Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATERI PEMBUATAN


POLA ROK HIP YOKE CIRCULAR TEKNIK DRAPING DI KELAS XI BUSANA BUTIK
SMK NEGERI 1 JABON SIDOARJO

Risqi Febriani
Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
qfebristha@gmail.com
Marniati
Dosen Pembimbing PKK S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
marniati@unesa.ac.id

Abstrak
Penerapan model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah,
pada materi pembuatan pola rok hip yoke circular teknik draping. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada materi pembuatan pola rok
hip yoke circular teknik draping dengan pendekatan saintifik kelas XI Busana Butik di SMK
Negeri 1 Jabon, Sidoarjo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode
pengumpulan data observasi, dan metode tes. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas XI Busana
Butik tahun akademik 2015/2016 sejumlah 34 siswa. Rancangan penelitian menggunakan desain
penelitian dan eksperimen yang tidak murni (pre experiental design ) yaitu one shoot case study.
Analisis data menggunakan analisis data deskriptip kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa aktifitas guru pada pertemuan I terlaksana dengan persentase 89,4%, pada
pertemuan II terlaksana dengan persentase 98,1%, Aktivitas siswa pada pertemuan I persentase
nilai yang diperoleh sebesar 90% dengan kategori nilai “sangat baik” pada pertemuan II persentase
nilai yang dipeoleh sebesar 97% dengan kategori nilai “sangat baik”. Ketuntasan hasil belajar
siswa secara klasikal pada pertemuan I dengan ranah kognitif sebesar 88% dan pada pertemuan II
dengan ranah psikomotor sebesar 100%.
Kata kunci: Model pembelajaran langsung, aktivitas dan hasil belajar pembuatan pola rok hip
yoke circular teknik draping.

Abstract
The application of direct instruction is made spesially for kicking learning process of
student which is connect to procedural and declarative knowledge which is good structured and
can be taught with stage activity paterrn step by step, to matter making pattern hip yoke circular
skirt technics draping. The purpose of this study was to determine the increase in the activity of the
teacher, student activities, and student learning outcomes and response student by applying direct
instruction with approach saintific to the abilities of grade XI clothes organize student in SMK
Negeri 1 Jabon, Sidoarjo. The kind of research used is research the includes a descriptive study
with data collection methods of observation, test methods. A subject in this research is XI class
fashion academic year 2015/2016 to maining 34 student. Research design and experimental
research design using impure (pre experimental design),which is one shoot case study. Data
analysis using quantitative analysis by percentage. This research result indicates that activities of
teachers from meeting 1 with the percentage 90% which means very good , in a meeting 2 and the
percentage 97% which means very good. The work of the students on the activity of meeting 1 with
cognitive domain get a fractional 88%, while in the meeting 2 psychomotor get a fractional
lerning result student with direct instruction was very good, learning result student manner
expressed complete in classical “to Pass” 100%.
Keyword: Model direct instruction, the activity and the results of learning to making paterrn hip
yoke circular skirt technic draping.

