Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak kerajinan / keterampilan

tradisional salah satunya bordir dan sulaman di daerah sumatra barat.

Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain

dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat

menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung,

dan payet. Di antara jenis tusukan yang umum dikenal dalam menyulam adalah tusuk

rantai, tusuk jelujur, tusuk kelim, dan tusuk silang. Selain dijahit dengan tangan, sulaman

dibuat dengan mesin jahit dan mesin jahit bordir komputer.

Kain dan benang yang dipakai untuk seni bordir berbeda-beda menurut tempat dan

negara. Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau bedang dari wol, linen, dan sutra sudah

dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra, sulaman

modern menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.

Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita berbagai ukuran dan bahan untuk

membuat motif-motif bunga. Pita memberi efek tiga dimensi karena ukuran pita lebih

besar dari benang. Hasil sulaman pita juga lebih dekoratif karena bahan pita yang lebih

beragam.

Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul “ Salah

satu keterampilan tradisional”

Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah

menjadikan Negara Indonesia memiliki cirri yang khas di mancanegara. Perkembangan

1
batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai

jenis dan corak batik yang khas disetiap daerahnya.

Kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia. Untik itu bagai warga Negara Indonesia

kita harus bangga dan ikut mempertahankan warisan budaya ini agar tidak punah dengan

bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan teman-teman mengenai warisan budaya Indonesia khususnya batik

B. Batasan Masalah

Adapun batasan Masalah dalam karya tulis ini adalah:

1. Pengertian Bordir dan Sulaman

2. Jenis – jenis Bordiran dan Sulaman

3. Jenis- jenis Benang Bordiran dan Sulaman

4. Jenis tusuk Tapesty

5. Pengertian batik

6. Proses Pembuatan batik

7. Alat – alat untuk membuat batik

8. Jenis – jenis batik

9. Beragam batik di daerah – daerah Indonesia

10. Motif – motif batik

C. Tujuan

Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah

1. Sebagai salah satu tugas kelompok

2. Untuk mengetahui berbagai macam-macam bordiran dan sulaman

3. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kerajinan tekstil membatik

2
4. Untuk menambah wawasan tentang keterampilan tradisional

5. Untuk menyelesaikan salah satu tugas kelompok mata pelajaran Prakarya

D. Metode Yang Digunakan

Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu

pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan

media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam Karya

tulis ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN
BORDIR DAN SULAMAN

1. Pengertian Bordir dan sulaman

Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain

dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat

menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan

payet

Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:

 Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain

 Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak

meja dan pinggiran kebaya

 Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk

gambar.

2. Jenis Bordiran dan Sulaman

1. Sulam bebas atau sulam benang

Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun

kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina

dan Jepang.

2. Sulam hitung jahitan

Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman

dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan

4
kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam

Assisi, needlepoint, dan blackwork.

3. Sulaman Fantasi

Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam tusuk hias

dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan dengan

bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk

hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk bunga,

pemandangan atau geometris.

Biasanya sulaman fantasi ini dikerjakan pada kain polos misalnya : kain tetoron,

poplin, berkolin, mori, harmonis dan kontras, sehingga sulaman atau hiasan terlihat

lebih menonjol, menarik dan rapih

4. Sulaman Perancis

Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motif-motif

diisi dengan tusuk rantai sebagai pengisi atau penebal. Tepi motif dijelujur halus dua

kali penyelesaian motif dengan tusuk pipih. Untuk membuat garis yang merupakan

tangkai daun digunakan tusuk jelujur yang diselesaikan dengan tusuk balut. Sulaman

ini banyak dipergunakan untuk monogram ataupun simbol-simbol, selain itu juga

dapat diterapkan pada blus, kemeja maupun pakaian anak-anak.

5. Merubah Corak

Menyulam dengan merubah corak dikerjakan pada kain yang bercorak seperti

bergaris, berkotak, berbintik. Tusuk-tusuk yang dapat digunakan adalah tusuk

jelujur, tusuk silang, tusuk rantai terbuka, tusuk biku dan lain-lain. Pada jarak

tertentu sesuai desain, kotak, garis atau bulatan diubah atau ditambah dengan jahitan

5
sehingga terdapat variasi dan hiasan pada kain tersebut. Gunakan warna benang yang

sama dengan warna corak kain. Mengubah corak dapat diterapkan pada gaun, blus,

rok, bantal kursi, taplak dan lain-lain.

