Anda di halaman 1dari 7

Vol.

2 Issue (2) 2022


Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index

Peningkatan Hasil Belajar Pengukuran Sudut Melalui Penerapan


Metode Demonstrasi Pada Peserta Didik Kelas IV SD

Hj. Herlina M
SD Negeri 01 Pasangkayu
Abstrak
Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah penerapan metode demonstrasi
Pantun; Pembelajaran meningkatkan hasil belajar matematika materi sudut pada siswa kelas IV SD
Kontekstual; Bahasa Negeri 01 Pasangkayu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
Indonesia (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar matematika pengukuran sudut pada peserta didik kelas IV SD negeri
01 Pasangkayu. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum
menerapkan metode demonstrasi 17% peserta didik yang tuntas, sedangkan
masih terdapat 83% peserta didik yang belum memenuhi KKM. Pada siklus I
naik menjadi 91% siswa yang tuntas. Kemudian pada siklus II naik menjadi
100% siswa yang tuntas belajarnya
Abstract

This study aims to see whether the application of the demonstration method
improves the mathematics learning outcomes of angle material in fourth grade
students of SD Negeri 01 Pasangkayu. This research is a Classroom Action
Keywords: Research (CAR) which consists of 2 cycles, each cycle is a series of activities,
Pantun; Contextual each of which consists of 4 stages, namely planning, implementation,
Learning; Indonesian observation, and reflection. Based on the results of this study, it was shown
that the application of the demonstration method could improve the
mathematics learning outcomes of angle measurement in fourth grade students
of SD Negeri 01 Pasangkayu. This can be proven from the results of the pre-
cycle before applying the demonstration method 17% of students who have
completed, while there are still 83% of students who have not met the KKM.
In the first cycle rose to 91% of students who completed. Then in the second
cycle it rose to 100% of students who had completed their studies
© Universitas Negeri Makassar 2022

Alamat Penulis1:
E-mail: herlina@gmail.com e-ISSN: 2807-7016

331
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

PENDAHULUAN didik baik peserta didik Sekolah Dasar


Peserta didik sekolah dasar rata-rata (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berada pada usia 6 tahun hingga 13 tahun, hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)
menurut Desmita, (2012: 35) usia peserta bahkan ada juga dipelajari di Perguruan
didik sekolah dasar dapat dibedakan menjadi Tinggi (PT). Mata pelajaran matematika
dua masa perkembangan, yaitu masa kanak- adalah suatu proses pemikiran, yang
kanak tengah (6–9 tahun) dan masa kanak- dipandang sebagai hal yang menakutkan.
kanak akhir (10–12 tahun). Pada masa ini Matematika merupakan ilmu yang
menurut teori Jean Piaget (Sri Subarinah, mempelajari tentang angka-angka yang
2006: 2-3) tahap berfikir anak dibagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
menjadi empat: (a) tahap sensori motorik Peran mata pelajaran matematika
(usia kurang dari 2 tahun), (b) tahap sangat penting dalam pengembangan ilmu
praoperasional (usia 2 hingga 7 tahun), (c) pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran
tahap operasional konkrit (usia 7 hingga 11 matematika juga berfungsi untuk
tahun), dan (d) tahap operasional formal mengembangkan kemampuan menghitung
(usia 11 tahun hingga dewasa). Usia anak ataupun mengukur dengan menggunakan
sekolah dasar yang menurut teori diatas rumus-rumus yang ada. Dalam kehidupan
berada dalam tahap oprasional konkrit. sehari-hari kita sebagai manusia tidak
Dalam tahap ini anak berfikir masih dalam pernah lepas dari matematika, namun dalam
dengan mengunakan benda-benda konkrit pandangan peserta didik matematika
atau berbentuk nyata yang dapat dilihat. dianggap sebagai mata pelajaran yang
Peserta didik kelas IV sekolah dasar membosankan dan menakutkan.
berusia rata-rata 10-11 tahun dan termasuk Dengan demikian pendidik harus
dalam masa kanak-kanak akhir. Menurut membuat pelajaran matematika ini lebih
Rita Eka Izzaty (2008 : 116) pada kelas menarik dalam pandangan peserta didik
tinggi (4-6) sekolah dasar anak memiliki ciri khususnya peserta didik Sekolah Dasar
khas diantaranya: a) perhatiannya tertuju (SD). Oleh karena itu pendidik dituntut
pada kehidupan praktis sehari-hari; b) Ingin untuk menggunakan metode, yang sesuai
tahu, ingin belajar dan realistis; c) Timbul dengan materi yang akan diajarkan, dengan
minat kepada pelajaran-pelajaran khusus; d) adanya metode ini diharapkan peserta didik
anak memandang nilai sebagai ukuran yang lebih fokus dalam mendengarkan atau
tepat mengenai prestasi belajar; e) anak suka memperhatikan pendidik di depan kelas
membentuk kelompok sebaya atau pergroup ketika menjelaskan materi.
untuk bermain bersama, dan mereka Demonstrasi ialah suatu metode
membuat sendiri peraturan dalam yang digunakan untuk memperlihatkan
kelompoknya. sesuatu proses atau cara kerja suatu benda
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
dapat diambil kesimpulan bahwa Metode ini menghendaki pendidik lebih
karakteristik peserta didik sekolah dasar aktif daripada anak didik. Pendidik yang
kelas tinggi adalah: a) memiliki minat yang melakukan kegiatan memperagakan suatu
tinggi terhadap kehidupan praktis; b) proses dan kerja suatu benda (Djamarah,
memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar, dan 2005: 239). Menurut Muhibbin Syah, dalam
realistic; c) memiliki minat pada mata Ahmadi dan Sofan Amri (2011: 78)
pelajaran-pelajaran tertentu; dan d) gemar mengatakan bahwa metode demonstrasi
membentuk kelompok. Kegiatan adalah metode mengajar dengan cara
pembelajaran di sekolah disesuaikan dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan
tingkat perkembangan dan karakteristik urutan melakukan suatu kegiatan, baik
peserta didik . Karena kegiatan belajar tidak secara langsung maupun melalui
sesuai dengan tingkat perkembangan dan penggunaan media pembelajaran yang
karakteristik peserta didik membuat kegiatan relevan dengan pokok bahasan atau materi
belajar tidak efektif. yang sedang disajikan.
Matematika merupakan mata Metode demonstrasi memiliki
pelajaran yang di pelajari oleh semua peserta banyak kelebihan dan kelemahan Sedangkan

