Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMAHAMI KEBEBASAN

BERORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE


LEARNING DENGAN TEKNIK ARISAN SOAL BERANTAI PESERTA
DIDIK KELAS V SD NEGERI DEGAYU 02 KOTA PEKALONGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
Siswanto
SDN 2 Degayu Pekalongan
hasiswanto62@gmail.com

Abstract

The purpose of this research was to improve the learning process, increased
competence, and change the behavior of students who use cooperative learning
approach with engineering arisan reserved serial. The study used is the class action
Research (PTK) or classroom action research with two cycles of learning. The
results showed the existence of an active process of learning, fun and creative,
increased competencies and behaviours of students. These can be seen from the
increase in value of pre-season test cycle, a cycle I and cycle II. The results of the
evaluation cycle I students who hadn't KKM i.e. 13 children or 36.11%. The results
of the evaluation cycle II students who hadn't KKM i.e. 0 or 0%. The results of the
evaluation cycle I students who have already finished the KKM i.e. 23 children or
63.88%. The results of the evaluation cycle II all students already thoroughly KKM
i.e. 36 or 100% completely KKM. So the results of this research can enhance the
competencies and behaviours of students.

Key words: Competence, Freedom of Association, Arisan Reserved Serial.

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan proses pembelajaran, peningkatan


kompetensi, dan perubahan perilaku siswa yang menggunakan pendekatan
cooperative learning dengan teknik arisan soal berantai. Penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research dengan 2
siklus pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya proses pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan, peningkatan kompetensi dan perilaku siswa.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai tes pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Hasil evaluasi siklus I siswa yang belum tuntas KKM yaitu 13 anak atau 36,11%.
Hasil evaluasi siklus II siswa yang belum tuntas KKM yaitu 0 anak atau 0%. Hasil
evaluasi siklus I siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 23 anak atau 63,88%. Hasil
evaluasi siklus II semua siswa sudah tuntas KKM yaitu 36 anak atau 100% tuntas
KKM. Jadi hasil penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi dan perilaku siswa
yang lebih baik.

Kata kunci: Kompetensi, Kebebasan Berorganisasi, Arisan soal berantai.

HARMONY VOL. 2 NO. 1 25


PENDAHULUAN
Mata pelajaran Pendidikan nilai tes PKn pada materi awal semester
Kewarganegaraan (PKn) merupakan 2 tahun 2015-2016 diperoleh nilai
salah satu ilmu pengetahuan yang wajib terendah 20,00, nilai tertinggi 80, nilai
dimiliki dan dikuasai oleh siswa rata-rata 54,22 sedangkan nilai Kriteria
khususnya di Sekolah Dasar (SD). Guna Ketuntasan Minimal (KKM) rata-rata 70.
pengembangan potensi diri dalam Jumlah siswa 36 orang. Dari data
beraktualisasi terhadap diri dan tersebut dapat disampaikan siswa yang
lingkungannya. Penguasaan konsep- belum tuntas KKM yaitu 32 orang.
konsep PKn secara benar akan Siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 4
mempengaruhi sikap positif peserta orang. Hal ini mendorong peneliti untuk
didik dalam kehidupan sehari-hari. mengupayakan dan mencari strategi baru
Kesulitan siswa dalam memahami dalam melaksanakan pembelajaran yang
konsep-konsep PKn akan mempengaruhi efektif dan menyenangkan agar siswa
hasil belajarnya. Agar peserta didik dapat meningkatkan kompetensi dan
dapat memperoleh hasil belajar PKn mencapai nilai diatas KKM yang
secara maksimal maka dibutuhkan ditentukan.
model pembelajaran yang mampu Ada beberapa hal yang menjadi
membuat siswa beraktifitas belajar yang penyebab rendahnya hasil siswa.
efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil refleksi guru dapat
Seorang guru harus dapat memilih dinyatakan sebagai berikut: (1) Metode
salah satu model pembelajaran yang pembelajaran dirasakan kurang variatif
sesuai dengan materi dan karakteristik dalam melaksanakan pembelajaran; (2)
siswa. Pemilihan model pembelajaran Metode pembelajaran yang berlangsung
yang dilakukan oleh guru bertujuan agar kurang memberi kesempatan kepada
tercipta iklim dan pelayanan terhadap siswa untuk belajar lebih mandiri,
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kurang memberdayakan siswa, dan
kebutuhan peserta didik yang beragam, kurang mendorong siswa untuk belajar
sehingga terjadi interaksi yang optimal lebih aktif; (3) Suasana pembelajaran
antara guru dengan siswa serta antara lebih bersifat instruksional, (4) metode
siswa dengan siswa agar mencapai pembelajaran tidak efektif dan
tujuan pembelajaran secara maksimal. menyenangkan bagi siswa. Untuk
Namun realita di lapangan mengatasi permasalahan tersebut, maka
berdasarkan pengamatan dan dari perlu segera dicari alternatif
dokumen evaluasi hasil belajar PKn penyelesaian masalahnya. Peneliti
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri tertarik menggunakan cara baru dalam
Degayu 02 Kota Pekalongan sebelum proses pembelajaran yaitu dengan
penelitian dilakukan ternyata masih menggunakan pendekatan pembelajaran
rendah. Hasil ini dapat dilihat melalui cooperative learning dengan teknik

