Anda di halaman 1dari 104

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning Tipe
Think Pair Share Berbasis Multimedia Siswa Kelas IVB SDN Ngaliyan 01
Semarang.
B. BIDANG KAJIAN
1. Model Pembelajaran dan Media pembelajaran
C. PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (KTSP 2006
: 270). Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu
ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (Wahyudin, 2008 : 2.12)
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter


yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam KTSP (2006:271) dijelaskan bahwa mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kualitas pembelajaran PKn di
kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang masih rendah. Hal ini ditunjukkan
dengan masih rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran,
selain itu guru juga belum melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar mengajar, sehingga pembelajaran kurang menarik dan siswa
merasa cepat bosan dan menjadi pasif selama pembelajaran berlangsung.
Dalam pembelajaran yang berlangsung guru terlihat mendominasi
dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran terkesan Teacher
Centered. Hal ini antara lain disebabkan karena penyajian materi lebih
menekankan pada strategi pembelajaran yang mengaktifkan guru. Proses
pembelajarannya masih berupa transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa sehingga kurang membangkitkan motivasi dan kreativitas siswa.
Selama pembelajaran siswa masih pasif dan hanya tergantung pada guru,
siswa hanya mengafal konsep yang diajarkan guru dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan

nyata,

serta

siswa

kurang

mampu

menentukan

masalah

dan

merumuskannya, sehingga siswa merasa bosan, dan tidak ada motivasi


untuk belajar. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi hambatan kemajuan
belajar siswa, dan nilai kognitifnya masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Hal tersebut juga didukung dari data hasil ulangan harian
pembelajaran PKn di kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang. Hasil belajar
tersebut masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang
ditetapkan sekolah yaitu 64. Data hasil ulangan harian tersebut
menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 27
dengan nilai rata-rata kelas adalah 53,8. Data yang diperoleh dari 36 siswa
kelas IV ternyata hanya 10 siswa yang tuntas atau sekitar 28%, sedangkan
26 siswa lainnya atau sekitar 72% masih belum tuntas yang berarti nilai
ketuntasan klasikalnya masih di bawah standar nilai KKM sehingga perlu
untuk ditingkatkan.
Bedasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti saat PPL pada
bulan September-Oktober 2011 penerapan model TPS dalam pembelajaran
mampu meningkatan aktivitas iswa serta hasil belajar siswa. Hasil uji
coba menunjukan bahwa setelah menerapkan model TPS niai rata-rata
meningkat dari yang semula hanya 53,8 menjadi 75 , selain itu siswa juga
menjadi lebih aktif, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
prosentase ketuntasan siswa dari yang semula hanya 27,7% menjadi 50%.
.

Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Mustofa (2001) yang

berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan


Kooperatif Tipe Think Pair and Share dan Media CD Interaktif pada Siswa
Kelas V di SD N Kandri 02 Gunungpati Semarang menunjukkan bahwa
keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan
guru mendapatkan skor 18 yang termasuk dalam kategori cukup, pada
siklus II mendapat skor 21 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan
pada siklus III mendapat skor 30 yang termasuk dalam kategori sangat
baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas

siswa mendapat skor 15,27 yang termasuk kategori baik, pada siklus II
mendapatkan skor 15,91 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan
pada siklus III mendapatkan skor 17,36 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 54,55
dengan ketuntasan belajar 45,45%, pada siklus II diperoleh rata-rata 62,27
dengan ketuntasan belajar 72,73% dan pada siklus II diperoleh rata-rata
59,09 dengan ketuntasan belajar 81,82%.
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada mata pelajaran PKn,
maka peneliti menetapkan solusi alternatif untuk memecahkan masalah
tersebut yaitu dengan menerapkan Cooprerative Learning tipe Think Pair
Share (TPS). TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Cooprerative
Learning yang dikembangkan oleh Frank Lyman merupakan cara yang
efektif untuk membuat suasana diskusi kelas menjadi semakin bervariasi.
Melalui TPS siswa dapat diajak untuk saling bertukar pikiran dan saling
memberikan pendapatnya, sehingga siswa akan lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran. TPS diharapkan mampu mengatasi permasalahan
yang

muncul

selama

pembelajaran

berlangsung

sehingga

dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Ngaliyan 01 Semarang.


Media yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan
dan bahan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru harus dapat memilih
media yang tepat sehingga bahan yang disampaikan dapat diterima peserta
didik dengan baik. Media dapat menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna, mampu memfasilitasi proses interaksi, selain itu media
pembelajaran juga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa, mampu
mengubah suasana belajar dari siswa yang pasif menjadi aktif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan multimedia dalam pembelajaran
PKn, melalui multimedia pembelajaran siswa dapat lebih aktif selama
pembelajaran berlangsung. Multimedia sebagai sarana pendidikan
memiliki setidaknya dua pengertian dua, yakni gabungan dari berbagai
media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio, siaran televisi)

yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram dan komputer


multimedia. Multimedia dalam artian dalam berbagai media lebih cocok
digunakan kelas massal (Ariani dan Haryanto, 2010 : 5).
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan
digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat baik
bagi guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah
proses pembelajaran yang lebih menarik, dan mampu meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dari ulasan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti akan
mengkaji lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning
Tipe Think Pair Share Berbasis Multimedia Siswa Kelas IVB SDN
Ngaliyan 01 Semarang.
2.

Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah


a. Rumusan masalah
1) Rumusan Umum
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada
siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang?
2) Rumusan Khusus
a) Apakah penerapan Cooprerative Learning tipe Think Pair Share
berbasis multimedia dapat meningkatkan keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn?
b) Apakah penerapan Cooprerative Learning tipe Think Pair Share
berbasis multimedia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran PKn?
c) Apakah penerapan Cooprerative Learning tipe Think Pair Share
berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran PKn?

b. Pemecahan Masalah
Berdasarakan rumusan masalah di atas, peneliti merencanakan
pemecahan masalah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, dan indikator yang telah
ditetapkan.
2) Menyiapkan media pembelajaran berupa slide multimedia.
3) Guru mengajukan permasalahan yang dikaitkan dengan pelajaran,
dan meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan
tersebut
4) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa
yang telah mereka peroleh.
5) Guru

meminta

pasangan-pasangan

untuk

berbagi

dengan

keseluruhan kelas tentang apa yang telah didiskusikan.


1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn di kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang.
b. Tujuan Khusus
1) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia

keterampilan

guru

dalam

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran PKn akan meningkat.


2) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia aktivitas siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 dalam
memahami materi pada pembelajaran PKn akan meningkat.
3) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia hasil belajar siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 dalam
mata pelajran PKn akan meningkat.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:

a. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan menjadi landasan
dalam melaksanakan pembelajaran PKn agar kualitas pembelajaran PKn
dapat meningkat.
b. Manfaat praktis
1. Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas pada saat
pembelajaran PKn sehingga tercipta interaksi yang baik antar
anggota kelas maupun terhadap guru.
b) Dapat

meningkatkan

hasil

belajar

siswa

pada

mata

pembelajaran PKn.
2. Bagi guru
a) Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran PKn di sekolah.
b) Mampu

mengembangkan

kegiatan

pembelajaran

mata

pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah dasar pada


umumnya serta PKn pada khususnya.
3. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dengan
menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang
inovatif.
D.

KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Kualitas Pembelajaran
1)

Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Daryanto, 2010 : 2) . Menurut Gagne
dalam (Dimyati, 1999 : 10) belajar adalah seperangkat proses

kognitif

yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan

informasi

menjadi

kapabilitas

baru.

Menurut

pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses


perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi terhadap lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto dalam Hamdani, 2011 : 20)
Dari

beberapa

definisi

belajar

tersebut

maka

dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan


serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya.
2)

Pengertian Pembelajaran
Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang didinginkan dengan menyediakan
lingkungan

atau

stimulus.

Aliran

kognitif

mendefinisikan

pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan pada


siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang
sedang

dipelajari.

Adapun

humanistik

mendeskripsikan

pembelajaran sebagai memberikan kebebasan pada siswa untuk


memilih bahan pelajaran dan cara mempelajrinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya (Hamdani , 2011:23).
Menurut Kimble dan Garmezy dalam (Thobroni, 2011 : 18)
pembelajaran adalah suatau perubahan perilaku yang relatif tetap
dan merupakan hail praktik yang diulang-ulang. Sedangkan
menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam (Winataputra, 2008 :
1.19) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan

didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang


relatif lama dan karena adanya usaha.
Dengan

demikian

dapat

diketahui

bahwa

kegiatan

pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa


komponen :
a) Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
b) Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan
peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
c) Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, afektif,
psikomotorik) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
d) Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
e) Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk
mencapai tujuan.
f) Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa.
g) Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.

(http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-

ciri-ciri-pembelajaran/)
3)

Kualitas pembelajaran
a) Pengertian kualitas pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau
keefektifan. Menurut Etzioni (dalam Daryanto, 2010 : 57)
secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran.
b) Indikator kualitas pembelajaran
Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
perilaku guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim
pembelajaran, materi pembelajaran, dan media pembelajaran.
Dalam hal ini, hanya perilaku guru, perilaku, dan dampak
belajar yang akan dikaji oleh peneliti.
(1) Perilaku guru (keterampilan guru)
Mengajar adalah suatu pekerjaan profesional yang
menuntut

kemampuan

yang

kompleks

untuk

dapat

melakukannya. Ada beberapa keterampilan yang harus


dimiliki oleh seorang guru. Dengan pemahaman dan
penguasaan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan
mampu

meningkatkan

kualitas

proses

pembelajaran.

Menurut penelitian Turney (dalam Winataputra, 2004 : 7.18.73) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang
dianggap

menentukan

keberhasilan

pembelajaran

keterampilan yang dimaksud adalah :


(a) Keterampilan bertanya
(b) Keterampilan memberikan penguatan.
(c) Keterampilan mengadakan variasi
(d) Ketrampialan menjelaskan.
(e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
(f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

10

(g) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan


(2) Aktivitas siswa
Perilaku siswa dalam pembelajaran merupakan
segala apa yang dilakukan siswa atau segala aktivitas siswa.
Pada model pembelajaran sekarang siswa yang aktif belajar
sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.
Pengajaran

yang

efektif

adalah

pengajaran

yang

menyediakan kesempatan belajar mandiri atau melakukan


aktivitas sendiri.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,
tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung
dengan baik. Aktivitas dalam pembelajaran merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran, baik bertanya hal yang belum jelas,
mencatat, mendengarkan, berfikir, membaca, dan segala
kegiatan yang yang dilakukan yang dapat menunjang
prestasi belajar.
Menurut

Dierich (dalam Sardiman 2001 : 99 )

membuat 177 kegiatan siswa yang dapat dikelompokkan


sebagai berikut :
(a) Visual

activities,

misalnya,

yang

membaca,

termasuk

di

dalamnya

memperhatikan

gambar,

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.


(b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya,

dan

memberi

saran,

mengeluarkan

pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.


(c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
(d) Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.

11

(e) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat


grafik, peta, diagram.
(f) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara
lain: me-lakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
(g) Mental

activities,

sebagai

menganggapi,

mengingat,

menganalisa,

melihat

contoh

misalnya:

memecahkan

hubungan,

soal,

mengambil

keputusan.
(h) Emotional activities, seperti misalnya: menaruh
minat,

merasa

bosan,

gembira,

bersemangat,

bergairah, berani, tenang, dan gugup


Jadi aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang
dilakukan

siswa

secara

sadar

yang

mengakibatkan

perubahan pada dirinya perubahan pengetahuan atau


kemahiran yang dapat menunjang prestasi belajar.
(3) Hasil belajar
Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2011 : 22)
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian,

sikap-sikap,

apresiasi,

dan

keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar


berupa hal-hal sebagai berikut :
(a) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lesan
maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap ransangan spesifik. Kemampuan
tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
(b) Keterampilan

intelektual,

yaitu

kemampuan

mempresentasikan kosep dan lambang. Keterampilan


intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

12

kemampuan

analitis-sintetis

mengembangkan
Keterampilan

fakta-konsep,

pripsip-prinsip

intelektual

dan

keilmuan.

merupakan

melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.


