Anda di halaman 1dari 10

BAB III

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Contoh Kasus
Seorang wanita (Ny. M) usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm,
riwayat penyakit : dua tahun yang lalu pasien pernah
melakukan pengobatan di di puskesmas dengan keluhan ada
benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga
merasakan dada sering berdebar-debar dan badanya tetap
kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnya membesar,nadi<60
kali/menit,matanya exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa
nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004Uiu/ml,FT4
20ug/dl. Kemudian oleh dokter disarankankan untuk
melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan finddle
aspiration biopsy (FNAB).
A. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormone dalam tubuh sangat
bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap
hgal-hal penting yang dapat mengali sebnyak mungkin
informasi antara lain :
1. Analisis data
a. identitas pasien :
1) Nama : Ny M
2) Umur : 28 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Pekerjaan: Pegawai suasta
5) Berat badan : 40 kg
6) Tinggi badan : 160 cm
b. Keluhan utama :
1) Sesak nafas
2) Sulit menelang
3) Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
4) Pasien nampak gelisah
5) Pasien tidak napsu makan
6) Rasa cape / Lelah
7) Pasien intoleran terhadap dingin
8) Sembelit
c. riwayat kesehatan : Pernah melakukan pengobatan 2 tahun
lalau dengan keluhuan terdap benjolan di leher depan dan
neyeri ssat di tekan.
d. Kebiasan hidup sehari-hari seperti :
1) Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang kadar yodirnya rendah, dan
nafsu makan menurun
2) Pola tidur
Pasien sering tidur larut malam
3) Pola aktifitas
Pasien terlalu memorsir pekerjan sehingga sering mengeluh
kelelahan
e. Pemeriksan fisik mencakup :
1) System inretgumen, seperti : kulit dingin, pucat, kering,
bersisik dan menebal pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan
pertumbuhanya rontok.
2) System pulmonary seperti : hipovintilasi, pleural efusi,
dispenia.
3) System kardiavaskuler, seperti : bradikarti, distrimia,
pembsaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun
hipertensi.
4) Mata bolit, seperti : menerunan metabolisme basal,
menurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
5) System musculoskeleial, seperti : nyeri otot kontraksi
dan relaksi otot yang melambat.
6) System neurologi, seperti : fungsi intelektual yang
lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,
perhatian kurang bingung hilang pendengar, penurunan reflex
tendom.
7) Gastrointestral, seperti : anokresia, penigkatan berat
badan, obstipasi, ditensi abdomen.
8) Sikologis dan emosional : apatis, igitasi, depresi,
paranoid, menraik diri atau kurang percaya diri, dan bahkan
maniak..
B. Analisis Data
1. Gangguan perpesi sensorit ( penglihatan ) berdasarkan
gangguan transminsi inpuls sensorit sebagai akibat
oflalmompati
Data yang didapat : fungsi intektual yang lambat, berbicara
lambat dan berbata-bata. Gangguan memori, perhatian kurang
bingung hilang pendengar, perastesia, penurunan reflex
tendom.
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan fulme
secukup sebagai akibat bradikardi, hipotensi.
Data yang didapat : bradirkardi, distrimia, pembesaran
jantung dan hipotensi.
3. Perubahan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme, dan napsu
makan yang menurun.
Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen,
homoglobin menurun, dingin, pucat, kering bersisik dan
menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
4. Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga
atau kelelahan, ekspansi paru yang menurun dispena.
Data yang di dapat : hipoventelasi,dispenia,efusi pleural

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihantan) berdasarkan
ganguan transmisi imlus sensorik sebagai akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume
secukup sebagai akibat bradikardi, dan hipoventilasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan
menurun
4. Intoleran aktivitas berhubuangan dengan kelelahan dan
penutunan proses kognitif
5. Perubahan suhu tubuh
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gas
trointestinal
7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi
ventilasi
8. Peruabahan pola berfikir berhubungan dengan ganguan
metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta
pernapasan.