HARMONY VOL. 2 NO. 1 26


arisan soal berantai. Upaya ini agar Karangrau Banyumas semester I tahun
pembelajaran efektif dan siswa lebih pelajaran 2007/2008. Dan penelitian
aktif, senang dalam mengikuti yang dilakukan oleh Suharto (2011)
pembelajaran. Selain itu siswa memiliki dengan judul peningkatan kompetensi
jiwa sosial untuk bekerja sama, serta energi alternatif dan cara penggunaannya
mempunyai wawasan yang luas melalui teknik arisan soal berantai bagi
berkaitan dengan kompetensi yang akan peserta didik kelas IV SDN Klego 01
dicapai. semester II tahun pelajaran 2010/2011.
Kompetensi siswa pada materi Hasil penelitian keduanya menunjukkan
kebebasan berorganisasi mata pelajaran bahwa pendekatan cooperative learning
PKn siswa kelas V SDN Degayu 02 dengan teknik arisan berantai dapat
perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan meningkatkan kompetensi dan hasil
oleh beberapa faktor yang menyebabkan belajar dan perilaku lebih baik bagi
rendahnya siswa dalam menguasai siswa kelas VI SDN Karangrau
materi tersebut. Di antara beberapa Banyumas.
faktor penyebab rendahnya kompetensi Berdasarkan latar belakang di atas
tersebut ialah faktor dari siswa itu maka penulis mengambil judul
sendiri dan dari faktor pendekatan “Peningkatan kompetensi kebebasan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh berorganisasi menggunakan pendekatan
guru. Pertama, siswa kurang berminat cooperative learning dengan teknik
mengikuti pelajaran PKn. Sebagian dari arisan soal berantai pada siswa kelas V
siswa beranggapan bahwa PKn adalah SDN Degayu 02 Pekalongan Semester 2
pelajaran yang tidak menyenangkan dan Tahun Pelajaran 2015-2016”
banyak kata-kata yang sulit dipahami. Rumusan masalah dalam artikel
Untuk itu, guru dalam pembelajaran penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah
harus dapat menggunakan pendekatan proses pembelajaran PKn materi
pembelajaran cooperative learning memahami kebebasan berorganisasi
melalui teknik arisan soal berantai yang dengan model pendekatan cooperative
dapat meningkatkan efektifitas dan learning dengan teknik arisan soal
pembelajaran yang menyenangkan. berantai pada siswa kelas V SDN
Dengan demikian dapat meningkatkan Degayu 02 semester 2 tahun pelajaran
kompetensi dan perilaku siswa ke arah 2015-2016? 2) bagaimanakah
yang lebih baik. peningkatan kompetensi siswa dalam
Penelitian yang relevan dengan artikel memahami kebebasan berorganisasi
penelitian ini yaitu penelitian yang menggunakan model pendekatan
dilakukan oleh Carwati (2008) dengan cooperative learning dengan arisan soal
judul upaya peningkatan hasil belajar berantai pada siswa kelas V SDN
IPA materi perkembangbiakan tumbuhan Degayu 02 semester 2 tahun pelajaran
dan hewan melalui teknik arisan soal 2015-2016? 3) bagaimanakah perubahan
berantai bagi siswa kelas VI SDN 2 perilaku siswa, setelah disajikan