(c) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
(d) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dan urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
(e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak
subjek tersebut. Kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi

nilai-nilai.

Sikap

merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar


prilaku.
Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2011 : 23)
hasil belajar Bloom mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah
hanya pada kognitif. Peneliti mengolah data kognitif yang
diperoleh dari tes yang diberikan guru kepada siswa yang
akan menentukan tingkat kelulusan siswa.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang

memahami

dan

mampu

melaksanakan

hak-hak

dan

kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,


terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945 (KTSP 2006 : 270).

13

1) Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari
segi agama, sosial-budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
a) Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang
Pancasila yng benar dan sah
b) Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan
Pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesian
Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus
berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga
negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran
PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan
kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran. Melalui PKn sekolah perlu dikembangkan
sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan
hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun
kehidupan demokrasi.
Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa
paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu
dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan
demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak.
Sifat multidimensionalnya itu terletak pada:
a) Pandangan yang pluralistik uniter (bermacam-macam tetapi
menyatu) dalam pengertian Bhineka Tunggal Ika.
b) Sikapnya

dalam

menempatkan

masyarakat global secara harmonis.

14

individu,

Negara,

dan

c) Tujuannya yang diarahkan pada dimensi kecerdasan (spiritual,


rasional, dan sosial)
d) Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajar yang
terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi
tujuannya.
http://afifah-medp.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikatpembelajaran-pkn.html
2) Tujuan Pendidikan kewarganegaraan
Menurut

(KTSP

2006:270)

mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan


sebagai berikut:
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
3) Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
a)

Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam


perbedaan,

Cinta

lingkungan,

Kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik


Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,

Sikap positif

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan


jaminan keadilan.
b)

Norma, hukum dan peraturan, meliputi:

Tertib dalam

kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di

15

masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c)

Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban

anggota

masyarakat,

Instrumen

nasional

dan

internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan


HAM. (KTSP 206:271)
c. Cooperative Learning
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnig) adalah
rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Hamdani, 2011 :
30) . Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk
pembelajaran

yang

berdasarkan

paham

konruktivis.

Dalam

pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil


dan saling membantu satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya sekedar
belajar kelompok. Ada unsur dasar yang membedakannya dengan
hanya sekedar belajar kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan

guru

mengelola

kelas

lebih

efektif.

Model

pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran


efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1)memudahkan siswa
belajarsesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai,
konsep,

dan

bagaimana

hidup

serasi

dengan

sesama.

(2)

Pengetahuan,nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang


berkompeten menilai (Suprijono,2011 : 58)
Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1. Setiap anggota memiliki peran.
2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.

16

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya


dan juga teman-teman sekelompoknya.
4. Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal
kelompok.
5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
(Hamdani, 2011 : 31).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil

belajar

berupa

prestasi

akademik,

toleransi,

menerima

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai


hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama
interdependesi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur rewardnya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas
diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja
sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun
reward.
Salah satu yang menjadi titik berat pembelajaran kooperatif
adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi
antar anggota kelompok, ineraksi kelompok dalam pembelajaran
kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi personal. Secara
umum intelegensi interpersonal berkaitan dengan keterampilan sosial
seseorang (komunikasi, kooperatif, kolaboratif, dan solidaritas).
d. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
Think pair share (TPS) atau berpikirberpasanganberbagi
dikembangkan

oleh Frank Lyman. Model pembelajaran ini

dimaksudkan sebagai alternatif terhadap metode konvensional yang


biasa dipakai di kelas, dan dimaksudkan mengganti suasanadiskusi
kelas agar pembelajaran menjadi lebih efektif. (Nurhadi, dalam
Thobroni 2011 : 297).
Arends dalam (Trianto, 2007 : 126) menyatakan bahwa think
pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi

17

susasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share
dapat memberi dapat memberi siswa lebih banyak waku berfikir, untuk
merespon dan saling membantu.
Pola diskusi yang baik membutuhkan pengendalian kelas dan
prosedur yang tepat pula. Siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil yang beranggotakan 2-6 orang yang bersifat heterogen.
Selain itu siswa diberi kesempatan lebih banyak waktu untuk berfikir,
merespon, dan bekerja secara mandiri serta membantu teman lain
secara positif untuk menyelesaikan tugas (Thobroni 2011 : 298).
Model pembelajaran think pair share memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 1: Think (berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau
isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta
untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut secara mandiri untuk
beberapa saat.
Langkah 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa
berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi selama periode ini dapat
menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan telah diajukan atau
penyampaian ide bersama jika isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya
guru mengijinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3: Sharing (berbagi). Pada tahap akhir, guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai yang telah mereka bicarakan.
Langkah ini efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu
kepasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari
pasangan-pasangan

tersebut

memperoleh

melaporkan (Arends dalam Trianto, 2007 : 126).

18

kesempatan

untuk

Kelebihan model pembelajaran TPS menurut Ibrahim dalam


(http://ariffadholi.blogspot.com/2010/09/metode-tps-think-pairshare.html):
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode
pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk
mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh
guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu
memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya
pada pertemuan selanjutnya.
2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada
setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu
berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang
sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan
hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
3. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan
model konvensional.
4. Sikap

apatis

berkurang.

Sebelum

pembelajaran

dimulai,

kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas


hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab
semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS
akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.
5. Penerimaan

terhadap

individu

lebih

besar. Dalam

model

pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas


hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam
menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain
hanyalah pendengar materi yang disampaikan oleh guru. Dengan

19

pembelajaran TPS hal inidapat diminimalisir sebab semua siswa


akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
6. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil
belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS
perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
siswa dapat lebih optimal.
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS
menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga
siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat
orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak
diterima.
TPS memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk bekerja
sendiri sekaligus bekerja sama dengan teman lainnya. Menurut Lie
dalam (Thobroni, 2011 : 301) keunggulan model pembelajaran TPS
lainnya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal
yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya
ke seluruh kelas, model TPS ini memberikan sedikitnya delapan kali
lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasinya sidepan orang lain.Selain itu, model TPS dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak
didik.
Selain memiliki kelebihankelebihan seperti tersebut di atas
model pembelajaran TPS juga memliki kekurangan atau kelemahan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mebutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
2. Mebutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
3. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita
waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus membuat

20

perencanaan waktu yang seksama sehinga dapat meminimalkan


jumlah waktu yang terbuang (Basri dalam Thobroni, 2011 : 301) .
e. Multimedia
Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen,
yaitu suara, gambar, dan teks. Menurut Turban dalam (Sofyan 2008:2)
multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit 2 media input atau
outputdari data. Media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks,
grafik dan gambar. Multimedia merupakan presentasi yang dinamis
dan interaktif yangmengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan
gambar video (Robbin dan Linda dalam Sofyan 2008:2)
Jadi dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Menurut Daryanto (2010:49) Multimedia terbagi menjadi dua kategori,
yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
1. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi
dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna.

Multimedia

ini

berjalan

sekuensial

(berurutan),

contohnya: TV dan film.


2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses

selanjutnya.

Contoh

multimedia

interaktif

adalah:

multimedia pembelajaran interaktif,aplikasi game, dll.


Manfaat multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata,seperti kuman, bakteri, elektron dll.
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin
dihadirkan kesekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.

21

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan


berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,
bekerjanya

suatu

mesin,

beredarnya

planet

Mars,

berkembangnya bunga dll.


4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan,
bintang, salju,dll.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti
letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa (Daryanto 2010 :
50)
Sebagai

salah

satu

komponen

sistem

pembelajaran,

pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus


memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan,
materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Menurut (Ariani dan Haryanto, 2010 : 27) karakteristik
multimedia pembelajaran adalah:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan
untuk mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia
pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering
mungkin.
2. Mampu

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.


3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang
koheren dan terkendalikan.

22

4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari


pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban,
pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
Menurut Wahono dalam Ariani (2010 : 42) materi
pembelajaran multimedia bisa disusun menggunakan software
yang paling mudah. Mereka yang sudah biasa menggunakan
microsoft bisa menggunakan powerpoint. Sedangkan pemakai
Linux bisa menggunakan open office impressa.
f. Kajian empiris
1. Mustofa (2011) dalam penelitianya yang berjudul Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe
Think Pair and Share dan Media CD Interaktif pada Siswa Kelas V
di SD N Kandri 02 Gunungpati Semarang . Tujuan dari penelitian
tersebut diantaranya 1) peningkatan keterampilan guru dalam
pembelajaran IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan
tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan; 2) peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan; 3) peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru
mengalami

peningkatan.

Pada

siklus

keterampilan

guru

mendapatkan skor 18 yang termasuk dalam kategori cukup, pada


siklus II mendapat skor 21 yang termasuk dalam kategori baik,
sedangkan pada siklus III mendapat skor 30 yang termasuk dalam
kategori sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa.
Pada siklus I aktivitas siswa mendapat skor 15,27 yang termasuk
kategori baik, pada siklus II mendapatkan skor 15,91 yang termasuk

23

dalam kategori baik, sedangkan pada siklus III mendapatkan skor


17,36 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I adalah 54,55 dengan ketuntasan belajar
45,45%, pada siklus II diperoleh rata-rata 62,27 dengan ketuntasan
belajar 72,73% dan pada siklus II diperoleh rata-rata 59,09 dengan
ketuntasan belajar 81,82%.
http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/48:2049/q/think
%20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11
2. Penelitian yang dilaksanan oleh Fitria Harini dengan judul
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan Pembelajaran
Kooperatif Model Tps (think- Pair- Share) Pada Siswa Kelas
Viii D Semester Ii Smp N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2008 /
2009 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar pada siklus I
{ranah kognitif: 54,74 atau meningkat sebesar 12,94 dari nilai
awal, standar deviasi(SD) sebesar 12,15; ranah afektif: 26,25
(termasuk kategori kurang berminat)}. Rata-rata hasil belajar
pada siklus II {ranah kognitif:69,23 atau meningkat sebesar
14,49 dari siklus I dengan standar deviasi (SD) sebesar 8,60;
ranah afektif 35,33 (termasuk kateri cukup berminat) atau
meningkat sebesar 9,08 dari saiklus I }. Rata-rta hasil belajar
pada siklus III {ranah kognitif pada siklus III: 82,43 atau
meningkat sebesar 13,2 dari siklus II dengan standar deviasi
(SD) sebesar 6,70; ranah afektif: 40,87 (termasuk kategori
berminat atau meningkat sebesar 5,54 dari siklus II)}.
Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif model TPS(Think-Pair-Share) dapat


meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas VIII D semester
II SMP 2 Kartasura tahun ajaran 2008/2009.
http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/48:2049/q/thin
k%20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11

24

3. Bedasarkan hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh


Surna

Ulfatusani

http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil

/id/48:2049/q/think %20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11)
dalam bahwa penggunaan model cooperative learning tipe
Think Pair Share denagn media CD pembelajaran mampu
meningkatkan aktivitas guru dalam pelajaran PKn. Dari hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai presentase
70%, siklus II 80%, dan siklus III 87,5%. Aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan, dari data hasil observasi pada siklus I
67,5%, siklus II 80%, dan siklus III 87,75%. Pada hasil prestasi
belajar pada siklus I adalah 63,38, siklus II 74,13, dan siklus III
77. Sedangkan presentasi ketuntasan klasikal yaitu sikluas I
67,5%, siklus II 75%, dan siklus III 82,5%. Jadi pembelajaran
PKn dengan menggunakan model cooperative learning tipe
Think Pair Share denagn media CD pembelajaran mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
g. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan yang
sangat penting untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
penerapan konsep diri. Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan dapat tercermin dari peningkatan mutu lulusan yang
dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif seluruh komponen
pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai Subyek sekaligus
calon obyek dan guru sebagai fasilitator.
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memanfaatkan
potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar.
Sedangkan fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam merancang
pembelajarandilakukan berdasarkan langkah-langkah yang sistematis
dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap

25

tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan


balik yang diperoleh dari hasil evaluasi.
Strategi dan media mengajar adalah salah satu teknik yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
proses belajar mengajar. Untuk mencapai proses belajar yang ideal,
hendaknya

digunakan

variasi

dalam

menggunakan

strategi

pembelajaran. Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis


multimedia memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam
pengajaran khususnya pada mata pelajaran PKn SD kelas IV.
Penerapan Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan
pembelajaran. Diantaranya yaitu siswa mampu berfikir kreatif dan
imajinatif, siswa lebih aktif baik dalam kegiatan belajar kelompok
maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman siswa sehingga
kualitas pembelajaran meningkat serta hasil belajar akan tercapai
secara maksimal.

