PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini karena busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam
gaun) dan bawahan (celana, rok, hingga kulot). Di dunia mode, pakaian
memliki perubahan atau transformasi yang selalu bersifat dinamis. Hal ini
disebut dengan trend. Trend berkaitan dengan pemilihan warna, dan bahan
Salah satu bahan tekstil yang sering digunakan dalam pembuatan pakaian
adalah sutera. Sutera merupakan serat alam yang berasal dari hasil pemintalan
serat hewan bombix mori. Sutera memiliki tekstur yang sangat lembut dan
1
berkilau. Sutera memiliki berbagai macam motif, salah satunya motif
bombang.
secara repetisi (berulang). Motif bombang dengan bentuk segitiga sama sisi
Motif bombang Motif ini menjadi simbolisasi jiwa bahari masyarakat bugis
dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang
dan pesta malam .Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan
2
menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan
di gunakan salah satunya adalah teknik aplikasi. Aplikasi adalah suatu Teknik
menghias kain dengan melekapkan kain yang telah dibentuk di atas kain lain,.
Bentuk motif kain umumnya bulat dan tidak runcing untuk memudahkan
jejak,rantaii, dan tusuk pipih). Selain itu dapat pula dilakukan dengan
menggunakan mesin sulam, bahan aplikasi adalah kain yang tidak mudah
bertiras, tidak luntur dan agak kaku, polos atau bermotif tergantung dari
busana pesta dengan aplikasi motif bombang. Oleh sebab itu, penulis
3
nuansa etnik yang unik dan menarik. Sehingga semakin banyak yang
sampai luar negeri. Untuk itu penulis memilih judul Aplikasi motif bombang
A. Rumusan Masalah
berikut:
busana pesta.?
B. Tujuan penelitian
4
C. Spesifikasi Produk yang Dirancang
1. Busana pesta
a. Desain : desain busana pesta yang akan dibuat gabungan antara siluet I
dan siluet A. Busana yang akan dibuat yaitu berupa terusan dan bagian
c. Bahan : bahan yang digunakan pada busana pesta ini adalah kain
bombang
payet
D. Manfaat produk
1. Manfaat teoritis
5
b. Sebagai bahan informasi tentang penerapan motif bombang pada
2. Manfaat Praktis
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Bab ini membahas secara teoritis tentang aplikasi motif bombang pada
busana pesta dan akan di uji dalam penelitian ini. Pada penelitian rekayasan
ini yang perlu di ketahui adalah kriteria pemilihan rancangan desain, warna
1. Aplikasi
menempelkan guntingan kain pada bahan yang berbeda warna dengan dasar
ditempelkan pada bahan lain seperti busana dan tas (Hardisurya, Pambudy, &
Jusuf, 2011: 15). Aplikasi adalah satu metode menghias kain dengan
2010). Aplikasi adalah potongan kain yang dijahit tangan pada sebuah dasar
mesin border, juga dapat di selesaikan dengan mesin jahitan zig-zag (Sue,
1998:17).
7
Berdasarkan keempat pengertian aplikasi maka dapat di simpulkan
selesaikan dengan jahit tangan, juga dapat menggunakan mesin zig-zag atau
a. Jahit aplikasi standar (olay ) adalah Teknik membuat benda kerajinan tekstil
Teknik sulam.
b. Jahit aplikasi potong sisip (inlay) adalah Teknik menghias permukaan kain
yang dikerjakan dengan melubangi bagian dasar kain yang telah digambari
c. Jahit aplikasi lipat potong adalah Teknik menghias permukaan kain dengan
permukaan kain
d. Jahit aplikasi lipat potong adalah Teknik menghias permukaan kain yang di
kerjakan dengan tangan atau mesin yaitu dengan melipat lembaran kain
8
seperti pada jahit tindas, bedanya pada penambahan potongan kain yang
berbeda warna.
2. Motif bombang
Mungkin selain simbol jiwa bahari tadi, pertimbangan multi makna kata
Bugis, selain bermakna perbukitan juga bias bermakna milik yang melekat
Motif ini berupa geometrik segitiga sama sisi dan ramping. Bentuk
repetisi (berulang). Motif bombang dengan bentuk segitiga sama sisi tersebut
9
keteguhan dan keberanian seorang lelaki dalam melamar perempuan, sesuai
10
3. Konsep Busana
a. Pengertian Busana
Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang
sudah di jahit atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup
bahan tekstil yang di sampirkan atau dijahit terlebih dahulu dan dipakai
untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung menutupi kulit atau tidak
busana adalah bahan tekstil yang belum dijahit atau telah dijahit dan dipakai
b. Fungsi Busana
1. Busana sebagai pelindung untuk melindungi badan, salah satu usaha yang
serangga.