57
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

PENDAHULUAN dengan media penunjang proses belajar mengajar


Peningkatan mutu pendidikan merupakan su- seperti, powerpoint dan hand out .
atu agenda utama dalam pembangunan pendidikan. Akibat dari guru kurang memanfaatkan mo-
Pendidikan merupakan salah satu pemegang peran del pembelajaran saat mengajar kompetensi keahlian
penting dalam pembangunan karakter bangsa yang pembuatan pola sub bab pembuatan pola teknik dra-
ditujukan untuk pembangunan Sumber Daya Manu- ping, menyebabkan siswa (SMKN 1 Jabon, Sido-
sia (SDM). Pendidikan memiliki fungsi yaitu untuk arjo) mengalami kesulitan dalam memahami kompe-
mewujudkan dan mengembangkan berbagai potensi tensi keahlian tersebut. Berdasarkan informasi terse-
yang ada pada peserta didik. Pendidikan juga meru- but diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar
pakan suatu upaya untuk mengembangkan individu membuat pola rok teknik draping siswa kelas XI
yang kreatif, inovatif, kepribadian mandiri dan ber- Busana Butik tersebut tergolong rendah. Sehingga
tanggung jawab seperti tercantum dalam Undang - ketuntasan belajar klasikal pada materi ini masih
Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 ta- 85% padahal kelas dikatakan tuntas jika telah men-
hun 2003 pasal 1 ayat 1 berbunyi “ Pendidikan ada- capai ketuntasan belajar klasikal ≥ 85%.
lah usaha sadar terencana agar peserta didik secara Berdasarkan Permendikbud Nomor 81a Ta-
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memi- hun 2013, adalah proses pembelajaran pada kuri-
liki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian kulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan de-
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, kete- ngan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).
rampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bang- Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific ap-
sa dan Negara”. poach) dalam proses pembelajaran meliputi meng-
Dalam penyelenggaraan pendidikan tidak ter- gali informasi melaui pengamatan, bertanya, perco-
lepas dari peran seorang guru, seorang guru tidak baan, kemudian mengolah data atau informasi, men-
hanya berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan me-
yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada nganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
siswa. Dalam implementasi kurikulum 2013, guru mencipta.
tidak hanya sekedar membiarkan peserta didik mem- Pelaksanaan pembelajaran pada materi pem-
peroleh atau mengkonstruk pengetahuan sendiri, na- buatan pola rok teknik draping, guru mengaplikasi-
mun guru memberi setiap bantuan yang diperlukan kan melalui model pembelajaran langsung dengan
oleh peserta didik, seperti: bertindak sebagai fasilita- meminta siswa untuk melihat dan mengikuti prose-
tor, mengatur atau mengarahkan kegiatan-kegiatan dur pembuatan pola rok hip yoke circular teknik
belajar, memberi umpan balik, memberikan penjela- draping saat guru mendemonstrasikan didepan ke-
san, memberi konfirmasi, dan lain-lain. Oleh karena las, sehingga dapat dipraktikkan oleh siswa lain dan
itu, keberhasilan siswa dalam proses belajar menga- siswa yang diajari langsung oleh guru diharapkan
jar adalah kreatifitas dan usaha guru dalam menga- dapat membantu siswa lain ketika mengalami kesu-
jar, mendidik serta mampu memotivasi siswa untuk litan dalam memahami prosedur pembuatan pola
belajar. dengan mandiri mempelajari handout. Dengan meli-
Pada Bab IV pasal 19 Peraturan Pemerintah hat dan memahami handout, siswa aktif berkomuni-
No.19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembe- kasi dalam memecahkan kesulitan pada materi pem-
lajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan se- buatan pola rok hip yoke circular teknik draping,
cara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menan- dapat belajar secara aktif merespon kegiatan belajar
tang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi mengajar serta menggali informasi dengan adanya
aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, rasa ingin tahu tentang apa dan bagaimana dengan
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, apa yang dipraktikkan. Proses belajar mengajar da-
minat dan perkembangan fisik serta psikologis lam penyampaian materi pembelajaran seperti yang
peserta didik hal ini menunjukkan bahwa pengala- dijelaskan diatas dapat mempengaruhi minat belajar
man belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa. yang tinggi, dan menganggap pembelajaran lebih va-
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru riatif dan tidak membosankan. Atas dasar tersebut
pengajar kompetensi keahlian pembuatan pola maka peneliti menerapkan model pembelajaran lang-
diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam sung dengan strategi pendekatan saintifik yang lebih
pembelajaran, kurangnya antusias siswa untuk bela- mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesem-
jar, siswa cenderung menerima apa saja yang disam- patan siswa untuk mengembangkan potensinya se-
paikan oleh guru, diam dan enggan dalam menge- cara maksimal, sehingga kriteria ketuntasan mini-
mukakan pertanyaan maupun pendapat sehingga ak- mum pada siswa secara individu sesuai yang ditetap-
tivitas siswa dalam pembelajaran kurang maksimal. kan oleh Departemen Pendidikan Nasional dapat di-
Pada materi pembuatan pola rok teknik draping tingkatkan mencapai ≥ 85 %.
yang diperoleh siswa kurang maksimal. Hal ini dika- Dengan dasar inilah yang mendorong peneliti
renakan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru mengadakan penelitian dalam judul “Penerapan Mo-
cenderung menggunakan metode konvensional yak- del Pembelajaran Langsung Pada Materi Pembuatan
ni ceramah, pemberian tugas dan tidak dilengkapi Pola Rok Hip Yoke Circular Teknik Draping Di Ke-
las XI Busana Butik SMK Negeri 1 Jabon Sidoarjo”