Kondisi Awal

Metode yang digunakan guru kurang bervariasi.


Guru kurang memanfaatkan media.
Siswa pasif.
Hasil belajar kurang

Guru mengajukan pertanyaan sebuah tayangan multimedia


Siswa berfikir (Think)
Siswa berpasangan memecahkan masalah (pair)
Pelaksanaan
Siswa berbagi dengan teman sekelas (share)

Keterampilan guru meningkat


Aktivitas siswa meningkat
Hasil belajar meningkat

Kondisi Akhir

26

h. Hipotesis tindakan
Penerapan Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas
IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang.
E.

METODE PENELITIAN
1

Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru

kelas IVB SDN

Ngaliyan 01 Semarang, dengan jumlah ssiwa 37, terdiri dari 17 siswa


laki-laki dan 20 siswa perempuan.
2

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah indikator yang terdapat dalam kualitas
pembelajaran yang meliputi :

Keterampilan guru.

Aktivitas siswa.

Hasil belajar.

Prosedur / Langkah-Langkah Penelitian


Dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang dilalui,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dimana empat
tahapan itu saling berkait antara yang satu dengan yang lain sebagai sistem
untukmencapai tujuan yang diharapkan.
a. Perencanaan
Dalam hal ini guru mempersiapkan yang dibutuhkan dalam
penelitian diantaranya :
1) Mengkaji indikator mata pelajaran PKn kelas IV
2) Membuat RPP dengan mengunakan model TPS
3) Menyiapkan media pembelajaran
4) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes tertulis dan
lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa,
dan keterampilan guru.

27

b. Pelaksanaan tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan (Arikunto, 2009 : 18).
Penelitian yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah acuan
tindakan yang dilakukan dalam PTK ini.
c. Pengamatan atau observasi
Menurut Arikunto (2009 : 19) observasi adalah kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan
terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yaitu perilaku mengajar
guru, perilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisi dan sintesis, serta induksi dan
deduksi. Analisis dilakukan dengan menerungkan kembali secara
intensif

kejadian-kejadian

munculnya

sesuatu

yang

atau

peristiwa

diharapakan

yang

atau

menyebabkan

tidak

diharapkan

(Whardhani, 2008 : 2.33)


1. Siklus Penelitian
a. Siklus pertama
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan

28

Pendahuluan
a) Berdoa sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Siswa diajak menyanyikan lagu daerah Jawa Tengah.
e) Guru memberikan motivasi.
Kegiatan Inti

Eksplorasi

Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
b) Bangsa Indonesia kaya berbagai macam kebudayaan ,
sekarang siapa yang tahu kebudayaan Indonesia itu apa
saja?
c) Guru

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

menyelesaikan masalah tersebut.


d) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
f) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru

memberikan

memikirkan

jawaban

kesempatan
dan

siswa

pada

menuliskan

pemikiraannya pada lembar pengamatan.

29

siswa

untuk
hasil

Elaborasi

Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)


a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
Indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a) Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.
b) Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
c) Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.

Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Penutup
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
b. Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
30

b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan
Pendahuluan
a) Berdoa sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti

Eksplorasi

Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
Siapa yang pernah melihat reog ponorogo? Darimana asal
kesenian reog ponorogo?
b) Guru

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

menyelesaikan masalah tersebut.


c) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
d) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
e) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia dan asal daerahnya.
31

Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru

memberikan

memikirkan

kesempatan

jawaban

dan

pada

siswa

siswa

menuliskan

untuk
hasil

pemikiraannya pada lembar pengamatan.

Elaborasi

Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)


a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a) Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.
b) Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
c) Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.

Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Penutup
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi
b) Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
32

3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
c. Siklus III
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan
Pendahuluan
a) Berdoa sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Siswa diajak menyaksikan video pertunjukan angklung.
e) Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti

Eksplorasi

Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
33

b) Siapa yang tahu angklung, angklung itu alat musik dari


mana?
Angklung tidak hanya dikenal didaerah asalnya saja tetapi
juga sudah dikenal di mancanegara Apakah kalian tahu
kebudayaan lain apa yang pernah ditampilkan di luar
negeri?
c) Guru

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

menyelesaikan masalah tersebut.


d) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
f) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia dan asal daerahnya.
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru

memberikan

memikirkan

jawaban

kesempatan
dan

pada

siswa

siswa

menuliskan

untuk
hasil

pemikiraannya pada lembar pengamatan.

Elaborasi

Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)


a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
34

1. Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.


2. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.

Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Penutup
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi
b) Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
2. Data dan Cara Pengumpulan Data
a. Sumber data
1. Siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang
2. Guru dan kolaborator
3. Dokumentasi / hasil belajar siswa
b. Jenis Data
1. Data Kuantitatif

35

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.


Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil belajar siswa yang
dilakukan setelah selesai pada setiap akhir siklus.
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk katagori atau
atribut. Data kualitatif ini diperoleh dari observasi. Dalam hal
ini dilakukan pada observasi aktivitas guru, aktivitas siswa.
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik tes
Menurut Arikunto (2009 : 53) Tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang
sudah ditenetukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari
petunjuk yang diberikan , misalnya: melingkari salah satu
huruf, menerangkan,mencoret jawaban yang salah, meakukan
tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.
2.

Teknik non tes


a. Observasi
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu
(wardhani, 20008 : 2.23).

Observasi dilakukan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab


masala-masalah tertentu. Observasi dalam PTK adalah
proses

dan

direncanakan

hasil atau dampak


sebagai

tindakan

pembelajaran yang
perbaikan.

Ciri-ciri

observasi adalah dilakukan untuk mengkaji perilaku kelas,


interaksi antara siswa dan guru, dan faktor-faktor yang
dapat diamati lainnya terutama keterampilan sosial.
Hasilnya biasanya berupa jumlah dan sifat dari masalah
perilaku di kelas, yang sering disajikan dalam bentuk
grafik. (Poerwanti, 2008: 3-19)

36

b. Dokumentasi
Dokumentasi dipakai untuk mencatat segala sesuatu
yang perlu, yang digunakan untuk pertimbangan dalam
pembelajaran.
3. Teknik Analisis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

nilai ak h ir=

jumla h jawaban betar


100
skor maksimal

nilai ak h ir=

jumla h jawaban betar


100
skor maksimal

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam


tabel kriteria ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar
KK

Kualifikasi

Tuntas

64

Tidak Tuntas
<64
KKM SDN Ngaliyan 01 Semarang 2010-2012
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
x=

X
n

Aqib (2010:40)

37

Keterangan:
x: Mean (rata-rata)
x : jumlah semua nilai siswa
n : jumlah siswa
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Kriteria penilaian dalam lembar
observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menurut
Poerwanti (2008:6.9) dalam mengolah data skor dapat dilakukan
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan skor terendah
2) Menentukan skor tertinggi
3) Mencari median
4) Membagi rentan nila menjadi 4 katagori yaitu sangat baik, baik,
cukup dan kurang
Kemudian setelah langkah kita tentukan kita dapat menghitung
data skor dengan cara sebagai berikut :
R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya skor = ( T- R) + 1
Q2 = median
2
Letak Q2 =
( n+1 ) untuk data ganjil atau genap
4
Q1 = kuartil pertama
1
Letak Q1 =
( n +2 ) untuk data genap atau Q1 =
4

1
4

(n

+1 ) untuk data ganjil.


Q3 = kuartil ketiga
1
Letak Q3 =
(3n +2 ) untuk data genap atau Q3 =
4

3
4

(n +

1) untuk data ganjil


Q4= kuartil keempat = T
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian
dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif

38

Tabel 3.3
Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
Kriteria Ketuntasan

Skala Penilaian

Kualifikasi

Q3 skor T
Q2 skor < Q3

Sangat Baik
Baik

Tuntas
Tuntas

Q1 skor < Q2
R skor < Q1

Cukup
Kurang

Tidak Tuntas
Tidak Tuntas

Hasil perolehan skor dianalisis dengan menggunakan analisis


presentase. Untuk menghitung analisis presentase menggunakan
rumus:
P=

F
100
N

(Arikunto, 2009 : 246)


Keterangan:
P = Presentase keaktifan siswa
F = Jumlah skor aspek yang diperoleh
N = Jumlah skor aspek maksimal
Hasil

perhitungan,

menggunakan

tabel

kemudian

kriteria

dikonsultasikan

deskriptif

persentase

dengan
yang

dikelompokkan dalam 5 kategori; yaitu sangat tinggi, tinggi,


sedang, rendah, dan sangat rendah, sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria tingkat belajar siswa dalam (%)
Tingkat keberhasilan (%)
>80 %

Arti
Sangat tinggi

60-79%

Tinggi

40-59%

Sedang

20-39%

Rendah

<20%
(Aqib, 2010 : 41)

39

Sangat rendah

4. Indikator keberhasilan
Penerapan model TPS berbasis multimedia pada pembelajaran
PKn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator
sebagai berikut :
a. Mengunakan model TPS berbasis multimedia keterampilan guru
dalam pembelajaran PKn meningkat dengan kriteria sekurangkurangnya tinggi.
b. Menggunakan model TPS berbasis multimedia aktivitas siswa
dalam pembelajaran PKn meningkat dengan kriteria sekurangkurangnya tinggi.
c. 75% siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang mengalami
ketuntasan belajar, artinya siswa yang mencapai nilai KKM lebih
besar atau sama dengan 64 dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan model TPS berbasis multimedia.

40

F.

JADWAL PENELITIAN

No

Penelitian

Januari
1

Februari
4

Maret
4

Proposal
PTK

Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi

Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi

Siklus III
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi

Pelaporan

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Niken , dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah.
Jakarta: PT Prestasi Pustaka Karya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara
_______. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Aqib, Zaenal, dkk 2010 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Y Rama Widya
41

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media


Dimyati, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Ceria
KTSP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta : BP Cipta Jaya
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral
Pendidikan
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Sofyan, Amir Fatah.dkk. 2008. Digital Multimedia. Yogyakarta : CV Andi Offset
Supridjono, Agus. 2011 Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Thobroni, Muhammad dkk. 2011 Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme.
Jakarta : Prestasi Pustaka Plubisher
Wahyudin, Dinn. Dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka
Winataputra, udin S dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka
2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN
JUDUL :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning Tipe
Think Pair Share Berbasis Multimedia pada Siswa Kelas IVb SDN Ngaliyan 01
Semarang
No

Variable

Indikator

42

Sumber Data

Alat/
Instrumen

1.

Keterampilan
guru dalam
pembelajaran

1) Keterampilan membuka
pelajaran

b) Foto

2) Keterampilan

PKn

menggunakan media

Menggunakan

powerpoint.

Cooperative
Learning tipe
TPS

a) Guru

a) Lembar
observasi
b) Kamera

3) Keterampilan bertanya
(Think)
4) Keterampilan menjelaskan
5) Keterampilan mengelola
kelas(pair)
6) Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok
7) Keterampilan mengajar
kelompok kecil atau
perseorangan (Share)
8) Keterampilan mengadakan
variasi dalam
pembelajaran dengan
menggunakan tipe TPS
9) Keterampilan memberi
penguatan.
10) Keterampilan menutup

2.

Aktivitas
siswa dalam
pembelajaran
PKn
Menggunakan

pelajaran
1) Kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
2) Menyimak penjelasan
materi
3) Berfikir secara

Cooperative

individual (Think)

Learning tipe

4) Memperhatikan media

43

a) Guru
b) Foto

a) Lembar
observasi
b) Kamera

TPS

slide multimedia
Pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru
5) Bekerja dalam
kelompok (Pair)
6) Mempresentasikan hasil
diskusi (Share)
7) Mengemukakan
pendapat
8) Tanggung jawab
terhadap tugas yang
diberikan guru
9) Antusias dalam
mengikuti pembelajaran
dengan model TPS
10) Mengerjakan soal

3.