332
Vol, 2. No, 2. Tahun 2022

Menurut Suprijanto kelebihan metode diri peserta didik itu sendiri dan faktor
demonstrasi adalah eksternal atau faktor dari luar diri siswa.
1. Melatih peserta didik tentang suatu Faktor internal berupa kemampuan yang
proses atau prosedur yang harus dimiliki dimiliki oleh peserta didik seperti motivasi
atau dikuasai belajar, minat, dan sikap belajar. Diantara
2. Mengkongkritkan informasi atau faktor-faktor tersebut yang paling dominan
penjelasan yang bersifat abstrak pengaruhnya adalah kemampuan (bakat)
3. Mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar
pengamatan, pendengaran dan peserta didik adalah sarana dan prasarana,
penglihatan peserta didik secara bersama- pengajar atau pendidik , alat peraga,
sama. lingkungan sekolah dan lain-lain. Faktor dari
Hasil belajar merupakan hasil dari luar diri peserta didik yang besar
suatu interaksi tindak belajar dan tindak pengaruhnya terhadap hasil belajar adalah
mengajar dari sisi pendidik . Tindak kualitas mengajar atau pendidik.
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi Berdasarkan wawancara yang telah
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar peneliti lakukan kepada pendidik kelas IV
merupakan berakhirnya penggal dan puncak di di SD Negeri 01 Pasangkayu, menyatakan
proses belajar (Dimyati, 2006: 3). Dari bahwa adanya masalah yang berkaitan
pengertian tersebut pada intinya bahwa dengan hasil belajar peserta didik mata
hasil belajar adalah nilai yang diperoleh dari pelajaran matematika khususnya materi
suatu kegiatan belajar yang dapat diukur pengukuran sudut. Hal ini terbukti dari data
dengan tes. hasil penilaian prasiklus hanya 4 peserta
Indikator prestasi belajar peserta didik yang tuntas dari KKM dan masih
didik dalam penelitian ini dilihat melalui terdapat 19 peserta didik yang belum tuntas
ranah kognitif, yaitu dengan memberikan tes dari KKM yang ditentukan, yaitu ≥75
tertulis atau soal-soal dalam bentuk uraian dengan jumlah peserta didik sebanyak 23
(essay) kepada siswa. Soal-soal yang orang.
diberikan mulai dari tingkat ingatan (C1), Pengamatan yang dilaksanakan pada
pemahaman (C2), dan penerapan (C3). prasiklus rendahnya hasil belajar materi
Karena mengingat bahwa dari beberapa pengukuran sudut diantaranya sebagian
aspek pada ranah kognitif yang sudah peserta didik kurang bersungguh-sungguh
disebutkan hanya sebagian yang cocok dalam menerima pelajaran matematika
diterapkan di sekolah dasar, yakni ingatan, khususnya materi pengukuran sudut. Hal ini
pemahaman, dan aplikasi atau penerapan. dapat ketika pendidik menyampaikan
Sedangkan analisis dan sintesis baru dapat materi, ada beberapa peserta didik yang
dilatihkan di SLTP, SMU, dan perguruan asyik bermain sendiri, berbicara dengan
Tinggi secara bertahap (Suharsimi Arikunto, temannya dan ada pula yang terlihat malas
2005: 121) atau bosan. Kemudian ketika peserta didik
Hasil belajar Matematika adalah diberikan latihan soal, masih banyak peserta
hasil perubahan kemampuan yang dicapai didik yang bingung dan bertanya-tanya
dari suatu kegiatan belajar yang dapat diukur kepada teman atau pendidik. Hanya
dengan alat atau tes pada pembelajaran beberapa peserta didik yang dapat
matematika. Hasil yang telah dicapai menyelesaikan soal dengan benar. Peneliti
tersebut dapat berupa ilmu kepandaian yang melihat bahwa kegiatan pembelajaran kelas
didapat melalui kemampuan mengubah IV ini masih berpusat kepada pendidik ,
belajar atau kemampuan untuk mengubah peserta didik masih kurang aktif dalam
tingkah laku yang potensial pada dirinya kegiatan pembelajaran. Adapun hal lain
yang dapat diwujudkan dalam bentuk yang menyebabkan peserta didik kurang
kegiatan tugas dan hasil tes tertulis. aktif adalah belum adanya penggunaan alat
Nana Sudjana dalam Ety Syarifah peraga oleh pendidik. Dalam pelaksanaan
(2008 : 45) faktor-faktor yang pembelajaran di kelas pendidik hanya
mempengaruhi hasil belajar matematika menggunakan metode ceramah yang
yaitu faktor internal atau faktor dari dalam dilanjutkan dengan latihan soal-soal. Serta