57
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

METODE PENELITIAN gunakan teknik analisis berupa persentase. Dalam


Jenis Penelitian penelitian ini data-data yang diperlukan untuk pene-
Jenis penelitian yang digunakan berdasarkan liti meliputi 3 metode, yaitu:
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin 1. Observasi
dicapai, yakni dengan mendeskripsikan suatu kea- Observasi dilakukan sebatas mengamati, m-
daan secara fakta dan obyektif. Data yang kuantitatif engidentifikasi dan mencatat kekurangan serta
diperoleh dari hasil observasi kemampuan guru me- kelebihan dalam proses pembelajaran. Fakta
ngelola kelas, observasi aktivitas siswa, dan nilai ha- yang dihasilkan dari kegiatan observasi yang di-
sil belajar siswa dihitung dari persentase yang kemu- lakukan berupa catatan-catatan lapangan yang
dian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kuali- mendiskripsikan proses pembelajaran saat
tatif. berlangsung dilakukannya pada pertemuan I dan
Tempat dan Waktu Penelitian II. Catatan – catatan ini juga memuat refleksi
1. Tempat Penelitian yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jabon- Observasi dilakukan oleh 3 orang observer yaitu
Sidoarjo, kelas XI Busana Butik. Alamat Jl. Du- dua guru pamong dan seorang rekan sejawat.
kuh sari No. 01 Telp (0343) 851295 Jabon Sido- 2. Tes Hasil Belajar
arjo. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan untuk
2. Waktu Penelitian mengukur kemampuan dan keterampilan siswa
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama dibuktikan dari hasil belajar siswa. Tes yang di-
bulan Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017 gunakan dalam penelitian ini meliputi 2 ranah
pada semester ganjil. yaitu:
Rancangan Penelitian a. Tulis (ranah kognitif)
Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan b. Tes kinerja ( Ranah Psikomotor)
tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode Analisa Data
Penelitian ini menggunakan desain penelitian one Menurut Sugiono (2012:244) Analisis data a-
shot case study, yaitu penelitian yang tanpa menggu- dalah proses mencari dan mencari secara sistematis
nakan kelompok pembanding, skema dari penelitian data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan
ini adalah sebagai berikut: lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorga-
nisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
X O
dalam bola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
Keterangan : mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
X = treatmen atau perlakuan pada sebuah kelas Jenis data yang akan diperoleh adalah data ku-
yang diajar dengan sistem pembelajaran lang- antitatif dan data kualitatif, data yang diperoleh me-
sung. lalui tes belajar dianalisis secara kuantitatif. Sedang-
O = hasil belajar siswa pada pembelajaran lang- kan data yang diperoleh melalui lembar observasi di-
sung analisis secara kualitatif.Metode analisis data yang
(Sumber: Arikunto, 2006: 85) digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
data yang berupa angka-angka sehingga untuk meng-
Prosedur Pelaksanaan Penelitian hitung rata- rata dari data tersebut menggunakan tek-
Selama mengadakan observasi, pelaksana nik analisis berupa persentase.
tentu membuat prosedur tentang apa yang mula- Dari data berupa angka-angka yang akan dipe-
mula di pikirkan hingga muncul gagasan mengada- roleh maka peneliti menggunakan rumus aktifitas
kan penelitian. Prosedur penelitian yang akan dilak- guru sebagai berikut:
sanakan oleh peneliti dari awal pelaksanaan hingga
akhir pelaksanaan. Guru atau pengajar melaksana- X= x 100%
kan tindakan pembelajaran menggunakan model Keterangan :
pembelajaran langsung dalam pelaksanaan tindakan X = persentase keberhailan tindakan
pada tiap sintaks.
Aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai
Metode Pengumpulan Data berikut:
Metode pengumpulan data merupakan su-
atu langkah yang paling berpengaruh dalam hasil pe- X = x 100%
nelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data yang objektif tidak dipengaruhi Ketuntasan belajar siswa secar individual da-
oleh keinginan pengamat. Metode analisis data yang pat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
digunakan adalah analisis deskriptif dengan persen- Skor yang diperoleh siswa
tase, yaitu data yang berupa angka-angka sehingga Ketuntasan x 100%
untuk menghitung rata-rata dari data tersebut meng- individu = Skor total

