Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

SENI BUDAYA KELAS VII


A. Pengertian Ragam Hias
Ragam Hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola
yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat
berupa tenunan, batik, songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam
hias dapat distilisasi (stilir) atau digayakan sehingga bentuknya lebih
sederhana dab bervariasi. Ragam hias dikenal pula dengan istilah ornamen.
Ornamen merupakan ragam hias pada sebuah karya seni rupa.
B. Sejarah Perkembangan Ragam Hias Nusantara
• Zaman Prasejarah – Zaman Neolithikum (Zaman Batu Muda).
Zaman ini sudah mengenal ragam hias karena dibuktikan dengan adanya
gambaran (ragam hias) didinding-dinding gua dan alat bercocok tanam
atau berburu.
• Zaman Sejarah (Zaman Hindu-Budha).
Zaman ini sudah mulai mengenal tulisan dan terdapat candi atau prasasti
yang terdapat ragam hias didalamnya. Motif-motif flora dan fauna dapat
kita temukan pada dinding-dinding candi seperti Borobudur & Prambanan.
• Zaman Islam.
Hasil karya seni rupa zaman islam berupa arsitektur dan seni hias. Ragam
hias ini banyak berbentuk tumbuhan sulur, yaitu jenis tumbuhan yang
hidup merambat.
• Zaman Kolonial
Karena pada masa ini adalah masa penjajahan, maka ragam hias yang
muncul adalah ragam hiasa dari Eropa.
C. Motif Ragam Hias Nusantara
Ragam hias banyak terdapat pada bangunan rumah adat, kain (batik/tenun),
dan pada benda-benda kriya lain (cenderamata). Ragam hias dapat berupa
flora, fauna, benda alam, dan bentuk geometris yang diubah gayanya menjadi
lebih menarik dengan cara stilasi, deformasi, ataupun distorsi.
1. Motif Ragam Hias Flora
Motif flora atau tumbuhan
banyak sekali kita jumpai
dikain batik, hiasan dinding,
kain sulam, dll. Namun motif
tumbuhan tersebut tidak
seperti tumbuhan yang
sesuai dengan apa yang kita
lihat, tapi motif tumbuhan
tersebut sudah dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga
menjadi motif yang lebih
menarik dan indah.
2. Motif Ragam Hias Fauna
Motif fauna tidak kalah
menarik jika dibandingkan
dengan flora. Jenis hewan
seperti burung, ikan, kupu-
kupu telah menjadi objek
motif yang banyak sekali
diterapkan pada kain batik,
ukiran perabotan, jendela,
perahu dan lain sebagainya.
Menggambar ragam hias
fauna atau binatang bisa
dimulai dengan bentuk-
bentuk sederhana yang
nantinya bisa dikembangkan
menjadi lebih variatif dan
menarik.
3. Motif Ragam Hias Geometris
Motif ragam hias geometris
tidak mengacu pada objek flora
atau fauna tertentu, namun
ragam hias motif geometris ini
memanfaatkan unsur titik,
garis, warna dan bidang untuk
menciptakan hiasan-hiasan
yang akhirnya akan membentuk
motif yang berpola dan
berulang yang bagus, unik, dan
menarik.
4. Motif Ragam Hias Figuratif
Motif ragam hias figuratif diambil dari objek figur manusia. Figur manusia
tersebut digayakan sehingga tampak indah. Figur yang dihadirkan dalam
ragam hias figuratif biasanya tidak realistis karena figur tersebut dibuat
dengan cara disederhankan & digayakan.
5. Motif Ragam Hias Dekoratif
Motif dekoratif merupakan bentuk yang berasal
dari bentuk naturalis (bentuk yang ada di alam
seperti bentuk tumbuhan, hewan, bebatuan,
awan, matahari, bintang dll) dan bentuk
geometris yang sudah distilasi sehingga muncul
bentuk baru tetapi ciri khas bentuk tersebut
masih terlihat.
D. Pola Ragam Hias
Beberapa jenis pola ragam hias anatra lain :
1. Jenis Pola Tunggal (Pattern)
Yaitu bentuk pola yang disusun dengan ukuran yang berdiri sendiri tanpa
diberi bentuk yang lain.
2. Jenis Pola Ulang Himpunan (Assemblage)
Yaitu bentuk pola yang tiap bagian merupakan suatu kelompok dan
kumpulan dari beberapa bentuk atau unsur yang masih bersifat satu
kesatuan.
3. Jenis Pola Ulang Menyeluruh
Yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombinasi ulangan disertai dengan
membubuhkan bentuk lain yang tidak tercakup dalam kelompok tanpa
merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut.

