Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

Sekolah : SMA Santo Mikael Sleman


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Rupa)
Kelas/Semester : X/ 1
Materi Pokok : Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik
dalam berkarya seni rupa. (Ragam Hias
Nusantara)
Alokasi Waktu : 90 menit (1x pertemuan)

A. Pendahuluan
1. Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami C2 Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik
dalam berkarya seni rupa. (Ragam Hias Nusantara)
2. Indikator : 3.1.1 Mengklasifikasi C2 jenis-jenis ragam hias Nusantara
1.1.2 Mengklasifikasi C2 pola ragam hias Nusantara
2.1.3 Memahami C2 teknik menggambar motif ragam hias
Nusantara
2.1.4 Memahami C2 fungsi dari menggambar ragam hias
Nusantara
3. Materi : a. Pengertian ragam hias Nusantara
b. Jenis-jenis ragam hias Nusantara
c. Pola ragam hias Nusantara
d. Fungsi dari menggambar ragam hias Nusantara
e. Teknik menggambar motif ragam hias Nusantara

B. Peta Konsep

RAGAM HIAS
NUSANTARA

TEKNIK
PENGERTIAN JENIS-JENIS POLA FUNGSI
MENGGAMBAR

C. Uraian Materi
1. Pengertian Ragam Hias Nusantara
Ragam Hias adalah susunan pola hias menggunakan motif hias dengan cara dan
kaidah tertentu pada suatu ruang atau bidang sehingga menghasilkan bentuk yang
menarik dan indah. Pola hias merupakan unsur dasar yang sering digunakan sebagai
acuan dalam membuat rancangan hiasan. Sedangkan, motif hias merupakan bentuk dasar
dan pokok pikiran dalam perwujudan ragam hias, meliputi segala bentuk alami ciptaan
Tuhan seperti binatang, tumbuhan, manusia, gunung, air, awan, batuan, dan lainnya serta
hasil kreasi manusia. Ragam hias biasanya berupa pola yang diulang-ulang yang
bertujuan untuk mengisi kekosongan bahan dengan maksud untuk memperindah dan
menambah nilai estetika suatu benda atau produk. Menggambar ragam hias dapat
dilakukan dengan cara stilasi (digayakan) yang meliputi penyederhanaan bentuk dan
perubahan bentuk (deformasi). Ragam hias Nusantara dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor alam, flora, fauna, dan budaya masing-masing daerah.

2. Jenis-jenis Ragam Hias


a. Ragam Hias Flora
Seperti yang kalian ketahui fl ora merupakan kumpulan
tumbuhan. Ragam hias fl ora berarti ragam hias dengan
inspirasi objek gambar alam fl ora atau tumbuhan. Gambar
yang ditampilkan dalam ragam hias bisa tumbuhan secara utuh,
atau hanya bagain-bagian tertentu saja.

Gambar 1. Ragam Hias


Flora
b. Ragam Hias Fauna
Ragam hias fauna merupakan ragam hias dengan inspirasi
objek gambar fauna atau binatang. Semua jenis binatang dapat
dijadikan motif dalam ragam hias, dengan mengalami
perubahan bentuk atau distilir, namun tidak meninggalkan
bentuk aslinya. Ragam hias dengan motif binatang dapat juga
dikombinasikan tumbuhan dengan berbagai gaya.