58
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara inti sebesar 3,5 artinya “baik” mengalami pe-
klasikal dapat diketahui dengan perhitungan sebagi nurunan disebabkan oleh sebagian siswa ku-
berikut: rang memperhatikan materi yang disampai-
Jumlah nilai rata-rata siswa kan guru di depan kelas. Pada penutup pem-
Ketuntasan x100% belajaran dengan nilai 3,6 artinya “sangat
Klasikal = Jumlah seluruh siswa baik” siswa dapat bekerjasama menarik ke-
simpulan yang telah disampaikan oleh guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN 4


3,7 3,5 3,6
Pendahuluan
Hasil penelitian 3,5

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilak- 3


Kegiatan Inti
sanakan di SMK Negeri 1 Jabon Sidoarjo,dengan 2,5

subjek 34 siswa kelas XI Busana Butik, dan observer 2 Penutup

sebanyak 3 orang dalam penerapan pembelajaran 1,5

langsung pada materi pembuatan pola rok hip yoke 1


circular teknik draping diperoleh data melalui peng-
amatan (observasi), yaitu data pengamatan terhadap Gambar 2. Diagram Hasil Pengamatan
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sis- Aktivitas Siswa Pertemuan 1
wa yang meliputi:
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru, Aktivitas Secara keseluruhan dapat disimpulkan
Siswa dan Hasil Belajar Pada Pertemuan I bahwa nilai yang diperoleh dari ketiga aspek,
a. Aktivitas Guru Pertemuan I meliputi aspek pendahuluan, kegiatan inti dan
Pada aktivitas guru pertemuan I memiliki penutup yaitu memperoleh nilai rata-rata se-
perolehan nilai yang berbeda-beda. Nilai ter- besar 3,6 artinya aktivitas siswa pada perte-
sebut akan dijabarkan dalam bentuk diagram muan 1 telah terlaksana dengan“sangat baik”.
aktivitas guru pada pertemuan I dibawah ini: Perolehan total nilai persentase aktivitas sis-
5 4.5
wa sebesar 90 % jumlah siswa yang melaku-
4.7 4.4
3.95
4.3 Pendahuluan
kan aktivitas sesuai lembar observasi, se-
4 dangkan untuk persentase siswa yang tidak
Kegiatan Inti
melaksanakan aktivitas siswa sesuai lembar
3
Kegiatan Akhir observasi sebesar 10%.
2 c. Hasil Belajar Pertemuan I
Pengelolaan hasil belajar siswa dengan penerapan
Pembelajaran
1 pembelajaran langsung pada pertemuan I
Suasana Kelas
menunjukkan nilai rata-rata kognitif secara
klasikal ketuntasan hasil belajar yaitu 77,9.
Gambar 1. Perolehan Nilai Rata-Rata Aktivitas Berikut perolehan nilai pada masing-masing
Guru Pertemuan I aspek disajikan dalam bentuk diagram seba-
gai berikut:
Berdasarkan perolehan nilai yang dipero-
leh dari kelima aspek tersebut diketahui bah-
wa nilai tertinggi terdapat pada aspek penda-
huluan dan nilai terendah terdapat pada akti-
vitas pengelolaan pembelajaran serta dapat
disimpulkan persentase keterlaksanaan aktivi-
tas guru pada pertemuan 1 sebesar 89,4% ar-
tinya kegiatan aktivitas guru pertemuan 1 te-
lah terlaksana dengan “sangat baik”. Gambar 3. Diagram lingkaran Persentase
b. Aktivitas Siswa Pertemuan I Ketuntasan Belajar Siswa Klasikal
Hasil pengamatan aktivitas siswa dari ob- Pertemuan 1
server dapat diketahui nilai tertinggi dalam
pembelajaran langsung pertemuan 1 yaitu as- Berdasarkan hasil belajar siswa dengan
pek pendahuluan sebesar 3,7 artinya “sangat penerapan model pembelajaran langsung
baik” dapat diketahui bahwa siswa belajar pada pertemuan 1 menunjukkan ketuntasan
terlihat sungguh-sungguh ketika pelajaran a- hasil belajar dengan persentase ketuntasan
kan dimulai serta suasana kelas yang kon- belajar siswa sebesar 88% sebanyak 30 siswa
dusif karena rasa ingin tahu siswa akan pela- dan persentase tidak tuntas belajar sebesar
jaran pembuatan rok teknik draping sehingga 12% sebanyak 4 siswa.berdasarkan data yang
guru secara sistematis dapat mendemonstrasi- diperoleh pada pertemuan I ada 4 siswa yang
kan materi pembuatan pola rok hip yoke cir- belum tercapai maka selanjutnya dapat mem-
cular teknik draping. Pada aspek kegiatan perbaiki nilai pada pertemuan II.