11
2. Busana sebagai alat penunjang komunikasi, salah satu yang dipakai saat
keserasian
terampil dalam memilih warna, corak dan model yang sesuai dengan
fungsi busana adalah alat untuk melindungi badan dari berbagai hal yang
c. Desain Busana
12
di tuangkan dalam wujud gambar” ( Ernawati, Izweni, & Weni, 2008:
196).
1. Irama / keselarasan
2. Kesatuan / Unity
3. Dominasi / Penekanan
4. Keseimbangan/ Balance
5. Proporsi / Keserasian
6. Kesederhaan (Simplicity)
7. Kejelasan (Clarity)
13
1. Langkah-langkah pembuatan busana
a. Membuat desain
b. Mengambil ukuran
c. Membuat pola
d. Merubah pola
f. Membeli bahan
h. Memotong bahan
j. Menjahit
2. Membuat desain
Adalah salah satu cara yang paling pentig dilakukan dalam pembutan
4. Mengambil ukuran
14
Dilakukan untuk menentukan jenis baju yang akan di pakai missal
5. Merubah pola
7. Membeli bahan
Bahan yang akan di beli lebih baik seperti bahan celana contoh;driil
belini
Pola pada bagian TM di letakan pada lipatan kain & pola TB diletakkan
pada samping TM
15
9. Memotong bahan
11. Menjahit
saku,menjahit
kupnat,menyambung sisi,ll)
4. Busana Pesta
kesempatan acara pesta. Pesta merupakan sebuah acara social yang dimaksud
kan sebagai perayaan dan rekreasi.busana pesta di buat lebih istimewa dari
adalah bahan yang berkulitas baik pada bahan utama, bahan pelengkap,
16
maupun material bahan yang akan di aplikasikan pada busana pesta. Model
busana lebih bervariasi dan lebih rumit, seperti model lengan dengan berbagai
macam variasi kerah, dan berbagai macam varasi rok, detail hiasan pada
berupa draperi, godet, lipit, bentuk busana pada busana pesta cenderung
suatu busana pesta yang baik dan berkualitas tinggi. Chodiyah dan Wisri A.
Mamdy (1982)
Untuk gaun pagi menuju siang (Sari, puspa S.2010. Teknik praktis medesain busana,
1. Model berlengan
2. Leher terbuka
17
4. Panjang sebaiknya dibawah lutut/Long Dress
melakukan kajian pustaka. Dalam kajian ini penulis menemukan judul yang
relevan.
1 Masita 2016 Aplikasi tenun Madar Kain sutra mandar tidak hanya
kabupaten Majene,
2 Pande 2010 Aplikasi motif bali Hasil penelitan ini bertujuan agar
18
3 Arini 2008 Eksplorasi Hasil penelitian ini sangat erat
aplikasi. Dimana kain yang akan digunakan yaitu kain taffeta dan kain
19
C. Kerangka Fikir
Motif bombang, Motif ini berupa geometrik segitiga sama sisi dan ramping.
secara repetisi (berulang). Motif bombang dengan bentuk segitiga sama sisi
busana. Sebelum produk dibuat, penulis terlebih dahulu melakukan proses uji
coba dengan menggunakan tiga jenis jahit aplikasi, yaitu jahit aplikasi
standar,jahit zig-zag, jahit tangan (feston) , jahit aplikasi standar dengan jahit
mesin (lurus), model aplikasinya terinspirasi dari motif kain sutra itu sendiri,
setelah melalui proses uji coba, penulis menggunakan jahit aplikasi standar
dengan jahit mesin lurus.Produk yang dibuat berupa busana pesta, untuk
melihat keserasian desain dengan aplikasi kain sutra bugis yang dibuat
melalui tahap pengaplikasian kain sutra bugis pada busana pesta wanita
modern. Proses akhir yaitu melihat hasil penilaian panelis terhadap produk
yang telah dibuat. Alur pikir yang digunakan dalam penelitian ini untuk
20
konfirmasi antara teori dengan data lapangan, maka digunakan bagan sebagai
berikut:
Motif Bombang
Jahit Aplikasi
1. Mendesain
2. Mengambil ukuran
3. Membuat pola
4. Menggunting
21
7. Menjahit busana
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Perancangan
22
Gambar 3.1 desain tampak depan dan belakang
1. Desain Sajian
23
Gambar : 3.2 desain sajian tampak depan belakang.