HARMONY VOL. 2 NO. 1 27


pembelajaran materi memahami akan disampaikan landasan teoretis
kebebasan berorganisasi dengan tentang: 1) kompensi siswa, 2)
menggunakan model pendekatan kebebasan berorganisasi, dan 3)
cooperative learning dengan arisan soal pendekatan cooperative learning melalui
berantai pada siswa kelas V SDN teknik arisan soal berantai
Degayu 02 semester 2 tahun pelajaran Ada 3 kata kunci dalam penelitian ini
2015-2016?. yaitu kompetensi siswa, kebebasan
Pemecahan masalah yang telah berorganisasi, dan arisan soal berantai.
dirumuskan diatas adalah dengan Kompetensi merupakan seperangkat
pendekatan cooperative learning dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
teknik arisan soal berantai. Teknik yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
pembelajaran ini berdampak pada proses dan diaktualisasikan (kompetensi. Info.
pembelajaran yang efektif, menarik dan 16 Mei 2016). Sedangkan menurut
menyenangkan, terdapat peningkatan undang-undang nomor 20 tahun 2003
kompetensi siswa, dan terjadi perubahan tentang sistem pendidikan nasional,
perilaku siswa yang lebih baik. kompetensi yaitu merupakan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk: pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
1) mendeskripsikan proses pembelajaran nilai-nilai yang diwujudkan dalam
materi memahami kebebasan kebiasaan berfikir dan bertindak.
berorganisasi dengan menggunakan Kompetensi siswa berarti pengetahuan,
pendekatan cooperative learning dengan ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang
teknik arisan soal berantai pada siswa diwujudkan dalam kebiasaan berfikir
kelas V SDN Degayu 02 semester 02 dan bertindak yang dapat diukur
tahun pelajaran 2015-2016. 2) menggunakan tes dan berupa nilai
mendeskripsikan peningkatan prestasi hasil belajar.
kompetensi prestasi hasil belajar materi Organisasi adalah sekelompok
memahami kebebasan berorganisasi manusia yang diatur untuk bekerja sama
dengan menggunakan pendekatan dalam rangka mencapai tujuan bersama
cooperative learning dengan teknik (Widihastuti 2008 : 58). Ciri-ciri
arisan soal berantai pada siswa kelas V organisasi yaitu: 1) kumpulan manusia,
SDN Degayu 02 semester 02 tahun 2) tujuan bersama, 3) bekerja sama, 4)
pelajaran 2015-2016. 3) pengaturan. Jenis-jenis organisasi yang
mendeskripsikan perubahan perilaku ada di sekitar kita antara lain: 1)
setelah siswa disajikan materi organisasi di sekolah (pramuka, koperasi
memahami kebebasan berorganisasi sekolah), 2) organisasi kemasyarakatan
dengan menggunakan pendekatan (PKK, karang taruna, organisasi
cooperative learning dengan teknik kesenian, organisasi olah raga), 3)
arisan soal berantai pada siswa kelas V organisasi pemerintahan (kelurahan,
SDN Degayu 02 semester 02 tahun kecamatan, kabupaten, provinsi, negara),
pelajaran 2015-2016. Pada bagian ini

HARMONY VOL. 2 NO. 1 28


4) organisasi politik (partai politik), 5) siklus. Pada siklus II kualitas dan
organisasi ekonomi (perusahaan, bank). kuantitas pemahaman terhadap
Kebebasan berorganisai yaitu kompetensi dasar yang telah ditentukan
seseorang bebas memilih untuk menjadi lebih tinggi dibanding pada siklus I.
anggota organisasi yang ada di sekitar Penelitian ini diharapkan bermanfaat
kita. Kebebasan berorganisasi itu sesuai secara teoretis dan praktis bagi
dengan hak asasi setiap orang untuk peningkatan kompetensi dan
berpartisipasi dalam organisasi sesuai peningkatan prestasi siswa.
dengan hati nuraninya. Kebebasan
berorganisasi diatur dalam Pancasila dan METODE PENELITIAN
UUD 1945 pasal 28E ayat 3. Kebebasan Penelitian ini dilaksanakan pada
harus disertai tanggung jawab, agar tidak kelas V SD Negeri Degayu 02 Tahun
merugikan orang lain. 2015-2016. Subjek penelitian dalam
Pembelajaran kooperatif (cooperative penelitian ini siswa kelas V SD Negeri
learning) yaitu strategi pembelajaran Degayu 02 Tahun 2015-2016. Adapun
yang dirancang untuk mendidik jumlah siswa kelas V SD Negeri Degayu
kerjasama kelompok dan interaksi antar 02 Tahun 2015-2016 berjumlah 36 siswa
siswa. Sedangkan arisan menurut kamus yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan
Bahasa Indonesia Karangan W.J.S. 17 siswa perempuan.
Poerwadarminta (1976) berarti Penelitian tindakan kelas ini
pengumpulan uang oleh beberapa orang menggunakan sumber data primer yang
lalu diundi di antara mereka. Yang berupa nilai hasil evaluasi belajar yang
dimaksud arisan dalam penelitian ini diperoleh melalui tes akhir tiap siklus.
perlu dijelaskan bahwa penggunaan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
media belajar dengan cara pengumpulan terdiri dari 2 siklus maka terdapat 2 nilai,
soal kemudian dilakukan layaknya arisan yaitu nilai yang pertama diperoleh
yaitu soal ditulis pada lembar kecil, melalui tes akhir siklus I dan nilai kedua
digulung dan dimasukkan ke dalam gelas diperoleh melalui tes akhir siklus II.
penampung, kemudian dilakukan Metode penelitian yang digunakan
pengundian, peserta merupakan oleh penulis adalah dengan metode
kelompok belajar. tindakan kelas (classroom action
Adapun arisan soal berantai adalah research) menggunakan pendekatan
suatu cara belajar dengan masing-masing pembelajaran cooperative learning
kelompok mendapat 1 soal secara dengan teknik arisan soal berantai yang
dikocok. Kemudian dijawab secara dilakukan melalui 2 siklus, ada tindakan
berkelompok, masing-masing anggota yang dilakukan peneliti pada tiap-tiap
kelompok diwajibkan membuat soal lalu siklus. Banyaknya siklus dalam
ditukar dengan kelompok lain dan penelitian tindakan kelas ini ada 2 (dua),
dijawab secara kelompok pula. yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus
Penelitian ini dilakukan dalam dua terdiri dari empat tahapan yaitu planning