59
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

2. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru, Aktivitas c. Hasil Belajar Pertemuan I


Siswa dan Hasil Belajar Pada Pertemuan II
a. Aktivitas Guru Pertemuan II
Pada aktivitas guru pertemuan II memiliki 32.40%
perolehan nilai yang berbeda-beda. Nilai ter-
sebut akan dijabarkan dalam bentuk diagram 67.60%

aktivitas guru pada pertemuan I dibawah ini:

5 4.9 4.8 5 4.9 4.8 TERLAMPAUI TUNTAS


Pendahuluan
4 Gambar 6. Persentase Ketuntasan Belajar
Kegiatan Inti
Siswa Klasikal Pertemuan 2
3 Penutup
2 Hasil belajar siswa dengan penerapan mo-
Pengelolaan del pembelajaran langsung pada pertemuan 2
Pembelajaran
1 menunjukkan ketuntasan hasil belajar dengan
Suasana Kelas
persentase ketuntasan belajar siswa kategori
terlampaui sebesar 67,6% sebanyak 23 siswa
dan persentase kategori tuntas belajar sebesar
Gambar 4. Perolehan Nilai Rata-Rata 32,4% sebanyak 11 siswa.
Aktivitas Guru Pertemuan 2
Tabel 1. Data Persentase Nilai Hasil
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan Belajar Siswa
bahwa semua siswa melakukan aktivitas be-
No Penilaian Siklus I Kategori
lajar sesuai lembar pengamatan pada pem-
(%)
belajaran pertemuan 2 telah berjalan dengan
1. 90 – 100 67,6 % Terlampau
”sangat baik”, persentase aktivitas siswa yang
2. 78 – 89 32,4% Tuntas
diamati oleh ketiga observer sebesar 97%
3. 71– 77,5 - Belum Tercapai
jumlah siswa yang melakukan aktivitas sesuai
4 60 – 70 - Belum Tercapai
lembar observasi, sedangkan untuk persen-
5. 0 - 59 Belum Tercapai
tase siswa yang tidak melaksanakan aktivitas
Jumlah 100 %
siswa sebesar 3%.
b. Aktivitas Siswa Pertemuan II
Aktivitas siswa pada pertemuan 2 sangat Keseluruhan hasil belajar siswa secara
baik, siswa termotivasi oleh guru dan minat klasikal pada 1 sebesar 88% dan pada per-
belajar siswa meningkat, hal ini terlihat pada temuan 2 sebesar 100%. Ketuntasan hasil be-
kegiatan pendahuluan seluruh siswa mela- lajar siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pa-
kukan aktivitas dengan sangat baik dinilai da kelas XI Busana Butik SMK Negeri 1 Ja-
sebesar 4 persentase nilai 100% sesuai lem- bon pada materi pembuatan pola rok hip yoke
bar observasi, pada aspek kegiatan inti sejum- circular teknik draping telah “ Tercapai”, ka-
lah siswa yang melakukan aktivitas dengan rena siswa memperoleh persentase 100% dari
baik dinilai sebesar 3,8 dan siswa yang ku- seluruh siswa mencapai nilai ≥ 77,5 maka ke -
rang aktif pada pross pembelajaran dengan tuntasan belajar secara klasikal dinyatakan te-
nilai 1,2 dan pada aspek penutup siswa me- lah berhasil tercapai.
lakukan kegiatan belajar dengan baik dengan Pembahasan
nilai 4 yang artinya sangat baik. 1. Keterlaksanaan Aktivitas Guru dalam Pene-
rapan Pembelajaran Langsung
4 a. Pertemuan I
4 3.8 3.7 Pada tahap pendahuluan terdapat refleksi
pada penyampaian guru yang kurang jelas,
3
spesifik dan sistematis sehingga siswa tidak
2
bisa mengikuti dan menguasai materi dengan
baik. Pada pengelolaan pembelajaran mana-
1 jemen waktu guru yang kurang baik, sehing-
ga menyebabkan guru tidak dapat menye-
0 lenggarakan kegiatan pembelajaran secara
Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup
maksimal. Dari hasil penelitian aktivitas guru
pertemuan I dapat disimpulkan bahwa akti-
vitas guru pada proses pembelajaran dilaku-
Gambar 5. Diagram Hasil Pengamatan
kan dengan baik karena guru mampu menge-
Aktivitas Siswa Pertemuan 2