2. Desain Produksi 1
24
Kerah shanghay
kupnat
Lengan suai
motif bombang
25
Kerah shanghay
Res jepang
Lengan suai
kupnat
26
3. Desain Produksi II
9 cm
3 cm
41 cm
78 cm
65 cm
27
3 cm
45 cm
143 cm
28
C. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat
29
5 Veterband digunakan gambar 3.11
sebagai tanda veterband
lingkar (dok.pribadi)
pinggang saat
mengukur
30
9 Karbon Digunakan Gambar 3.15
untuk memberi karbon (dok
tanda-tanda pola pribadi)
pada kain
dengan bantuan
tekanan rader
31
1 Jarum digunakan untuk gambar 3.19 jarum
3 tangan menjelujur dan tangan (dok
jahit sembunyi pribadi)
32
1 Manikin digunakan gambar 3.23
7 atau untukk paspop ( dok
paspop memperlihatkan pribadi)
bentuk jadi
busana
2. Bahan
rapi
33
Ukuran di bagian-bagian tersebut pasti berbeda pada setiap orang. Hal ini
Sebelum mulai mengukur , ikatan seutas vetterban atau tali yang lemas di
sekeliling pinggang sebagai batas badan atas dan bawah. Lingkaran tali di
a. Ukuran badan
34
pertemuan meteran dalam keadaan pas, tambahkan 4 cm pada hasil
ukurannya.
3. Panjang muka (PM) yaitu diukur dari batas tulang leher kebawah
4. Lebar muka (LM) yaitu di bawah ketiak lekuk leher turun kurang
dada yg tertinggi
6. Panjang sisi (PS) yaitu diukur dari bawah kerung lengan kebawah
7. Panjang bahu (PB) yaitu diukur dari batas leher sampai bagian
35
10. Lebar punggung (LP) yaitu dari ruas tulang rusuk leher turun
kurang lebih 8 cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai
11. Tinggi panggul (Tpi) yaitu diukur bagian panggul yang terbesar ke
13. Panjang rok (PR) yaitu diukur dari batas pinggang ke bawah
14. Lingkar kerung lengan (KL), yaitu diukur pada keliling kerung
hasil ukurannya.
15. Tinggi kepala lengan (TKL) meteran tidak dilepas dari batas
16. Panjang lengan (PL) yaitu diukur dari ujung bahu/ pangkal lengan
ukuran
18. Panjang blus (PB) yaitu diukur dari ujung bahu tertinggi sampai
36
b. Ukuran Paspot
37
D. Langkah Kerja Pembuatan Pola
D-M = Turun 5 cm
Gambar 3.25 pola badan depan
(Soekarno, 2002:47)
M-N = ½ lebar muka
H-J = 3 cm ( kupnat )
38
a. Pola dasar badan bagian belakang (skla 1/6)
O - P = ¼ lingkar badan – 1 cm
O - Q = turun 1-2 cm
Q - Y = ¼ Panjang punggung
Y - Z = ½ lebar punggung
Gambar 3.26 pola badan depan
Q - U = Panjang punggung
(Soekarno, 2002:47)
+3 cm
V - V1 = 3 cm ( kupnat )
V1 - V2 = Panjang sisi – 5 cm
W - X = Panjang sisi
R - T = Panjang bahu
R - T1 = ½ Panjang bahu
39
b. Pola dasar rok bagian muka ( skala 1:6)
A – B = Turun 1 ½ cm
B – C = Tinggi panggul
B – D = Panjang rok
( kupnat)
E – F = B – C = Tinggi panggul
Menentukan kupnat :
H – I = Lebar kupnat = 3 cm
40
c. Pola rok belakang (skala 1 /6)
A-B = Turin 1 ½ cm
cm (kupnat)
Menentukan kupnat :
41
1. Perubahan Pola
42
b. Pola rok setengah lingkar
c. Pola lengan
43
b. Rancangan Bahan
175 cm
85 cm
44
c. Rancangan Harga
(motif bombang)
Biaya transport
No Uraian Jumlah
Total Rp . 10.000
45
Perkiraan keuntungan Rp. 320.000 x 40 % = Rp. 128.000
Rekapitulasi :
Uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penerapan jenis jahit
dasarnya tujuan di lakukannya uji coba adalah sebagai jembatan bagi peneliti
tentang apa yang akan nantinya di buat. Beberapa jenis jahit aplikasi yang
akan dibuatoleh peneliti yang nantinya salah satu diantara motif tersebut akan
motif bombang , ada beberapa tahap uji coba yang di lakukan guna
mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah kegiatan uji coba yang di
46
1. Uji coba aplikasi dengan penyelesaiain jahkit tangan menggunakan
tusuk feston
Gambar 3.32
Pada uji coba kedua dilakukan yaitu menggunakan jahit aplikasi dengan
bahan dasar.
