2) Garis
Garis juga merupakan salah satu unsur
yang tidak didefinisikan. Garis
merupakan gagasan abstrak yang lurus,
memanjang kedua arah, tidak terbatas.
Ada 2 cara melakukan penamaan untuk
garis, yaitu: (1) garis yang dinyatakan
dengan satu huruf kecil, contoh garis m,
garis l, dan sebagainya; (2) garis yang
dinyatakan dengan perwakilan dua buah
titik ditulis dengan huruf kapital, misal
garis AB, garis CD, dan sebagainya.
3) Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak,
sehingga bidang termasuk unsur
yang tidak didefinisikan. Bidang dapat diartikan
sebagai permukaan yang rata,
meluas ke segala arah dengan tidak terbatas,
serta tidak memiliki ketebalan.
4) Ruang
Ruang merupakan sebuah gagasan abstrak,
sehingga ruang termasuk unsur yang
1) unsur tidak didefinisikan. Ruang diartikan sebagai
yang tidak didefinisikan unsur geometri dalam konteks tiga
dimensi, karena memiliki unsur panjang, lebar
dan tinggi.
Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang
kongruen dengan suplemennya dan
mempunyai besar sudut 90 derajat
.
Dasar–dasar
Geometri dan istilah dalam geometri, Sudut Komplemen
Sudut komplemen
Pengukuran adalah sudut yang
besarnya 90 derajat
atau disebut juga
dengan
5) Sudut.Sudut merupakan daerah yang dibentuk sudut berpenyiku.
oleh dua sinar garis yang tidak
kolinear (tidak terletak pada satu garis lurus) dan
konkuren (garis yang bertemu Sudut Lancip
pada satu titik potong) yang berhimpit di titik Sudut lancip adalah
pangkalnya sudut yang ukurannya
kurang dari 90 derajat
2) unsur yang
didefinisikan Sudut Tumpul
Sudut tumpul adalah sudut
yang ukurannya antara 90
konsep yang disepakati derajat sampai 180 derajat
benar tanpa harus
3) aksioma/postulat dibuktikan
kebenarannya, contoh Sudut Bertolak
postulat garis sejajar Belakang
Sudut Luar
Berseberangan
Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana. Jika kita 1) Kurva b. Pengukuran Baku
membuat sebuah Kurva adalah bangun geometri yang Pengukuran dengan menggunakan satuan baku merupakan
segi- 01D
45B beraturan dengan
01D
45B tak terhingga maka akan merupakan kumpulan semua titik yang sebuah
membentuk sebuah digambar tanpa mengangkat pensil dari pengukuran yang hasilnya tetap atau standar
lingkaran. kertas.
2) Keliling Bangun Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal sampai ke
1) Segitiga sembarang, Datar lintasan akhir (titik awal dan titik akhir adalah titik yang sama)
adalah segitiga yang
semua sisinya tidak
sama panjang. 3) Pengukuran Luas
2) Segitiga sama kaki, a) Luas Daerah Persegi 01D 01D 01D 01D
43F 462 44E 460
01D 01D 01D 01D 01D
451 44E 452 45F 44E ℎ
adalah segitiga yang Segi Banyak Panjang,yaitu ukuran yang 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
45D 452 45F 460 452 454 456
menyatakan besarnya =
(Poligon)
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
memiliki dua buah sisi 45D 44E 45B 457 44E 45B 454
yang sama daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
45D 44E 45B 457 44E 45B 454 ×
panjang Keliling dan persegi panjang tersebut. 01D 01D 01D 01D 01D
459 452 44F 44E 45F .
Luas Bangun
3) Segitiga sama sisi, Datar b) Luas Daerah Persegi
adalah segitiga yang Luas daerah persegi adalah ukuran 01D 01D 01D 01D
43F 462 44E 460
01D 01D 01D 01D 01D
451 44E 452 45F 44E ℎ
semua sisinya sama yang menyatakan besarnya daerah 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
45D 452 45F 460 452 454 456 = 01D 01D 01D 01D
460 456 460 456
panjang. yang
× 01D 01D 01D
460 456 460 i
2) Segitiga dibatasi oleh sisi-sisi persegi
Segitiga adalah poligon (segi banyak) yang tersebut.
a) Jajargenjang.yaitu segiempat memiliki tiga sisi. Segitiga
dengan sisi-sisi yang berhadapan merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh
sejajar dan tiga buah ruas garis yang c) Luas Daerah Segitiga
sama panjang, serta sudut-sudut berpotongan pada tiga titik sudut. adalah ukuran yang menyatakan besarnya
1/2 x alas x tinggi
yang berhadapan sama besar daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi segitiga tersebut
b) Persegi Panjang
Persegi panjang dapat didefinisikan d) Luas Daerah Jajargenjang 01D 01D 01D 01D 01D 01D
43F 451 44E 452 45F 44E ℎ
sebagai segiempat yang kedua pasang Luas daerah jajargenjang adalah ukuran yang 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
457 44E 457 44E 45F 454 452 45B 457 44E 45B 454
trapesium sebarang
memiliki empat sisi
GEOMETRI DAN f) Luas Daerah Layang-layang
Luas daerah layang-layang =
d) Trapesium 1/2
PENGUKURAN
Luas daerah layang-layang adalah ukuran yang menyatakan besarnya
Trapesium adalah Satuan baku yang dapat digunakan untuk Pengukuran daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi layang-layang tersebut.
× 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
451 456 44E 454 45C 45B 44E 459 1×
trapesium sama kaki segiempat yang mengukur berat adalah 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
2
Berat
451 456 44E 454 45C 45B 44E 459
e) Belah Ketupat,segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar, yang menyatakan besarnya daerah 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
45D 44E 45B 457 44E 45B 454 460 456 460 456
keempat sisinya sama yang dibatasi oleh sisi-sisi trapesium 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
460 452 457 44E 457 44E 45F 465
panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. tersebut 01D 01D 01D 01D 01D 01D
461 456 45B 454 454 456
1) Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibentuk oleh dua daerah polygon
kongruen
yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah persegi panjang
yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian hingga
membentuk permukaan tertutup sederhana
Bangun Ruang
2) Limas
Limas merupakan sebuah bangun ruang yang memiliki alas segi-n dan sisi
selimut berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik puncak
3) Bola
Bola merupakan salah satu bangun geometri. Bola merupakan bangun ruang
tiga dimensi yang dibentuk oleh tak hingga lingkaran berjari-jari sama panjang
dan berpusat pada satu titik yang sama.
01D 01D 01D 01D
43F 462 44E 460
Luas permukaan kubus adalah jumlah 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
45D 452 45F 460 452 454 456
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
497 490 48D 496 48E 486 48C 496 483 496 494 = 01D
494 × 01D
494 × 01D
494 , dimana s = panjang rusuk
Volume Kubus
kubus.
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
449 45C 459 462 45A 452 44F 44E 459 45C 458 = 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
491 482 48F 48B 482 48F 488 × 01D 01D 01D 01D 01D
48D 486 483 482 493 ×
Volume Balok 01D 01D 01D 01D 01D 01D
495 48A 48F 488 488 48A .
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
47D 490 48D 496 48E 486 491 493 48A 494 48E 482 = 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
473 496 482 494 485 482 486 493 482 489 482 48D 482 494
Volume Prisma
× 01D 01D 01D 01D 01D 01D
495 48A 48F 488 488 48A .
01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D 01D
449 45C 459 462 45A 452 44F 45C 459 44E =4/3
Volume Bola 01D 01D
70B 45F kubik