6. Smock

Teknik menghias yang disebut dengan smock dikenal pada sulaman diatas kain

yang dikerut rata. Sulaman tersebut dapat dikerjakan pada kain yang dapat dibagi,

yaitu kain bersalur, bergaris, berkotak atau berbintik. Bila smock itu dikerjakan

pada kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tnda titik atau garis.

Pekerjaan smock sifatnya elastis, kecuali pada bagian tertentu yang dikehendaki

tidak elastis. Benda yang dapat di smock yaitu gaun, blus, rok, bebe anak, bantal

hias dan lain-lain.

7. Terawang (openhadiwerk)

Dengan menarik satu helai benang atau lebih dari tenunan, maka akan terdapat

benang lepas. Bila yang dicabut benang lungsin maka akan terdapat sejajaran

benang pakan yang lepas. Bila dicabut baik lungsin maupun pakan, maka akan

terdapat lubang pada titik persilangan benang yang dicabut. Benang lepas tersebut

diikat dengan tusuk terawang sehingga terdapat hiasan terawang.

8. Sulaman dengan menggunakan Tusuk Silang

Tusuk silang (Kruissteek) Teknik tusuk silang dikenal pada sulaman dengan cara

mengisi kotak tenunan dengan tusuk silang. Sulaman tusuk silang harus dikerjakan

pada kain yang jelas tenunannya, dimana tenunan itu membentuk kotak-kotak kecil

seperti pada kain strimin.

6
9. Sulaman Holbein dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk jelujur/lurus

membentuk segi-segi dan biku-biku. Bentuk tersebut diperoleh dengan dua kali jalan.

Teknik ini dikerjakan pada kain yang dapat dihitung benangnya. Pada bagian baik

dan buruk garis motif sama.

10. Sulaman Asisi

Sulaman Asisi merupakan antara tusuk silang dengan tusuk holbein. Ciri khas dari

sulaman asisi ini adalah pada batas motif dikerjakan dengan tusuk holbein. Dengan

demikian pada sulaman asisi menggunakan dua tusuk hias yaitu tusuk silang dengan

tusuk holbein. Warna benang yang digunakan hanya dua warna yang merupakan

kombinasi warna tua dan muda dari satu warna. Warna muda untuk tusuk silangnya

dan warna tua untuk tusuk holbeinnya atau kebalikannya. Bahkan kadang-kadang

digunakan warna kontras antara tusuk silang dengan tusuk holbeinnya. Pada asisi

ini motif hiasnya dikosongkan dan tepinya dikerjakan dengan tusuk holbein. Diluar

holbein tersebut (diluar motif) dikerjakan dengan tusuk silang sampai batas tertentu.

Motif hiasan asisi pada umumnya sama dengan motif untuk hiasan kruisteek.

11. Sulaman Inkrustasi

Menghias kain dengan cara inkrustasi adalah melekatkan bahan pada bahan yang

lain, pada tempat lekapan itu bahan dasar dihilangkan. Bila pada aplikasi bahan

pelekap diletakan diatas, maka pada inkrustasi bahan pelekap diletakan dibawah.

12. Melekatkan Benang

Melekatkan benang adalah teknik menghias kain yang menggunakan benang tebal

untuk membuat hiasan berbentuk garis yang bersambung. Untuk menjahitkan

benang tebal digunakan tusuk balut.

7
3. Jenis – jenis benang untuk border atau Sulaman

benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry tersedia dalam

berbagai macam dan warna. pemilihan jenis dan warna benang disesuaikan dengan jenis

strimin yang akan dipakai serta desain motif hias yang akan dibuat. Benang yang dapat

digunakan bermacam-macam seperti benang wool, kinlon, linen (benang logam), katun. Akan

tetapi benang yang bagus digunakan adalah benang wool.