HARMONY VOL. 2 NO. 1 29


(perencanaan), acting (pelaksanaan), non tes digunakan untuk mengetahui
observing (pengamatan), dan reflecting segala perubahan perilaku belajar siswa
(refleksi). Metode pengumpulan data selama proses pembelajaran.
penelitian yang digunakan dalam Pengumpulan data non tes dilakukan
penelitian ini adalah instrumen tes dan dengan teknik deskripsi perilaku
non tes. ekologis, catatan harian guru dan siswa,
sosiometri, wawancara, dan
Teknik Pengumpulan Data dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian tindakan kelas ini Teknik Dokumentasi
menggunakan dua cara yaitu teknik tes Pengumpulan data dengan
dan teknis non tes. Pengumpulan data dokumentasi foto dilakukan untuk
melalui teknik tes terdiri dari tiga bentuk merekam perilaku siswa selama
tes yaitu tes tertulis, lisan dan perbuatan. pembelajaran menulis buku harian.
Penelitian tindakan kelas ini Adapun gambar yang diambil adalah
menggunakan alat pengumpulan data peristiwa-peristiwa tertentu pada saat
yang terbentuk tes dan non tes. pembelajaran menulis buku harian, yaitu
saat peneliti menyampaikan materi, saat
Teknik Tes peneliti dan siswa melakukan tanya
Data tes dalam penelitian ini jawab dalam pembelajaran, saat siswa
diperoleh dari tes tertulis keterampilan membuat peta pikiran (mind map),
menulis buku harian dari siklus I dan aktifitas siswa dalam kegiatan diskusi
siklus II. Perolehan nilai tes pada siklus I dan presentasi, dan siswa menulis buku,
dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan aktifitas siswa ketika diwawancarai.
atau kekuragannya, untuk kemudian Pengambilan gambar dibantu rekan
dijadikan pedoman untuk memperbaiki peneliti sehingga proses pembelajaran
pembelajaran di siklus II. menjadi tidak terganggu.
Tes tertulis dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu satu kali pada siklus I dan satu Teknik Analisis Data
kali pada siklus II. Tujuan teknik tes Teknik analisis data dilakukan secara
adalah untuk mengetahui peningkatan kuantitatif dan kualitatif. Tujuan metode
keterampilan menulis buku harian siklus analisis data ini yaitu untuk mengetahui
I dan siklus II dengan cara secara terperinci cara memperoleh data
membandingkan persentase hasil tes dan hasil perkembangan hasil penelitian.
siklus I dan siklus II. Uraian tentang teknik kuantitatif dan
kualitatif sebagai berikut :
Teknik Non Tes Teknik Kuantitatif
Selain menggunakan data tes, peneliti Teknik kuantitatif digunakan untuk
dalam mengumpulkan data penelitian menganalisis data kuantitatif dengan
juga menggunakan data non tes. Data tujuan mengetahui peningkatan
keterampilan menulis buku harian siswa

HARMONY VOL. 2 NO. 1 30


setelah mengikuti pembelajaran menulis Berdasarkan hasil analisis nilai tes
buku harian menggunakan model evaluasi prasiklus adalah sebagai
pembelajaran peta pikiran (mind map) berikut: Siswa yang memperoleh nilai
berdasarkan pengalaman pribadi. Data dengan kategori sangat baik yaitu 2 anak
kuantitatif diperoleh dari hasil tes atau 05,55%; Siswa yang memperoleh
menulis buku harian pada siklus I dan nilai dengan kategori baik yaitu 4 anak
pada siklus II. Analisis tersebut atau 11,11%; Siswa yang memperoleh
dilakukan dengan langkah-langkah nilai dengan kategori cukup yaitu 19
sebagai berikut: a) Merekap skor yang anak atau 52,27%; Siswa yang
diperoleh siswa. 2) Menghitung skor memperoleh nilai dengan kategori
komulatif dari seluruh aspek. 3) kurang yaitu 11 anak atau 30,55%.
Menghitung skor rata-rata kelas. 4) Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal
Menghitung persentase. (KKM) adalah 70. Berarti hasil siklus I
Hasil perhitungan nilai siswa dari siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 6
masing-masing tes ini kemudian anak atau 16,66%. Dan siswa yang
dibandingkan antara hasil tes siklus I dan belum tuntas KKM yaitu 30 anak atau
hasil tes siklus II. 83,32%.
Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk Hasil Penelitian Siklus I
menganalisis data kualitatif. Data Siklus I adalah pembelajaran
kualitatif diperoleh dari data non tes, kompetensi memahami kebebasan
yaitu deskripsi perilaku ekologis, catatan berorganisasi dengan model
harian, sosiometri, wawancara, dan pembelajaran melalui teknik arisan soal
dokumentasi foto. berantai. Tindakan siklus I ini
dilaksanakan sebagai upaya untuk
HASIL PENELITIAN DAN meningkatkan kemampuan menguasai
PEMBAHASANNYA kompetensi yang harus dimiliki siswa.
Hasil Penelitian Prasiklus Data pelaksanaan pembelajaran pada
Sebagaimana telah dikemukakan pada siklus I terdiri atas data tes dan data non
latar belakang bahwa hasil tes mapel tes. Hasil data tes dan non tes tersebut
PKn kelas V pada awal semester 2 masih disajikan secara rinci sebagai berikut :
banyak siswa yang nilainya dibawah
KKM. Proses Pembelajaran Menggunakan
Tabel 1. Rekapitulasi hasil evaluasi pendekatan cooperative learning dengan
prasiklus Teknik Arisan Soal Berantai pada Siklus I
No Kategori Rentang Frekuensi Prosentase Proses pembelajaran kompetensi
nilai (%)
1 Sangat 85 - 100 2 05,55 memahami kebebasan berorganisasi dan
baik
2 Baik 70 – 84 4 11,11 cara penggunaannya menggunakan
3 Cukup 55 - 69 19 52,77 model pembelajaran teknik arisan soal
4 Kurang 0 - 54 11 30,55
Jumlah 36 100,00 berantai pada siklus I terjadi dalam
beberapa tahapan. Tahap yang pertama