333
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

dalam menyampaikan materi belum adanya adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 01
media atau alat peraga untuk menjelaskan Pasangkayu tahun pelajaran 2018/2019
materi pengukuran sudut, sehingga peserta dengan jumlah peserta didik sebanyak 23
didik belum ada gambaran yang jelas akan anak terdiri dari 9 peserta didik perempuan
konsep materi tersebut. dan 14 peserta didik laki-laki.
Untuk menjawab permasalahan
yang dipaparkan tersebut, penulis Observasi
mengangkat judul “Peningkatan Hasil Sebelum melakukan sebuah
Belajar Pengukuran Sudut Melalui tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
Penerapan Metode Demonstrasi Pada observasi untuk mengumpulkan data tentang
Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 peserta didik yang meliputi hasil belajar
Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu peserta didik khususnya pada pelajaran
Kabupaten Pasangkayu” matematika materi pengukuran sudut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Teknik ini digunakan untuk mengamati
maka rumusan masalah dalam penelitian ini gejala dan kondisi riil peserta didik yang
adalah: “Apakah penerapan metode tampak dalam proses pembelajaran tentang
demonstrasi dapat meningkatkan hasil ketertarikan tingkat pemahaman dan
belajar materi pengukuran sudut pada kreativitas peserta didik dalam proses
peserta didik kelas IV SD Negeri 01 pembelajaran dengan menggunakan metode
Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu demonstrasi pada materi pengukuran sudut.
Kabupaten Pasangkayu?”
Pengukuran tes hasil belajar
METODE PENELITIAN Pengukuran tes hasil belajar ini
Adapun metode yang dilakukan dalam dilakukan untuk mengetahui peningkatan
penelitian ini adalah penelitian tindakan hasil belajar peserta didik kelas IV terhadap
kelas yang didesain untuk membantu materi pengukuran sudut dengan metode
pendidik mengetahui apa yang sebenarnya demonstrasi. Tes yang dimaksud adalah tes
terjadi di dalam kelasnya. Informasi ini awal / tes pengetahuan prasiklus, yang akan
bermanfaat untuk mengambil keputusan digunakan untuk mengetahui penguasaan
yang bijak tentang metode yang tepat untuk konsep materi pelajaran sebelum pemberian
digunakan dalam proses pembelajaran demi tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan
peningkatan profesionalisme pendidik , prasyarat tersebut juga akan dijadikan acuan
prestasi peserta didik, kelas dan sekolah tambahan dalam mengelompokkan peserta
secara keseluruhan. didik dalam kelompok-kelompok belajar.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Skor tes awal ini juga akan dijadikan sebagai
ini menggunakan model Kemmis dan Mc skor awal bagi penentuan poin
Taggart, dalam perencanaan Kemmis pengembangan individu peserta didik.
menggunakan sistem spiral refleksi diri, Selain tes awal juga dilakukan tes pada
yang dimulai dengan rencana (planning), setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan
tindakan (action), pengamatan digunakan untuk mengetahui tingkat hasil
(observation), refleksi (reflection), dan belajar peserta didik kelas IV terhadap
perencanaan kembali merupakan dasar materi pengukuran sudut dengan metode
untuk suatu ancang-ancang pemecahan demonstrasi.
permasalahan. Indikator keberhasilan tindakan ini
Adapun setting dalam penelitian ini akan dilihat dari kriteria proses dan kriteria
meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian hasil belajar/pemahaman. Indikator proses
dan siklus PTK, Penelitian tindakan kelas ini yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
dilaksanakan di SD Negeri 01 Pasangkayu jika ketuntasan belajar peserta didik
tepatnya di kelas IV SD Negeri 01 terhadap materi mencapai 80%.
Pasangkayu dan Penelitian ini dilaksanakan
pada mulai tanggal 6 Februari sampai 31 HASIL PENELITIAN DAN
Maret tahun ajaran 2018/2019 PEMBAHASAN
Adapun subjek dalam penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan di kelas