4. Jenis – jenis Tusuk Tapestry

Tusuk Tapestry tusuk merupakan salah satu tehnik dalam sulaman tapestry. Dalam

sulaman tapestry ada 5 macam tusuk dasar yaitu :

1. tusuk silang (trussed stiches/cross stitches)

2. tusuk lurus (straight stitches)

3. tusuk diagonal (diagonal stitches)

4. tusuk ikal (looped stitch)

5. tusuk bintang (star stitches)

8
BAB III

PEMBAHASAN

BATIK

A. Pengertian Batik
Menurut bahasa Jawa, kata batik diambil dari kata “ambatik” yaitu kata “amba” yang
berarti menuis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik
mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara esensial, batik diartikan sebagai
sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik
adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang
diatas kain.

B. Proses Pembuatan Batik


Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberiaan
malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi
warna dasar sesuai keinginan atau tetap bewarna putih sebelum kemudian diberi malam.
Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting
tangan aatau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam, pewarnaan pada batik
tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (waxresist).
Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan
beberapa kali sesuai keinginan dengan beberapa warna yang diinginkan.
Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai, maka malam dilunturkan dengan
proses pemanasan. Batik yang telah menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebuasan ini
dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang
menempel pada batik dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam
dengan air dingin lalu dijemur.

C. Alat-alat Untuk Membuat Batik / Perlengkapan Membatik


Terdapat beberapa hal yang harus kita persiapkan dalam mempersiapkan alat dan bahan
untuk membuat batik tulis, diantaranya adalah.

9
1. Kain Mori
Kain mori adalah bahan baku batik yang bias terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon
dan bahan sintesis yang lainnya. Warna kain mori adalah putih. Kualitas kain ini beragam,
dan setiap kualitasnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Kain
mori yang akan dipakai sebelummnya dipilih (dijahit pada bekas potongan) terlebih dahulu
supaya benang pakan tidak terlepas. Setelah dipilit, lalu kain dicuci dengan air tawar
hingga bersih.
2. Canting
Canting adalah untuk membatik, yang terabuat dari bahan tembaga dan bamboo. Canting
dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau
pelindung terhadap zat warna. Canting dipergunakan untuk menulis atau membuat motif-
motif batik yang diinginkan.
Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil) nyamplungan dan gagang terong. Lubang cucuk
bermacam-macam, ada yang besar dan kecil. Banyaknya cucukpun beragam ada yang satu
cucuk, dua cucuk, tiga cucuk.
3. Gawangan
Gawangan adalah alay untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu
dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bamboo. Gawangan ini harus dibuat sedemikian
rupa agar mudah dipindah-pindahkan, kuat dan ringan.
4. Lilin
Lilin adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Penggunakan lilin untuk
membatik berbeda dengan lilin yang biasa. Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap
pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
5. Wajan
Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan terbuat dari logam baja atau
tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa menggunakan alat lain. Wajan yang terbuat dari tanah liat, tangkainya tidak

10
mudah panas, tapi agak lambat memanaskan malam. Sedangkan wajan yang terbuat dari
logam, tangkainya mudah panas, tetapi cepat memanaskan malam.
6. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul adalah
untuk menahan kain mori yang baru dibattik agar tidak mudah bergeser tertiup angin, atau
ketarik si pembatik secara tidak sengaja
7. Anglo
Anglo adalah perapian yang terbuat dari tanah liat sebagai pemanas malam. Bahan
bakarnya adalah arang kayu. Selain menggunakan anglo, kompor juga bias digunakan
untuk memanaskan malam, bahan bakar kompor adalah minyak.
8. Tepas
Tepas adalah alat untuk membesarkan api, yang terbuat darin bambu. Selain tepas, dapat
menggunakan kipas angin untuk membesarkan api
9. Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha sipembatik supaya tidak kena tetesan malam
panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik. Taplak biasanya terbuat dari kain
bekas.
10. Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya. Jika
malam disaring, maka kotoran dapat dibuang, sehingga tidak menganggu jalnnya malam
pada cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk membatik.
11. Dingklik
Dingklik adalah tempat duduk untuk pembatik
D. Jenis-Jenis Batik
Berdasarkan proses pembuatannya batik dibagi kedalam beberapa macam yaitu sbb :
1. Batik Tulis
Batik tulis adalah suatu teknik melukis diatas kain, dimana kain tersebut akan dihias
dengan tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan abtik tulis
digunakan alat yang dinamakan canting. Batik tulis merupaakan batik yang didalam
pembuatannya diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang
lama untuk menyelesaikan batik tulis.