HARMONY VOL. 2 NO. 1 31


adalah tahap pendahuluan yaitu Tabel 2. Rekapitulasi hasil evaluasi
apersepsi yang diawali dengan siklus I
N Katego Rentan Frekuen Prosenta
memberikan pertanyaan pancingan yang
o ri g nilai si se
berhubungan dengan materi. (%)
Tahap selanjutnya adalah tahap inti 1 Sangat 85 - 3 8,33
baik 100
siswa mendengarkan penjelasan guru. 2 Baik 70 – 84 20 55,55
Kemudian guru menyiapkan soal dan 3 Cukup 55 - 69 10 27,77
dikocok layaknya sedang arisan. 4 Kurang 0 - 54 3 8,33
Jumlah 36 100,00
Selanjutnya secara kelompok
Berdasarkan hasil analisis nilai tes
mengerjakan soal yang diterimanya.
evaluasi siklus I adalah sebagai berikut:
Siswa diberi kesempatan
Siswa yang memperoleh nilai dengan
mengungkapkan pendapat mereka.
kategori sangat baik yaitu 3 anak atau
Jawaban benar maupun salah dihargai
8,33%; Siswa yang memperoleh nilai
semua. Tiap kelompok dalam menjawab
dengan kategori baik yaitu 20 anak atau
soal dibatasi waktunya dan selanjutnya
55,55%; Siswa yang memperoleh nilai
dibahas bersama-sama. Selanjutnya pada
dengan kategori cukup yaitu 10 anak
akhir pertemuan diadakan tes akhir
atau 27,77%; Siswa yang memperoleh
pertemuan. Tiap siswa mengerjakan soal
nilai dengan kategori kurang yaitu 3
yang sama.
anak atau 8,33 %. Sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70.
Berarti hasil siklus I siswa yang sudah
tuntas KKM yaitu 23 anak atau 63,88%.
Dan siswa yang belum tuntas KKM
yaitu 13 anak atau 36,1%.
Sedangkan berdasarkan hasil yang
diperoleh melalui deskripsi perilaku
Gambar 1. Proses Pembelajaran ekologis dapat dikatakan belum
Siklus I maksimal dan hasilnya belum
Pada tahap terakhir yaitu penutup, memuaskan. Hasil deskripsi perilaku
guru dan siswa melakukan refleksi ata ekologis siswa siklus I masih terdapat
pembelajaran yang telah berlangsung. perilaku siswa yang negatif pada saat
Siswa dan guru sama-sama melakukan mengikuti proses pembelajaran, siswa
tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh tidak konsentrasi, mengganggu teman,
mana siswa memahami pembelajaran bermain, dan tidak memperhatikan
pada saat itu. penjelasan guru.
Berikut ini disampaikan rekapitulasi
hasil evaluasi siklus I sebagai berikut: Refleksi siklus I
Berdasarkan hasil analisis nilai tes
evaluasi siklus. hasil siklus I siswa yang
sudah tuntas KKM yaitu 23 anak atau

HARMONY VOL. 2 NO. 1 32


63,88%. Dan siswa yang belum tuntas Proses Pembelajaran Menggunakan
KKM yaitu 13 anak atau 36,1%. cooperative learning dengan Teknik Arisan
Soal Berantai pada Siklus II
Dengan demikian siswa yang tuntas
Pada pertemuan pertama siklus II ini,
KKM belum mencapai 75% jadi perlu
siswa sudah bisa melakukan persiapan
dilanjutkan ke siklus II.
pembelajaran sendiri tanpa perintah dari
Sedangkan berdasarkan hasil yang
guru. Pada saat membentuk kelompok,
diperoleh melalui deskripsi perilaku
setelah dijelaskan mengenai materi
ekologis dapat dikatakan belum
mereka langsung membentuk kelompok
maksimal dan hasilnya belum
tanpa aba-aba dari guru. Berikut
memuaskan. Hasil deskripsi perilaku
disampaikan suasana pembelajaran
ekologis siswa siklus I masih terdapat
siklus II.
perilaku siswa yang negatif pada saat
mengikuti proses pembelajaran, siswa
tidak konsentrasi, mengganggu teman,
bermain, dan tidak memperhatikan
penjelasan guru. Untuk itu perlu
dilanjutkan ke siklus II.

