabungan adalah
gabungan bentuk ketiga ornamen diatas.

Ornamen Organis Ornamen Geometris Ornamen Stilasi


B. Pengertian Sulaman dan Bordir
Istilah bordir identik dengan menyulam karena kata “bordir” diambil dari istilah bahasa
inggris embroidery (im-broide) yang artinya sulaman, pengerjaannya sangat sederhana, berawal
hanya dengan jarum dan benang. Dengan menggunakan jari-jemari tangan, kedua alat tersebut
ditusuk-tusukan pada kain, lalu muncullah berbagai istilah tusuk-tusuk hias (setik). Pada
akhirnya kegiatan tersebut disebut dengan istilah sulam dan bordir.
Bagi masyarakat Sumatra Barat istilah “bordir” lebih populer jika kerajinan ragam hias itu
dikerjakan dengan alat mesin dan jika dikerjakan dengan manual (tangan) disebut “sulam”.
Selain itu ada pendapat lain mengatakan bahwa Bordir adalah sebagai proses pemindahan bentuk
visual (gambar, huruf atau ilustrasi lainnya) dari benang ke bahan baik secara manual maupun
dengan menggunakan mesin yang disebut embroidery machine.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sulaman adalah suatu elemen untuk mengubah
penampilan permukaan kain dengan aneka tusuk hias, menggunakan benang sulam dikerjakan
dengan alat tangan. Sedangkan bordir adalah suatu elemen untuk mengubah penampilan
permukaan kain dengan aneka setik bordir, menggunakan benang bordir dan dikerjakan dengan
mesin. Hingga saat ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa sulam dan bordir itu
berbeda. Namun, pada dasarnya sulam dan bordir itu sama, yaitu hiasan dari benang yang
dijahitkan pada kain.
C. Sejarah Sulaman dan Bordir
Ditinjau dari sejarah keberadaan seni sulam (bordir) diperkirakan lebih tua dibandingkan
tenun. Hal ini ditandai dengan banyaknya pakaian awal yang telah ditemukan berupa kulit
bersulam yang dikenakan oleh bangsa-bangsa primitif terutama Asia. Semakin banyaknya
pendatang Eropa, kepandaian menyulam ini kemudian terbawa ke Eropa dan berkembang
disana. Terlebih setelah pengaruh kerajaan Byzantium semakin kuat tersebar.
Hampir tiap Negara memiliki sejarah mengenai seni hias bordir. Di Byzantium tahun 330
M hingga abad ke-15, seni bordir merupakan barang mewah dan hanya bisa dimiliki oleh orang-
orang tertentu saja. Pada zaman itu hiasan bordir dipadukan dengan ornamen dari emas (enny K.
Syahrul, 1999).
Pada zaman mesir kuno keberadaan hiasan bordir dibuktikan dengan ditemukannya lukisan
raja yang mengenakan hiasan bordir. Hiasan bordir tersebut terdapat pada pakaian, pelapis
tempat duduk, gantungan, bahkan tenda. Selain itu bangsa Yunani kuno pun juga mengenal
hiasan bordir, hal ini dibuktikan pada lukisan yang terdapat di vas ataupun kendi-kendi yang
berasal abad ke-7 dan ke-6.
Di Belanda pada abad ke-17 muncul hiasan bordir pada kain sutera pertama. Kemudian
hiasan bordir berwarna mulai ramai pada pertengahan abad ke-20 dinegeri kincir angin tersebut.
Sedangkan di Turki hiasan bordir dengan memadukan emas dan sutera berwarna mulai dikenal
sejak abad ke-16. Bahkan hiasan bunga tulip yang menjadi ciri khas Belanda pun juga disesain
oleh bangsa Turki. Selain Eropa, seni sulam dan bordir pun berkembang pesat di benua Amerika.
Di Amerika, motif bordir banyak dipengaruhi oleh budaya suku Indian, misalnya bulu-bulu.
Keterampilan ragam hias bordir ini sudah sejak lama dikenal di Indonesia, yaitu sekitar awal
abad ke-16. Pada waktu itu sulaman mutiara sangat popular di Jepang, bersamaan dengan itu
bordir mulai diperkenalkan hampir ke polosok nusantara. Ragam hias pada waktu itu hanya
diperuntukkan sebagai inisial kerajaan dan untuk menghiasi busana para bangsawan. Jadi, untuk
mengenal seni menghias dengan teknik sulam atau bordir di Indonesia memiliki perjalanan yang
cukup panjang. Beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan seni sulam dan bordir :
daerah Jawa Barat (Tasikmalaya), Sumatera Barat (Bukitinggi, Payakumbuh, Pariaman, Agam,
Padang dan Solok), Jawa Tengah (Kudus), Gorontalo, Aceh, Nusa Tenggara, Kalimantan dan
Bali. Setiap daerah memiliki ciri khas motif sulaman tersendiri.
Kini seni hiasan sulaman dan bordir untuk bermacam produk fashion telah berkembang
pesat; baik dari aspek alat, bahan baku, teknologi mendesain tidak hanya dilakukan dengan cara
manual/ menggambar dengan tangan, namun telah berkembang dengan menggunakan komputer.
Demikian juga dengan peralatan yang digunakan tidak saja menggunakan peralatan sulam
tangan, peralatan mesin manual, peralatan mesin high speed, juga telah berkembang pesat
dengan menggunakan mesin bordir komputer.
D. Teknik Menyulam
Seni sulaman dan bordir telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya
dikerjakan secara konvensional (tangan), namun juga menggunakan alat bordir, baik semi-
otomatis, otomatis dan komputer. Demikian juga perkembangan bahan penghias tidak hanya
menggunakan benang dan kain saja. Untuk penghias sulaman selain menggunakan benang, juga
menggunakan bahan lain seperti pita, serat alam, bahkan juga dikombinasi dengan bermacam
manik-manik, batu-batuan, atau payet yang warna-warni. Sedangkan bahan yang disulam
sekarang juga mengalami perkembangan, tidak hanya menggunakan kain, tapi menggunakan
bahan lain seperti kulit, brukat, tenun, serat alam dan sebagainya.
1. Bahan dan alat yang digunakan untuk sulam
Sebelum menyulam siapkan bahan dan alat yang digunakan untuk menyulam:
a) Kain = Kain yang digunakan dalam menyulam dapat menggunakan kain apa saja.
Umumnya ada 3 (tiga) macam kain yang dipakai yaitu kain serat alam, kain serat
sintetis dan kain dengan serat gabungan antara serat alam dan serat sintetis. jenis ini
sangat cocok untuk melakukan penyulaman karena mempunyai serat yang tidak rapat
dan mudah untuk ditembus oleh jarum. Penggunaan kain disesuaikan dengan
kebutuhan ada baiknya menggunakan kain yang tidak terlalu lebar agar mempermudah
dalam proses penyulaman. Jangan menggunakan kain yang tebal dan terlalu rapat
karena akan mempersulit dalam menyulam yang dapat menyebabkan jarum patah atau
bengkok. Namun, jika pemula disarankan untuk menggunakan kain belacu untuk
latihan, karena selain murah kain ini juga memiliki serat yang tidak rapat sehingga
mempermudah dalam memyulam.