11
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik tulis, yaitu :
a) Tahap pertama atau disebut juga proses pebatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan
motif yang dikehendaki ditas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.
b) Tahap kedua, yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan
mengikuti pola yang telah ada pada kedua sisi (bolak-balik)
c) Tahap ketiga, yaitu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
bewarna putih (tidak bewarna)
d) Tahap keempat, yaitu proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh
lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu
e) Tahap kelima, setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
f) Tahap keenam, setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu dengan
lilin malam menggunakan canting untuk menutupi bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewarnaan yang pertama
g) Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua proses
berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan kain
tersebut dengan air panas diatas tungku
h) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan
dengan penutup lilin (menggunakan alat canting untuk menahan warna pertama
kedua )
i) Proses membauka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna dan kompelksitas motif yang diinginkan.
j) Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut kemudian mengeringkannya
dengan cara menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

2. Batik Cap
Batik cap adalah suatu teknik membatik yang menghiasi kain dengan teksture dan
corak batik yang dibentuk dengan suatu alat yaitu berupa cap, atau alat cetak atau stempel
yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah berpola batik. Sehingga proses
pembatikan cetak (cap) dapat jauh lebih cepat dan mudah untuk pengerjaan batik ini
dapat diproduksi secara banyak dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama, karena
dalam proses pembuatannya tidaklah menuntut keahlian si pembatik

12
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik cap, yaitu :
a) Pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan
dicap / dicetak dengan menggunakan alat cap tersebut ke lilin panas dan
kemudian ditekan pada kain.
b) Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan
mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
c) Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
d) Setelah kering, kembali melakukan proses pembarikan yaitu melukis dengan lilin
malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewaranaan yang pertama
e) Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua
f) Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara
meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku
g) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan
warna pertama dan kedua
h) Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna kompleksitas motif yang diinginkan
i) Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
mengeringkannya dan dengan menjermurnya sebelum dapat digunakan dan
dipakai.

3. Batik Printing
Batik printing disebut juga denbgan batik sablon, karena proses pembatikan ini sangat
menyerupai proses penyablonan. Motif batiknya telah dibuat dan didesain atau diprint
diatas alat offset/sablon (plangkan), sehingga dapat sangat memudahkan pengerjakan
batik ini khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat tersebut. Hanya
untuk pembatikan dan pewarnaan yang lebih komplek digunakan lilin malam dengan alat
canting. Kemudian jenis batik ini mula menggeser keberadaan batik tulis dan cetak,
sehingga mengalami perdebatan diantara seniman dan pengrajin batik; sehingga batik
printing ini disebut dengan kain bermotif batik. Pembuatan batik ini tidak serumit dan

13
selama pengerjaan pada batik tulis. Namun, kekurangan pada batik printing ini yaitu
gambarnya hanya berada pada satu sisi (sisi di atas kain), karena warnya tidak mersep ke
seluruh serat kain, sehingga dibalik kain masih terlihat sedikit bewarna putih.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik printing, yaitu :
a) Pembuatan pola dan motif yang diinginkan diatas kain putih (sutera) dengan
disablon / diprint menggunakan alat cetak sablon (plankon)
b) Tahapn selanjutnya seperti proses pertama untuk pewarnaan kedua dan juga sebagai
kombinasi motif batik, proses ini dapat dilakukan berulang kali sesuai batik yang
diinginkan
c) Lalu dilanjutkan dengan menjemur atau mengerinkan kain tersebut dibawah terik
matahari jika ada atau dapat juga dengan diletakan diatas tungku / oven khusus
d) Setelah kering kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan menguatkan warna pada
kain, kemudian dijemur kembali. Proses pembalikan dapat selesai sampai tahap ini,
tetapi untuk batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap
selanjutnya
e) Kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam
menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada
proses pencelupan warna
f) Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna
g) Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam kain tersebut dengan cara meletakan
kain tersebut dengan air panas diatas tungku
h) Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya
dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
4. Kombinasi Antara Batik Tulis dan Batik Cap
Batik jenis ini merupakan hasil dari proses pembuatan batik tulis dan batik cap. Batik
ini tetap mempertahankan factor seni dan keindahannya karena dikombinasikan dengan
batik tulis. Cara pengerjaan dari batik jenis ini yaitu dengan menggunakan alat cap untuk
membuat motif secara keseluruhannya lalu dilanjutkan dengan proses batik tulis
5. Batik Cabut / Batik Bordir
Batik cabut adalah batik kombinasi antara batik tulis dan batik printing. Proses
pengerjaan batik jenis ini yaitu dengan mengkombinasikan proses printing dengan proses

