0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
717 tayangan14 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, sejarah perkembangan, motif, pola, prinsip, dan prosedur menggambar ragam hias Nusantara.
2. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang diulang pada karya seni dan memiliki makna tertentu seperti kesuburan, kekuasaan, dan kesejahteraan.
3. Motif ragam hias antara lain flora, fauna, geometr
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, sejarah perkembangan, motif, pola, prinsip, dan prosedur menggambar ragam hias Nusantara.
2. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang diulang pada karya seni dan memiliki makna tertentu seperti kesuburan, kekuasaan, dan kesejahteraan.
3. Motif ragam hias antara lain flora, fauna, geometr
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, sejarah perkembangan, motif, pola, prinsip, dan prosedur menggambar ragam hias Nusantara.
2. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang diulang pada karya seni dan memiliki makna tertentu seperti kesuburan, kekuasaan, dan kesejahteraan.
3. Motif ragam hias antara lain flora, fauna, geometr
A. Pengertian Ragam Hias Ragam Hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, batik, songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) atau digayakan sehingga bentuknya lebih sederhana dab bervariasi. Ragam hias dikenal pula dengan istilah ornamen. Ornamen merupakan ragam hias pada sebuah karya seni rupa. B. Sejarah Perkembangan Ragam Hias Nusantara • Zaman Prasejarah – Zaman Neolithikum (Zaman Batu Muda). Zaman ini sudah mengenal ragam hias karena dibuktikan dengan adanya gambaran (ragam hias) didinding-dinding gua dan alat bercocok tanam atau berburu. • Zaman Sejarah (Zaman Hindu-Budha). Zaman ini sudah mulai mengenal tulisan dan terdapat candi atau prasasti yang terdapat ragam hias didalamnya. Motif-motif flora dan fauna dapat kita temukan pada dinding-dinding candi seperti Borobudur & Prambanan. • Zaman Islam. Hasil karya seni rupa zaman islam berupa arsitektur dan seni hias. Ragam hias ini banyak berbentuk tumbuhan sulur, yaitu jenis tumbuhan yang hidup merambat. • Zaman Kolonial Karena pada masa ini adalah masa penjajahan, maka ragam hias yang muncul adalah ragam hiasa dari Eropa. C. Motif Ragam Hias Nusantara Ragam hias banyak terdapat pada bangunan rumah adat, kain (batik/tenun), dan pada benda-benda kriya lain (cenderamata). Ragam hias dapat berupa flora, fauna, benda alam, dan bentuk geometris yang diubah gayanya menjadi lebih menarik dengan cara stilasi, deformasi, ataupun distorsi. 1. Motif Ragam Hias Flora Motif flora atau tumbuhan banyak sekali kita jumpai dikain batik, hiasan dinding, kain sulam, dll. Namun motif tumbuhan tersebut tidak seperti tumbuhan yang sesuai dengan apa yang kita lihat, tapi motif tumbuhan tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi motif yang lebih menarik dan indah. 2. Motif Ragam Hias Fauna Motif fauna tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan flora. Jenis hewan seperti burung, ikan, kupu- kupu telah menjadi objek motif yang banyak sekali diterapkan pada kain batik, ukiran perabotan, jendela, perahu dan lain sebagainya. Menggambar ragam hias fauna atau binatang bisa dimulai dengan bentuk- bentuk sederhana yang nantinya bisa dikembangkan menjadi lebih variatif dan menarik. 3. Motif Ragam Hias Geometris Motif ragam hias geometris tidak mengacu pada objek flora atau fauna tertentu, namun ragam hias motif geometris ini memanfaatkan unsur titik, garis, warna dan bidang untuk menciptakan hiasan-hiasan yang akhirnya akan membentuk motif yang berpola dan berulang yang bagus, unik, dan menarik. 4. Motif Ragam Hias Figuratif Motif ragam hias figuratif diambil dari objek figur manusia. Figur manusia tersebut digayakan sehingga tampak indah. Figur yang dihadirkan dalam ragam hias figuratif biasanya tidak realistis karena figur tersebut dibuat dengan cara disederhankan & digayakan. 5. Motif Ragam Hias Dekoratif Motif dekoratif merupakan bentuk yang berasal dari bentuk naturalis (bentuk yang ada di alam seperti bentuk tumbuhan, hewan, bebatuan, awan, matahari, bintang dll) dan bentuk geometris yang sudah distilasi sehingga muncul bentuk baru tetapi ciri khas bentuk tersebut masih terlihat. D. Pola Ragam Hias Beberapa jenis pola ragam hias anatra lain : 1. Jenis Pola Tunggal (Pattern) Yaitu bentuk pola yang disusun dengan ukuran yang berdiri sendiri tanpa diberi bentuk yang lain. 2. Jenis Pola Ulang Himpunan (Assemblage) Yaitu bentuk pola yang tiap bagian merupakan suatu kelompok dan kumpulan dari beberapa bentuk atau unsur yang masih bersifat satu kesatuan. 3. Jenis Pola Ulang Menyeluruh Yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombinasi ulangan disertai dengan membubuhkan bentuk lain yang tidak tercakup dalam kelompok tanpa merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut.