Hasil belajar

evaluasi
Nilai yang dicapai oleh siswa

siswa dalam

a) Siswa

a) Tes
tertulis

pembelajaran
PKn
menggunakan
Cooperative
Learning tipe
TPS

44

Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
Siklus :
Nama SD

: SDN Ngaliyan 01

Kelas

: IVB

Materi

: Kebudayaan Indonesia

Hari/ Tanggal

Pertemuan :

Petunjuk
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator yang ada dalam lembar pengamatan ini!
2. Dalam melakukan penilaian setiap indikator mengacu pada deskriptor.
3. Skala penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut :
Skala Penilaian

NO

Indikator

Penjelasan

Tidak ada deskriptor yang tampak

Satu deskriptor tampak

Dua deskriptor tampak

Tiga atau empat deskriptor tampak

Deskriptor
45

Skor

.
1

4
1. Mengkondisikan
kelas dengan baik
agar pembelajaran
berlangsung efektif
2. Melakukan
apersepei dengan
hal-hal yang
berkaitan dengan
materi yang akan
dibahas
3. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan
rencana kegiatan
yang akan
dilaksanakan
1. Slide yang
ditampilkan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
2. Slide yang
ditampilkan sesuai
dengan taraf
berfikir siswa
3. Slide yang
ditampilkan mampu
mendukung materi
yang diajarkan.
4. Slide yang

Keterampilan
Membuka
pelajaran

1. Tidak
mengkondisikan
kelas dengan
baik

1. Mengkondisikan
kelas dengan
baik agar
pembelajaran
berlangsung
efektif
2. Melakukan
apersepei
dengan hal-hal
yang berkaitan
dengan materi
yang akan
dibahas

1. Mengkondisikan
kelas dengan baik
agar pembelajaran
berlangsung
efektif
2. Melakukan
apersepei dengan
hal-hal yang
berkaitan dengan
materi yang akan
dibahas
3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran

2.

Keterampilan
menggunakan
multimedia
powerpoint

1. Slide yang
ditampilkan
tidak sesuai
dengan tujuan
pembelajaran

1. Slide yang
ditampilkan tidak
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
2. Slide yang
ditapilkan sesuai
dengan taraf
berfikir siswa

1. Slide yang
ditampilkan
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
2. Slide yang
ditampilkan esuai
dengan taraf
berfikir siswa
3. Slide yang
ditampilkan
mampu
mendukung setiap

46

isi bahan materi


yang diajarkan.

3.

Keterampilan
Bertanya
(Think)

Keterampilan
menjelaskan

1. Pertanyaan
yang diajukan
tidak jelas dan
tidak sesuai
dengan materi
yang diajarkan

1. Menggunakan
kalimat yang
jelas dan mudah
dimengerti
2. Memberikan
waktu yang
cukup bagi siswa
untuk berpikir
menjawab
pertanyaan

ditampilkan dapat
memperkaya
pengalaman belajar
siswa

1. Menggunakan
1. Menggunakan
kalimat yang jelas
kalimat yang
dan mudah
jelas dan mudah
dimengerti
dimengerti
2. Memberikan waktu 2. Memberikan waktu
yang cukup bagi
yang cukup bagi
siswa untuk
siswa untuk berpikir
berpikir menjawab
menjawab
pertanyaan
pertanyaan
3. Merespon dengan
3. Merespon dengan
ramah atas
ramah atas jawaban
jawaban siswa
siswa
4. Memusatkan
perhatian siswa
terhadap masalah
yang sedang dibahas
1. Guru tidak
1. Melibatkan siswa 1. Melibatkan siswa
1. Melibatkan siswa
melibatkan siswa
untuk
untuk
untuk
untuk
mengemukakan
mengemukakan ide
mengemukakan ide
mengemukakan
ide dan
dan pemecahan
dan pemecahan
ide dan
pemecahan
masalah
masalah
pemecahan
masalah
2. Meluruskan
2. Meluruskan persepsi
masalah
2. Meluruskan
persepsi siswa
siswa yang kurang
persepsi siswa
yang kurang tepat
tepat
yang kurang tepat 3. Memberikan
3. Memberikan contohcontoh-contoh
contoh mengenai
mengenai materi
materi yang sedang
47

yang sedang
dibahas

5.

Keterampilan
Mengelola
kelas (Pair)

1. Menciptakan
kondisi belajar
yang optimal
melalui
pembentukan
kelompok
belajar

1. Menciptakan
kondisi belajar
yang optimal
melalui
pembentukan
kelompok belajar
2. Memberikan
petunjuk yang
jelas tentang
pembelajaran
yang akan
dilaksanakan

1. Menciptakan
kondisi belajar
yang optimal
melalui
pembentukan
kelompok belajar
2. Memberikan
petunjuk yang jelas
tentang
pembelajaran yang
akan dilaksanakan
3. Ketepatan dalam
menggunakan
alokasi waktu yang
ditentukan

6.

Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok

1. Guru tidak
Memusatkan
perhatian siswa
pada tujuan dan
topik yang akan
dibahas dalam
diskusi

1. Memusatkan
perhatian siswa
pada tujuan dan
topik yang akan
dibahas dalam
diskusi
2. Mencegah
dominasi siswa

1. Memusatkan
perhatian siswa
pada tujuan dan
topik yang akan
dibahas dalam
diskusi
2. Mencegah
dominasi siswa
48

dibahas
4. Membimbing siswa
memahami konsep
materi yang sedang
dipelajari
1. Menciptakan kondisi
belajar yang optimal
melalui
pembentukan
kelompok belajar
2. Memberikan
petunjuk yang jelas
tentang pembelajaran
yang akan
dilaksanakan
3. Ketepatan dalam
menggunakan
alokasi waktu yang
ditentukan
4. Menegur siswa yang
berperilaku
menyimpang saat
pembelajaran
1. Memusatkan
perhatian siswa pada
tujuan dan topik
yang akan dibahas
dalam diskusi
2. Mencegah dominasi
siswa dalam diskusi
kelompok

7.

Keteramplan
1. Guru tidak
membantu
membimbing
siswa untuk
diskusi
maju.
kelompok kecil
dan perorangan
(Share)

8.

Keterampilan
mengadakan
variasi

1. Variasi
penggunaan
media yang
mendukung
pembelajaran

dalam diskusi
kelompok

dalam diskusi
kelompok
3. Meningkatkan
urun pendapat dari
siswa

1. Membantu siswa
untuk maju tanpa
merasa tertekan
2. Memberikan
penguatan pada
siswa

1. Membantu siswa
untuk maju tanpa
merasa tertekan
2. Memberikan
penguatan pada
siswa
3. Mengadakan
pendekatan secara
pribadi pada siswa
dengan sikap
bersahabat

3. Meningkatkan urun
pendapat dari siswa
4. Meminta siswa
membuat rangkuman
diskusi

1. Membantu siswa
untuk maju tanpa
merasa tertekan
2. Memberikan
penguatan pada
siswa
3. Mengadakan
pendekatan secara
pribadi pada siswa
dengan sikap
bersahabat
4. Membantu siswa
dalam menilai
pencapaiannya
sendiri
1. Variasi
1. Variasi penggunaan 1. Variasi penggunaan
penggunaan media
media yang
media yang
yang mendukung
mendukung
mendukung
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
2. Menciptakan
2. Menciptakan
2. Menciptakan suasana
suasana kelas yang
suasana kelas yang
kelas yang kondusif
kondusif (bersih,
kondusif (bersih,
(bersih, nyaman,
nyaman, tenang)
nyaman, tenang)
tenang)
3. KBM yang
3. KBM yang menarik,
menarik,
menantang dan
menantang dan
menyenangkan bagi
49

menyenangkan
bagi siswa

Keterampilan
Memberi
penguatan

1. Tidak pernah
memberi
penguatan.

1. Memberi
1. Memberi
penguatan verbal
penguatan verbal
2. Memberikan
2. Memberikan
penguatan dengan
penguatan dengan
memberikan
memberikan
hadiah yang
hadiah yang
relevan dan
relevan dan
rasional
rasional
3. Memberika
penguatan dengan
gerakan/ acungan
jempol

10

Keterampilan
menutup
pelajaran

1. Tidak pernah
meninijau
kembali dan
tidak
melakukan
refleksi

1. Meninjau
kembali dengan
mengadakan
refleksi
2. Membuat
kesimpulan

1. Meninjau kembali
dengan
mengadakan
refleksi
2. Membuat
kesimpulan
3. Memberikan soal
evaluasi tertulis

Jumlah skor

50

siswa
4. Variasi interaksi guru
dengan siswa
1. Memberi penguatan
verbal
2. Memberikan
penguatan dengan
memberikan hadiah
yang relevan dan
rasional
3. Memberika
penguatan dengan
gerakan/ acungan
jempol
4. Memberikan
penguatan dengan
sentuhan
1. Meninjau kembali
dengan mengadakan
refleksi
2. Membuat
kesimpulan
3. Memberikan soal
evaluasi tertulis
4. Memberikan tindak
lanjut

Jumlah skor =.........................., kategori: ....................................


Kriteria Penilaian :
Keterangan Penilaian:
R = skor terendah = 10
T = skor tertinggi = 40
n = banyaknya skor = 31

Q3 = kuartil ketiga

Q2 = median
Letak Q1 =
=
=

1
4

(n+1)

1
4

( 31 + 1 )

1
x 32
4

Letak Q3 =

1
4

(3n + 1 )

1
4

(93 + 1)

1
4

x 94

1
( 63+2 )
4

= 23,5

=8

Jadi Q3 adalah 23,5 + 10 = 33,5

Jadi Q1 adalah 8 + 10 = 18
Letak Q2 =

2
4

( n+1 )

2
4

( 31+1 )

2
4

x 32

Q4= kuartil keempat = T = 40

= 16
Jadi letak Q2 adalah 16 + 10 = 26
51

Skor

Kriteria

Keterangan

33,5 skor 40

Sangat Baik

Tuntas

26 skor < 33,5

Baik

Tuntas

18 skor < 26

Cukup

Tidak tuntas

10 skor < 18

Kurang

Tidak tuntas

Semarang, .....................................
Observer

.............................................
(
NIP

52

Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Siklus :
Nama

Kelas

: IVB

Pertemuan :

Petunjuk
4. Bacalah dengan cermat setiap indikator yang ada dalam lembar pengamatan ini!
5. Dalam melakukan penilaian setiap indikator mengacu pada deskriptor.
6. Skala penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut :
Skala Penilaian

Penjelasan

Tidak ada deskriptor yang tampak

Satu deskriptor tampak

Dua deskriptor tampak

Tiga atau empat deskriptor tampak

53

NO
.
1.

2.

Deskriptor
Indikator

Kesiapan siswa 1. Tidak datang


tepat waktu.

Menyimak
penjelasan
materi

Skor
3

1. Siswa datang tepat 1. Siswa datang tepat


waktu
waktu
2. Siswa menyiapkan 2. Siswa menyiapkan
alat dan bahan yang
alat dan bahan yang
diperlukan dalam
diperlukan dalam
pembelajaran
pembelajaran
3. Siswa
memperhatikan
petunjuk guru
sebelum
pembelajaran
dimulai

1. Siswa
2.Memperhatikan
tidak
penjelasan materi
memperha 3.Mencatat penjelasan
materi
tikan

4
1. Siswa datang tepat
waktu
2. Siswa menyiapkan
alat dan bahan yang
diperlukan dalam
pembelajaran
3. Siswa memperhatikan
petunjuk guru
sebelum pembelajaran
dimulai
4. Siswa duduk dengan
tertib dan rapi
sebelum pembelajaran
dimulai

1.Memperhatikan
1.Memperhatikan
penjelasan materi
penjelasan materi
2.Mencatat penjelasan 2.Mencatat penjelasan
materi
materi
3.Mengajukan pendapat 3.Mengajukan pendapat
atau menjawab
atau menjawab
pertanyaan guru
pertanyaan guru
4.Menanyakan hal-hal
yang belum jelas.

54

3.

4.