60
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

lola situasi dalam lingkungan belajar dan gu- (2009: 23), aktivitas dan kreativitas siswa da-
ru (peneliti) mampu menerapkan tahap-tahap lam kegiatan pembelajaran sangat bergantung
dalam setiap pembelajaran secara kondusif. pada aktivitas dan kreativitas guru dalam
Pembelajaran langsung merupakan metode pembelajaran dan pembentukan kompetensi
belajar yang efektif melalui sintak-sintak da- peserta didik, serta menciptakan lingkungan
lam tahap pembelajarannya yang meliputi; belajar yang kondusif, guru dapat menggu-
fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersi- nakan berbagai pendekatan dalam mening-
apkan siswa, fase 2 mendemonstrasikan pe- katkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
ngetahuan dan keterampilan, fase 3 mem- b. Pertemuan II
bimbing pelatihan, fase 4 mengecek pema- Aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada
haman dan memberikan umpan balik, dan pertemuan II terdiri dari beberapa tahapan
fase 5 memberikan kesempatan untuk pelati- kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan
han lanjutan dan penerapan, hal ini sesuai inti, dan kegiatan akhir aktivitas ini berjalan
dengan pendapat Kardi & Nur (2005: 5) bah- dengan “sangat baik”, pada pertemuan II ter-
wa pembelajaran langsung merupakan model jadi peningkatan dari aktivitas siswa sebe-
pembelajaran yang didesain khusus untuk lumnya, pada pertemuan ini tidak ada refleksi
menunjang proses belajar siswa yang berkai- karena aktivitas siswa selama mengikuti ke-
tan dengan pengetahuan deklaratif dan penge- giatan pembelajaran dengan menerapkan mo-
tahuan prosedural yang terstruktur dengan del pembelajaran langsung dan strategi pen-
baik, yang berkaitan dengan pengetahuan dekatan saintifik dilaksanakan dengan sangat
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang baik.
terstruktur dengan baik, yang diajarkan ber- Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan
tahap, selangkah demi selangkah. bahwa aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada
b. Pertemuan II pertemuan I dan pertemuan II dapat dikatego-
Pelaksanaan aktivitas guru pertemuan II rikan berhasil.
pada penerapan model pembelajaran lang- 3. Hasil Belajar Siswa
sung menunjukkan kategori penilaian “sangat Pada penelitian hasil belajar siswa, data yang
baik”, seluruh tahap kegiatan pembelajaran, diperoleh merupakan nilai hasil belajar siswa
mulai dari tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dari hasil tes kognitif dan tes kinerja kemudian
kegiatan penutup, pengelolaan pembelajaran dirata-rata, sehingga diperoleh nilai akhir hasil