334
Vol, 2. No, 2. Tahun 2022

IV SD Negeri 01 Pasangkayu yang Siklus I


berjumlah 23 peserta didik. Sebagai dasar a. Perencanaan
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas Kegiatan perencanaan yang dilakukan
ini adalah dilakukan penelitian awal pada siklus I antaranya Mempersiapkan
terhadap hasil belajar matematika materi materi matematika khususnya pengukuran
pengukuran sudut peserta didik kelas IV SD sudut (pengertian sudut, jenis-jenis sudut,
Negeri 01 Pasangkayu. Dari penelitian memberi nama sudut, satuan sudut dan besar
diperoleh bahwa hasil belajar matematika sudut putar), Membuat Rencana Pelaksanaan
materi pengukuran sudut rata –rata Pembelajaran mata pelajaran matematika
mendapat nilai 42 dan ketuntasan belajar materi pengukuran sudut menggunakan
klasikal 17 %. Berdasarkan data yang metode demonstrasi dengan alat peraga,
diperoleh disimpulkan bahwa hasil belajar Membuat lembar observasi pendidik dan
matematika peserta didik kelas IV SD peserta didik untuk mengetahui
Negeri 01 Pasangkayu masih rendah. keterampilan selama proses pembelajaran
Rendahnya hasil belajar materi menggunakan metode demonstrasi dan
pengukuran sudut ini berdasarkan hasil Membuat instrumen berupa lembar tes yang
penelitian prasiklus yang disebabkan oleh digunakan untuk mengetahui dan menggali
beberapa faktor yakni; (1) pendidik dalam data hasil belajar peserta didik terkait materi
pembelajaran menggunakan metode pengukuran sudut yang telah diajarkan.
ceramah, (2) pendidik belum menggunakan Pelaksanaan Tindakan
model pembelajaran yang inovatif, sehingga Tindakan pada siklus I dilaksanakan
pembelajaran kurang menarik, (3) peserta pada hari senin tanggal 13 Februari 2019
didik pasif tidak pernah diajak berdiskusi, dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Dengan
(4) peserta didik lebih banyak mendengar, menerapkan langkah-lagkah metode
malu untuk menyampaikan ide-idenya, sulit demontarasi dalam pelaksanaan
untuk bertanya sehingga situasi pembelajaran.
pembelajaran lebih didominasi oleh Observasi
pendidik, (5) pendidik tidak mempunyai Pada tahap ini dilakukan observasi
alat peraga yang bdapat membantu peserta terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk
didik dalam memahami konsep pengukuran mengetahui sikap pendidik dan peserta
waktu. Oleh karena itu peneliti melakukan didik selam kegiatan pembelajaran
perubahan dalam pembelajaran yakni dari berlangsung serta untuk memperoleh data
metode ceramah menjadi pembelajaran mengenai hasil belajar peserta didik setelah
dengan menerapkan metode demonstrasi mengikuti kegiatan pembelajaran materi
yang akan meningkatkan aktivitas peserta pengukuran sudut menggunakan metode
didik dan hasil belajar matematika materi demonstrasi. Adapun hasil observasi peneliti
pengukuran sudut. sajikan sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Pelaksanaan Siklus I