Contoh kain Strimin dan kain belacu

b) Benang sulam = Benang sulam tidak dapat dipisahkan dalam penyulaman, dan
mempunyai fungsi dalam pembuatan tangkai bunga dan dapat merapatkan kain hingga
terlihat rapih. Benang sulam mempunyai tingkatan warna yang macam-macam.
Gunakan benang secukupnya agar dapat mempermudah untuk membentuk motif. Jenis
benang sulaman yang dapat digunakan adalah benang sulam mouline, benang hias
parel, benang mutiara, benang emas dan benang silver, dengan berbagai merek dagang.
seperti: mawar, jangkar, DMC (Dolfus Mick and Co) delima, paying, padi, benang
transparan dll.

Benang sulam untuk sulam tangan

c) Jarum = Dalam menyulam alat ini adalah tool utama sangat diwajibkan untuk
melakukan penyulaman dan mempunyai banyak jenis. Jarum yang baik digunakan
dalam penyulaman adalah jarum Crewel/ sharp yang memiliki ujung halus dan tajam
serta berlubang kecil sampai lebar untuk mempercantik sulaman. Ketika ingin menjahit
ikutilah titik garis pada sebuah pemidangan sebagai langkah tepat agar hasil gambaran
tidak terlalu keluar arah gambar.