dan suasana kelas telah dilaksanakan dengan belajar siswa, nilai diperoleh dari 2 penilaian,
sangat baik, beberapa kelebihan dari perte- kognitif, dan psikomotor, tes ini dimaksudkan
muan II yaitu guru mampu memenejemen untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai
waktu dengan baik sehingga seluruh proses materipembuatan pola rok hip yoke circular
kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan teknik draping, siswa dikatakan tuntas belajar
sesuai dengan perencanaan guru. apabila siswa memperoleh nilai akhir ≥77,5
2. Keterlaksanaan Aktivitas Siswa (ketuntasan individu) merupakan Kriteria Ketun-
a. Pertemuan I tasan Minimal (KKM) yang ditetapkan SMK
Berdasarkan penelitian pertemuan I pada Negeri 1 Jabon, Sidoarjo. Serta ketuntasan klasi-
materi pembuatan pola rok hip yoke circular kal tercapai apabila ≥85% dari seluruh siswa di -
teknik draping aktivitas yang dilakukan oleh kelas mencapai nilai ≥77,5.
siswa pada setiap tahap kegiatan, mulai dari Pada penerapan pembelajaran langsung per-
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan temuan I secara klasikal pada ranah pengetahuan
akhir dapat dikatakan berjalan “sangat baik”, (kognitif) 88% dengan kategori “tuntas” nilai ha-
pada pertemuan I ini terdapat beberapa sil belajar siswa nilai tertinggi diperoleh siswa a-
refleksi yang dilakukan sebagai acuan per- dalah 89,5 dan nilai terendah adalah 75 dengan
baikan pada pertemuan ke II, yaitu pada ke- persentase ketuntasan belajar siswa 88% siswa
giatan awal siswa kurang memperhatikan hal dinyatakan “ tuntas” belajar dan 12% siswa“tidak
ini karena siswa kurang dapat memahami tuntas” belajar. Pada pertemuan II nilai tertinggi
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh yang diperoleh siswa yaitu 100 dan nilai te-
guru yang dirasa kurang jelas, dan kurang rendah yang diperoleh siswa adalah 84 dengan
spesifik. Bagian kegiatan inti ada beberapa persentase ketuntasan belajar siswa sebesar
siswa dinilai kurang fokus dan malu bertanya 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ham-
ketika kegiatan pembelajaran, khususnya pir seluruh siswa telah menguasai materi pem-
pada saat guru menyampaikan materi pem- buatan pola rok hip yoke circular teknik draping
belajaran serta dalam melaksanakan praktik telah memenuhi Kreteria Ketuntasan Minimal
sehingga banyak waktu yang terbuang dikare- (KKM) yang berlaku di SMK Negeri I Jabon,
nakan guru mengulang beberapa kali dalam Sidoarjo pernyataan tersebut sesuai dengan pen-
menyampaikan materi yang belum dimenger- dapat yang dikemukakan Mulyasa (2007: 254)
ti oleh siswa. Menurut Dimyati dan Mujiono, yang mengatakan bahwa berdasarkan teori bela-