Berfikir secara 1.Siswa tidak


1.Siswa memikirkan
1.Siswa memikirkan
individual
memikirkan
sendiri pertanyan
sendiri pertanyan
(Think)
pertanyaan guru
dari guru
dari guru
2.Siswa menuliskan
2.Siswa menuliskan
hasil pemikiran
hasil pemikiran
terkait permasalahan
terkait permasalahan
yang dilontarkan
yang dilontarkan
oleh guru
oleh guru
4.Siswa memanfaatkan 3.Siswa memanfaatkan
waktu
waktu dengan baik

1.Siswa memikirkan
sendiri pertanyan dari
guru
2.Siswa menuliskan hasil
pemikiran terkait
permasalahan yang
dilontarkan oleh guru
3.Siswa memanfaatkan
waktu dengan baik
4.Siswa menggunakan
buku pelajaran untuk
menunjang
pemikiranya
Memperhatika 1.Siswa tidak
1.Siswa memperhatikan 1.Siswa memperhatikan 1.Siswa memperhatikan
n media slide
memperhatikan
Slide multimedia
Slide multimedia
Slide multimedia yang
multimedia
slide multimedia
yang ditampilkan
yang ditampilkan
ditampilkan oleh guru
Pembelajaran
yang
oleh guru dengan
oleh guru dengan
dengan baik
yang
ditampilkan oleh
baik
baik
2.Siswa antusias dalam
ditampilkan
guru.
2.Siswa antusias dalam 2.Siswa antusias dalam
memperhatikan setiap
oleh guru
memperhatikan
memperhatikan
slide yang ditampilkan
setiap slide yang
setiap slide yang
oleh guru
ditampilkan oleh
ditampilkan oleh
3.Siswa mampu
guru
guru
menyimpulkan materi
3.Siswa mampu
dari slide yang
menyimpulkan
ditampilkan oleh guru
materi dari slide
dengan baik
yang ditampilkan
4.Siswa mendengarkan
oleh guru dengan
informasi yang
baik
disampaikan oleh guru
55

terkait slide yang akan


ditampilkan dengan
baik

5.

Bekerja dalam 1.Siswa bermain


kelompok
sendiri.
(Pair)

1.Ikut mengkaji
1.Ikut mengkaji
1.Ikut mengkaji
permasalahan yang
permasalahan yang
permasalahan yang
diutarakan oleh guru
diutarakan oleh guru
diutarakan oleh guru
bersama kelompok
bersama kelompok
bersama kelompok
2.Aktif memberikan
2.Aktif memberikan
2.Aktif memberikan urun
urun pendapat
urun pendapat
pendapat
3.Membantu kelompok 3.Membantu kelompok
untuk menyelesaikan
untuk menyelesaikan
masalah
masalah
4.Menulis kesimpulan dari
hasil diskusi kelompok
Mempresentasi 1.Siswa
1.Siswa menyampaikan 1.Siswa menyampaikan 1.Siswa menyampaikan
kan hasil
tidakmenyampai
hasil diskusi
hasil diskusi
hasil diskusi mengenai
diskusi (Share)
kan hasil
mengenai
mengenai
permasalahan yang
diskusi.
permasalahan yang
permasalahan yang
telah diberikan oleh
telah diberikan oleh
telah diberikan oleh
guru di depan kelas
guru di depan kelas
guru di depan kelas 2.Siswa menyimpulkan
2.Siswa menyimpulkan 2.Siswa menyimpulkan
hasil diskusi dengan
hasil diskusi dengan
hasil diskusi dengan
kalimat yang mudah
kalimat yang mudah
kalimat yang mudah
dipahami
dipahami
dipahami
3.Siswa menerima dengan
3.Siswa menerima
baik tanggapan dari
dengan baik
pasangan lain yang
tanggapan dari
berbeda pendapat
56

pasangan lain yang


berbeda pendapat

4.Siswa merespons dari


setiap tanggapan yang
muncul

Mengemukaka 1.Siswa hanya diam 1.Bertanya pada guru


1.Bertanya pada guru
1.Bertanya pada guru
n pendapat
saja
ketika belum paham
ketika belum paham
ketika belum paham
2.Menjawab pertanyaan 2.Menjawab pertanyaan 2.Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
yang diajukan guru
yang diajukan guru
3.Mau menerima
3.Mau menerima pendapat
pendapat teman dan
teman dan
mendiskusikannya
mendiskusikannya
4.Menanggapi hasil kerja
kelompok yang lain
Tanggung
1.Siswa tidak
1.Menyelesaikan tugas 1.Menyelesaikan tugas 1.Menyelesaikan tugas
jawab terhadap
menyelesaikan
tanpa melebihi waktu
tanpa melebihi waktu
tanpa melebihi waktu
tugas yang
tugas.
yang disediakan
yang disediakan
yang disediakan
2.Mengerjakan tugas
2.Mengerjakan tugas
2.Mengerjakan tugas
diberikan guru
sesuai dengan
sesuai dengan
sesuai dengan petunjuk
petunjuk dari guru
petunjuk dari guru
dari guru
3.Mengerjakan tugas
3.Mengerjakan tugas
dengan tenang dan
dengan tenang dan
tidak bergurau
tidak bergurau
4.Mempersentasikan hasil
diskusi sesuai
kesepakatan kelompok

57

Antusias dalam 1.Siswa terlihat


mengikuti
pasif.
pembelajaran
dengan model
TPS

10

Mengerjakan
soal evaluasi

1.Siswa tidak
mengerjakan
soal evaluasi.

1.Menunjukkan minat 1.Menunjukkan minat 1.Menunjukkan minat


terhadap materi yang
terhadap materi yang
terhadap materi yang
diajarkan
diajarkan
diajarkan
2.Menunjukkan minat 2.Menunjukkan minat 2.Menunjukkan minat
terhadap media yang
terhadap media yang
terhadap media yang
digunakan
digunakan
digunakan
3.Menunjukkan
3.Menunjukkan
kegembiraan
kegembiraan
4.Menunjukkan semangat
untuk memecahkan
masalah
1.Siswa mengerjakan
1.Siswa mengerjakan
1.Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi dengan
soal evaluasi dengan
evaluasi dengan
mandiri
mandiri
mandiri
2.Siswa mengerjakan
2.Siswa mengerjakan
2.Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi sesuai
soal evaluasi sesuai
evaluasi sesuai dengan
dengan uraian
dengan uraian
uraian petunjuk dari
petunjuk dari guru
petunjuk dari guru
guru
3.Siswa mengerjakan
3.Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi dengan
evaluasi dengan waktu
waktu yang telah
yang telah ditentukan
ditentukan oleh guru
oleh guru
4.Siswa dengan tertib dan
tenang dalam
mengerjakan soal
evaluasi

Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................

58

Kriteria Penilaian :

2
4

( 31+1 )

2
4

x 32

Keterangan Penilaian:
R = skor terendah = 10
T = skor tertinggi = 40

= 16

n = banyaknya skor = 31

Jadi letak Q2 adalah 16 + 10 = 26

Q2 = median
Letak Q1 =

1
4

1
4

1
x 32
4

(n+1)
( 31 + 1 )

=8
Jadi Q1 adalah 8 + 10 = 18

Letak Q2 =

1
4

(3n + 1 )

1
4

(93 + 1)

1
4

x 94

1
( 63+2 )
4

= 23,5

Q3 = kuartil ketiga
2
4

Letak Q3 =

Jadi Q3 adalah 23,5 + 10 = 33,5

( n+1 )

Q4= kuartil keempat = T = 40

59

Skor

Kriteria

Keterangan

33,5 skor 40

Sangat Baik

Tuntas

26 skor < 33,5

Baik

Tuntas

18 skor < 26

Cukup

Tidak tuntas

10 skor < 18

Kurang

Tidak tuntas

Semarang,...................................

Observer

.............................................
(
NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

I.

Satuan Pendidikan

SDN Ngaliyan 01 Semarang

Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester

IV-B / 2

Hari, tanggal

Alokasi Waktu

2 x 35 Menit (1 Pertemuan)

Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya

II.

Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional.

III.

Indikator
1. Menyebutkan 5 contoh kebudayaan Indonesia
2. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya
3. Mengklasifikasikan kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya

IV.

Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menyimak media powerpoint tentang budaya Indonesia,
siswa dapat menyebutkan contoh budaya Indonesia.
2. Melalui

kegiatan

tanya

jawab

secara

berpasangan,

siswa

mampu

siswa

mampu

mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya


3. Melalui

kegiatan

tanya

jawab

secara

berpasangan,

Mengklasifikasikan kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya.


V.

Materi
Kebudayaan Indonesia

VI.

Nilai Karakter

Keberanian
Bertanggung jawab
Demokratis
Menghargai
VII.

Model Pembelajaran
Think-Pair-Share

VIII.

Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab

IX.

Kegiatan Pembelajaran
Karakter

No.

Kegiatan

Waktu

yang
diinginkan

A.

Model
Metode

Pendahuluan
1.Berdoa sebelum pelajaran
dimulai.
2.Presensi
3. Menyampaikan tujuan sesuai

10 menit

indikator yang akan dicapai.

Tanya Jawab
Keberaninan

4.Siswa diajak menyanyikan


lagu daerah jawa tengah
B.

5.Guru memberikan motivasi


Kegiatan Inti

Eksplorasi
Langkah 1:
Guru menyampaikan garis

15 Menit

besar materi
1. Guru menyampaikan
permasalahan
Bangsa Indonesia kaya
berbagai macam kebudayaan ,

Informatif
Tanya Jawab

sekarang siapa yang tahu


kebudayaan Indonesia itu apa
saja?
2. Guru memberi
kesempatan kepada siswa

Tanggung

untuk menyelesaikan

jawab

masalah tersebut.
3. Guru membagikan
lembar pengamatan
masing-masing siswa
4. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
cara pengisian lembar
pengamatan
5. Guru menayangkan slide
powerpoint yang berisi
tentang jenis-jenis
kebudayaan Indonesia
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara

Model Think-

individual (Think)

Pair-Share

1. Siswa berfikir sendiri


mengisi lembar
pengamatan dengan

10 Menit

menyimak slide yang


ditampilkan oleh guru
2. Guru memberikan
kesempatan pada siswa
untuk memikirkan
jawaban dan siswa
menuliskan hasil
pemikiraannya pada
lembar pengamatan.

Tanggung
jawab

Elaborasi
Langkah 3: Siswa berfikir
secara berpasangan (Pair)

15 menit
Tanggung

1. Guru kembali

Jawab

menayangkan slide
tentang kebudayaan
Indonesia kemudian
memberikan waktu pada
siswa untuk berdiskusi
dan melakukan tanya
jawab dengan
pasangannya mengenai
hasil pengamatan slide
yang ditayangkan oleh
guru.
2. Guru memberikan
bimbingan dan bantuan
seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke
seluruh kelas (Share)

10 menit
Keberanian

1. Siswa mempresentasikan
jawaban di depan kelas.
2. Kelompok lain diberikan

Demokrasi

kesempatan untuk
bertanya atau
memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab
benar diberikan
penghargaan oleh guru
dan siswa yang belum

Menghargai

benar diberikan
motivasi.

Konfirmasi

10 menit

1. Siswa diberikan
kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
2. Siswa dengan dibimbing
guru melakukan refleksi
mengenai kegiatan
pembelajaran yang telah
C.

dilakukan.
Penutup

10 Menit

a. Siswa mengerjakan soal


evaluasi

Tanggung

Informatif

Jawab

Tanya Jawab

b. Siswa dengan dibimbing


guru, menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
X.

Media dan Sumber Belajar


a. Media
a. Slide powerpoint
b. Laptop
c. LCD Proyektor
b. Sumber
a) Standar Isi
b) Bestari, Prayoga, dan Ati Sumiati. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan :
Menjadi Warga Negara yang Baik untuk SD/MI kelas IV. Bandung : P.T Bumi
Mekar
c) Dewi, Ressi Kartika, dkk. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI
kelas IV Jakarta : Departmen Pendidikan Nasional
d) Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Inovatif

Berorientasi

e) Internet
XI.

