Anda di halaman 1dari 3

KASUS JIWA I

Tn.I, 36 tahun, Duda, dibawa ke RSJ Cisarua Cimahi. Menurut keluarga


klien sejak kurang lebih satu bulan yang lalu menampakkan gejala – gejala seperti
bingung, bicara ngaco, setelah itu 2 hari sudah masuk Rumah Sakit gejala klien
bertambah dengan gejala : ngamuk, gelisah, bicara ngaco, suka membawa senjata
tajam dan meresahkan lingkungan, klien merusak kios, mudah tersinggung, emosi
labil, marah – marah, kesurupan.
Pada saat dikaji pada tanggal 5 agustus 2009 jam 09.50 2009, Pada saat
dilakukan wawancara kontak mata klien kurang, klien sering menundukan kepala
pada saat berinteraksi, klien terlihat cukup kooperatif.
Menurut klien sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa, yang pertama
klien pernah dirawat di yayasan kurang lebih 1 bulan pada tahun 1989, yang
kedua di dokter pribadi pada tahun 1995, yang ketiga di RSJ bandung dan kali ini
merupakan yang keempat kalinya klien dirawat : Regimen therapeutik inefektif
Menurut pengkuan keluarga mengalami aniaya fisik yaitu sebagai korban, klien
pernah dikeroyok 27 orang dalam tawuran dan klien sempat pingsan.
Menurut keterangan klien, klien tidak pernah mengalami penyakit berat yang
mengharuskan dirawat di rumah sakit seperti asma, Hipertensi jantung, TBC dan
DM.
Menurut keterangan klien didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit jiwa sepeti klien. Ibu klien sudah meninggal 1 tahun yang lalu, kemudian
pada tahun 2003 klien bercerai dengan istrinya sehingga membuat klien sedih.
Klien merasa gagal menjadi seorang suami karena klien belum punya pekerjaan
sehingga bercerai karena penghsilannya sebagai pandai besi kurang mencukupi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data, Kulit klien tampak bersih, tidak tercium
bau badan, rambut tampak acak – acakan kotor dan tidak berketombe, mandi
2 x sehari memakai sabun mandi, cuci rambut 2 x seminggu tetapi tidak memakai
sampo, hanya diguyur air, ganti pakaian 2 x sehari, kuku terlihat pendek dan
bersih, turgor kulit baik saat dicubit dapat kembali normal, gigi klien terlihat
bersih, klien menggosok gigi 2 x sehari memakai odol. Tekanan darah 110 / 60
mmHg, nadi 80 x / menit, suhu 36,2º C, bunyi jantung reguler, tidak ada
suara tambahan. Frekuensi nafas 20 x / menit, tidak terdengar bunyi tambahan
wheezing maupun ronchi, gerakan dada simetris. Porsi makan habis satu porsi
tidak ada pantangan makanan, BB : abdomen datar, frekuensi BAB + 1 x / hari,
frekuensi mukosa 3 x / hari. Pola BAK + 4 – 5 x / hari, tak ada keluhan saat BAK.
Tak ada kejang maupun kekakuan. Ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan
dengan bebas, bentuk simetris tidak terdapat gangguan, berkekuatan otot
5 5 tinggi badan : 162 cm
5 5
Klien tidak mengalami pembesaran tiroid, tidak ada riwayat penyakit DM. Klien
dapat membaca papan nama perawat dalam jarak + 30 cm tanpa alat bantu, reflek
pupil terhadap cahaya positif, isokor. Klien dapat menjawab prtanyaan perawat
tanpa diulang – ulang sesuai dengan pertanyaan perawat. Klien dapat
membedakan bau kopi dan bau kayu putih pada saat mata tertutup. Klien dapat
membedakan rasa panas dan dingin. Klien dapat membedakan rasa manis gula
dan rasa asin garam pada saat mata tertutup.
Pada pengkajian status mental didapatkan data; Penggunaan pakaian sesuai cara
pemakainnya, klien memakai baju rumah sakit, mengganti pakaian 2 x
sehari, rambut klien tampak kotor dan acak – acakan. Klien berbicara pelan, tidak
bebicara kasar, klien memberi respon apabila ditanya dan berkomunikasi sesuai
dengan topik pembicaraan. Pada saat dikaji, klien mengatakan malu untuk bergaul
dengan orang lain karena kebanyakan dari mereka lebih muda darinya sehingga
klien takut bicara tidak nyambung dengan mereka, klien hanya mengenal teman
seruangannya saja, klien mengatakan bila bicara dengan temannya seperlunya
saja, interaksi klien dengan pasien lain kurang, kadang – kadang hanya duduk
diruang berkumpul hanya sendiri, tidak banyak berbicara dengan pasien lain,
jarang menekuni kegiatan di rumah sakit.
Pada saat dikaji alam perasaan klien stabil dan tidak ada gangguan. Klien
menunjukan afek yang sesuai dengan stimulus. Pada saat wawancara klien cukup
kooperatif, kontak mata klien kurang, klien terkadang menundukan kepalanya,
klien jarang bebicara jika tidak ditanya terlebih dahulu dan posisi klien tidak
