Anda di halaman 1dari 1

Bilangan adalah suatu unsur

atau objek yang tidak


didefinisikan
(underfined term). Bilangan
merupakan suatu konsep yang
abstrak, bukan
1) Konsep Bilangan simbol, bukan pula angka.
Bilangan menyatakan suatu
nilai yang bisa
diartikan sebagai banyaknya
atau urutan sesuatu atau
bagian dari suatu
keseluruhan

Sistem numerasi adalah


sekumpulan lambang
2) Sistem Numerasi
dan aturan pokok
Bilangan
untuk menuliskan
bilangan

Bilangan Bilangan Kardinal

Bilangan Ordinal

Bilangan Komposit
Himpunan yang
merupakan gabungan
Bilangan Asli
dari himpunan bilangan
asli
dengan lawannya dan
Bilangan Cacah
juga bilangan nol
disebut himpunan
bilangan bulat 3) Macam-Macam
Bilangan Sempurna
Bilangan

Nilai tempat Bilnagan Bulat


merupakan nilai
yang diberikan untuk
sebuah angka Bilangan Rasional
berdasarkan letak
angka tersebut. Konsep Nilai Tempat
dan Contoh Penerapan Bilangan Irasional
Pada Pembelajaran
yang dapat guru lakukan dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme
(pembelajaran konstruktivisme merupakan sebuah pembelajaran yang Bilangan Real
membantu peserta didik membangun sendiri pengetahuannya baik berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya atau dengan bantuan
Bilangan Kompleks
media dan sarana prasarana yang ada di sekitarnya).

Bilangan Pecahan
Media Benda Kongkret
artinya perbandingan
himpunan
Media Garis Bilangan Bilangan Bulat bagian yang sama dari
suatu himpunan
Pengertian Bilangan dan Operasi terhadap keseluruhan
1) Sifat Tertutup a) Penjumlahan Bulat Hitung Pada himpunan
Jika 01D 01D 01D 01D 01D
anggota himpunan bilangan bulat, maka 01D
+ 01D
juga Bilangan Bulat semula
Bilangan Bulat
44E 451 44E 45B 44F 44E 44F

anggota himpunan bilangan bulat.


2) Sifat Pertukaran (Komutatif)
Jika 01D 01D 01D 01D 01D
44E 451 44E 45B 44F anggota bilangan bulat maka 01D
44E + 01D
44F = 01D
44F + a .3) Sifat bilangan-bilangan
Pengelompokan (Asosiatif) pecahan yang cara
sifat penjumlahan penulisannya
Jika 01D
44E , 01D 01D 01D 01D 01D
44F 451 44E 45B 450 anggota bilangan bulat, maka:
bilangan bulat berbeda tetapi
( 01D
44E + 01D
44F )+ 01D
450 = 01D
44E +( 01D
44F + 01D
450 ) 4) Memiliki unsur identitas
Ada bilangan 0 sedemikian sehingga 01D
44E +0=0+ 01D
44E = 01D
44E , untuk semua Bilangan Pecahan mempunyai hasil bagi
a anggota bilangan bulat. Senilai yang sama, atau
5) Memiliki invers terhadap penjumlahan bilangan-bilangan itu
Untuk setiap bilangan bulat 01D
44E , terdapat bilangan bulat (− 01D
44E ) sedemikian
mewakili daerah yang
sehingga 01D
44E + (− 01D
44E ) = (− 44E ) +
01D 01D
44E =0 sama, atau mewakili
bagian yang sama

Jika sebuah bilangan bulat


positif a dikurangi dengan a) Bilangan Pecahan
bilangan bulat positif b Murni
menghasilkan bilangan bulat b) Pengurangan Bilangan pecahan
positif c atau Bilangan Bulat murni disebut juga
( 01D
44E −
01D
44F = 01D
450 ) operasi bilangan pecahan sejati
penjumlahan yang terkait adalah
adalah 01D
44F + 01D
450 =a bilangan pecahan yang
paling sederhana (tidak
dapat disederhanakan
perkalian pada dua lagi).
buah bilangan bulat Operasi Hitung pada
Bilangan Pecahan
positif adalah Bilangan Bulat dan
Murni, Senama, dan
penjumlahan yang Contoh Bilangan Campuran
b) Bilangan Pecahan
berulang Pembelajarannya Senama
Pecahan dan Bilangan-bilangan
Operasi Hitung pecahan yang
1) Sifat Tertutup mempunyai penyebut
Jika a dan b anggota himpunan bilangan
c) Perkalian Bilangan Pada Bilangan sama dinamakan
Bulat
bulat, maka 01D 01D 01D
44E 465 44F juga anggota Pecahan bilangan-bilangan
himpunan bilangan bulat. Bentuk umum 01D 01D
44E 465 pecahan senama.
01D
44F dapat dinyatakan dengan
.

BILANGAN
01D 01D
44E 44F

2) Sifat Komutatif c) Bilangan Pecahan


Jika 01D 01D 01D 01D 01D
44E 451 44E 45B 44F anggota bilangan bulat Campuran
maka 01D 01D
44E 44F = 01D
44F a. 3) Sifat Asosiatif Sifat perkalian bilangan
Jika a, b dan c anggota bilangan bulat, bulat
a) Penjumlahan dan
maka ( 01D 01D
44E 44F ) 01D 01D
465 450 = 01D 01D
44E 465 ( 01D 01D
44F 450 ).4) Sifat
Pengurangan Bilangan
Distributif
Pecahan Berpenyebut
Jika a, b, c anggota himpunan bilangan
Sama.
bulat, maka a(b+c) = ab+ac.5) Memiliki Penjumlahan dan
Unsur Identitas Pengurangan Bilangan
Ada bilangan 1 sedemikian sehingga 01D 01D
1 Pecahan
b) Penjumlahan dan
44E 465

=1 01D 01D
= 01D
, untuk semua 01D
Pengurangan Bilangan
465 44E 44E 44E

anggota bilangan bulat.