Jarum tangan untuk sulam


d) Jarum pentul = Digunakan menyematkan kertas pola motif pada bahan sebelum
ditandai dengan karbon
Jarum pentul

e) Gunting = Kegunaan gunting adalah sebagai pemotong benang, kain pada saat
menyulam biasanya gunting yang dibutuhkan berukuran kecil agar mudah untuk proses
pemotongan yang lebih cepat dalam penyulaman. Gunakan gunting khusus untuk kain
agar mudah dipakai.

Gunting: A. gunting sulam


B. gunting benang C. gunting kertas
D. gunting bahan

f) Pemidangan = Kegunaan alat ini digunakan untuk merenggangkan kain, agar kain
menjadi rata dan mempermudah dalam menyulam sehingga menghasilkan sulaman
yang bagus serta tidak berkerut dan tampak rapih ketika digunakan dan pilihlah
pemidangan yang sesuai dengan desain anda dan tempatkan pemidangan diantara kain
yang ingin anda beri motif hias agar menghasilkan gambar yang indah.
Pamidangan

g) Tudung jari = Digunakan untuk melindungi jari pada waktu menjahit agar jari tidak
terkena tusukan jarum, digunakan pada jari telunjuk.

Pamidal

h) Pendedel = Pendedel dipergunakan untuk membuka jahitan.

Pendedel

i) Karbon jahit = Digunakan untuk memindahkan tanda pola motif pada bahan, dengan
cara ditekan oleh rader atau pensil.
j) Kertas transparan = Kertas digunakan dalam pembuatan motif yang selanjutnya akan
dijiplak pada kain atau bahan yang akan dihiasi. Untuk motif yang akan digunakan
k) Pensil = Pensil digunakan untuk menggambar pola/ motif diatas kertas yang. Pola/
motif yang sudah digambar dijiplak terlebih dahulu diatas kain agar mempermudah
dalam menyulam.
2. Tusuk hias
Sebelum membuat hiasan busana dengan teknik sulaman terlebih dahulu harus menguasai
macam-macam tusuk hias, yaitu jahitan tangan yang indah untuk menyelesaikan motif hias
dengan cara menusukkan jarum tangan menggunakan benang sulam seperti mouline atau
benang parel, sehingga motif busana tersebut menjadi lebih indah.
3. Memulai dan mengakhiri jahitan dalam menyulam tusuk hias
Dalam teknik jahit menjahit tangan, biasanya diperoleh hasil yang rapih dan halus. Dari
depan tampak indah dari belakang tampak rapi. Selain untuk kerapian juga untuk kekuatan
jahitan perlu diperhatikan cara memulai dan mengakhiri jahitan.
a) Sebelum tusukan pertama, jarum dijelujurkan halus dari bagian buruk hanya mengambil
sedikit saja dari tenunan tiga sampai empat langkah kemudianjarum ditusukan kebagian
yang baik untuk memulai sulaman.
b) Cara lain adalah dengan memasukkan jarum dari bagian buruk ke bagian baik, tinggalkan
½ - 2 cm ujung benang. Pada waktu membuat tusuk-tusuk sulaman, ujung benang
tersebut ikut dijepit hingga ujung benang itu tidak dapat dicabut. Mengakhiri jahitan ialah
dengan cara menusukkan jarum ke bagian buruk, jahitkan beberapa tusuk balut pada
bagian belakang tusuk sulam sebelum benang digantung.

Memulai dan mengakhiri jahitan


4. Macam-macam tusuk hias
Dalam mempelajari dan mempraktekkan berbagai tusuk dasar untuk memulai menjahit. Ada
dua kelompok tusuk yang dapat kamu ketahui, yaitu tusuk hias dasar dan tusuk hias variasi.
jenis tusuk tersebut dapat kamu gunakan untuk membentuk berbagai hiasan pada kain atau
bahan berupa sulaman, atau renda.
Macam-macam tusuk hias dasar dan tusuk hias variasi

Macam-macam tusuk hias

a) Tusuk jelujur
Tusuk jelujur merupakan dasar dari berbagai macam tusuk yang berbentuk garis putus-
putus. Tusuk jelujur ini biasanya digunakan untuk jahitan sementara, juga sering
diperlukan untuk sulaman dengan teknik bervariasi. Tusuk ini biasa digunakan untuk
menyambung atau menyatukan dua lembar kain menjadi satu supaya tidak bergerak.