Penilaian
a. Prosedur tes
-

Tes awal

: ada

Tes dalam proses

: ada

Tes hasil / tes akhir

: ada

b. Jenis tes
-

Tes tertulis

Tes performance

c. Bentuk tes
Pilihan ganda

Semarang, . Maret 2012


Guru Kelas IVB (Observer)

Guru kelas (Peneliti)

Titik Marhiarti

Eko Sulistyo

NIP. 196112141982012006

NIM. 1402408074
Mengetahui

Kepala SD N Ngaliyan 01

H. Munjirin, S. Pd
NIP 19521116197912100
Lembar Diskusi Siswa
Kelompokkan penyataan-pernyataan di bawah ini termasuk dalam rumah adat, lagu daerah,
tari daerah, atau upacara adat! Kemudian tuliskan dalam tabel dibawah ini

Saman

Gadang

Ngaben

Limas

Ampar-ampar pisang

Kipas

Kesodo

Joglo

Apuse

Tongkonan

Panjang

Remo

Srimpi

Injit-injit semut

Jaipong

Kecak

Piring

Soleram

Butet

Ina Ni Keke

Panggung

Kebaya

Songket

Bodo

Gapura Candi Bentar

Tapis

Suwe Ora Jamu

Ulos

Tabuik

Beskap

Rumah Adat

Pakaian Adat

Gadang

Kebaya

Limas

Batik

Joglo

Tari Daerah

Upacara Adat

Cakalele

Ngaben

Apuse

Kipas

Kesodo

Bodo

Injit-injitSemut

Remo

Tabuik

Tongkonan

Kurung

Soleram

Srimpi

Banjar

Beskap

Butet

Jaipong

O ina ni Keke

Kecak

Suwe ora Jamu

Piring

Lagu Daerah

Tari Daerah

Panggung
Gapura Candi
Bentar

Lagu Daerah
Ampar-Ampar
pisang

Kunci Jawaban
Rumah Adat

Pakaian Adat

Upacara Adat

Gadang

Kebaya

Limas

Songket

Joglo

Ampar-Ampar

Saman

Ngaben

Apuse

Kipas

Kesodo

Bodo

Injit-injitSemut

Remo

Tabuik

Tongkonan

Tapis

Soleram

Srimpi

Panjang

Beskap

Butet

Jaipong

Panggung

Ulos

O ina ni Keke

Kecak

Suwe ora Jamu

Piring

Gapura Candi
Bentar

pisang

Format penskoran
Nilai = Jumlah jawaban benar x 100%
Skor maksimal

Nama
Kelas
No. Absen
Pilihlah jawaban yang paling benar!

:
:
:

1. Yang termasuk keragaman budaya di Indonesia adalah di bawah ini, kecuali . . .


a. mata uang
b. bahasa daerah

c. rumah adat
d. senjata khas

2. Tarian reog ponorogo berasal dari provinsi . . .


a. maluku
b. palembang

c. jawa timur
d. jawa tengah

3. Lagu daerah dari papua adalah . . .


a. soleram
b. indung-indung

c. ayo mama
d. Apuse

4. Tari daerah yang berasal dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam adalah ...
a. Serampang dua belas
b. rencong

c. Srimpi
d. Saman

5. Dari Provinsi manakah tari Barong berasal ?


a. jambi
b. bali

c. papua
d. sulawesi utara

6. Bubuy bulan merupakan salah satu di Indionesia


a. taraian adat
c. lagu daerah
b. Pakaian adat
d. lagu kebangsaan
7. Rumah asli penduduk atau masyarakat suatu daerah disebut . . .
a. rumah tinggal
b. rumah gubuk

c. rumah adat
d. rumah nasional

8. Rumah panggung berasal dari provinsi . . .


a. DKI Jakarta
b. sulawesi Utara

c. yogyakarta
d. lampung

9. Apakah nama rumah adat dari provinsi Sulawesi selatan ?


a. Tongkonan
b. Honai

c. Limas
d. Joglo

10. Bagaimanakah mewujudkan sikap meghormati budaya daerah lain . . .


a. bersikap positif terhadap budaya lain
b. menonjolkan budaya daerah sendiri
c. hanya menikmati budaya daerah sendiri
d. bersikap negatif terhadap budaya lain
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan daerah?
2. Sebutkan 5 umah adat yang ada di Indonesia!
3. Sebutkan 5 tarian adat yang ada di Indonesia?
4. Bagaimanakah cara kita menjaga kebudayaan yang ada di Indonesia?
5. Apa yang dapat kalian lakukan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan
Indonesia?

Kunci Jawaban plihan ganda

1.
2.
3.
4.
5.
11.

A
C
D
D
B

6. C
7. C
8. B
9. A
10. A

12. Bahan Ajar


13. Kebudayaan Indonesia
14.
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam. Negara Indonesia
memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan subur. Indonesia juga merupakan negara
majemuk yang memiliki beragam corak, baik agama, suku bangsa, seni,budaya,
maupun adat istiadat.Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai kebudayaan sendiri
yang berbeda dengan suku bangsa lain.
15.
Mari, kita lihat betapa kaya negeri Indonesia. Banyak negara lain yang
tertarik dengan keunikan budayanya. Tidak jarang mereka mengundang kesenian yang
ada di Indonesia lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat. Hal tersebut
merupakan bentuk kebanggaan sekaligus tanggung jawab semua orang untuk tetap
melestarikan kesenian dan kebudayaan
16. daerah masing-masing. Hal tersebut dilakukan agar kebudayaan tetap lestari.
17.
Kamu mungkin pernah melihat kesenian Indonesia ditampilkan di
negara lain? Atau, kamu juga pernah melihat kesenian dari kebudayaan negara lain
yang ditampilkan di Indonesia? Ini merupakan kerja sama yang dilakukan kedua
negara untuk saling mengenalkan budaya masing-masing. Keuntungan yang diperoleh
dari kerja sama tersebut banyak sekali. Adapun keuntungan yang diperoleh bagi
negara Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain.
2. Mempererat hubungan dengan negara lain.
3. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi.
18. Keuntungan tersebut dirasakan juga oleh negara lain yang mengadakan hubungan
kerja sama kebudayaan dengan negara Indonesia. Kesenian Indonesia di dunia
inter nasional dapat dijumpai dalam berbagai bentuk. Ragam budaya bangsa
Indonesia yang telah dikenal oleh masyarakat luar negeri, antara lain sebagai
berikut.
1. Tarian daerah, seperti tari kecak dari Bali, tari jaipong dari Jawa Barat telah dikenal oleh
masyarakat dunia.
2. Musik gamelan dari Bali, Jawa, dan Sunda telah dikenal di luar negeri bahkan dipelajari
oleh masyarakat luar negeri di negaranya masing-masing.
3. Musik angklung yang dimainkan di luar negeri sebagai salah satu kesenian dari bangsa
Indonesia bahkan menjadi barang kesenian yang diekspor ke luar negeri.
4. Batik sebagai hasil karya kerajinan tangan bangsa Indonesia banyak digemari pasar
dunia.
5. Benda-benda pahat, seperti patung dari Bali dan Suku Asmat menjadi barang yang
diminati turis asing sebagai cinderamata.

19.

Kesenian dan benda-benda hasil budaya tersebut memiliki nilai seni tinggi.

Oleh karenanya, banyak dicari para wisatawan domestik maupun mancanegara.


20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
51. SIKLUS II
52.
Satuan Pendidikan
:
SDN Ngaliyan 01 Semarang
53.
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
54.
Kelas/Semester
:
IV-B / 2
55.
Hari, tanggal
:
56.
Alokasi Waktu
:
2 x 35 Menit (1 Pertemuan)
57.
I.
II.

III.

Standar Kompetensi
58. 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisai di lingkungannya
59.
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional.
60.
Indikator

1. Menyebutkan 5 contoh kebudayaan Indonesia beserta daerah asalnya.


2. Mengidentifikasi kebudayaan daerah di Indonesia bedasarkan daerah asalnya.
3. Mengklasifikasikan kebudayaan daerah Indonesia bedasarkan daerah asalnya.
4.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menyimak media powerpoint tentang budaya Indonesia, siswa

IV.

dapat Menyebutkan 5 contoh kebudayaan Indonesia beserta daerah asalnya.


2. Melalui kegiatan menyimak media powerpoint tentang budaya Indonesia, siswa
mampu Mengidentifikasi kebudayaan daerah di Indonesia bedasarkan daerah
asalnya.
3. Melalui kegiatan menyimak media powerpoint tentang budaya Indonesia, siswa
mampu mengkalsifikasikan kebudayaan daerah Indonesia bedasarkan daerah
asalnya.
61.
Materi

V.

62.

Jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai

daerah dan suku bangsa di Indonesia.


63.
VI.

Nilai Karakter
64. Keberanian
65. Bertanggung jawab
66. Demokratis
67. Menghargai
68.
Model Pembelajaran
69. Think Pair Share
70.
Metode Pembelajaran
71. Ceramah
72. Tanya Jawab
73. Diskusi

VII.
VIII.

74.
IX.

Kegiatan Pembelajaran
75.
No

76. Kegiatan

77. Wak
tu

78. Ka

79. M

ra

od

kte

el

Me

ya

tod

ng

dii
ngi

nk
B.

80. Pendahuluan
1.Berdoa sebelum

81.

pelajaran dimulai.
82.
2.presensi
83.
3.Menuliskan judul
materi di papan tulis dan

86.
87.
88.
89.
90. 5
meni

97. Ta
ny

ber

menyampaikan tujuan sesuai

an
91.
92.
93.
94.
95.
96. Ke

ani

indikator yang akan dicapai.


84.
4.Siswa diajak

na

Ja
wa

menyanyikan lagu daerah

jawa tengah.
85.
5.Guru memberikan
98.
B.

motivasi
99. Kegiatan Inti
Eksplorasi
100.
Langkah 1:
101.
Guru
menyampaikan garis besar
materi
1. Guru menyampaikan
permasalahan

102.

Bangsa Indonesia kaya

berbagai macam kebudayaan


daerah sehingga dapat
digunakan untuk mewakili
tingkat internasional, sekarang
cooba jelaskan apa yang
dimaksud dengan kebudayaan
daerah?
2. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
3. Guru membagikan
lembar pengamatan

109.
110.
111.
112.

1
0

187.

268.

188.

269.

189.

270.

190.

271.

191.

272.

192.

273.

193.

274.

Meni
t
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.

Inform
194.

atif
275.

195.

Tanya
Ja

196.

wa
1
0

Meni
t

197.

Tangg
un
g

276.
277.

masing-masing siswa
4. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
cara pengisian lembar
pengamatan
5. Guru menayangkan slide
powerpoint yang berisi
tentang jenis-jenis
kebudayaan indoesia
yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan
internasional.
103.
Langkah 2 :
104.
Siswa berfikir
secara individual (Think)
1. Siswa berfikir sendiri

131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.

mengisi lembar

280.
199.
281.
200.
282.
201.
283.
202.
284.
203.
285.
204.
1
5
t

jawaban dan siswa


menuliskan hasil
pemikiraannya pada
lembar pengamatan.
Elaborasi
105.

Langkah 3:

Siswa berfikir secara


berpasangan (Pair)
1. Guru kembali
menayangkan slide
tentang kebudayaan
Indonesia kemudian
memberikan waktu pada

152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.

286.
205.

menyimak slide yang

untuk memikirkan

287.
206.
288.
207.
289.
208.
290.
209.
291.
210.
292.
211.
293.
212.
294.
213.

1
0

295.
214.
296.

meni
t
170.
171.

279.

198.

meni

kesempatan pada siswa

278.

wa

pengamatan dengan
ditampilkan oleh guru
2. Guru memberikan

ja

215.

Model
Th

216.

ink

siswa untuk berdiskusi


dan melakukan tanya
jawab dengan
pasangannya mengenai
hasil pengamatan slide
yang ditayangkan oleh
guru.
2. Guru memberikan
bimbingan dan bantuan
seperlunya.
106.
107.
108.

Langkah 4:
Siswa berbagi

jawaban ke seluruh kelas

172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.

Pa
217.

ir

Tangg
un
g

Sh
are
297.

ja
wa
b
218.
1
0

219.
220.

298.
299.
300.
301.

meni
t

221.

302.

(Share)
1. Siswa

222.

mempresentasikan
jawaban di depan kelas.
2. Kelompok lain diberikan
kesempatan untuk
bertanya atau

223.
224.
225.

303.
304.
305.
306.

memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab
benar diberikan

226.
227.

penghargaan oleh guru


dan siswa yang belum
benar diberikan

motivasi.
Konfirmasi
1. Siswa diberikan
kesempatan untuk

228.
229.
230.
231.

bertanya hal-hal yang


masih kurang dipahami.
2. Siswa dengan dibimbing

232.

guru melakukan refleksi

233.