Pola Tunggal Pola Ulang Himpunan Pola Ulang Menyeluruh
E. Prinsip Menggambar Ragam Hias Dalam menggambar ragam hias, kalian harus memahami prinsip-prinsip seni rupa seperti proporsi, komposisi, keseimbangan, ritme, kesatuan, dan keselarasan. Cobalah kalian membaca lagi materi sebelumnya tentang unsur dan prinsip seni rupa.
F. Prosedur & Teknik Menggambar Ragam Hias
Dalam membuat ragam hias, langkah yang harus dilakukan adalah : 1. Menyiapkan alat dan bahan menggambar. 2. Menyiapkan contoh gambar motif. 3. Membuat rancangan bidang yang akan dibuat (segitiga, segiempat dll). 4. Membuat sketsa objek menggunakan pensil. 5. Setelah membuat sketsa, warnailah objek yang sudah dibuat. 6. Bingkailah hasil karyamu supaya bisa dinikmati oleh orang lain. G. Makna Ragam Hias Nusantara Berikut beberapa contoh makna ragam hias (motif) yang terdapat pada berbagai karya seni rupa tradisi Indonesia. 1. Kawung Didalam bahasa Indonesia, Kawung berarti aren atau kolang-kaling. Ragam hias ini menyerupai buah aren yang dipotong melintang sehingga kelihatan empat biji aren. Ragam hias Kawung memiliki makna keserasian hidup didunia dan akhirat atau kehidupan yang selaras antara dunia dan akhirat. Motif ini menjadi motif klasik dari kraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik Motif Kawung
2. Lar Lar (baca: Jawa) berarti Sayap. Bentuk ini merupakan penyederhanaan dari ragam hias garuda. Di Jawa dimaknai sebagai simbol kekuasaan karenanya banyak diapakai pada batik larangan yang semula hanya dikenakan para bangsawan dan kerabat keraton. Batik Motif Lar Gurda 3. Geometris Umumnya motif hias geometris merupakan motif jias yang serba lurus, melengkung atau melingkar. Motif hias geometris meliputi ragam hias Tumpal, (segitiga), Meander (liku-liku), Pilin, dan Swastika. a. Tumpal Tumpal adalah ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki. Tumpal ditemukan pada hiasan candi dan ukiran kayu. Ragam hias Tumpal disebut juga Untu Walang yang melambangkan kesuburan. Batik Motif Tumpal b. Meander Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Ragam hias meander banyak digunakan pada hiasan pinggir (tepi) untuk melengkapi ragam hias pokok. Ragam hias ini banyak dijumpai pada seni ukir dari Toraja, seni ukir kayu Cirebon, dan gerabah dari Galumpang (Sulawesi). Batik Motif Meander c. Pilin Pilin adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. dalam variasinya ada juga yang berbentuk SS (pilihan ganda). Dalam kesenian batik, pilin menjadi bentuk dasar ragam hias Parang. Batik Motif Parang d. Swastika Swastika adalah motif hias yang menyerupai bentuk huruf Z yang saling berlawanan. Motif ini melambangkan matahari atau peredaran bintang yang berkaitan dengan nasib baik. Swastika dalam bentuk bersambung disebut Banji yang bermakna harapan baik. Ragam hias ini tidak hanya terdapat di Indonesia, tapi juga ditemukan pada kebudayaan Eropa dan China yang kemudian disebut kebudayaan Dong Son Batik Motif Swastika (kebudayaan perunggu).