No Pelaksanaan Hasil
1. Observasi Pendidik 86 ( baik)
2. Observasi Peserta Didik 3.1 (baik)
3. Ketuntasan Belajar 21 ( 91%)

Dengan melihat tabel 1 tersebut maka Refleksi


diketahui telah terjadi peningkatan pada Semua data hasil observasi telah
hasil observasi pendidik memperoleh hasil dikumpulkan, dan hasil analisis
86 dengan kategori baik, pada hasil menunjukkan peningkatan perbaikan
observasi memperoleh hasil 1.4 dengan pembelajaran yang berdampak pada hasil
kategori kurang, dan peserta didik yang evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan
tuntas pada hasil tes siklus I sebanyak 21 terhadap proses pembelajaran pada siklus I,
orang (91%). peneliti menemukan beberapa keberhasilan

335
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

diantaranya Peserta didik antusias metode demonstrasi dengan alat peraga,


mengikuti kegiatan pembelajaran namun Membuat lembar observasi pendidik dan
peneliti juga menemukan beberapa peserta didik untuk mengetahui
kekurangan diantaranya masih ada peserta keterampilan selama proses pembelajaran
didik yang belum tuntas dan pengaturan menggunakan metode demonstrasi dan
alokasi waktu dalam menyampaikan materi Membuat instrumen berupa lembar tes yang
pengukuran sudut masih kurang efektif. digunakan untuk mengetahui dan menggali
Dengan melihat beberapa kekurangan data hasil belajar peserta didik terkait materi
tersebut makan perbaikan akan dilakukan pengukuran sudut yang telah diajarkan.
pada siklus II. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I dilaksanakan
Siklus II pada hari senin tanggal 18 Februari 2019
Perencanaan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Berikut
Perencanaan yang dilakukan pada adalah langkah-langkah kegiatan tindakan
siklus II tidak jauh beda dengan perencanaan siklus II dengan memperbaiki hal-hal yang
pada siklus I dinataranya Mempersiapkan belum terlaksana secara baik pada siklus 1
materi matematika khususnya pengukuran Observasi
sudut, Membuat Rencana Pelaksanaan Adapun hasil observasi yang telah
Pembelajaran mata pelajaran matematika dikumpulkan pada siklus II adalah
materi pengukuran sudut menggunakan
Tabel 2 Hasil Pelaksanaan Siklusm II
No Pelaksanaan Hasil
1. Observasi Pendidik 95 ( baik)
2. Observasi Peserta Didik 3.8 (baik)
3. Ketuntasan Belajar 24 (100%)
lebih baik. Maka peneliti tidak perlu
Berdasarkan tabel 2 tersebut maka melanjutkan ke siklus berikutnya.
dapat dilihat terjadi peningkatan dibanding Penelitian yang telah dilaksanakan
pada siklus sebelumnya. Pada hasil dalam dua siklus pada pembelajaran
observasi peserta didik memperoleh hasil 95 Matematika materi pengukuran sudut
dengan kategori baik, pada hasil observasi dengan menerapkan metode demonstrasi
peserta didik memperoleh hasil 3.8 dengan dengan subjek penelitian pendidik dan
kategori baik, dan ketuntasan belajar peserta didik di SD Negeri 01 Pasangkayu
mencapai 24 orang (100%). ditinjau dari kegiatan siklus I dan siklus II
Refleksi terbukti dapat dengan meningkatnya
Setelah mengumpulkan dan aktivitas pendidik dan peserta didik .
menganalisis data, didapatkan bahwa hasil Hal ini berdasarkan hasil analisis
belajar peserta didik pada siklus II sudah data observasi terhadap pendidik pada
jauh lebih baik dari siklus I, karena hampir proses pembelajaran siklus I dan siklus II
semua peserta didik dapat mengikuti proses yang dilakukan dalam penelitian ini terjadi
pembelajaran menggunakan metode peningkatan jumlah skor hasil observasi
demonstrasi. Hasil pengamatan pada siklus pendidik dari 86 pada siklus I dengan
II telah mengalami peningkatan dalam kriteria baik, menjadi 95 pada siklus II
proses pembelajaran, yaitu: dengan kriteria baik. Jika dibandingkan
1. Peserta didik berpartisipasi aktif dalam dengan hasil observasi prasiklus maka dapat
kegiatan pembelajaran disimpulkan terjadi peningkatan yang
2. Suasana pembelajaran sangat kondusif signifikan pada siklus I dan siklus II.
3. Hasil evaluasi peserta didik meningkat Pada hasil observasi peserta didik
4. Pendidik dapat mengalokasikan waktu dilihat dari analisis data pada siklus I dan
pembelajaran dengan baik Siklus II juga terdapat peningkatan yakni
jumlah rata-rata skor yang diperoleh pada
Pada siklus ini menunjukkan hasil yang siklus I 31 dengan kriteria baik, sedangkan