307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.

mengenai kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.

315.
234.
316.
235.
317.
236.
318.
237.
319.
238.
320.
239.
321.
240.
322.
241.
323.
242.
324.
243.
325.
244.
Tangg
un
g
Ja
wa
b
245.
246.
247.
248.
249.
250.

251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
Kebera
nia
n
259.
260.
261.
Demo
kra
si
262.
263.
264.
265.
266.
267.
Mengh

arg
ai

326.
C.

327.

Penutup

328.

329.

331.

330.

332.

Tangg

Inform

guru, menyimpulkan

un

kegiatan pembelajaran

atif
333.

yang telah dilaksanakan

Ja

a. Siswa mengerjakan soal

evaluasi
b. Siswa dengan dibimbing

Meni
t

wa
b

Tanya
Ja
wa
b

334.
335.
336.
X.

Media dan Sumber Belajar


a. Media
1. Slide powerpoint
2. Speaker
3. Laptop
4. LCD Proyektor
b. Sumber
1. Standar Isi
2. Bestari, Prayoga, dan Ati Sumiati. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan :
Menjadi Warga Negara yang Baik untuk SD/MI kelas IV. Bandung : P.T Bumi
Mekar
3. Dewi, Ressi Kartika, dkk. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan4 untuk SD/MI
kelas IV Jakarta : Departmen Pendidikan Nasional
4. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran

Inovatif

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


XI.

Penilaian
a. Jenis tes
- Tes tertulis
- Tes performance
b. Bentuk tes
337.
isian dan uraian.
338.
339.

Semarang,

2012

Berorientasi

340.

Guru Kelas IVB (Observer)


Guru kelas (Peneliti)

341.
342.
343.
344.

Titik Marhiarti

Eko Sulistyo
NIP. 19611214 1982012 006

NIM. 1402408074
346.
348.
349.
351.

345. Mengetahui
Kepala SD N Ngaliyan 01
347.
H. Munjirin, S. Pd
NIP 19521116 197912 1 002

350.
Bahan Ajar
352. Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang beraneka

ragam. Bahkan semua ini menjadi ciri khas negara kita dimata dunia. Mulai dari
Sabang sampai ke Merauke, kita bisa menemukan banyak kebudayaan daerah. Mulai
dari bahasa, rumah adat, lagu daerah, dan lain-lain,contoh kebudayaan tersebut
diantaranya adalah :
353.

Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera baratAceh

Sumatera Barat : Rumah Gadang


Sumatera Selatan : Rumah Limas
Jawa : Joglo
Papua : Honai
Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa

(Makassar Gowa)
Sulawesi Tenggara: Istana buton
Sulawesi Utara: Rumah Panggung
Kalimantan Barat: Rumah Betang
Nusa Tenggara Timur: Lopo
354.

Tarian

Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog.


Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet.
Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji
Aceh: Saman, Seudati.
Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
Betawi: Yapong
Sunda: Jaipong, Reog, Tari Topeng
Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Padoa, Rokatenda, Caci

Batak Toba & Suku Simalungun: Tortor


Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis
Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan ,

Tari Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung .


Riau : ( Persembahan, Zapin, Rentak bulian, Serampang dua Belas )
lampung : ( bedana, sembah, tayuhan, sigegh, labu kayu )
355.
356.

Lagu

Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung.


Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama
Melayu : Soleram, Tanjung Katung
Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai

Garinggiang
Aceh : Bungong Jeumpa
Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)
Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro
Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha Nusa Tenggara

Timur
Angin Mamiri (Sulawesi Selatan)
Anju Ahu (Sumatera Utara)
Apuse (Papua)
Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)
Barek Solok (Sumatera Barat)
Batanghari (Jambi)
Bubuy Bulan (Jawa Barat)
Buka Pintu (Maluku)
Bungo Bangso (Sumatera Utara)
Bungong Jeumpa (Aceh)
Burung Tantina (Maluku)
Butet (Sumatera Utara)
Cik-Cik Periuk (Kalimantan Barat)
Cikala Le Pongpong (Sumatera Utara)
Cing Cangkeling (Jawa Barat)
Cuk Mak Ilang (Sumatera Selatan)
Dago Inang Sarge (Sumatera Utara)
Dayung Palinggam (Sumatera Barat)
Dayung Sampan (Banten)
Dek Sangke (Sumatera Selatan)
Desaku (Nusa Tenggara Timur)
Esa Mokan (Sulawesi Utara)
Es Lilin (Jawa Barat)

Gambang Suling (Jawa Tengah)


Gek Kepriye (Jawa Tengah)
Goro-Gorone (Maluku)
Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)
Gundul Pacul (Jawa Tengah)
Helele U Ala De Teang (Nusa Tenggara Barat)
Huhatee (Maluku)
Ilir-Ilir (Jawa Tengah)
Indung-Indung (Kalimantan Timur)
Injit-Injit Semut (Jambi)
Jali-Jali (Jakarta)
Jamuran (Jawa Tengah)
Kabile-Bile (Sumatera Selatan)
Kalayar (Kalimantan Tengah)
Kambanglah Bungo (Sumatera Barat)
Kampuang Nan Jauh Di Mato (Sumatera Barat)
Ka Parak Tingga (Sumatera Barat)
Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)
Keraban Sape (Jawa Timur)
Keroncong Kemayoran (Jakarta)
Kicir-Kicir (Jakarta)
Kole-Kole (Maluku)
Lalan Belek (Bengkulu)
Lembah Alas (Aceh)
Lisoi (Sumatera Utara)
Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)
Malam Baiko (Sumatera Barat)
Mande-Mande (Maluku)
Manuk Dadali (Jawa Barat)
Ma Rencong (Sulawesi Selatan)
Mejangeran (Bali)
Mariam Tomong (Sumatera Utara)
Moree (Nusa Tenggara Barat)
Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)
O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
Ole Sioh (Maluku)
Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)
O Ulate (Maluku)
Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)
Pakarena (Sulawesi Selatan)
Panon Hideung (Jawa Barat)
Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)
Peuyeum Bandung (Jawa Barat)

Pileuleuyan (Jawa Barat)


Pinang Muda (Jambi)
Piso Surit (Aceh)
Pitik Tukung (Yogyakarta)
Flobamora, Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)
Rambadia (Sumatera Utara)
Rang Talu (Sumatera Barat)
Rasa Sayang-Sayange (Maluku)
Ratu Anom (Bali)
Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)
Sarinande (Maluku)
Selendang Mayang (Jambi)
Sengko-Sengko (Sumatera Utara)
Siboga Tacinto (Sumatera Utara)
Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
Sing Sing So (Sumatera Utara)
Sinom (Yogyakarta)
Si Patokaan (Sulawesi Utara)
Sitara Tillo (Sulawesi Utara)
Soleram (Riau)
Surilang (Jakarta)
Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)
Tanduk Majeng (Jawa Timur)
Tanase (Maluku)
Tapian Nauli (Sumatera Utara)
357.
Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)
Te Kate Dipanah (Yogyakarta)
Tokecang (Jawa Barat)
Tope Gugu (Sulawesi Tengah)
Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)
Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)
Terang Bulan (Jakarta)
Yamko Rambe Yamko (Papua)
Bapak Pucung (Jawa Tengah)
Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)
bulu londong, malluya, io-io, mapararuk (Sulawesi Barat)
358.

Musik

Jakarta: Keroncong Tugu.


Melayu : Hadrah, Makyong, Rongge
Makassar : Gandrang Bulo, Sinrilik
Pesisir Sibolga/Tapteng : Sikambang

359.

Jawa: Gamelan.
Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.
Gendang Bali
Gendang Karo
Gendang Melayu
Gandang Tabuik
Sasando
Talempong
Tifa
Saluang
Rebana
Bende
Kenong
Keroncong
Serunai
Jidor
Suling Lembang
Suling Sunda
Dermenan
Saron
Kecapi
Bonang
Kendang Jawa
Angklung
Calung
Kulintang
Gong Kemada
Gong Lambus
Rebab
Tanggetong
Gondang Batak
Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya
360.

Gambar

Jawa: Wayang.
Tortor: Batak
361.

Alat musik

Patung

Jawa: Patung Buto, patung Budha.


Bali: Garuda.
Irian Jaya: Asmat.

362.

Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
sumatera selatan : Songket
Lampung : Tapis
Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
Bugis MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju Labu
363.

Suara

Jawa: Sinden.
Sumatra: Tukang cerita.
Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)
364.

Pakaian

Sastra/tulisan

Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.


Bali: karya tulis di atas Lontar.
Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
Timor Ai Babelen, Ai Kanoik
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389. Lembar Diskusi Siswa

390.

Jodohkan pernyataan dibawah ini

391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.

1. Tari saman
2. Tari kecak
3. Tapis
4. Apuse
5. Songket
6. Joglo
7. Honai
8. Rumah Gadang
9. Jaipong
10. Jali-jali

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Jakarta
Sumatera Selatan
Papua
Aceh
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
Papua
Sumatera Barat
Bali

Kunci jawaban

1. D
2. J
3. E
4. C
5. B
6. G
7. H
8. I
9. F
10. A
404.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jumlah skor
skor maksimal

405.

Nilai =

x 100%

406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.

Soal evaluasi
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!

Joglo merupakan rumah adat provinsi ..


Serampang dua belas merupakan tarian daerah yang berasal dari provinsi .
Rumah adat provinsi Sumatera Selatan adalah .
Pakaian adat provinsi Jawa Tengah adalah .
Tari kecak, barong, dan pendet merupakan tarian khas provinsi .
Yamko rambe yamko merupakan salah satu kebudayaan daerah di Indonesia yang

berupa lagu daerah. Lagu daerah Yamko Rambe Yamko berasal dari provinsi.
7. Tari Saman berasal dari provinsi .
8. Pakaian adat provinsi Lampung adalah .
9. Reog Ponorogo berasal dari provinsi .
10. Lagu Daerah Rambadia berasal dari provinsi .
414.

415.
1.
2.
3.
4.
5.

Jawablah pertanyaan dibawah ini!


Apakah yang disebut kebudayaan daerah? Jelaskan menurut pendapatmu sendiri!
Sebutkan 5 kebudayaan Indonesia yang berupa lagu daerah!
Sebutkan 5 tarian daerah di Indonesia beserta asal daerahnya!
Mengapa kebudayaan Indonesia perlu dijaga kelestariaannya?
Bagaimanakah cara menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia?
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.

Kunci jawaban

1. Jawa Tengah
2. Riau
3. Limas
4. Beskap
5. Bali
6. Papua
7. Nangroe Aceh Darusalam
8. Tapis
9. Jawa Timur
10. Sumatera Barat
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.

Format penskoran
Jumlah skor
Nilai =
skor maksimal

x 100%

442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.

450.

452.
453.
454.
455.
456.
457.
I.
II.

III.

IV.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


451. SIKLUS III
Satuan Pendidikan
:
SDN Ngaliyan 01 Semarang
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:
IV-B / 2
Hari, tanggal
:
Alokasi Waktu
:
2 x 35 Menit (1 Pertemuan)

Standar Kompetensi
458.4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
459.
Kompetensi Dasar
460.4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasional.
461.
Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian kebudayaan daerah.
2. Menyebutkan jenis-jenis kebudayaan yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional.
3. Menjelaskan misi kebudayaan internasional.
462.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menyimak slide powerpoint siswa dapat mendeskripsikan
pengertian kebudayaan daerah dengan pendapatnya sendiri.
2. Melalui kegiatan menyimak slide powerpoint tentang budaya indonesia, siswa
dapat menyebutkan kebudayaan budaya indonesia yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan internasional.
3. Melalui kegiatan tanya jawab secara berpasangan, siswa dapat menjelaskan
misi kebudayaan internasional.

V.

Materi
1. Jenis Kebudayaan Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional.

2. Misi kebudayaan internasional.


463.
Nilai Karakter
464. Keberanian
465. Bertanggung jawab
466. Demokratis
467. Menghargai
468.
Model Pembelajaran
469. Think Pair Share
470.
Metode Pembelajaran
471. Ceramah
472. Tanya Jawab
473. Diskusi

VI.

VII.
VIII.

474.
IX.

Kegiatan Pembelajaran
478.
Karak
475.
No

476.

Kegiatan

477.

aktu

ter

479.

ya

Model

ng

Me

dii

tod

ngi

nk
480.
A.

