Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desain pada tekstil beragam jenisnya. Desain pada tekstil digunakan untuk memperindah
kain atau tekstil. Bayangkan saja jika semua orang memaikai kain yang sama atau memakai
kain polos, maka tidak ada variasi atau keunikan.
Desain yang diterapkan pada tekstil adalah hasil kreativitas untuk memperindah kain
hingga menjadi layak jual karena keunikan yang ditawarkan.
Banyak teknik dan cara yang digunakan untuk membuat kain polos menjadi lebih
bervariasi. Maka dari itu, saya membuat portofolio tentang ragam dari desai tekstil.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud desain tekstil?
b. Apa saja macam macam dari desain yang diterapkan pada tekstil?
c. Bagaimana penerapan desain pada tekstil?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui maksud desain tekstil
b. Untuk mengetahui macam macam dari desain yang diterapkan pada tekstil
c. Untuk mengetahui penerapan desain pada tekstil

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan jenis Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti "Rancangan, rencana atau reka
rupa" dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau
merancang.

 Pengertian Desain Secara Umum


 Desain dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis,
bentuk, ukuran, warna serta value dan benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
desain (kata benda).
 Desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya
benda yang dirancang, mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai
keindahan. (kata kerja).
Kesimpulan : desain merupakan bentuk rumusan dari proses pemikiran, pertimbangan
dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar.
 Pengertian Desain Secara Khusus
 desain yang berkaitan dengan kegunaan atau fungsi benda, ketetapan pemilihan
bahannya serta memperhatikan segi keindahan.

Jenis & Aspek Desain:


 Desain Struktur
Desain Struktur merupakan wujud dari suatu benda yang terdiri dari unsur-unsur
desain. unsur desain tersebut adalah susunan dari garis, arah, bentuk, ukuran, warna,
tekstur & nilai gelap terangnya (value), kalau kita melihat desain struktur pada busana
yang kita lihat adalah siluetnya.

 Desain Hiasan

2
Desain hiasan mempunyai sifat atau tujuannya adalah untuk menghiasi desain
struktur suatu benda atau busana. Tujuan desain hiasan adalah untuk memperindah &
meningkatkan mutu dari desain struktur suatu bendanya.

B. Pola Hias
Dari berbagai pola hias yang dapat kita jumpai dalam desain hiasan baik untuk busana
maupun untuk lenan rumah tangga, terdapat beberapa di antaranya sudah merupakan
bentuk–bentuk baku. Dalam pembuatan desain pola (motif) hias, perlu diperhatikan
mengenai garis-garis dan warna yang digunakan. Gunakan garis tebal tipis untuk
memberikan kesan selesai dan garis lengkung untuk memperoleh kesan lembut, luwes dan
tidak kaku. Bentuk pola hias mencakup bentuk–bentuk sebagai berikut : pola serak atau pola
tabur, pola berangkai, pola pinggiran, pola berjalan, pola memanjat, pola bergantung, pola
berdiri, dan pola menyudut.
Langkah – langkah menggambar pola hiasan :
 Siapkan peralatan menggambar dan mewarnai
 Gambar  sebuah motif ambil dari gambar asli yang telah di stilasi kemudian ubah
gambar sesuai dengan pola hiasan
 Kutip gambar yang sudah jadi dengan doorslag
 Ulangi pengutipan motif sebanyak yang direncanakan
 Tebalkan dengan pensil atau beri warna.

Bentuk pola hias mencakup bentuk–bentuk sebagai berikut :

Pola serak atau pola tabur

Pola serak adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara mengulang-ulang suatu
motif hias yang ditempatkan secara teratur pada jarak–jarak tertentu. Pola serak biasanya
motifnya kecil, penempatan motif dapat menghadap ke satu arah, dua arah atau ke semua
arah.

