Anda di halaman 1dari 16

Seni Budaya

Ragam Hias

Anggota :
Anindya Raghi Alputri (2)
Aulia Intan Hamidah (4)
Davina Febri Rizky Paramita (9)
Wildan Krisna Hakim (31)
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Seni Budaya tentang ragam Hias.
Makalah Seni Budaya ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah Seni Budaya ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Seni Budaya tentang


Ragam Hias ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

1
Daftar Isi

Kata pengantar 1
Daftar isi 2
Pengertian ragam hias 3
Motif ragam hias 5
Batik Mega mendung 9
Proses pembuatan batik Mega mendung 10
Teknik pembuatan 11
Pertanyaan 13
Jawaban 14
Daftar pustaka 15

2
Pengertian Ragam
Hias
Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu
bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman
prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak
ragam hias. Ram hias di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu lingkungan alam, flora dan fauna serta manusia yang
hidup di dalamnya. Keinginan untuk menghias merupakan naluri
atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung
berkembangnya ragam hias karena adanya perlambangan di balik
gambar. Ragam hias memiliki makna karena disepagakati oleh
masyarakat penggunanya. Menggambar ragam hias dapat
dilakukan dengan cara stilasi (digayakan) yang meliputi
penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk (deformasi). Ragam
hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk
flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut
dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan
menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau
seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan (misalnya batik),
songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat
distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era
tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan
atau arkeolog. Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif
batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu.
Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama
namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya
3
klkerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat
makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan
stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk
manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya
luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia,.

4
Motif Ragam Hias

Motif ragam hias ini terbagi menjadi 5


1. Ragam hias Geometris
2. Ragam hias Flora
3. Ragam Hias Fauna
4. Ragam hias Figuratif
5. Ragam hias Poligonal

1. Ragam hias Geometris

Ragam hias Geometris adalah motif hias yg dikembangkan dari bentuk-


bentuk geometris, kemudian digayakan sesuai dengan selera dan
imajinasi pembuatnya.
Ragam hias tertua dari ornamen adalah bentuk geometris. Motif hias
geometris atau sering disebut juga ilmu ukur mulanya muncul karena
faktor teknik dan bahan. Ragam hias Geometris adalah motif hias yg
dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris, kemudian digayakan sesuai
dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Ragam Hias Geometris
merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk
geometris. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan
mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini
bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik , (digambar,
dipahat, dicetak)

5
2. Ragam Hias Flora
Ragam hias Flora adalah ragam hias yg menggunakan bentuk flora
(tumbuhan) sebagai objek motif ragam hias flora sebagai
bentuk. Penggambaran Ragam hias flora dalam seni ornamen dilakukan
dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan
keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang
dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam,
sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut
diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian
rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa
sebenarnya yang diubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari
bentuk aslinya. Bentuknya ada yang berupa akar, daun, bunga, biji, tunas,
buah, ranting, atau pohonnya. Ragam Hias Flora sebagai sumber objek
motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia.
Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-
barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir.

3. Ragam Hias Fauna


Ragam hias Fauna adalah ragam hias yg menggunakan bentuk
Fauna (hewan) sebagai objek motih ragam hias.
Ragam hias Fauna adalah ragam hias yg menggunakan bentuk Fauna
(hewan) sebagai objek motih ragam hias.Ragam Hias Fauna merupakan
bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu.Penggambaran
fauna dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi,
jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih
mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam
visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian
tertentu (tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain.

6
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak
meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan
dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.

Motif ragam hias fauna tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik,
ukiran, sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir Ragam hias bentuk
fauna dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal
daerah tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua,
komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.

4. Ragam Hias Figuratif


Ragam hias Figuratif adalah bentuk ragam hias yg menggunakan
objek manusia yg digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk.
Ragam hias Figuratif adalah bentuk ragam hias yg menggunakan objek
manusia yg digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Manusia
sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai
beberapa unsur, baik secara terpisah. Contohnya seperti kedok atau
topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam
pewayangan. Dikatakan motif manusia karena dalam pembuatan ragam
hiasnya mengacu pada figure manusia
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan
mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat
pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya
dapat dilakukan dengan cara menggambar.

7
5. Ragam hias poligonal
Bentuk ditentukan oleh batas pinggir dari bidang yang seringkali berupa
garis. Bentuk tersebut berdimensi datar dan disebut poligonal.
Poligonal memiliki batas bentuk yang berujud segi tiga (triangle), segi
empat (tetragon), segi lima (pentagon), segi enam (hexagon).
poligonal memiliki sifat yang ditentukan oleh garis batas luarnya yang
disebut convex poligon bila garis luarnya menonjol ke arah luar sehingga
bentuknya menjadi gemuk. Sedangkan bila garis luarnya melengkung ke
arah dalam disebut concav poligon. Guna dari bentuk convex dan concave
tersebut adalah untuk menghasilkan image dimensi bila digunakan pada
penggabungan dua atau lebih bentuknya.