C. Intervensi
1. Dx 1 :
Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan
gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat
oftalmopati.
Tujuan :
Agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih
buruk dan tidak terjadi troma/cedera pada mata.
Intervensi :
a. Ajurkan pada pasien bila tidur dengan posisi elevasi
kepala.
b. Basahi mata dengan borwater steril.
c. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan
kacamata ryben
d. Jika pasien tidaki dapat menutup mata pada saat tidur,
gunakan plester non alergi
e. Berikan obat-obatan steroid sesuai program, pada kasus-
kasus yang berat, biasnya dokter memberikan obat-obat untuk
mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
2. Dx 2 :
Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume
secunkup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi
Tujuan :
Agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang di tandai
dengan tekanan darah, dan irama jantung dalam batas normal.
Intervensi:
a. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2
jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan
homedinamik jantung seperti hipotensi, penurunan
pengeluaran urine dan perubahan status mental.
b. Ajurkan pasien untuk memberi tahu perawat segera bila
pasien mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan
hipotiroid koronik dapat berkembang arteroisklerosis arteri
koronaria
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi
gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levothyroxine
sodium,observasi dengan ketatadanya nyeri dada dan
dispenia, pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter
memberikan dosisi minimal,yang kemudian di tingkatkan
secara bertahap setia 2-3 minggu sampai di temukan dosis
yang tepat untuk pemeliharaan.
d. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan
obat serta tanda-tanda yang harus di waspadai bila terjadi
hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.
3. Dx 3 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan
penurunan kebutuhan metabolisme dan napsu makan
menurun.
Tujuan :
Agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria :berat
badan bertambah,tekstur kulit baik
Intervensi :
a. Dorong peningkatan asupan cairan
b. Berikan makanan yang kaya akan serat
c. Ajarkan kepada klien tentang jenis-jenis makanan yang
banyak mengandung air.
d. Pantau fungsi usus
e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam
batas-batas toleransi keputihan.
f. Kolaborasi:untuk pemberian obat pecahar dan enema bila
diperlukan.
4. Dx 4 :
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahn dan
penurunan proses kognitif
Tujuan :
Agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi :
a. Atur interval waktu atar aktivitas untuk meningkatkan
istirahat dan latihan yang dapat ditolerir
b. Bantu aktifitas perawatan mandiri ketika pasien berada
dalam keadaan Lelah.
c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktivitas yang
tidak menimbulkan stres
d. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.
5. Dx 5 :
Penurunan suhu tubuh.
Tujuan :
Pemeliharaan suhu tubuh normal
Intervensi :
a. Berikan tambahan lapisan pakian tau tambahan selimut
b. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar
( misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).
c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya
dari nilai dasr suhu normal pasien.
d. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.
6. Dx 6 :
Konstipasi berhubungan dengan dengan gastrointestinal
Tujuan :
Pemulihan fungus usus yang normal
Intervensi:
a. Dorong peningkatan asupan cairan
b. Berikan makanan kaya akan serat
c. Ajarkan kepada pasien,tentang jenis-jenis makana yang
banyak mengandung air
d. Pantau fungsi usus
e. Dorong pasien untuk meningkatkan mobolisasi dalam
batas-batas di perlukan
f. Kolaborasi: untuk pemberian obat yang pencahar dan
enema bila di perlukan.
7. Dx 7 :
Pola nafas tidak efektif berhungan dengan depresi ventealsi
Tujuan :
Perbaikan stasus respirasi dan pemeliharaan pola nafas yang
normal
Intervensi :
a. Pantau frekunsi,kedalamam,pola pernafasan:oksimetri
denyut nadi dan gas darah arterial.
b. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk
c. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
d. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan
pengisapan dan dukunan fentilasi jika di perlukan.
8. Dx 8 :
Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan
metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta
pernafasan
Tujuan :
Perbaikan proses berpikir
Intervensi :
a. Orientasikan pasien terhadap waktu,tempat,tanggal dan
kejadian di sekitar dirinya.
b. Berikan stimulasi lewat pertengkaran dan aktivitas
c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan
pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses
penyakit

Anda mungkin juga menyukai