Pola Berangkai

Pola berangkai bentuknya hampir sama seperti pola serak, hanya pada pola berangkai
motif hiasnya antara motif satu motif dengan motif lainnya saling berhubungan (ada garis

3
penghubung). Garis yang menghubungkan motifnya dapat berupa garis vertikal, garis
horizontal atau garis diagonal. Motif pada pola berangkai dapat diulang ke bagian atas,
bagian bawah, bagian kiri atau kanan.

Pola Pinggiran

Pola pinggiran adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara menjajarkan motif
hias yang dibuat secara berulang-ulang. Pengulangan motif hias dapat dilakukan mengarah
ke sebelah kiri, ke kanan, ke atas atau bawah.

Pola Berjalan

Merupakan penempatan motif  pada tepi benda dengan prinsip pengulangan motif diatur


dan dihubungkan  dengan garis lengkung sehingga nampak  seperti tidak dapat diputuskan .
ragam hias disusun miring dan  dapat lebih rapat.  Pola hias ini motif  hiasannya disusun
agak condong ke kiri atau ke kanan sehingga motifnya tampak berjalan atau saling
berkejaran. Bentuk motif dapatdiulang ke sebelah kanan atau ke kiri.

Pola Memanjat

Motif disusun pada garis tegak lurus, kemudian motif naik dengan cara membelit- belit
atau merambat pada garis tersebut.

Pola Bergantung

Merupakan penempatan motif pada tepi benda dengan prinsip simetris dan  pada bagian
atasnya lebih kokoh dan berat dari pada bagian bawahnya, semakin kebawah semakin kecil
dan ringan.

Pola Berdiri

Merupakan penempatan motif pada tepi benda dengan menggunakan pada tepi benda
dengan prinsip  simetris dan bagian bawah lebih berat dan kokoh dari pada bagian atas.

Pola Menyudut

4
Pola sudut merupakan motif hias yang ditempatkan pada sudut suatu bidang. Bentuk
motif hiasan sudut hendaknya serasi dengan bentuk sudut bidang tersebut.

5
C. Sulaman
Menyulam telah dikenal sejak 14 abad Sebelum Masehi oleh bangsa Mesir. Hal
itu terbukti dengan adanya peninggalan sulaman benang yang terbuat dari tumbuh-
tumbuhan pada kulit binatang. Pada beberapa masyarakat tradisional, ada kebiasaan
bahwa gadis-gadis yang akan menikah harus menyulam baju atau kainnya sendiri untuk
upacara perkawinannya.
Sulaman, dalam kamus bahasa Indonesia sulam diartikan 'suji" atau 'tekad
( Poerwadarminta; 1996 : 100). Dalam bahasa Sunda, menyulam disebut 'ngabordeI '
yang berarti membuat hiasan pada kain dengan bermacam benang berwarna ( Kamus
Umum Bahasa Sunda; 1976:64 ). Sulaman menurut Bernice Barsky dalam buku Aneka
Hobi Rumah Tangga adalah Sulaman pemula merupakan contoh sulam - menyulam
dewasa ini. Dengan gambar pemandangan, huruf, angka, serta bunga hiasan pinggir yang
kebanyakan dikerjakan dengan setik silang pada kain tenunan lurus - sebagian besar
muncul dari perkembangan yang terjadi di Amerika dan Inggris antara tahun 1753 dan
1840 (Suwargono Wirono; 1984: 57).
Menyulam Adalah salah satu teknik menjahit yang bertujuan untuk dekoratif
dengan menggunakan jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atu bordir
dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu
burung, dan payet. Menyulam adalah suatu teknik keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang dalam mengembangkan kreativitas untuk membuat media kerajinan yang
berbentuk gambar atau pola yang terdapat pada kain sebagai penghias dan memberikan
suatu keindahan diantara sisi-sisi kain. Tak asing rasanya mendengar kata menyulam,
bagi sekian banyak orang yang mendengar, tak heran kebiasaan menyulam sudah sangat
amat menjadi tradisi dalam pembuat kerajinan kain dan memberikan tampilan warna
serta motif yang mewah bagi penggunaan kain dengan teknik dan keterampilan yang
akan membuatnya lebih sempurna.
Sulaman memiliki berbagai macam teknik yaitu :