Hasil Penelitian Siklus II


Tindakan siklus II merupakan
Gambar 2. Proses Pembelajaran
kelanjutan dari tindakan siklus I. Siklus II
Tindakan tersebut dilaksanakan karena Pada siklus II, masing-masing
pada hasil siklus I siswa yang sudah kelompok mendapatkan soal yang sudah
tuntas KKM yaitu 23 anak atau 63,88%. dikocok. Kemudian masing-masing
Dan siswa yang belum tuntas KKM anggota kelompok menjawab soal secara
yaitu 13 anak atau 36,1%. Berdasarkan individual dalam kelompoknya. Setelah
hasil evaluasi siklus I tersebut perlu itu masing kelompok mempresentasikan
dilaksanakan tindak lanjut pada siklus II. hasil diskusinya.
Perbaikan pada siklus II dilaksanakan Pembelajaran pada akhir siklus II ini,
dengan rencana yang lebih matang siswa diminta mengerjakan evaluasi
daripada siklus I. Salah satunya yang siklus II. Siswa yang sudah mulai
berkaitan dengan rencana pembelajaran. terbiasa dengan model dan media yang
Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil digunakan guru dalam pembelajaran ini
penelitian meningkat dari kategori baik dapat memahami penjelasan guru dan
menjadi kategori sangat baik. selalu mengajukan pertanyaan apabila
Meningkatnya nilai ini disertai pula mendapati kesulitan. Dengan demikian,
dengan adanya perubahan perilaku siswa dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan
yang lebih positif. inti, siswa sangat antusias terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan

HARMONY VOL. 2 NO. 1 33


guru. Kesulitan yang terjadi pada siklus I Perubahan Tingkah Laku Siswa Setelah
sudah bisa teratasi pada siklus II. Menggunakan Model pembelajaran dengan
teknik arisan soal berantai pada Siklus II
Berikut ini disampaikan daftar nilai
Deskripsi perilaku ekologis dilakukan
hasil evaluasi siklus II sebagai berikut:
untuk mengetahui tingkah laku dan
Tabel 3. Rekapitulasi hasil evaluasi
aktifitas selama proses pembelajaran
siklus II
No Kategori Rentang Frekuensi Prosentase
menggunakan model pembelajaran
nilai (%) dengan teknik arisan soal berantai.
1 Sangat 85 - 100 26 72,22
baik Dalam pelaksanaannya, pengambilan
2 Baik 70 – 84 10 27,78
3 Cukup 55 - 69 -
data deskripsi perilaku ekologis
4 Kurang 0 – 54 - dilakukan oleh guru dan dibantu oleh
Jumlah 36 100,00
Berdasarkan hasil analisis nilai tes rekan peneliti. Melalui deskripsi
evaluasi siklus II adalah sebagai berikut: ekologis, dapat dideskripsikan beberapa
Siswa yang memperoleh nilai dengan perilaku siswa pada saat pembelajaran
kategori sangat baik yaitu 26 anak atau berlangsung.
72,22%; Siswa yang memperoleh nilai
Refleksi Siklus II
dengan kategori baik yaitu 10 anak atau
Pembelajaran yang dilakukan pada
27,78%; Siswa yang memperoleh nilai
siklus II ini merupakan tindakan
dengan kategori cukup yaitu 0 anak atau
perbaikan dari pembelajaran siklus I.
0%; Siswa yang memperoleh nilai
Pada siklus I masih banyak ditemui
dengan kategori kurang yaitu anak atau
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
0 %. Sedangkan Kriteria Ketuntasan
Kesulitan tersebut kemudian dicarikan
Minimal (KKM) adalah 70. Berarti hasil
solusinya untuk kemudian diterapkan
siklus II siswa yang sudah tuntas KKM
pada pembelajaran siklus II.
yaitu 36 anak atau 100%. Dan siswa
Hasil evaluasi siklus II siswa yang
yang belum tuntas KKM yaitu 0anak
sudah tuntas KKM yaitu 36 anak atau
atau 0%. Jadi semua siswa sudah tuntas
100%. Siswa yang belum tuntas KKM
KKM lebih dari 75%.
yaitu 0 anak atau 0%. Jadi 100% atau
Selain itu berdasarkan hasil yang
semua siswa sudah tuntas KKM.Untuk
diperoleh melalui deskripsi perilaku
itu penelitian ini tidak perlu dilanjutkan
ekologis, catatan harian, wawancara, dan
ke siklus III.
dokumentasi foto pada siklus II dapat
disimpulkan bahwa dalam proses
PEMBAHASAN
pembelajaran menggunaakn model
Proses Pembelajaran Menggunakan
pembelajaran pedekatan cooperative pendekatan cooperative learning dengan
learning dengan teknik arisan soal Teknik Arisan Soal Berantai
berantai kesiapan siswa dalam mengikuti Proses pembelajaran kebebasan
pembelajaran dapat dikatakan maksimal berorganisasi menggunakan pendekatan
dan hasilnya sudah memuaskan. cooperative learning dengan teknik
arisan soal berantai secara keseluruhan