Pola Tunggal Pola Ulang Himpunan Pola Ulang Menyeluruh


E. Prinsip Menggambar Ragam Hias
Dalam menggambar ragam hias, kalian harus memahami prinsip-prinsip seni
rupa seperti proporsi, komposisi, keseimbangan, ritme, kesatuan, dan
keselarasan. Cobalah kalian membaca lagi materi sebelumnya tentang unsur
dan prinsip seni rupa.

F. Prosedur & Teknik Menggambar Ragam Hias


Dalam membuat ragam hias, langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan menggambar.
2. Menyiapkan contoh gambar motif.
3. Membuat rancangan bidang yang akan dibuat (segitiga, segiempat dll).
4. Membuat sketsa objek menggunakan pensil.
5. Setelah membuat sketsa, warnailah objek yang sudah dibuat.
6. Bingkailah hasil karyamu supaya bisa dinikmati oleh orang lain.
G. Makna Ragam Hias Nusantara
Berikut beberapa contoh makna ragam hias (motif) yang terdapat pada
berbagai karya seni rupa tradisi Indonesia.
1. Kawung
Didalam bahasa Indonesia, Kawung
berarti aren atau kolang-kaling.
Ragam hias ini menyerupai buah aren
yang dipotong melintang sehingga
kelihatan empat biji aren. Ragam hias
Kawung memiliki makna keserasian
hidup didunia dan akhirat atau
kehidupan yang selaras antara dunia
dan akhirat.
Motif ini menjadi motif klasik dari
kraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik Motif Kawung


2. Lar
Lar (baca: Jawa) berarti Sayap. Bentuk
ini merupakan penyederhanaan dari
ragam hias garuda. Di Jawa dimaknai
sebagai simbol kekuasaan karenanya
banyak diapakai pada batik larangan
yang semula hanya dikenakan para
bangsawan dan kerabat keraton. Batik Motif Lar Gurda
3. Geometris
Umumnya motif hias geometris merupakan motif jias yang serba lurus,
melengkung atau melingkar. Motif hias geometris meliputi ragam hias
Tumpal, (segitiga), Meander (liku-liku), Pilin, dan Swastika.
a. Tumpal
Tumpal adalah ragam hias tradisional
Nusantara yang memiliki bentuk
dasar segitiga sama kaki. Tumpal
ditemukan pada hiasan candi dan
ukiran kayu. Ragam hias Tumpal
disebut juga Untu Walang yang
melambangkan kesuburan. Batik Motif Tumpal
b. Meander
Meander adalah ragam hias yang
memiliki bentuk dasar huruf T.
Ragam hias meander banyak
digunakan pada hiasan pinggir
(tepi) untuk melengkapi ragam
hias pokok. Ragam hias ini banyak
dijumpai pada seni ukir dari Toraja,
seni ukir kayu Cirebon, dan
gerabah dari Galumpang
(Sulawesi). Batik Motif Meander
c. Pilin
Pilin adalah ragam hias yang
memiliki bentuk dasar huruf S.
dalam variasinya ada juga yang
berbentuk SS (pilihan ganda).
Dalam kesenian batik, pilin
menjadi bentuk dasar ragam hias
Parang.
Batik Motif Parang
d. Swastika
Swastika adalah motif hias yang
menyerupai bentuk huruf Z yang
saling berlawanan. Motif ini
melambangkan matahari atau
peredaran bintang yang berkaitan
dengan nasib baik. Swastika dalam
bentuk bersambung disebut Banji
yang bermakna harapan baik.
Ragam hias ini tidak hanya
terdapat di Indonesia, tapi juga
ditemukan pada kebudayaan
Eropa dan China yang kemudian
disebut kebudayaan Dong Son Batik Motif Swastika
(kebudayaan perunggu).

Anda mungkin juga menyukai