Gambar 3.33
47
Kelebihannya yaitu terlihat rapi, tetapi menggunakan waktu yang lama
Gambar 3.34
e. Subjek Penelitian
a. Observasi
48
terhadap permasalahan yang teliti dengan menggunakan alat bantu
b. Dokumentasi
c. Angket / Kusioner
49
e. Eksperimen
jahit aplikasi.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
Adapun untuk melihat hasil pengamatan yaitu aplikasi kain sutra bugis
50
pengukuran menggunakan skala likert dapat di hitung dengan persentase
menggunakan rumus :
f
P= x 100 %
N
Keterangan :
P: Presentase
F: Frekuensi
N : Jumlah sampel
penelitian ini.
menggunakan kategori;
a. SB = Sangat Baik 4
b. B = Baik 3
c. CB = Cukup Baik 2
d. KB = Kurang Baik 1
rumus :
51
100
I=
jumlah skor (likert )
100
I=
4
= 25
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
53
Gambar : 4.1
Deskripsi hasil penelitian
Berdasarkan spesifikasi produk yang dihasilkan, disesuaikan dengan
menggunakan kain taffeta karna sebagai kain mewah. Kain taffeta yang
bahan untuk membuat busana pesta. Kain sutra bugis dengan motif bombang
dipilih karna Motif bombang dengan bentuk segitiga sama sisi tersebut diatur
Penampilan aplikasi dan warna menjadi peran utama agar produk memiliki
tersebut bertujuan memeberi tampilan yang berbeda dengan busana pesta pada
54
Gambar 4.2 motif bombang Gambar 4.3 motif bombang
Diantara dua macam motif pada gambar 4.2 dan 4.3, penulis memilih
gambar 4.2. dikarnakan kain sutra tersebut memiliki tekstur kain sutra yang
bagus dan serat-serat sutra yang searah sehingga dalam pengguntingan dapat
bombang,
55
Gambar 4.6 pola motif bombang
2. Proses Pembuatan Busana Pesta
a. Mendesain
mendesain model busana yang akan dibuat. Desain dibuat dengan sedetail
mungkin sehingga siapapun dapat membaca detail-detail yang ada pada busana.
photoshop untuk memberi efek warna, tekstur, motif yang sesuai dengan bahan
yang akan digunakan pada pembuatan busana. Setelah desain telah selesai
selanjutnya akan dibuat desain produksi I dan produksi II, hal ini dilakukan agar
b. Mengambil Ukuran
Ukuran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah ukuran yang
diambil dari paspop dengan ukuran M. Adapun ukuran yang digunakan yaitu;
lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, panjang muka, lebar muka,
56
panjang punggung, lebar punggung, lebar bahu, panjang lengan, lingkar kerung
c. Membuat pola
kemudian diubah sesuai model desain. Pembuatan pola ini telah dijelaskan pada
bab 3. Adapun pola yang dihasilkan yaitu pola- pola kecil yang dibuat dengan
menggunakan skala yang digunakan untuk merancang bahan dan pola dengan
ukuran yang sebenarnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan
pola adalah ketelitian dalam menghitung ukuran pada pola karena sangat
berpengaruh pada letak jatuhnya busana yang dibuat. Selain itu, dalam membuat
pola perlu berpatokan pada desain terutama pada desain produksi 1 dan 2 agar
maka dibuat pola-pola kecil pada kertas dorslag dengan menggunakan skala untuk
selanjutnya ditempel diatas kertas kopi, hal ini bertujuan untuk dijadikan patokan
meminimalkan resiko boros kain dan menjadi patokan dalam merancang harga serta
memudahkan kita untuk berbelanja bahan karena semua yang dibutuhkan sudah ada
dalam rancangan harga. Adapun hasil rancangan bahan dan harga dapat dilihat pada
bab 3.
