Anda di halaman 1dari 10

MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

THYPHOID ABDOMINALIS

1. Pengkajian
1. Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat
badan, tanggal MR.
2. Keluhan Utama
Saat MRS : pasien mengeluh Nyeri Kepala
Saat Pengkajian :Pasien mengatakan Panas badan sejak 10 hari yll disertai
mual muntah dan nyeri kepala.
3 . Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasa tidak enak badan dan kurang nafsu makan, disertai dengan
sakit kepala, badan panas, mual dan ada muntah. Panas berkurang setelah
minum obat parasetamol, tapi hanya sebentar kemudian panas lagi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini. Sebelum dibawa ke
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, klien sempat periksa di RS Adi Husada dan
dinyatakan positif mengidap Typhoid dan disarankan untuk opname,
akhirnya klien dirujuk ke IRD RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 19 Mei
2012 atas permintaan klien. Pasien pernah mengalami sakit biasa seperti flu,
pilek dan batuk, dan sembuh setelah minum obat biasa yang dijual di
pasaran.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga pasien belum ada yang menderita penyakit typhoid
sebelumnya
6. Riwayat Psikososial
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan
timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa
yang dideritanya.
7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah dalam kesehatannya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual, muntah dan sukar menelan , penurunan nafsu makan
selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat
mempengaruhi status nutrisi berubah
3) Pola aktifitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik
serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
4) Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang
meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi
karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan.
6) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah
menikah akan terjadi perubahan.
7) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi
pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakitnya.
9) Pola penanggulangan stress
Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakitnya.
10) Pola hubungan interpersonil
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan
interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam
menjalankan perannya selama sakit.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan
menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya
akan terganggu.

8. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat,
mual, perut tidak enak, anorexia.
2) Kepala dan leher
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal,
konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir
kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran
normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen
ditemukan nyeri tekan.
4) Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak
terdapat cuping hidung.
5) Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah
yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien
mengalami peningkatan suhu tubuh.
6) Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral
hangat.



7) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk
kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N -1
cc/kg BB/jam.
8) Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada
gangguan.
9) Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid
dan tonsil.
10) Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam
penderita penyakit thypoid.

B. Analisa Data
No Data Etiologi
Masalah
Keperawatan
1.










DS : Peningkatan suhu
tubuh (hypertermi)
S: Klien mengeluh
pusing, badan terasa
panas, sulit istirahat.
O: S: 38
0
C, N: 88 x/mnt,
TD: 110/70 mmHg,
lidah putih kotor, Px lab:
titer O: 1/640, titer H:
1/640.


Salmonella Thypoid
melepas endotoksin
ikut peredaran darah
sistemik merangsang
termoregulator
peningkatan suhu
tubuh.




Peningkatan suhu
tubuh (hypertermi).








2.











DS : Gangguan
pemenuhan ADL b/d
kelemahan fisik,
immobilisasi
S: Klien mengeluh badan
terasa lemah, pusing saat
berdiri.
O: klien bedrest, N: 88
x/mnt, TD: 110/70
mmHg, S: 38
0
C, titer O:
1/640, titer H: 1/640,

Kelemahan
fisik/immobilisasi
penurunan
permeabilitas pembuluh
darah sirkulasi darah
ke otak menurun
lemah, pusing
gangguan pemenuhan
ADL



Gangguan
pemenuhan ADL b/d
kelemahan fisik,
immobilisas








3.









DS: Gangguan pemenuhan
kebutuhan Nutrisi kurang
dari kebutuhan
S : klien mengeluhan tidak
ada nafsu makan
O : pasien tampak lemah,
terpasang infus, dan
bibir pasien tampak
pucat
Kurangnya nafsu
makan dan kesulitan
menelan makanan




Gangguan
pemenuhan
kebutuhan Nutrisi
kurang dari
kebutuhan


C. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hypertermi)
2. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan







D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Tujuan :Suhu tubuh normal, 36 37
0
C, setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari maka proses infeksi S. Thypi dapat
berhenti
Kriteria hasil :
S: klien mengatakan badan terasa nyaman (+), pusing (-), istirahat bisa
(lk. 7 jam).

O: s: 36,4
0
c, n: 76 x/mnt, td: 120/80 mmhg, rr: 16 x/mnt, pucat (-), lidah
tidak kotor, nafsu makan baik, mual (-), muntah (-).

Intervensi Rasional
Mandiri:

1) Observasi suhu, N, TD, RR tiap 4
jam

2) Catat intake dan output cairan dlm
24 jam

3) Kaji sejauh mana pengetahuan
keluarga dan pasien tentang
hyperthermia
4) Jelaskan upaya upaya untuk
mengatasi hypertermia dan bantu
klien/keluarga dlm upaya tersebut:


Sebagai pengawasan terhadap adanya
perubahan keadaan umum pasien sehingga
dapat diakukan penanganan dan perawatan
secara cepat dan tepat.
Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
pasien untuk membuat perencanaan
kebutuhan cairan yang masuk.
Mengetahui kebutuhan infomasi dari pasien
dan keluarga mengenai perawatan pasien
dengan hypertemia.
Upaya upaya tersebut dapat membantu
menurunkan suhu tubuh pasien serta
meningkatkan kenyamanan pasien.
- Tirah baring dan kurangi aktifitas
- Banyak minum
- Beri kompres hangat
- Pakaian tipis dan menyerap keringat
- Ganti pakaian, seprei bila basah
- Lingkungan tenang, sirkulasi cukup.