14
canting. Biasanya proses pewarnaan pertama menggunakan printing, namun proses
pewarnaan ke-2 dan seterusnya serta pembuatan motif yang lebih rumit menggunakan
canting dan malam

E. Beragam Batik di Daerah – Daerah Indonesia


Ragam hias batik pada masa awalnya terbagi dalam dua kelompok
1. Batik Keraton
Batik jenis ini banyak mengandung arti filosofi, budaya jawa, nilai-nilai spriritual
dan pemurnian diri, serta memandang manusia didalam hidupnya berjalan dalam
konteks harmonis semesta dan yang tertib, serasi, dan seimbang. Motif batik keratin
cenderung bernuansa tertib, simetris, rumit atau halus,d an bewarna terbatas pada
coklat soga dan biru nila.
Motif kuno keratin yaitu seperti pola panji, grinsing, kawung, parang, serta
anyaman. Yang termasuk kedalam batik kraton adalah batik Solo dan Yogyakarta
2. Batik Pesisir
Batik jenis ini terdapat di luar benteng kraton. Batik ini awalnya dibuat sebagai
kerja sambilan para wanita didalam rumah tangganya. Batik jenis ini tidak terpaku
pada nilai religi magis, coraknya spontan, kasar dan bebas. Batik pesisir menyerap
berbagai pengaruh dari luar, seperti para pedagang asing dan para penjajah. Misalnya
warna merah didapat oleh orang Tionghoa, warna biru didapat dari penjajah Eropa.
Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang dan cirri khas
lingkungannya. Yang termasuk kedalam batik jenis pesisir yaitu derah disekitar
pesisir utara Pulau Jawa, diantaranya adalah daerah Pekalongan dan Cirebon.
F. Motif-Motif Batik
1. Mega Mendung dari Cirebon
2. Motif batik Sidumukti dari Solo
3. Motif batik Sidoluruh dari Solo
4. Motif Parang dari Yogyakarta
5. Motif Geometri dari Yogyakarta
6. Motif Padang

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain

dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat

menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan

payet

Batik adalah sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin
malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam
secara berulang-ulang diatas kain.
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia.
Batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara
berulang-ulang diatas kain
B. Saran

- Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk melestarikan keterampilan

trasdisional dan menjaga keterampilan dan karya indonesia yang terdapat di Negara kita

dan khususnya di lingkungan kita.

- Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca

buku atau majalah-majalah yang memuat tentang macam-macam keterampilan tradisional

bordiran dan sulaman.

- Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi agar ciri khas kita sebagai warga Negara

Indonesia tidak hilang. Karena beberapa Negara lainnya sudah mengakui batik Indonesia. Untuk

itu kita harus bangga menjadi anak Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://welcometofredy.blogspot.com
 http://id.wikipedia.org/wiki/Bordir
 http://www.terubuk.com/2011/04/proses-pembuatan-sulam-atau-bordir.html
 http://kreasiku.wordpress.com/sulaman/
 http://wihans.info/blog/tag/macam-macam-sulaman-berwarna
 Hindayani, Fisika, 2009. Mengenal dan Membuat Batik. Jakarta Selatan : Buana Cipta Pustaka
 Aliya, 2010. Batik Pekalongan.Jakarta Timur : CV. Rama Edukasitama

17

Anda mungkin juga menyukai