membelakangi perawat ketika wawancara. Klien mengatakan dahulu sebelum
masuk rumah sakit ia sering mendengar bisikan – bisikan yang menyuruhnya
membunuh, tapi klien tidak menghiraukannya dan setelah kurang lebih 2 hari
klien dirawat di rumah sakit bisikan – bisikan tersebut hilang sampai sekarang.
Selama wawancara pembicaraan klien koherm, sesuai dengan apa yang dibahas,
klien tidak mengulang – ngulang pembicaraan, klien tidak mengalami waham dan
blocking, klien mampu menyebutkan alamat ia tinggal di Jln. Dago, Gg.
Parabon No. 02 – 159 C Kec. Coblong – Bandung. Pada saat dikaji klien
tidak menampilkan ada obsesi, phobia, hipokondria, doporsonalisasi, ide yang
terkait, pikiran majis maupun waham. Pada saat dikaji tingkat kesadaran baik,
orientasi klien terhadap waktu baik ditandai dengan klien dapat menyebutkan
dengan benar bahwa hari ini hari jum’at, jam. 11.00 WIB sesuai dengan waktu
pengkajian terhadap orang baik ditandai dengan klien dapat menyebutkan dengan
benar nama teman sekamarnya, terhadap tempat baik ditandai klien dapat
menyebutkan dengan benar bahwa ia berada di rumah sakit jiwa bandung..Klien
dapat bercerita mengenai kegiatan yang dilakukan dimulai dengan bangun pagi
klien mandi, dan makan pagi pukul 08.00 WIB dan minum obat. Klien mampu
mengingat bahwa ia dibawa ke RSJ oleh kakak iparnya, adiknya dan satpam
karena ngamuk. Klien mampu mengingat bahwa ia bercerai tahun 2003 dan ia
belum punya anak dari pernikahannya.
Pada saat dikaji konsentrasi klien pada suatu masalah pertanyaan baik, klien dapat
menjawab pertanyaan, klien masih bisa menghitungan dengan hitungan yang
sederhana.4 x 4 = 16. Klien mampu mengambil keputusan ketika diberi pilihan
mandi dulu atau makan dulu, klien menjawab mandi dulu tanpa diberi penjelasan
terlebih dahulu. Klien menyadari bahwa saat ini klien berada di RSJ Bandung
karena sakit dan sedang diobati, klien ingin pulang dan kembali berkumpul
dengan keluarganya.
Pada saat ditanya bagian tubuh mana yang paling di sukar klien, klien menjawab
semuanya karena tubuhnya sempurna dan tak ada yang cacat. Klien merasa
sebagai seorang laki – laki dan merasa puas terhadap hal tersebut, dan klien
berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Di tempat tinggalnya sekarang klien
adalah sebagai seorang anak dan kakak dari adik – adiknya serta sebagai seorang
adik dari kakaknya sebagai pria dewasa klien belum menjalankan perannya
dengan baik seharusnya sekarang ia menjadi seorang suami dan ayah dari anak –
anaknya tapi karna cerai maka peran klien belum terpenuhi dan sebagai seorang
anak klien juga belum bisa membahagiakan orang tuanya karena sampai sekarang
klien belum bekerja dan masih menyusahkan orang tuanya. Klien mengatakan saat
ini ingin cepat sembuh dan cepat pulang serta ingin membantu ayahnya dan klien
juga ingin mencari pekerjaan. Klien mengatakan malu karena sampai saat ini klien
belum bekerja dan iapun tidak bisa membahagiakan orang tuanya dan peranannya
sebagai seorang anak belum bisa dilaksanakan dengan baik karena sampai
sekarang ia masih tinggal bersama orang tuanya dan menyusahkannya, klien juga
mengatakan gagal sebagai seorang suami karena ia tidak bekerja dan pekerjaan
yang ia jalani belum bisa mencukupi kebutuhan istrinya maka karena itulah ia
bercerai dengan istrinya. Dulu sebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan
yang ada lingkungannya seperti karang taruna dan klien juga pernah punya group
band tapi setelah teman – temannya menikah dan bekerja group band tersebut pun
bubar dan mulai sejak itulah klien jarang ikut dalam kegiatan di lingkungannya
klien. Dan sekarang kegiatan klien di rumah sakit ini klien hanya mengenal
sebagian teman seruangannya, klien tidak memiliki teman terdekat di RSJ klien
berbicara hanya seperlunya saja, klien mengatakan minder bila berhubungan.
Klien meyakini adanya allah SWT, klien mengatakan jarang melaksanakan ahalat
5 waktu karna malas
Obat yang diminum klien antara lain.
Iodomer : 5 mg 3 x / oral
Shlorpromazin : 100 mg 0 – 0 – ½ / oral
Hexime : 3 x 1 / oral
Keluarga klien dan klien mengatakan apabila mempunyai masalah klien tidak
pernah bercerita dan selalu memendamnya sendiri. Di lingkungannya klien
adalah orang yang pendiam dan tertutup klien juga jarang bergaul dengan tetangga
sekitarnya.

Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya

Anda mungkin juga menyukai