482.

481. Pendahuluan
1.Berdoa sebelum

pelajaran dimulai.
483. 2.Presensi
484. 3.Guru memberikan

an
490.

485.
486.
487.
488.
489.

491.
1
0

motivasi

meni

B.

495.

Kegiatan Inti

Eksplorasi
496.
Langkah 1:
497.
Guru
menyampaikan garis besar
materi

506.
507.
508.
509.

Tanya

492.

ja

Kebera

wa
b

nia

t
494.

493.

1
5

Meni

n
595.

672.

596.

673.

597.

674.

1. Guru menyampaikan
permasalahan
498.

Bangsa Indonesia kaya

berbagai macam kebudayaan


daerah sehingga dapat
digunakan untuk mewakili
tingkat internasional Coba
kebudayaan apakah yang
pernah dipentaskan di dunia
internasional ?
2. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
3. Guru membagikan
lembar pengamatan
masing-masing siswa
4. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
cara pengisian lembar
pengamatan
5. Guru menayangkan slide
powerpoint yang berisi

t
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.

kebudayaan Indonesia
yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan
internasional.
499.
Langkah 2 :
500.
Siswa berfikir
secara individual (Think)
1. Siswa berfikir sendiri
mengisi lembar
pengamatan dengan
menyimak slide yang

675.

599.

676.

600.

677.

601.

678.
Inform

602.

Tanya
Ja

604.

wa
605.

Tangg
un

680.
681.

g
ja

682.

wa
b

683.

606.
684.

Meni

607.
685.
608.

t
539.
540.
541.
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.
553.
554.

atif
679.

603.

tentang jenis-jenis

598.

686.
609.
687.
610.
688.
611.
689.
612.
690.
613.
691.
614.
692.

ditampilkan oleh guru


2. Guru memberikan
kesempatan pada siswa
untuk memikirkan

555.
556.
557.
558.
559.

jawaban dan siswa


menuliskan hasil

501.

Langkah 3:

Siswa berfikir secara


berpasangan (Pair)
1. Guru kembali
menayangkan slide
tentang kebudayaan
indonesia kemudian
memberikan waktu
pada siswa untuk
berdiskusi dan

616.
694.

1
617.

695.

meni

618.

t
560.
561.
562.
563.
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.

melakukan tanya

696.
619.
697.
620.
698.
621.
699.
622.
700.
623.

Model
Th

624.

ink
Pa

625.
1

un

jawab dengan

meni

pasangannya

ja

pengamatan slide
yang ditayangkan
oleh guru.
2. Guru memberikan
bimbingan dan bantuan
seperlunya.
502.
Langkah 4:
Siswa berbagi

jawaban ke seluruh kelas


(Share)
1. Siswa

578.
579.
580.
581.
582.
583.
584.
585.
586.
587.
588.
589.
590.
591.
592.
593.
594.

ir

Tangg

mengenai hasil

503.
504.

693.

pemikiraannya pada
lembar pengamatan.
Elaborasi

615.

wa

Sh
are
701.
702.

1
0

626.

703.

627.

704.

628.

705.

629.

706.

630.

707.

631.

708.

mempresentasikan

meni

632.

709.

jawaban di depan

t
633.

710.

634.

711.

635.

712.

636.

713.

637.

714.

638.

715.

639.

716.

640.

717.

641.

718.

642.

719.

dipahami.
2. Siswa dengan dibimbing

643.

720.

guru melakukan refleksi

644.

721.

645.

722.

646.

723.

647.

724.

648.

725.

649.

726.

650.

727.

651.

728.

kelas.
2. Kelompok lain diberikan
kesempatan untuk
bertanya atau
memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab
benar diberikan
penghargaan oleh guru
dan siswa yang belum
benar diberikan

motivasi.
505.
Konfirmasi
1. Siswa diberikan
kesempatan untuk
bertanya hal-hal
yang masih kurang

mengenai kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.

652.

729.

Tangg
un
g
Ja
wa
b
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
664.
665.
Kebera
nia
n
666.
667.

668.
Demo
kra
si
669.
670.
671.
Mengh
arg
ai
730.
C.

731.

Penutup

1. Siswa mengerjakan soal


evaluasi
2. Siswa dengan dibimbing
guru, menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan

732.
733.
734.

1
0

Meni
t

735.

737.

736.

738.

Tangg

Inform

un

atif
739.

g
Ja
wa
b

Tanya
Ja
wa
b

740.
741.
742.
X.

Media dan Sumber Belajar


a. Media
a. Slide powerpoint
b. Laptop
c. LCD Proyektor
743.
b. Sumber
1. Standar Isi
2. Bestari, Prayoga, dan Ati Sumiati. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan :
Menjadi Warga Negara yang Baik untuk SD/MI kelas IV. Bandung : P.T Bumi
Mekar

3. Dewi, Ressi Kartika, dkk. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI


kelas IV Jakarta : Departmen Pendidikan Nasional
4. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran

Inovatif

Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


5. Internet
744.
745.
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
754.
755.
756.
757.
758.
759.
760.
761.
762.
XI.

Penilaian
a. Prosedur tes
- Tes awal
: ada
- Tes dalam proses
: ada
- Tes hasil / tes akhir : ada
b. Jenis tes
- Tes tertulis
- Tes performance
c. Bentuk tes
763.
Pilihan ganda dan uraian.
764.
765.

Semarang,
2012

766.

Guru Kelas IVB (Observer)


Guru kelas (Peneliti)

767.
768.

Titik Marhiarti

Sulistyo
769.

NIP. 19611214 198201 2 006


NIM. 1402408074

770.
771.

Mengetahui

Eko

772.

776.

Kepala SD N Ngaliyan 01
773.
774.
775.
H. Munjirin, S. Pd

777.

NIP 19521116 197912 1

002
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
785. Misi Kebudayaan Internasional
786. Globalisasi memengaruhi hampir semua bidang yang ada di
masyarakat, termasuk di antaranya bidang sosial budaya. Kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai nilai berkaitan dengan apa yang
terdapat dalam alam pikiran. Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa
yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian yang merupakan bagian dari
kebudayaan.
787. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya
tertentu keseluruh dunia. Awal mula dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri
dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini. Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan terjadi pada awal abad ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
788. Sebagai suatu bangsa kita juga harus berhubungan dengan bangsa lain yang
memiliki budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara
di dunia maka tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk ke bangsa
Indonesia. Namun, tidak semua budaya asing dapat masuk ke Indonesia, karena
masuknya budaya asing harus melewati penyaringan yang ketat. Penyaringan
budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan didasarkan pada ciri khas
kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika budaya itu sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila maka budaya asing itu akan kita terima, sebaliknya jika bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila maka akan ditolak.

789.

Dengan penyaringan yang ketat ini akan membawa dampak yang

positif bagi bangsa Indonesia. Meskipun banyak budaya asing yang masuk ke
Indonesia, tetapi bangsa Indonesia juga tidak ketinggalan. Banyak juga barang, jasa,
dan budaya Indonesia yang dikirim ke luar negeri. Misalnya kain atau tekstil dan
pakaian jadi banyak yang dikirim dan diminati oleh warga asing. Ukir-ukiran dan
berbagai jenis patung juga banyak yang telah diekspor ke luar negeri. Selain barang
dan jasa, banyak juga budaya terutama budaya seni Indonesia yang telah tampil di
luar negeri dalam rangka misi kebudayaan internasional. Kegiatan ini juga dapat
mempererat kerja sama antarbangsa sehingga meningkatkan persatuan dan kesatuan
seluruh bangsa-bangsa di dunia.
790.
Contoh tim kesenian yang pernah tampil dalam rangka misi
kebudayaan internasional antara lain:
1. Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat, diundang ke
Madrid Spanyol untuk mengikuti Festival Asia yaitu tahun 2003.
2. Tim kesenian Sumatera Selatan dalam acara Festival Gendang Nusantara, di Malaysia.
3. Tim kesenian Nanglang Danasih, tampil di Roma Italia dalam acara Festival Seni
Internasional.
4. Tim kesenian Bali mempertunjukkan Sendratari Ramayana dalam Festival Kebudayaan
Internasional di India, dan lain-lain.
791.

Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain:

1. Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam kepada dunia


internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
2. Meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian.
3. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
792.
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
800.
801.
802.
803.
804.
805.
806.
807.
808.

809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
1. Nama
:
827.
2. 1.
828.
3. 2.
829.
4. Kelas
:
830.
5. Kelompok :
831.
832.
833.
834. Lembar diskusi siswa
835.
1. Sebutkan contoh tim kesenian yang pernah tampil dalam rangka misi kebudayaan
internasional!
836.
837.
838.
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
849.
850.
851.
2. Jelaskan misi tim kesenian Indonesia di luar negeri!

852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
864.
865.
866.
867.
868.
869.
870.
871.
872.
873.
874.
875.
876.

Nama :
Kelas
No. Absen

:
:

877.
878. Pilihlah jawaban yang paling benar!
879.
1. Yang termasuk keragaman budaya di Indonesia adalah di bawah ini, kecuali . . .
880. a. mata uang
b. bahasa daerah
881.
2. Tarian reog ponorogo berasal dari provinsi . . .

c. rumah adat
d. senjata khas

882. a. maluku
b. palembang
883.
3. Lagu daerah dari papua adalah . . .

c. jawa timur
d. jawa tengah

884. a. soleram
c. ayo mama
b. indung-indung
d. Apuse
885.
4. Tari daerah yang berasal dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam adalah ...
a. Serampang dua belas
b. rencong
886.
5. Dari Provinsi manakah tari Barong berasal ?

c. Srimpi
d. Saman

887. a. jambi
c. papua
b. bali
d. sulawesi utara
888.
6. Bubuy bulan merupakan salah satu di Indionesia
889. a. taraian adat
891.
c. lagu daerah
890. b. Pakaian adat
892.
d. lagu kebangsaan
893.
7. Rumah asli penduduk atau masyarakat suatu daerah disebut . . .
894. a. rumah tinggal
b. rumah gubuk
895.
8. Rumah panggung berasal dari provinsi . . .

c. rumah adat
d. rumah nasional

896. a. DKI Jakarta


c. yogyakarta
b. sulawesi Utara
d. lampung
897.
9. Apakah nama rumah adat dari provinsi Sulawesi selatan ?
898. a. Tongkonan
b. Honai

c. Limas
d. Joglo

10. Bagaimanakah mewujudkan sikap meghormati budaya daerah lain . .


a. bersikap positif terhadap budaya lain
b. menonjolkan budaya daerah sendiri
c. hanya menikmati budaya daerah sendiri
d. bersikap negatif terhadap budaya lain
899.
900.
901.
902. Jawablah pertanyan dibahwah ini dengan jelas!
1. Sebutkan 3 tim kebudayaan indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional!
2. Sebutkan minimal 3 kebudayaan indonesia yang pernah ditampilkan di luar
negeri!
3. Jelaskan tujuan misi kebudayaan internasional Indonesia!
4. Apa yang harus kita lakukan agar kebudayaan daerah Indonesia tidak diakui
oleh bangsa lain?
5. Mengapa kebudayaan Indonesia perlu dijaga kelestariannya? Jelaskan
menurut pendapatmu!
903.
904.
905.
906.
907.
908.
909.
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
925.
926. Kunci Jawaban pilihan ganda
927.
1. A

2. C
3. D
4. D
5. B
6. C
7. C
8. B
9. A
10. A

928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
935.
936.
937.
938.
939.
940.
941.
942.
943.
944.
945.
946.
947.

948.

949.
950. PROPOSAL
951. SKRIPSI
952.
953.

954. PENINGKATAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PKN
955. MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE
THINK PAIR SHARE BERBASIS
MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN
NGALIYAN 01 SEMARANG
957.

956.
Diajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi pada Jurusan
958. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
959. Universitas Negeri Semarang
960.
961.
Dosen pembimbing 1 : Harmanto, S.Pd

M.Pd
962.

Dosen pembimbing 2 : Drs. Mujiyono M.Pd


963.
964.
965.
966.

967.
968. Oleh
969.

Eko Sulistiyo
970. 1402408074
971.
972.
973.
974.

975.
976. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
977. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
978. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
979. 2012

Anda mungkin juga menyukai