Gambar 2. Ragam Hias Fauna

c. Ragam Hias Figuratif


Ragam hias dari bentuk dasar manusia dengan penggayaan
sehingga menghasilkan motif ragam hias yang indah. Ragam
hias figuratif mengacu pada inspirasi bentuk figur manusia,
baik secara keselurahan atau sebagian. Seperti ragam hias
topeng merupakan ragam hias figuratif yang mengacu bentuk
manusia bagian wajah.
Gambar
3. Ragam Hias Figuratif
d. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan pengembangan dari
bentuk-bentuk geometris mengandung unsur-unsur garis,
sudut, bidang, dan ruang. Garis-garis yang dibuat bisa dalam
bentuk garis lurus, melengkung, spiral, atau zig-zag. Ada
pula dalam bentuk bidang, seperti lingkaran, persegi, persegi
panjang, segitiga, dan juga layang-layang. Garis dan bidang
tersebut dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu ragam
hias geometris yang indah.
Gambar 4.
Ragam Hias Geometris
Gaya ragam hias geometris sudah banyak digunakan dan dapat dijumpai di seluruh
Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias
geometris dapat dilakukan dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam
satu motif ragam hias. Atau dipadukan dengan motif flora dan fauna.
Berikut ini contoh beberapa ragam hias geometris:
1) Tumpal
Motif tumpal ini biasanya diterapkan dalam seni batik dan
tenunan. Bentuk dari motif ini juga beragam, mulai dari
sulur-suluran tumbuhan yang melambangkan kesuburan
hingga bentuk gunung yang melambangkan keteguhan dan
kekuatan untuk menolak bala. Contohnya adalah Batik Pesisir
(berasal dari Indramayu) yang bersifat naturalis guna
menunjukkan adanya pengaruh kuat dari kebudayaan asing
dengan pemilihan warna yang bervariasi.

Gambar 5: Tumpal

2) Pilin Berganda
Keberadaan motif geometris ini dapat Grameds temui di seluruh kepulauan
Indonesia, terutama bagian timur. Bentuk dari motif pilin
berganda ini hampir menyerupai huruf “S” atau kebalikannya.
Motif ini bahkan dianggap telah ada pada kebudayaan
perunggu di zaman prasejarah atau biasa disebut sebagai
kebudayaan perunggu Eropa.
Penerapan motif ini banyak dijumpai pada kapak perunggu,
ukiran kayu, gantungan perkakas, dan perabotan rumah
lainnya. Namun, penerapan motif ini tidak hanya pada perabot
rumah dan gantungan perkakas saja, tetapi juga pada batik,
salah satunya di Jawa Tengah yang biasa disebut sebagai motif
Parang Rusak.

Gambar 6: Pilin
3) Meander
Motif geometris meander ini dianggap telah ada sejak
zaman perunggu yang kemudian menyebar ke berbagai
wilayah, mulai dari Asia Tenggara yang salah satunya
adalah Indonesia, Asia Timur, Eropa, hingga Yunani.
Bentuk motif ini berupa deretan huruf “T” yang berdiri
tegak lurus dan terbalik secara berganti-ganti. Bentuk dari
motif meander ini hampir mirip dalam seni Tionghoa, yakni
seolah mengalir mirip awan, maka dari itu biasanya juga
kerap disebut sebagai Pinggir Awan.

Gambar 7: Meander
4) Swastika
Motif geometris yang satu ini telah ada sejak zaman
perunggu Eropa Barat yang biasa disebut dengan Swastika,
sementara di Tionghoa disebut dengan Banji. Motif
Swastika ini menjadi bentuk perlambangan peredaran
bintang-bintang yang ada di luar angkasa, khususnya
matahari sekaligus menjadi tanda pembawa tuah bagi
manusia di bumi.

Gambar 8: Swastika
5) Kawung
Motif kawung ini kerap digambar oleh siswa sekolah dalam penugasan seni
budaya, apakah Grameds salah satunya? Bentuk dari motif geometris ini berupa
lingkaran-lingkaran yang diatur sedemikian rupa sehingga akan menutup sebagian
yang lain. Nama “kawung” ini berasal dari bahasa Jawa dan Sunda yang berarti
“pohon aren”. Perlu diketahui, pohon aren itu
apabila dipotong dengan cara melintang, maka akan
nampak bijinya yang berjumlah empat.
Bentuk motif dari kawung ini sudah ada sejak
zaman Hindu Jawa, contohnya pada kain yang
selalu dipakai oleh Kertajaya selaku raja pertama
dari Kerajaan Majapahit.