336
Vol, 2. No, 2. Tahun 2022

jumlah rata-rata skor pada siklus II 38 dan disesuaikan pula dengan


dengan kriteria baik. Jika dibandingkan kemampuan peserta didik sehingga
dengan hasil observasi prasiklus maka dapat peserta didik dapat memahami materi
disimpulkan terjadi peningkatan yang yang disampaikan oleh pendidik dan
signifikan pada siklus I dan siklus II. Sebaiknya pihak sekolah dapat menambah
Berdasarkan hasil belajar yang sarana dan prasarana seperti alat peraga
diperoleh dari tes hasil belajar yang guna menunjang keberhasilan belajar peserta
dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan didik serta mengadakan pembinaan secara
menerapkan metode demonstrasi pada mata berkala untuk memperbaiki kualitas
pelajaran matematika materi pengukuran pembelajaran.
sudut di kelas IV SD Negeri 01 Pasangkayu,
maka diperoleh ketuntasan belajar pada DAFTAR RUJUKAN
siklus I sebesar 91% meningkat menjadi Aries S. Sadiman. 2009. Media Pendidikan,
100% pada siklus II. Hal ini berarti Pengertian, Pengembangan, dan
pembelajaran dengan menggunakan metode Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali
demonstrasi dapat meningkatkan hasil Press.
belajar peserta didik . Amri. 2011. Implementasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Berdasarkan hasil penelitian Cahya Prihandoko. 2006. Memahami
dan pembahasan pada bab IV dapat Konsep Matematika Secara Benar
ditarik kesimpulan bahwa penerapan Dan Menyajikannya Dengan
metode demonstrasi dapat meningkatkan Menarik. Jakarta: Depdiknas.
hasil belajar matematika materi Ety Syarifah. 2008. Meningkatkan
pengukuran sudut pada peserta didik Kemampuan Representasi Multipel
kelas IV SD Negeri 01 Pasangkayu Matematis.
Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Yogyakarta: Pustaka Belajar
Pasangkayu tahun pelajaran 2018/2019. Erman Suherman, et. All.2001.
Pembelajaran Matematika
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
Kontemporer. Bandung: JICA.
prasiklus sebelum menerapkan metode Herman Hudoyo. 2005. Pengembangan
demonstrasi pengukuran sudut hanya 17 Kurikulum dan Pembelajaran
% atau 4 peserta didik yang tuntas, Matematika,Jakarta: Bumi Aksara
sedangkan masih terdapat 83% atau 19 Mulyadi. 2008. Dasar Bagi Anak
peserta didik yang belum memenuhi Berkesulitan Belajar Matematika.
KKM. Pada siklus I naik, 17% menjadi Yogyakarta: AR-Ruazz Media
91% atau 21 peserta didik yang tuntas Marsigit. 2003. Metodologi Pembelajaran
dan ada 9% atau 2 peserta didik yang Matematika. Yogyakarta: FMIPA.
belum tuntas dari KKM. Kemudian pada UNY. Mustaqim
siklus II naik, 91% menjadi 100% atau Mulyono Abdurrahman .2003. Pendidikan
bagi Anak Berkesulitan Belajar.
23 peserta didik yang tuntas belajarnya.
Jakarta: Rineka Cipta
Oleh karena itu, siklus pada Penelitian Rita Eka Izzaty. 2008. Perkembangan
Tindakan Kelas ini dihentikan. Peserta Didik. Yogyakarta: UNY. Press.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dan kesimpulan yang diambil
dari penelitian, maka penulis akan
mengemukakan beberapa saran. Adapun
saran-saran agar Pada saat kegiatan
pembelajaran pendidik harus memilih
metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan

337

Anda mungkin juga menyukai