Sulaman inggris

Sulaman Inggris dikenal pada bentuk motif hias yang terdiri dari lubang-lubang
bundar, lonjong atau berbentuk tetes air yang diselesaikan dengan tusuk feston atau

6
tusuk cordon, dirangkai dengan tusuk pipih dan tusuk tangkai. Tepi sulaman diberi
pinggiran yang berbentuk lengkungan yang disebut bentuk ringgitan. Untuk membuat
lubang, digunakan alat pelubang yang disebut priem. Untuk membuat lubang yang besar
dan bentuk yang lonjong, keliling lubang dijelujur dua kali kemudian lubang dibuat
dengan menggunakan gunting kecil.

Teknik sulaman Inggris dikerjakan pada kain polos misalnya tetoron, oxford,
berkolin, poplin, mori dan lain-lain. Benang yang digunakan benang katun sewarna
dengan kain, atau boleh berbeda, hanya tingkatan warnanya saja misalnya hijau dengan
hijau muda. Benda yang dapat dihias yaitu blus, kerah, saku, alas vas, serbet, saputangan
dan sebagainya.

Sulaman Richeulieu

Jenis sulaman ini disebut juga sulaman terbuka, karena motifnya ditandai dengan adanya
rentangan-rentangan benang sebagai garis penghubung pada motifnya yang diberi
istilah brides. Garis penghubung ini dapat diletakkan di dalam motif atau sebagai
penghubung di antara motif. Pada bagian-bagian yang diberi brides dilubangi sehingga
membentuk motif yang berlubang.

Ciri lain dari sulaman richelieu ini, pada bagian–bagian yang diberi brides


dilubangi, sehingga membentuk motif kerancang yang sangat menarik. Untuk mencegah
rentangan penghubung ini tidak cepat putus atau terkait, sebaiknya garis penghubung
dibuat jangan terlalu panjang. Motif hias untuk sulaman Rechelieu dapat diambil dari
renggaan bentuk bunga, atau binatang seperti kupu-kupu. Sulaman rechelieu seluruhnya
dikerjakan dengan menggunakan tusuk feston rapat.

Sulaman Arab

Sulaman ini hanya memiliki 2 jenis motif yaitu motif buah atau sayur-sayuran.
Dalam pengerjaannya sulaman arab menggunakan tusuk balut dan tusuk silang. Sulaman
arab biasanya diterapkan pada blouse, kemeja atau pakaian anak-anak.

7
Sulaman Perancis

Sulaman perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motifmotifnya


diisi dengan tusuk-tusuk hias sehingga bentuknya cembung. Sulaman ini
banyak dipergunakan untuk monogram atau simbol-simbol. Dengan demikian
bentuk dari sulaman perancis tidaklah terlalu besar, hanya secukupnya saja karena
hanya merupakan simbol.

Sulaman ini banyak diterapkan pada blus, kemeja


ataupun pakaian anak-anak. Benang. yang digunakan bewarna dengan kombinasi
yng harmonis. Ada juga yang hanya memakai satu warna, pinggirannya
diselesaikan dengan benang emas atau benang perak. bentuk motif sulaman ini
harus yang sederhana supaya memudahkan dalam pengerjaannya.
Dalam menggmbar desain sulaman perancis haruslah nampak tusuktusuk
yang digunakan meskipun hanya sebagian saja. Disini tusuk yang digunakan
tidak banyak antara lain tusuk rantai untuk pengisi, tusuk pipih untuk
penyelesaian motif dan tusuk tikam jejak untuk pinggirannya.