Gambar 9: Kawung
3. Pola Ragam Hias
Pola ragam hias adalah susunan pola dengan aturan tertentu dalam bentuk dan
komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa bentuk
pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang
beraturan, komposisi, dan pengulangan. Pola-pola ragam hias menurut penempatannya
sebagai berikut:
a. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias dengan keseimbangan dan
bentuk yang sama dalam susunannya.
b. Pola a-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang, namun memiliki proporsi,
komposisi dan kesatuan yang harmoni.
c. Pola ragam hias tepi. Terbentuk dari pengulangan bentuk sebelumnya dan digunakan
untuk menghias bagian tepi.
d. Pola ragam hias menyudut. membentuk pola segi tiga dan umumnya memiliki bentuk
ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada.
e. Pola ragam hias gabungan merupakan pola ragam hias memusat bentuk coraknya berdiri
sendiri dan biasanya gabungan dari beberapa ragam hias dan membentuk ragam hias baru.
f. Pola ragam hias beraturan terbentuk dari bidang dan corak yang sama yang susunan
polanya merupakan pengulangan dari bentuk sebelumnya dengan ukuran yang sama.
g. Pola ragam hias tidak beraturan, pola ini lebih bervariasi karena terdiri dari beberpa motif
yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang seimbang

4. Fungsi dari gambar ragam hias Nusantara


a. Fungsi Ragam Hias Geometris Apabila Diterapkan Pada Benda Pakai
1. Untuk menghias bagian tepi atau pinggiran dari suatu benda yang hendak dipakai oleh
manusia. Biasanya berupa garis zig-zag, garis-garis silang, dan lain-lain.
2. Sebagai pengisian terutama pada permukaan bidang dari benda pakai tersebut.
3. Sebagai inti atau bagian yang berdiri sendiri dalam bentuk benda pakai.
b. Fungsi Ragam Hias Bagi Masyarakat
Keberadaan ragam hias dalam corak apapun itu, pasti memberikan fungsi estetis bagi
masyarakat. Namun ternyata, fungsi dari ragam hias tidak hanya sekadar fungsi estetis
saja , berikut adalah beberapa fungsi dari ragam hias bagi masyarakat:
1) Sebagai hiasan benda, baik itu benda yang berupa seni terapan maupun seni murni.
2) Untuk mempercantik penampilan alias fungsi estetis.
3) Sebagai simbol dari status sosial dari suatu individu yang hidup di tengah masyarakat
multikultural.

5. Teknik Menggambar Motif ragam hias Nusantara


Dalam membuat ragam hias tentu kita menerapkan teknik atau tata cara pengerjaan
yang dilakukan dari awal hingga terbentuknya sebuah karya. Teknik modifikasi dalam
menggambar ragam hias adalah sebagai berikut:
a. Teknik Stilasi
Stilasi adalah teknik mengubah bentuk asli dari sumber atau dengan melihat objek
dari berbagai arah dengan penggayaan dan dapat dibuat menjadi bermacam-macam
bentuk baru yang bersifat dekoratif, namun ciri khas bentuk aslinya masih terlihat.
Stilasi ini dapat dilakukan untuk bentuk-bentuk geometris dan bentuk-bentuk naturalis
seperti stilasi bentuk segitiga, bentuk segi empat, bentuk lingkaran dan sebagainya.
Stilasi bentuk-bentuk alam seperti stilasi buah-buahan, stilasi daun, stilasi bunga,
stilasi manusia, stilasi binatang, dan stilasi bentuk-bentuk alam lainnya. Selain itu,
stilasi juga dapat dilakukan pada berbagai ragam hias yang sudah ada baik ragam hias
naturalis, geometris maupun ragam hias dekoratif.

Gambar 10: Teknik Stilasi

b. Teknik Deformasi
Deformasi adalah cara dalam menggambar yang mengubah bentuk asli dari sumber
atau dengan melihat objek dari berbagai arah dengan menyederhanakan struktur
maupun proporsi bentuk aslinya menjadi sesuatu yang baru, dan kesan karyanya lebih
terlihat sederhana, dengan proporsi yang berbeda dari objek aslinya.

Gambar 11: Teknik Deformasi


c. Teknik Distorsi
Distorsi adalah cara dalam menggambar dengan mengubah bentuk asli dari sumber
atau dengan melihat objek dari berbagai arah dengan melebih-lebihkan struktur dan
perubahan bentuk yang digambar. dan mengubah proporsi sehingga terjadi perubahan
yang sangat signifikan antara bentuk yang digambar dengan objek aslinya.

Gambar 12: Teknik Distorsi

Anda mungkin juga menyukai