8
Mega Mendung

Mega Mendung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang
paling dikenal oleh khalayak. Motif ini menggambarkan bentuk
sekumpulan awan di langit. Konon menurut sejarah Cirebon, motif ini
terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada genangan air
setelah hujan dan cuaca saat itu sedang mendung. Sehingga seseorang itu
menuangkan idenya untuk menggambar awan yang telah di lihat melalui
genangan air tersebut dengan bentuk awan yang bergelombang. Oleh
sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung (Mega= Awan,
Mendung=cuaca yang sejuk/adem) dengan warna dasar merah dan awan
yang berwarna biru dengan tujuh gradasi warna sebagai warna orisinilnya
yang terkenal dari Cirebon.

Arti dari motif Mega Mendung ialah awan yang muncul ketika cuaca
sedang mendung. Selain arti, motif Mega Mendung juga memiliki makna
atau filosofi bahwa setiap manusia harus mampu meredam
amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun, dengan kata lain,
hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan
marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat
menyejukkan suasana di sekitarnya. Kemudian makna dari warna batik
Mega Mendung ini merupakan lambang dari seorang pemimpin dan awan
biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi seluruh
masyarakat yang dipimpinnya. Beralih kepada gradasi warna yang berada
di ornamen awannya, gradasi asli dari batik Mega Mendung ini adalah

9
tujuh gradasi yang maknanya diambil dari lapisan langit yang memiliki 7
lapis, begitupun bumi yang tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari
dalam seminggu sebanyak 7 hari. Batik motif Mega Mendung memang
nampak sederhana, akan tetapi motif ini dalam akan makna/ filosofi yang
dimilikinya.
Sebagai tambahan informasi agar tidak salah kaprah dengan makna
gradasi warna, bahwa sekarang gradasi warna batik Mega Mendung telah
disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga, gradasinya dapat
dikurangi atau diminimalkan menjadi 3-5 gradasi sesuai pesanan. Bahkan
sudah ada juga batik Mega Mendung yang sengaja tidak diberi gradasi
warna pada motif awannya karena tuntutan yang dibutuhkan oleh pasar.

Proses pembuatan
1.Potong : Pemotongan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
2.Angetel : menghilangkan kanji dari bahan baku (biasanya kain mori atau
katun) dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak
kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu larutan tersebut
diratakan ke seluruh bahan baku, setelah rata dijemur sampai kering lalu
beri larutan kembali dan dijemur lagi. Proses ini diulang-ulang sampai tiga
minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa
meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.
3.Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.
4.Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah
di lengreng.

10
5.Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu
diwarnai.
6.Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan
pada larutan zat warna.
7.Anglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.
8.Angumbah : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih.
9.Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur.

Teknik Pembuatan
Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat
garis tipis-tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan
dibatik. Garis wit ini sangat tipis tetapi memiliki warna yang lebih tua
dibandingkan warna kain yang akan dibatik. Pengerjaan pembuatan
garis wit pada kain dalam Bahas
Cirebon disebut Anglengreng ("menggambar pola"). Pada proses
pengerjaannya, penggambar pola atau tukang lengreng hanya
menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian, pada tahapan
selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu
diwarnai), pembuat tembok harus membuat sendiri garis wit tersebut.
Hal ini yang menyebabkan seorang pembuat tembok harus memiliki
keahlian khusus agar terbentuk pola batik sesuai dengan yang diinginkan.

11
Perbedaan dengan batik Jawa
Gaya teknik pembuatan batik Cirebon ini berbeda dengan teknik
pembuatan batik Jawa. Pada proses penggambaran pola pada pembuatan
batik Jawa, pembuat pola harus menggambar garis pola sebanyak dua
buah (kembar) sehingga telah memberikan batasan tembok pada pola
untuk tahapan selanjutnya. Selanjutnya, pembuat tembok tidak perlu
membuat garis pola sendiri dan langsung terfokus pada proses untuk
menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai, dimana batasannya
sudah dibuat oleh pembuat pola pada tahapan sebelumnya

12
Pertanyaan
1. Ragam hias disebut juga…..
2. Sebutkan motif dari ragam hias! (5)
3. Jelaskan apa ragam hias flora itu !
4. Dapat berupa apakah ragam hias itu ? (3)
5. Apakah anglengreng itu ?

13
Jawaban
1. Ragam hias disebut juga ornamen
2. Motif ragam hias ini terbagi menjadi 5
A)Ragam hias Geometris
B)Ragam hias Flora
C)Ragam Hias Fauna
D)Ragam hias Figuratif
E)Ragam hias Poligonal
3. Ragam hias Flora adalah ragam hias yg menggunakan bentuk flora
(tumbuhan) sebagai objek motif ragam hias flora sebagai bentuk.
4. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan (misalnya batik),
songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. (pilih 3 saja)
5. Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.

14
Daftar Pustaka
https://fadlanbahar99.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-jenis-jenis-ragam-hias.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_hias

https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Cirebon

https://sanggarbatikkatura.com/makna-di-balik-mega-mendung

15

Anda mungkin juga menyukai