Sulaman Tiongkok

Sulaman tiongkok adalah sulaman berwarna dimana tusuk hias yang


dominan adalah tusuk panjang pendek (pipih). Tusuk yang lain seperti halnya
pada sulaman fantasi yaitu bisa menggunakan beberapa tusuk hias dan beberapa
warna benang. Sulaman ini memiliki ciri khas dimana dalam satu motif misalnya
bunga, daun atau yang lain menggunakan lebih dari satu warna benang yang
warna-warna ini tersusun dari beberapa tingkatan warna dari yang muda ke yang
tua atau sebaliknya. Warna yang satu dengan yang lain dalam motif tersebut
bercampur sehingga membentuk kombinasi analogis yang baik. Kadang-kadang
warna yang paling pinggir atau paling tengah sebelum menggunakan warna yang
paling muda digunakanlah warna putih. Sulaman ini dapat menghiasi berbagai
macam benda yang terbuat dari bahan yang polos. Benang hias yang digunakan
hendaklah yang halus dan jangan dirangkap. Dalam menggambar desain hiasan
sulaman tiongkok ini seperti pada sulaman fantasi. Hanya saja disini motif-motif

8
yang besarpun dapat pula karena dalam penyelesaiannya nanti tusuk hiasnya
sambung menyambung merupakan kesatuan.

9
D. Handpainting
Handpainting adalah karya senilukis yang menggunakan bahan pokok cat yang
dituangkan diatas kain. Cara pengerjaanya dapat dilakukan memalui tangan dengan berbagai
teknik lukis yang kemudian diberi aksen hiasan berupa lukisan pada benda yang dikerjakan
sebagai kerajinan tangan.
Cara pembuatan handpainting;
 Pemilihan Material untuk Glass Painting. Kita dapat menggunakan benda benda
yang terbuat dari kaca disekitar rumah kita misalnya: Gelas, piring, stoples, botol
bumbu, botol minuman, tempat selai, dll. Pilihlah yang bentuknya menarik &
artistic. Pilihlah Benda yang masih bagus, benda atau gelas yang sudah banyak
goresannya atau buram sebaiknya jangan dipakai, karena akan mengurangi
keindahan.
 Teknik Membersihkan media berbahan Kaca. Gelas atau benda berbahan kaca
yang akan kita lukis, kita  bersihkan dulu dengan sabun cuci piring, untuk
membersihkan kotoran, terutama lemak/ minyak. Setelah dicuci, dikeringkan.
Sebelum Gelas di lukis, sebaiknya di  lap dengan kain bersih/tissue dengan
menggunakan methanol. Teknik membersihkan yang benar akan menghasilkan
hasil lukisan yang bagus & bisa menempel lebih kuat.
 Pembuatan Pola Lukisan.
Untuk membuat pola lukisan, motif yang akan dilukis bisa 
bermacam macam, tergantung selera. Umumnya motif yang cukup
mudah & sederhana untuk pemula bisa berupa aneka bunga, kupu 
kupu, capung, nuansa laut, kartun, ataupun gambar aneka binatang.
Peserta bisa langsung melukis kerangka gambar dengan
menggunakan outliner.  Untuk pemula bisa juga membuat/meniru pola pada
kertas, lalu meletakkan kertas yang sudah bergambar pada sisi dalam gelas,
selanjutnya kerangka gambar digelas bisa dibuat dengan 
mencontoh gambar tsb.
 Pemilihan Cat

10
a. Cat Opaque Coates. Jenis Cat untuk Glass Painting yang Opaque/tidak
transparant.
Cat ini harganya cukup ekonomis, sehingga cocok untuk pemula  yang baru
berlatih Glass Painting.
Sebelum diaplikasikan, Cat di encerkan dulu dengan 
Thinner & ditambah Glass Fixed Catalist (-+ 5%).

 Proses Pengecatan.
Media Kaca yang sudah digambar dengan menggunakan out liner, 
bisa di cat dengan Cat Opaque Coates, atau Cat Transparent Vetro.
Untuk hasil pengecatan yang baik, bisa menggunakan kuas nylon. 
Cat yang disapukan jangan terlalu tebal, agar hasilnya rata. Setelah 
di cat, usahakan tidak tersentuh tangan sebelum catnya kering.