HARMONY VOL. 2 NO. 1 34


pada siklus I dan siklus II mempunyai siklus ini dilakukan bertujuan untuk
alur yang hampir sama. Pada siklus II mengetahui gambaran kondisi awal.
terdapat beberapa langkah pada inti Setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sedikit berbeda menganalisis, peneliti melakukan
dengan proses pembelajaran pada siklus tindakan siklus I dan siklus II dengan
I. melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
Peningkatan kompetensi nilai prestasi dengan teknik arisan soal berantai.
siswa menggunakan pendekatan Berikut ini disampaikan tabel refleksi I
cooperative learning dengan teknik arisan dan siklus II:
soal berantai
Kegiatan pra siklus dilakukan
sebelum tindakan siklus I. Kegiatan pra
Tabel 4. Rekapitulasi refleksi siklus I dan II
No Kategori Rentang nilai Frekuensi Prosentase

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II


1 Sangat baik 85 - 100 3 26 8,33 72,22
2 Baik 70 – 84 20 10 55,55 27,78
3 Cukup 55 - 69 10 - 27,78 -
4 Kurang 0 - 54 3 - 8,33 -
Jumlah 36 36 100,00 100,00
Berdasarkan hasil analisis nilai Perubahan perilaku siswa setelah
evaluasi siklus I dan II adalah sebagai menggunakan pendekatan cooperative
berikut: Hasil evaluasi siklus I siswa learning dengan teknik arisan soal
yang belum tuntas KKM yaitu 13 anak berantai
atau 36,11%. Hasil evaluasi siklus II Hasil deskripsi perilaku ekologis
siswa yang belum tuntas KKM yaitu 0 siswa siklus I masih terdapat perilaku
anak atau 0%. Hasil evaluasi siklus I siswa yang negatif pada saat mengikuti
siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 23 pembelajaran, siswa kurang konsentrasi,
anak atau 63,88%. Hasil evaluasi siklus mengganggu teman, bermain, dan tidak
II siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 36 memperhatikan penjelasan guru. Dari
anak atau 100%. Jadi berdasarkan hasil hasil deskripsi ekologis siswa siklus II
evaluasi siklus II semua siswa sudah dapat diketahui adanya perubahan
tuntas KKM. Dengan demikian terdapat tingkah laku siswa menjadi lebih baik
peningkatan yang signifikan dalam atau meningkat dalam setiap aspeknya.
penelitian ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendekatan cooperative learning dengan
teknik arisan soal berantai dapat
meningkatkan perilaku siswa menjadi
lebih baik..

HARMONY VOL. 2 NO. 1 35


SIMPULAN evaluasi siklus II semua siswa sudah
Berdasarkan rumusan masalah, hasil tuntas KKM. Dengan demikian ada
penelitian, dan pembahasan dalam peningkatan yang signifikan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai penelitian ini. Hal ini senada dengan
berikut : penelitian Carwati (2008) dengan
1. Proses yang terjadi pada pembelajaran judul,” Upaya peningkatan hasil
menggunakan pendekatan cooperative belajar IPA materi perkembangbiakan
learning dengan teknik arisan soal tumbuhan dan hewan melalui teknik
berantai secara keseluruhan pada arisan soal berantai bagi siswa kelas
siklus I dan siklus II mempunyai alur VI SDN 2 Karangrau Banyumas
yang hampir sama. Pada siklus I soal semester I tahun pelajaran
yang sudah dikocok sebagaimana 2007/2008”. Hasil penelitian ini
arisan dikerjakan secara kelompok. menunjukkan bahwa pendekatan
Pada siklus II terdapat beberapa cooperative learning dengan teknik
langkah pada inti pembelajaran yang arisan berantai dapat meningkatkan
sedikit berbeda. Dalam pembelajaran hasil belajar dan perilaku lebih baik
menggunakan teknik arisan soal siswa kelas VI SDN Karangrau
berantai secara individu, yaitu tiap Banyumas. Dan penelitian yang
kelompok mendapat 1 soal dikocok dilakukan oleh Suharto (2011) dengan
kemudian tiap individu dalam judul,” Peningkatan kompetensi
kelompok menjawab soal secara energi alternatif dan cara
individu. Pembelajaran berlangsung penggunaannya melalui teknik arisan
aktif, kreatif dan menyenangkan. soal berantai bagi peserta didik kelas
2. Kompetensi siswa pada materi IV SDN Klego 01 Pekalongan
memahami kebebasan berorganisasi semester II tahun pelajaran
mengalami peningkatan setelah 2010/2011”. Hasil penelitian ini
diterapkan pendekatan cooperative menunjukkan bahwa pendekatan
learning dengan teknik arisan soal cooperative learning dengan teknik
berantai. Peningkatan tersebut arisan soal berantai dapat
diketahui dari nilai tes pra siklus, meningkatkan kompetensi dan
siklus I, dan siklus II. Hasil evaluasi perilaku lebih baik bagi siswa kelas
siklus I siswa yang belum tuntas IV SDN Klego 01 Pekalongan
KKM yaitu 13 anak atau 36,11%. semester II tahun pelajaran 2010/2011
Hasil evaluasi siklus II siswa yang 3. Sikap dan perilaku siswa setelah
belum tuntas KKM yaitu 0 anak atau mengikuti pembelajaran siklus I dan II
0%. Hasil evaluasi siklus I siswa yang materi kebebasan berorganisasi
sudah tuntas KKM yaitu 23 anak atau dengan menggunakan pendekatan
63,88%. Hasil evaluasi siklus II siswa cooperative learning teknik arisan
yang sudah tuntas KKM yaitu 36 anak soal berantai perilaku siswa yang
atau 100%. Jadi berdasarkan hasil negatif pada saat mengikuti

