A. Pendahuluan
1. Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami C2 Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik
dalam berkarya seni rupa. (Ragam Hias Nusantara)
2. Indikator : 3.1.1 Mengklasifikasi C2 jenis-jenis ragam hias Nusantara
1.1.2 Mengklasifikasi C2 pola ragam hias Nusantara
2.1.3 Memahami C2 teknik menggambar motif ragam hias
Nusantara
2.1.4 Memahami C2 fungsi dari menggambar ragam hias
Nusantara
3. Materi : a. Pengertian ragam hias Nusantara
b. Jenis-jenis ragam hias Nusantara
c. Pola ragam hias Nusantara
d. Fungsi dari menggambar ragam hias Nusantara
e. Teknik menggambar motif ragam hias Nusantara
B. Peta Konsep
RAGAM HIAS
NUSANTARA
TEKNIK
PENGERTIAN JENIS-JENIS POLA FUNGSI
MENGGAMBAR
C. Uraian Materi
1. Pengertian Ragam Hias Nusantara
Ragam Hias adalah susunan pola hias menggunakan motif hias dengan cara dan
kaidah tertentu pada suatu ruang atau bidang sehingga menghasilkan bentuk yang
menarik dan indah. Pola hias merupakan unsur dasar yang sering digunakan sebagai
acuan dalam membuat rancangan hiasan. Sedangkan, motif hias merupakan bentuk dasar
dan pokok pikiran dalam perwujudan ragam hias, meliputi segala bentuk alami ciptaan
Tuhan seperti binatang, tumbuhan, manusia, gunung, air, awan, batuan, dan lainnya serta
hasil kreasi manusia. Ragam hias biasanya berupa pola yang diulang-ulang yang
bertujuan untuk mengisi kekosongan bahan dengan maksud untuk memperindah dan
menambah nilai estetika suatu benda atau produk. Menggambar ragam hias dapat
dilakukan dengan cara stilasi (digayakan) yang meliputi penyederhanaan bentuk dan
perubahan bentuk (deformasi). Ragam hias Nusantara dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor alam, flora, fauna, dan budaya masing-masing daerah.
Gambar 5: Tumpal
2) Pilin Berganda
Keberadaan motif geometris ini dapat Grameds temui di seluruh kepulauan
Indonesia, terutama bagian timur. Bentuk dari motif pilin
berganda ini hampir menyerupai huruf “S” atau kebalikannya.
Motif ini bahkan dianggap telah ada pada kebudayaan
perunggu di zaman prasejarah atau biasa disebut sebagai
kebudayaan perunggu Eropa.
Penerapan motif ini banyak dijumpai pada kapak perunggu,
ukiran kayu, gantungan perkakas, dan perabotan rumah
lainnya. Namun, penerapan motif ini tidak hanya pada perabot
rumah dan gantungan perkakas saja, tetapi juga pada batik,
salah satunya di Jawa Tengah yang biasa disebut sebagai motif
Parang Rusak.
Gambar 6: Pilin
3) Meander
Motif geometris meander ini dianggap telah ada sejak
zaman perunggu yang kemudian menyebar ke berbagai
wilayah, mulai dari Asia Tenggara yang salah satunya
adalah Indonesia, Asia Timur, Eropa, hingga Yunani.
Bentuk motif ini berupa deretan huruf “T” yang berdiri
tegak lurus dan terbalik secara berganti-ganti. Bentuk dari
motif meander ini hampir mirip dalam seni Tionghoa, yakni
seolah mengalir mirip awan, maka dari itu biasanya juga
kerap disebut sebagai Pinggir Awan.
Gambar 7: Meander
4) Swastika
Motif geometris yang satu ini telah ada sejak zaman
perunggu Eropa Barat yang biasa disebut dengan Swastika,
sementara di Tionghoa disebut dengan Banji. Motif
Swastika ini menjadi bentuk perlambangan peredaran
bintang-bintang yang ada di luar angkasa, khususnya
matahari sekaligus menjadi tanda pembawa tuah bagi
manusia di bumi.
Gambar 8: Swastika
5) Kawung
Motif kawung ini kerap digambar oleh siswa sekolah dalam penugasan seni
budaya, apakah Grameds salah satunya? Bentuk dari motif geometris ini berupa
lingkaran-lingkaran yang diatur sedemikian rupa sehingga akan menutup sebagian
yang lain. Nama “kawung” ini berasal dari bahasa Jawa dan Sunda yang berarti
“pohon aren”. Perlu diketahui, pohon aren itu
apabila dipotong dengan cara melintang, maka akan
nampak bijinya yang berjumlah empat.
Bentuk motif dari kawung ini sudah ada sejak
zaman Hindu Jawa, contohnya pada kain yang
selalu dipakai oleh Kertajaya selaku raja pertama
dari Kerajaan Majapahit.
Gambar 9: Kawung
3. Pola Ragam Hias
Pola ragam hias adalah susunan pola dengan aturan tertentu dalam bentuk dan
komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa bentuk
pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang
beraturan, komposisi, dan pengulangan. Pola-pola ragam hias menurut penempatannya
sebagai berikut:
a. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias dengan keseimbangan dan
bentuk yang sama dalam susunannya.
b. Pola a-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang, namun memiliki proporsi,
komposisi dan kesatuan yang harmoni.
c. Pola ragam hias tepi. Terbentuk dari pengulangan bentuk sebelumnya dan digunakan
untuk menghias bagian tepi.
d. Pola ragam hias menyudut. membentuk pola segi tiga dan umumnya memiliki bentuk
ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada.
e. Pola ragam hias gabungan merupakan pola ragam hias memusat bentuk coraknya berdiri
sendiri dan biasanya gabungan dari beberapa ragam hias dan membentuk ragam hias baru.
f. Pola ragam hias beraturan terbentuk dari bidang dan corak yang sama yang susunan
polanya merupakan pengulangan dari bentuk sebelumnya dengan ukuran yang sama.
g. Pola ragam hias tidak beraturan, pola ini lebih bervariasi karena terdiri dari beberpa motif
yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang seimbang
b. Teknik Deformasi
Deformasi adalah cara dalam menggambar yang mengubah bentuk asli dari sumber
atau dengan melihat objek dari berbagai arah dengan menyederhanakan struktur
maupun proporsi bentuk aslinya menjadi sesuatu yang baru, dan kesan karyanya lebih
terlihat sederhana, dengan proporsi yang berbeda dari objek aslinya.