 Proses Akhir
Setelah proses pengecatan selesai, agar cat bisa lebih fix
menempel digelas, bisa di oven dengan panas 120C-160C
selama 15-40 menit.

11
E. Sablon
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai
jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-
lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang
dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu
rancangan desain. Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli
atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan
terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus.
Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi,
yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi
stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah bingkai
yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari
suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan
berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain secara langsung
pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup
eseluruhan sablonan dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar
diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen
yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari
sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang
digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki
kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti
dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk
keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang
terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan investasi yang tinggi.
Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Walaupun dalam
realisasinya bahwa teknik cetak sablon hanya bagian dari wirausaha perumahan (home
industry), tetapi teknik ini masih sangat signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak
menutup kemungkinan dengan adanya perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak
sablon saat ini telah dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan

12
gambarnya pada screen (computer to screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak sablon juga
sudah merambah ke berbagai industri seperti : industri keramik, elektronik, packaging,
tekstil, garmen, dan industri umum.Hal ini sangat terasa, karena seluruh sentra-sentra
kehidupan masyarakat hampir tidak lepas dari adanya pemanfaatan teknik cetak ini.

13
F. Tenun
Tenun merupakan salah satu sarana seni yang patut dilestarikan Tenun merupakan hasil
karya berupa kain yang dibuat dengan benang dan dimasukkan ke dalam pakan pada alat
yang disebut lungsin. Dan tenun masih terbagi lagi menjadi songket, yang merupakan tenun
dengan benang emas atau perak, kemudian ada ikat, dobel ikat, dan pakan.
Nilai ke-Indonesia-an memang merupakan salah satu poin yang perlu diperhatikan oleh
kain tenun saat ini. Hal ini terkait beberapa pakem desain yang memang selayaknya tidak
berubah saat dikonstruksi.
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan azas (prinsip) yang
sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan
kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang
sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.
bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat
dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.
Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, terutama di
daerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala
rumah tangga. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya
adalah Sumatera Barat, Palembang, dan Jawa Barat.
Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan
alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat
beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu,
seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan
merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya
dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, pola dan ragam hiasannya
Contoh daerah yang menggunakan kain tenun yaitu daerah Sengkang. Motif ini disebut
"Cobo "Motif yang paling banyak digemari karena kombinasi warnanya yang dapat dipadu
padankan dengan berbagai warna. Motif seperti ini kebanyakan dipakai untuk kain
bawahan/sarung,rok. Berbagai kreasi dapat dibuat dari bahan tenun khas Sengkang.
Berbagai warna menarik dari kain tenun khas Sengkang- Sulawesi Selatan.

14
Yang polos maupun bermotif. Corak yang indah dan warna-warna yang menarik dari tenun
Sengkang.
Daerah lain yang juga menggunakan tenunan seperti Kain Tenun NTT adalah kain yang
dibuat dari proses menenun oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur. Tenun sendiri
merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukan benang pakan secara horizontal
pada benang-benang lungsin, biasanya telah diikat dahulu dan sudah dicelupkan ke pewarna
alami. Pewarna alami tersebut biasanya dibuat dari akar-akar pohon dan ada pula yang
menggunakan dedaunan.