Tusuk jelujur
b) Tusuk tikam jejak
Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya kecil-kecil, Sali bersentuhan
sehingga pada permukaan terlihat seperti setikan mesin. Tusuk tikam jejak dipergunakan
untuk mengisi garis tipis dan merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya,
seperti tusuk manik-manik, tusuk pakiness, atau tusuk tikam jejak yang dikepang dan tusuk
tikam berganda yang disisipi tusuk hanel.

Tusuk tikam jejak

c) Tusuk silang
Tusuk hias ini dikerjakan silang menjulang menurut dua arah yang serang. Hendaknya
dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain atau bahan yang benang silang tenunannya mudah
dihitung, benang lunsi atau pakan sperti bahan strimin, matting-matting, lenan kasar
dengan lenan polos, karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat, maka dalam
mengerjakannya melear maupun memanjang harus sama simetris.

Tusuk silang
d) Tusuk flannel
Tusuk hias yang terkenal ini merupakan dasar tusuk untuk berbagai macam sisipan dan
variasi menyalin. Tusuk flanel memiliki dua fungsi, fungsi pertama biasanya digunakan
untuk merekatkan dua helai kain, dan fungsi kedua adalah sebagai hiasan

Tusuk flanel

e) Tusuk festoon
Tusuk feston berfungsi untuk merekatkan dua permukaan kain supaya tidak bergerak,
penerapan teknik tusuk ini biasanya dipakai pada bagian ujung atau tepi kain. Teknik tusuk
ini biasanya digunakan oleh pengrajin dalam mebuat kerajinan dari kain flannel

Tusuk feston
f) Tusuk rantai
Tusuk rantai yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal atau vertical dimana masing-
masing tusuk saling tindih menindih sehingga membentuk rantai-rantai yang sambung
menyambung hias.

Tusuk rantai

g) Tusuk batang/ tangkai


Tusuk batang/ tangkai ini biasanya digunakan untuk jahitan hiasan.

Tusuk batang/ tangkai

h) tusuk pipih (satin)


Tusuk pipih balut merupakan salah satu teknik tusuk hias yang sering dipakai pada jahitan
hiasan. Cara menjahit dengan teknik tusuk pipih secara mudah dapat kalian praktekkan
seperti gambar dan keterangan berikut ini.
Tusuk pipih

i) Tusuk biku
Tusuk biku juga sering digunakan sebagai teknik tusuk dalam jahitan hiasan.

Tusuk biku

j) Tusuk bunga
Pada umumnya tusuk bunga sering digunakan untuk membuat bentuk Bungan pada hiasan,
namun tusuk Bungan juga dapat digunakan untuk membentuk border sebagai hiasan
pinngir buasan.

Tusuk bunga
k) Tusuk datar
Tusuk datar digunakan untuk membuat bentuk bunga, daun dan mengisi bidang pada
desain hiasan

Tusuk datar
l) Tusuk bullion/ rose/ benang sari
Tusuk bullion dapat
digunakan untuk
membuat berbagai bentuk
bunga kecil dan hiasan
buli-buliran pada desain
hiasan

Tusuk bullion
m) Tusuk rumani
Tusuk rumani biasanya digunakan untuk membuat hiasan berupa motif naturalis, seperti:
daun, bunga dan bentuk bidang yang panjang (bentuk geometris)

Tusuk rumani
n) tusuk ranting/ bulu
tusuk ranting
mempunyai efek satu
arah yang seolah-olah
tumbuh. Tusuk hias ini
harus dikerjakan dengan
teliti

Tusuk ranting
o) tusuk daun
tusuk daun dapat
digunakan untuk
membuat berbagai
bentuk daun dan hiasan
pinggir pada desain
hiasan busana

Tusuk daun

Anda mungkin juga menyukai