5) Beri kompres hangat, banyak minum
(2-3 lt/hr) apabila klien panas.

6) Anjurkan klien/klg untuk
melaporkan bila tubuh terasa panas
dan keluhan lain.


Kolaborasi:
7) Kolaborasi pengobatan: antipiretik
(paracetamol 3x500 mg), cairan
(Dextrose 5% dan Ringer Laktat
maintenance 20 tts/mnt) dan
pemeriksaan kultur darah (gaal
darah).







Mempercepat penurunan suhu tubuh.

Penanganan perawatan dan pengobatan yang
tepat diperlukan untuk megurangi keluhan
dan gejala penyakit pasien sehingga
kebutuhan pasien akan kenyamanan
terpenuhi

Antipiretik dan pemberian cairan menurunkan
suhu tubuh pasien serta pemeirksaan kultur
darah membantu penegakan diagnosis
typhoid.


2. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Tujuan : klien dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri
Kriteria hasil :
S: klien mengatakan badan terasa nyaman, lemah (-), pusing (-).
O:klien sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan, klien dapat
memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri (makan, mandi, eliminasi
tanpa dibantu), td: 120/80 mmhg, n: 76 x/mnt, s: 36,4
0
c, rr: 16 x/mnt.


Intervensi Rasional
Mandiri:
1) Bantu pemenuhan kebutuhan
ADL klien seperti makan,
mandi, berpakaian, eliminasi.

2) Tingkatkan tirah
baring/duduk. Berikan
lingkungan tenang, batasi
pengunjung sesuai keperluan.



3) Ubah posisi dengan sering.
Berikan perawatan kulit yang
baik.

4) Lakukan tugas dengan cepat
dan sesuai toleransi.

5) Tingkatkan aktifitas sesuai
toleransi, bantu melakukan
latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.

6) Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, contoh:
relaksasi progresif,

Membantu memenuhi kebutuhan ADL
klien sehingga klien merasa nyaman
dan kebutuhan perawatannya
terpenuhi.
Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energi yang digunakan
untuk penyembuhan. Aktifitas dan
posisi duduk tegak diyakini
meurunkan aliran darah ke kaki, yang
mencegah sirkulasi optimal ke organ
pencernaan.
Meningkatkan fungsi pernafasan dan
meminimalkan tekanan pada area
tertentu untuk menurunkan resiko
kerusakan jaringan.
Memungkinkan perode tambahan
istirahat tanpa gangguan.

Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktifitas yang
mengganggu periode istirahat.

Meningkatkan relaksasi dan
penghematan energi, memusatkan
kembali perhatian dan dapat
visualisasi, bimbingan
imajinasi. Berikan aktifitas
hiburan yang tepat contoh:
menonton tv, radio,
membaca.
7) Awasi terulangnya anoreksia.

meningkatkan koping.



Menunjukkan kurangnya
resolusi/eksaserbasi penyakit,
memerlukan istirahat lanjut dan
memerlukan penggantian program
terapi.


3. Gangguan pemenuhan kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik
Kriteria Hasil :
DS : klien mengatakan nafsu makannya membaik
DO : - Pasien tidak lemah
- kesadaran compos
- Pasien tampak segar
- Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan

Intervensi Rasional
Mandiri
- Kaji penyebabnya kurang nafsu
makan

- Kaji makanan yang disukai ataupun
yang tidak disukai

- Anjurkan pasien makan dalam porsi
sedikit tapi sering

- Memudahkan dalam menentukan
intervensi
- Mengetahui selera makan yang
diberikan

- Untuk memaksimalkan nutrisi yang
adekuat


- Anjurkan pasien istirahat sebelum
makan


- Beri makanan yang berupa yang
tinggi protein dan karbohidrat

- Kolaborasi dengan ahli gizi

- Menenagkan peristalttik usus dan
meningkatkan selera makan


- Mengetahui pola makan yang baik
dan berat badan normal

- Mengetahui diet pasien guna
peningkatan berat badan pasien


E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan hasil hasil yang di amati dengan kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan komponen tahap evaluasi.
a. pencapaian kriteria hasil
b. ke efektipan tahap tahap proses keperawatan
c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.
Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Thyphoid Abdominalis adalah :
1. klien mengatakan badan terasa nyaman, tidak pusing lagi, waktu istirahat
kembali normal/ istirahat tidur tercukupi dan nafsu makan membaik
2. klien mengatakan badan terasa nyaman, tidak lemah dan klien sudah dapat
berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan, klien dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri (makan, mandi, eliminasi tanpa
dibantu) .
3. Klien mengatakan nafsu makannya agak membaik dari sebelumnya

Ga usah dimasuki kedalam askep teori Analisa data ,imflementasi,

Anda mungkin juga menyukai