Catatan : Makalah di buat ukuran huruf 12, time new roman, margin kiri 4cm, atas bawah
kanan 3cm
KASUS I
KASUS II
Bapak A, 44 tahun, menikah, sudah 3 hari dirawat dengan keluhan sesak nafas, klien
menggunakan nasal kanul, posisi klien semi powler, klien mengatakan badan lemah,
penurunan nafsu makan, porsi makan hanya habil 1/4porsi, dan aktivitas di bantu. Wajah
Bapak A kelihatan pucat dan emosinya labil mudah tersinggung. Pada pemeriksaan lab
ditemukan kadar Hgb 6,2 g/dl, Hct 25%, RBCs 2,5 mill/mcl. Pada riwayat kesehatan lalu
ditemukan riwayat menderita campak ketika muda, walaupun menurut Ibunya bahwa
sewaktu kecil Bapak A mendapatkan imunisasi lengkap. Bapak A tidak memiliki alergi
terhadap obat,binatang, makanan, atau agen lain. Bapak A pernah dirawat 2 tahun yang lalu
dengan keluhan sakit lambung. Bapak A pernah kecanduan minuman alkohol sejak masih
muda, namun sudah berhenti sejak dirawat 2 tahun yang lalu. Pola makan biasa 2-3 x
sehari, namun tidak menyukai daging dan sayur-sayuran. Perawat yang menangani
Bapak A sering memarahi Bapak A karena punya pola kebiasaan jelek tidak menyukai
daging. Tanda vital TD 110/70 mmHg, HR 80 x per menit, RR 28 x permenit, Suhu 36,6 C.
Klien mendapatkan asam folat 3x1tab, dan tranfusi.
KASUS III
Pasien Ny.K umur 45 tahun, 2 hari SMRS klien mulai merasakan sesak. Kemudian di bawa
ke RS. Pada saat dikaji, klien mengatakan sesak setelah seharian bekerja. Sesak dirasakan di
daerah dada, bertambah berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal, berkurang saat duduk
dan menggunakan obat inhalasi. Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari. Sesak
dirasakan seperti di cekik skala 3 (0 – 5). Karena sesaknya klien menjadi tidak nafsu makan.
Klien juga mengeluh sering kambuh, akibat sering turun hujan beberapa bulan terakhir.
Klien mengatakan bahwa penyakit dimilikinya (asma) sudah lama sekitar 20 tahun, klien
pernah di rawat kurang lebih 7 x hampir setiap tahun. 3 bulan yang lalu klien tidak
melakukan kontrol sesuai yang dianjurkan puskesmas/RS karena merasa sudah sehat dan
mengkonsumsi obat tradisional secara rutin. Klien merasa putus asa dan menjadi malas
berobat, karena menurut perawat di Puskesmas penyakitnya tidak akan bisa disembuhkan.
Menurut klien, diantara anggota keluarga klien orang tuanya juga memiliki penyakit yang
sama. Di rumah semua pria yang tinggal serumah adalah perokok aktif dan sering merokok di
dalam rumah. Klien mengaku tinggal di daerah yang padat, sehingga ventilasi rumahnya juga
kurang baik dan kamar tidur relative lembab. Kesadaran: compos mentis Tanda-tanda vital:
Tekanan darah 120/80 mmHg Nadi 112 x/ menit Respirasi 28 x/menit Suhu 36,4.Bentuk
hidung simetris, epistaksis (-), sekret (+), terpasang O2 nasal ( 3 – 4 liter). Bentuk dada
simetris, penggunaan otot bantu pernafasan (+). Ekspirasi lebih berat dari inspirasi.
Pengembangan paru kiri dan kanan simetris. Suara nafas wheezing ekspiratori. Terdapat
penurunan berat badan dari 71 kg menjadi 55 kg (kondisi sekarang). Tidak ada pembesaran
hati, bising usus 16x/menit. Sehari terakhir pasien tampak lemah setelah minum obat herbal
yang dibawa keluarganya saat besuk dan setelah minum obat herbal tersebut, pasien banyak
BAK. Hb : 12.8 Hematokrit : 40 MCV 87,MCH 30,3 MCHC : 34,5 Gula darah Sewaktu :
120 mg/dl, Na = 129, K = 4,9, Ca = 1,18 Cl = 83 Mg 1,8 . Klien dilakukan nebu ventolin 3
x1 perhari