HARMONY VOL. 2 NO. 1 36


pembelajaran, siswa kurang sekaligus sebagai bahan uraian penutup
konsentrasi, mengganggu teman, laporan penelitian ini adalah :
bermain, dan tidak memperhatikan 1. Bagi sekolah
penjelasan guru. Dari hasil deskripsi Selalu mengupayakan
ekologis siswa siklus II dapat peningkatan mutu pembelajaran dan
diketahui adanya perubahan tingkah kopetensi siswa dengan menerapkan
laku siswa menjadi lebih baik atau berbagai macam teknik
meningkat dalam setiap aspeknya. pembelajaran salah satunya
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan cooperative learning
pendekatan cooperative learning dengan teknik arisan soal berantai.
dengan teknik arisan soal berantai 2. Bagi guru
dapat meningkatkan perilaku siswa Selalu menggunakan teknik-
menjadi lebih baik. Hal ini juga teknik pembelajaran yang dapat
senada dengan penelitian Carwati meningkatkan kompetensi yang
(2008) menunjukkan bahwa harus dicapai siswa, salah satunya
pendekatan cooperative learning adalah pendekatan cooperative
dengan teknik arisan berantai dapat learning dengan teknik arisan soal
meningkatkan hasil belajar dan berantai.
perilaku lebih baik siswa kelas VI 3. Bagi siswa
SDN Karangrau Banyumas. Dan Siswa dapat merasa senang dan
penelitian yang dilakukan oleh berperan aktif dalam proses
Suharto (2011) dengan judul pembelajaran PKn. Mengikuti
Peningkatan kompetensi energi pembelajaran dengan baik.
alternatif dan cara penggunaannya Pembelajaran dirasakan oleh siswa
melalui teknik arisan soal berantai tidak membosankan. Dan siswa
bagi peserta didik kelas IV SDN selalu belajar, mengerjakan tugas-
Klego 01 Pekalongan semester II tugas yang diberikan guru dan
tahun pelajaran 2010/2011. Hasil meningkatkan usaha belajar
penelitian ini menunjukkan bahwa sehingga dapat memperoleh
pendekatan cooperative learning peningkatan kompetensi dan prestasi
dengan teknik arisan soal berantai hasil belajar yang optimal.
dapat meningkatkan kompetensi dan
perilaku lebih baik bagi siswa kelas DAFTAR PUSTAKA
IV SDN Klego 01 Pekalongan Carwati (2008), Upaya peningkatan hasil
semester II tahun pelajaran 2010/2 belajar IPA materi
perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan melalui teknik arisan
SARAN
soal berantai bagi siswa kelas
Berdasarkan simpulan tersebut di atas VI SDN 2 Karangrau Banyumas
beberapa saran yang dapat dipergunakan semester I tahun pelajaran
sebagai bahan pertimbangan dan 2007/2008.

HARMONY VOL. 2 NO. 1 37


Harmony (2016). Ketentuan Penulisan Setiati, Widiastuti (2008) “Pendidikan
Artikel Harmony, Jurnal Kewarganegaran”, Semarang:
Pembelajaran IPS dan PKn. CV. Pelajar Pantai Utama.
Pekalongan: FIS UNNES Suharto (2011), Peningkatan kompetensi
energi alternatif dan cara
http://gurugranada.wordpress.com. penggunaannya melalui teknik
Kebebasan berorganisasi, 15 arisan soal berantai bagi
Mei 2016. peserta didik kelas IV SDN
Klego 01 Pekalongan semester
http://id.m.wikipedia.org. Pembelajaran II tahun pelajaran 2010/2011.
kooperatif (cooperative
learning), 15 Mei 2016. Sularyo. 2003. Upaya Meningkatkan
Ketuntasan Belajar Fisika
Kompetensi. Info. Pengertian dengan Metode Belajar
kompetensi, 16 Mei 2016. kelompok dan Berwawasan Sets
pada Siswa Kelas II SMUN 2
Purwadarmintya (1976) “Kamus Bahasa Semarang Tahun 2002 – 2003.
Indonesia”, Jakarta: Balai KTI. Semarang : PPs UNNES.
Pustaka.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003,
“Sistem Pendidikan Nasional”,
Jakarta: Sinar Grafika.

HARMONY VOL. 2 NO. 1 38

Anda mungkin juga menyukai