15
G. Shibori
Shibori merupakan istilah Jepang yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai cara
menghias kain atau bahan tekstil dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau
dilipat sesuai pola tertentu. Di indonesia sendiri, shibori biasa disebut jumputan walaupun
secara teknik masih dilakukan dengan cara-cara yang cukup sederhana. Berbeda dengan kain
tekstil yang dijual di toko kain pada umumnya, shibori memiliki keistimewaan tersendiri
berupa unsur warna dan motif yang tidak terduga dari proses pencelupan. 
Teknik menghias kain secara tradisional yang cukup populer di Jepang ini biasa
dilakukan menggunakan bahan celup indigo alami diatas kain katun putih. Tidak seperti
teknik tie-dye yang berkembang pada umumnya, shibori lebih berfokus pada pola desain
secara keseluruhan yang pengutamakan pengendalian pola. Shibori yang masuk kedalam
kategori celup ikat ini dikembangkan di beberapa negara, seperti Indonesia dan Jepang.
Shibori sendiri lebih menerapkan teknik resist-dyeing, atau proses pencelupan sebagian
kain dengan cara mencegah bagian lainnya agar tidak terkena zat warna. Resist itulah yang
berperan untuk menghentikan bahan pewarna agar tidak menyerap ke bagian kain yang tidak
diinginkan. Oleh sebab itulah dalam membuat Shibori, pemahaman mengenai teknik celup
ikat ini sangat dibutuhkan. 
Tidak mengherankan jika para pakar Shibori di Jepang dianggap sebagai harta nasional,
sampai-sampai hasil karyanya disimpan di museum-museum dan sebagian dikoleksi secara
pribadi oleh para pecinta kain tradisional. Karena pada dasarnya teknik yang digunakan
dalam membuat shibori tak hanya tergantung pada pola hiasan yang akan dibuat tapi juga
karakteristik kain. 

Shibori memiliki berbagai jenis motif yang dibuat dengan berbagai teknik yaitu :

 Miura shibori
Teknik yang diikat. Teknik ini cukup mudah untuk dipraktikan, hingga
sering ditemui. Motif yang muncul dari hasil mengikalkan kain ini biasanya
menyerupai air.

 Kumo shibori

16
Teknik ini juga kerap dijumpai dan dipraktikan untuk para perajin pemula.
Caranya, dengan melipat dan mengikat kain. Hasilnya, motif serupa jaring laba-
laba pun akan muncul.

 Nui shibori
Menjahit adalah teknik yang digunakan untuk shibori yang satu ini.
Berbagai macam motif pun akan muncul, tergantung seberapa erat tarikan
benangnya.

 Jumput shibori
Teknik ini juga cukup sederhana. Caranya, dengan membuat jumputan
yang kemudian diikat pada bagian yang ingin diubah warnanya.

17
H. Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa). Yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia sejak dahulu kala. Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan
perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan 
perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada
kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun menurun, sehingga kadang kala
suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat
menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini beberapa motif batik tradisional
hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya
sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah
budaya bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan
jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan
selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya rumah
tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian
keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Sedangkan ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak hanya
boleh dipakai kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa dan juga mempopulerkan corak phoenix (burung
api). Bangsa penjajah Eropa juga berminat pada batik dan hasilnya adalah corak bebungaan
yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh
penjajah seperti gedung atau kereta kuda termasuk juga warna-warna kesukaan mereka
seperti warna biru. Tetapi batik tradisional tetap mempertahankan coraknya dan masih
dipakai dalam upacara-upacara adat karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing.

Jadi menurut teknik:

18
 Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
 Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan
cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan
waktu kurang lebih 2-3  hari.

Menurut daerah asal, misalnya :

Batik Madura  Dengan bentuk khas dan motif batik tulis Madura memiliki keunikan
sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat pribadi produksinya
dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi tradisional, yang ditulis dan
diolah dengan cara tradisional. Dari segi warna, karakteristik warna Batik Madura cenderung
memilih warna berani dan tegas, seperti warna Merah, Kuning, Biruh (Hijau dalam Bahasa
Indonesia) serta warna Biru sendiri. Warna warna tersebut dihasilkan dari pewarna alam
(Soga Alam) seperti Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah, Daun Tarum
untuk warna biru, Kulit mundu ditambah tawas juga diambil untuk memberikan efek warna
hijau pada kain batik Madura. Efek terang dan gelapnya pada kain Batik Madura dihasilkan
melalui lamanya perendaman kain sendiri, bisa satu bulan, 3 bulan, bahkan ada yg sampai 1
tahun. Perendaman ini juga akan membuat warna kain batik lebih awet dari biasanya.