Pecahan Berpenyebut
Berbeda

operasi hitung
pembagian pada dua
Perkalian Bilangan
buah bilangan bulat Pembagian Bilangan
Pecahan
positif adalah Bulat
pengurangan yang
berulang sampai nol Pembagian Bilangan
Terdapat 100 persegi
Pecahan
satuan yang
menyatakan perseratus
1) Persen
atau Mengubah penulisan bilangan pecahan
dilambangkan dengan dari bentuk pecahan biasa ke
(%). bentuk pecahan desimal dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: (1)
menggunakan bilangan pecahan senama
perbandingan dari dua
dengan penyebut kelipatan 10, dan
atau lebih besaran
(2) menggunakan cara pembagian
dimana suatu variabel Pecahan Desimal panjang. Untuk mengubah penulisan
bertambah , maka
bilangan pecahan dari bentuk pecahan
variabel yang lain
Perbandingan Senilai biasa ke bentuk pecahan desimal
bertambah pula atau
menggunakan cara
disebut juga dengan
perbandingan yang
memiliki nilai yang Operasi Pada Bilangan
sama. Pecahan Desimal
2) Perbandingan
Persen,
perbandingan dari dua Bilangan bulat ( 01D
44E ≠ 0) merupakan
Perbandingan
01D
44E

atau lebih besaran faktor dari suatu bilangan bulat b


dimana suatu variabel
Perbandingan Berbalik
dan Skala sedemikian sehingga 01D
44F = 01D 01D
44E 450 . Bilangan
bertambah , maka bulat positif 01D
44E merupakan pembagi
Nilai
variabel yang lain bilangan bulat positif 01D
44F dan 01D
450 , maka 01D
44E

berkurang atau turun disebut pembagi persekutuan 01D


44F dan a
nilainya.

1. Metode Irisan
Skala adalah Himpunan
perbandingan jarak Metode irisan
pada gambar dengan himpunan dapat
jarak aslinya Faktor Persekutuan
dilakukan dengan
Terbesar / FPB
mendaftar semua
bilangan dari himpunan
01D 01D 01D 01D 01D
=
faktor (pembagi positif)
460 458 44E 459 44E

01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D


dari dua bilangan,
457 44E 45F 44E 458 45D 44E 451 44E

01D 01D 01D 01D


:
kemudian tentukan
45D 452 461 44E

01D 01D 01D 01D 01D


himpunan sekutunya.
457 44E 45F 44E 458

01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 3) Skala
460 452 44F 452 45B 44E 45F 45B 466 44E

01D 01D 01D 01D 01D


457 44E 45F 44E 458

01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
460 452 44F 452 45B 44E 45F 45B 466 44E = Metode faktorisasi
prima dapat dilakukan dengan
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
457 44E 45F 44E 458 45D 44E 451 44E

01D 01D 01D 01D


45D 452 461 44E : cara menentukan faktorisasi
prima dari dua
01D 01D 01D 01D 01D
Menentukan FPB
460 458 44E 459 44E

atau lebih bilangan, lalu


01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
457 44E 45F 44E 458 45D 44E 451 44E

01D 01D 01D 01D


45D 452 461 44E = 01D 01D 01D 01D 01D 01D
460 458 44E 459 44E 465 tentukan faktor sekutu prima,
FPB dari dua
01D 01D 01D 01D 01D
457 44E 45F 44E 458

2. Metode Faktorisasi
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
460 452 44F 452 45B 44E 45F 45B 466 a bilangan atau lebih adalah hasil
Prima
kali faktor-faktor sekutu, dimana
yang
dipilih adalah bilangan dengan
pangkat terendah antara hasil
faktorisasi
prima dari bilangan-bilangan
tersebut.

FPB DAN KPK


Menurut algoritma pembagian,
bilangan positif 01D 01D 01D 01D 01D
44E 451 44E 45B 44F , 01D
44E ≥ 01D
44F ,
3. Metode Algoritma
dapat ditulis dengan 01D
44E = 01D 01D
44F 45E + 01D
45F ,
Pembagian
dimana 01D
45E bilangan bulat positif dan
01D
45F bilangan cacah.
Suatu bilangan bulat c
disebut kelipatan
persekutuan dari
bilangan bulat
tak nol 01D
44E dan 01D
44F jika a│c
dan b│c. Himpunan
kelipatan persekutuan
dari 01D
44E dan
01D
44F merupakan sebuah
bilangan bulat terkecil,
yang ditulis KPK ( 01D
44E ,
01D
44F ).

Kelipatan persekutuan
terkecil dari dua
bilangan tidak nol 01D
44E

01D 01D 01D 01D


451 44E 45B 44F , KPK ( 01D
44E ,
01D
44F )
adalah bilangan bulat
Kelipatan Persekutuan
positif m yang
Terkecil/ KPK
memenuhi a│m dan
b│m

1. Metode Irisan Himpunan


Untuk menentukan KPK melalui metode
irisan himpunan, sebelumnya
dapat ditentukan terlebih dahulu
kelipatan-kelipatan positif dari
bilanganbilangan, kemudian tentukan
himpunan persekutuan dari kelipatan
bilangan- bilangan itu, dan tentukan
yang terkecil.

Metode Faktorisasi
Prima
Menentukan KPK Seperti halnya FPB,
metode faktorisasi
prima juga dapat
digunakan untuk
menentukan KPK.
Perbedaannya adalah
saat menentukan KPK
pilih
bilangan dengan
pangkat tertinggi
antara hasil faktorisasi
prima dari
bilangan-bilangan
tersebut

Anda mungkin juga menyukai