61
e-Journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

jar tuntas, seorang peserta didik dipandang tuntas Pencapaian hasil belajar siswa melalui penerapan
belajar jika ia mampu menyelesaiakan dan me- model pembelajaran langsung menunjukan; per-
nguasai kompetensi atau mencapai tujuan pem- temuan I hasil belajar ranah kognitif ketuntasan
belajaran 85% dari seluruh tujuan pembelajaran. belajar klasikal siswa persentase yang dicapai
Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah sebesar 88% dengan kategori “sangat baik” dan
peserta didik yang mampu menyelesaiakan atau ketuntasan klasikal pada pertemuan II hasil be-
mencapai nilai minimal 77,5 sekurang-kurangnya lajar ranah psikomotor sebesar 100% dengan ka-
85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas. tegori “sangat baik”. sehingga dapat disimpulkan
Kesimpulan dari hasil belajar siswa pada per- bahwa hasil belajar siswa pada penerapan model
temuan I sebesar 88% meningkat sejumlah 12% pembelajaran langsung dinyatakan “Tuntas” dan
dalam pertemuan II. Data hasil belajar siswa pa- siswa sudah menguasai materi dengan sangat
da pertemuan II nilai kognitif dan psikomotor baik
siswa pada kategori terlampaui sebesar 67,6 % Saran
dan kategori tuntas sebesar 32,4 %. Hal ini dapat Setelah melakukan penelitian deskriptif pene-
dinyatakan bahwa hasil belajar siswa dalam pe- rapan model pembelajaran langsung pada materi
nerapan model pembelajaran langsung pada ma- pembuatan pola rok hip yoke circular teknik draping
teri pembutan pola rok hip yoke circular teknik di SMK Negeri 1 Jabon, Sidoarjo, maka berikut be-
draping berhasil dengan persentase hasil belajar berapa saran yang dapat dipertimbangkan yaitu:
siswa secara klasikal 100% tuntas. 1. Media pembelajaran berupa hand out lebih di-
manfaatkan lagi oleh siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa dapat belajar mandiri dan guru
PENUTUP hanya sebagai fasilitator.
Simpulan 2. Menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap ma-
Berdasarkan hasil analisis data penelitian ten- teri dengan pembelajaran yang menyenangkan,
tang pembelajaran langsung pada materi pembuatan media pembelajaran yang menarik agar siswa
pola rok hip yoke circular teknik draping pada kelas terpacu untuk memiliki sikap yang baik terhadap
XI Busana Butik 1 SMK Negeri 1 Jabon, Sidoarjo, guru saat mengajar dikelas.
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 3. Menggunakan model pembelajaran langsung
1. Hasil pengamatan aktivitas guru pada penerapan sangat tepat pada materi pembuatan pola rok hip
pembelajaran langsung pada materi pembuatan yoke circular teknik draping sebagai alternatif
pola rok hip yoke circular teknik draping , perte- model pembelajaran yang mampu meningkatkan
muan I persentase skor yang diberikan oleh selu- hasil belajar baik dalam ranah kognitif, psiko-
ruh observer dari semua tahap pembelajaran se- motor maupun afektif, aktivitas siswa lebih me-
besar 89,4 % dengan kategori “sangat baik” dan ningkat dengan pemberian motivasi guru yang
pada pertemuan II persentase skor penilaian dari antusias dalam menyampaikan materi pelajaran
semua tahap pembelajaran sebesar 98,1% deng- selama proses belajar mengajar.
an kategori “sangat baik”. sehingga secara kese-
luruhan aktivitas guru dalam pelaksanan pem-
belajaran pada materi pembuatan pola rok hip DAFTAR PUSTAKA
yoke circular teknik draping meningkat sebesar Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Su-
8,7% hal ini dapat disimpulkan bahwa keterlak- atu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Ja-
sanaan proses pengelolaan pembelajaran yang di- karta: PT. Rineka Cipta.
lakukan oleh guru (peneliti) dinyatakan berhasil Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembe-
2. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses lajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II Kardi &Nur. 2003. Pengantar pada pengajaran dan
dalam setiap tahap pembelajaran terlaksana pengelolaan kelas. Surabaya: University Press
dengan kategori “sangat baik”, pada pertemuan I Mulyasa E.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pen-
persentase rata-rata skor penilaian yang dilaku- didikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
kan oleh 3 observer sebesar 90% siswa melak-
sanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
lembar observasi, dan 10% siswa yang tidak me-
laksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
lembar observasi, dan pada pertemuan II 97%
siswa melaksanakan aktivitas pembelajaran se-
suai dengan lembar observasi, dan 3% siswa
yang tidak melaksanakan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan lembar observasi, hal ini dapat di-
simpulkan bahwa aktivitas siswa pada pelaksana-
an pembelajaran siswa sangat antusias dan aktif
dalam pembelajaran.

62

Anda mungkin juga menyukai