19
I. Penerapan pada bahan tekstil
Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam
maupun buatan. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah
diproduksi. Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan
teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Pada dasarnya serat tekstil
berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan
hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).

 Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas,
pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang
berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan
bahan tekstil sutra
 Serat buatan (termoplastik)  merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini
adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
 Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang
logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi
aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon,
tula dan bahan rajutan.
 Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang,
seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang
logam yang dilapisi dengan plastik.
Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari
kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya
dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan
benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil yang
lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda,
sebagai berikut:
 Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam
temperatur panas yang tinggi.
 Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila
dipanaskan menjadi lebih lunak.

20
 Sutera memiliki lembut, licin, berkilat, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap
air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
 Tekstil dari bahan dacron, polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak
mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.
 Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak
mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.

Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil


Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-
masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. 
Zat warna alam (natural dyes) adalah zat warna yang diperoleh dari alam/tumbuh-
tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak
akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba.
 Soga merupakan bahan pewarna alami yang berasal dari pohon soga. Bahan yang berasal
dari kulit soga jambal berwarna merah sawo, sedangkan kulit pohon soga tengeran
menghasilkan warna kuning, soga tinggi menghasilkan warna merah.
 Kayu kuning (cudranis javanenses) menghasilkan warna kuning.
 Alpokat menghasilkan warna hijau dan cokelat.
 Jati dan secang penghasil warna merah.
 Mengkudu atau pace menghasilkan warna cokleat.
 Kesumba menghasilkan warna oranye.
Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol. Jenis
pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat
digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak
mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat
mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.
Teknik Menggambar Ragam Hias Pada Bahan Tekstil

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda,
misalnya sulam, batik, sablon, tenun ikat, bordir, dan songket.

21
 Menyulam merupakan salah satu teknik menggambar yang bertujuan untuk dekoratif
dengan menggunakan alat jahit seperti jarum sulam, benang, pemidangan. Selain benang,
hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan
logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet.
 Membatik adalah cara membuat/menggambar motif pada kain atau bahan yang lain
dengan sistem tutup dengan bahan malam, cetak dan celup dengan warna. Batik tulis
menggunakan canting, batik cetak menggunakan cetakan, batik celup menggunkan
ikatan.
 Sablon adalah sebuah teknik untuk menggambar diatas bahan dengan bentuk yang kita
kehendaki. Proses penyablonan menggunakan screen sablon dan rakel sablon dalam
proses pengerjaannya.
 Tenun ikat adalah karya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau
benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat
tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin.
 Bordir adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit
dan benang. Perbedaan bordir dan sulaman terdapat pada alat yang digunakan pada
sulaman menggunakan tangan sedangkan bordir menggunakan mesin bordir.
 Teknik songket adalah teknik tenun menggunakan benang emas atau benang perak.
Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang
menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna dan
sebagainya. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan
kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan
menenun dasar kain tenunnya.
Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan
menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos, menjadi pilihan
yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat
sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain artinya membuat pola-pola, proses merencanakan suatu karya seni yang terpakai
dengan mengindahkan fungsi, komposisi warna, tata letak, bentuk, dan harga untuk
memenuhi keinginan pasar dan bisa dijual.
Desain yang akan diterapkan pada tekstil dapat menggunakan berbagai teknik seperti
sulam, batik, shibori, tenun, sablon, dan handpainting.
Penerapan tekstil juga beragam. Bisa pada lenan rumah tangga, busana anak, busana
wanita, busana pria dan sebagainya.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://kreasi-unikku.blogspot.com/2013/04/glass-painting.html
https://iwanhermawan2.wordpress.com/2012/04/11/artikel-kebudayaan-asli-batik-
indonesia/
https://marketplays.id/talk/thread/apa-itu-shibori-definisi-dan-proses-pembuatan/377
http://sbdy.blogspot.com/2015/04/batik.html

24

Anda mungkin juga menyukai