57
e. Menggunting Bahan
namun peneliti tidak memiliki meja gunting maka disiasati meletakkan bahan dilantai
yang permukaannya datar sehingga peletakkan pola diatas kain tetap baik. Adapun
peralatan yang diperlukan dalam proses ini yaitu gunting kain yang tajam agar dalam
memotong bahan mendapatkan hasil yang maksimal serta jarum pentul untuk
Adapun tanda-tanda pola yang dibutuhkan dalam penelitian ini sesuai dengan
desain yaitu garis tepi pola, garis bahu muka dan belakang, garis sisi badan muka dan
belakang, garis lingkar kerung lengan, garis tengah muka dan belakang, garis lipatan
bawah rok, batas pinggang, garis tepi lengan, garis lingkar pergelangan. Adapun
bahan dan alat yang digunakan yaitu rader dan kertas karbon yang warnanya mudah
g. Menjahit
berdasarkan pola. Sistem jahit yang digunakan yaitu sistem jahit butik. Adapun
langkah atau prroses menjahit busana muslim tidak jauh berbeda dengan menjahit
sebagai berikut:
1) Jelujur
58
Jelujurlah dan bahan taffeta pada setiap potongan-potongannya, baik pada
3) Pasang bisban pada setiap bagian potongan yang sudah dijahit, pada bagian
pesta.
5) Selanjutnya, Pasang restlaiting pada bagian tengah belakang bahan utama dan
furing
h. Penyelesaian (finishing)
Tujuannya adalah agar busana yang dibuat terlihat rapi dan bersih, pengemasan
busana muslim ini dikemas dalam tas jas agar tetap terjaga kerapihannya.
59
Gambar 4.7
b. Penempatan motif bombang pada bagian bawah busana pesta
Gambar 4.8
Gambar 4.9
60
Gambar 4.10
Gambar 4.11
f. Hasil akhir
Gambar 4.12
61
Berdasarkan dari ketiga uji coba yang telah dilakukan peneliti, hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa hasil dari setiap uji coba menunjukkan ketiga-
uji coba, peneliti mencoba beberapa jenis jahit aplikasi antara lain: jahit
aplikasi dengan penyelesaian jahit mesin border, dan jahit aplikasi dengan
penyelesaian jahit mesin (lurus). Uji coba ketiga merupakan hasil akhir dari
busana pesta.
C. Revisi Produk
hari/tanggal: Senin, 29 januari 2018. Adapun hasil uji panelis adalah sebagai
berikut:
62
gambar 4.16 busana pesta sebelum di revisi
Produk yang sebelum direvisi memiliki bentuk kerah yang kurang bagus dan
bentuk penyelesaian kerah kurang rapi, dan tata letak aplikasi pada bagaian depan
63
Gambar 4.17 busana pesta yang telah di revisi
Produk setelah direvisi yaitu kerah yang kurang rapi diperbaiki, dan
aplikasi motif bombang yang tidak seimbang di ubah sehingga dapat terlihat
lebih menarik.
1. Hasil produk
64
Uji panelis dilakukan dengan Focus Group Discussions (FGD) di
pembuatan busana pesta yang terdiri dari 5 orang dosen busana, 10 orang
Table 4.1
Tanggapan responden terhadap tata letak aplikasi motif bombang
Option Kategori Jawaban F %
A Sangat Baik 12 60
B Baik 7 35
C Cukup Baik 1 5
D Kurang Baik 0 0
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
panelis terhadap tata letak aplikasi yakni 60% sangat baik. Dan 5 % mengatakan
cukup baik. Dari 5 orang dosen tata busana, 1 orang memilih sangat baik, 3 orang
memilih baik, dan 1 orang memilih cukup baik, sedangkan dari 10 orang mhasiswa
tata busana 8 orang memilih sangat baik, 2 orang memilih baik, dan dari 5 orang
masyrakat 3 orang memilih sangat baik, dan 2 orang memilih baik. Dari hasil diskusi
65
(FGD) diperoleh kesimpulan bahwa tata letak aplikasi sudah sangat sesuai untuk
dijadikan aplikasi pada pembuatan busana pesta karna memberikan tampilan motif
yang bernuansa etnik serta memperkenalkan salah satu motif bombang dan dapat
Tabel 4.2
Tanggapan responden terhadap ukuran aplikasi motif bombang
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 5 25
B Baik 14 70
C Cukup Baik 1 5
D Kurang Baik
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
responden terhadap ukuran apliaksi motif bombang yakni 70% dan 5% yang
mengatakan cukup baik, Dari 5 orang dosen tata busana, 3 orang memilih sangat
baik, 2 orang memilih baik, dan 1 orang memilih cukup baik, sedangkan dari 10
orang mahasiswa tata busana 1 orang memilih sangat baik, 8 orang memilih baik,1
orang memilih cukup baik, dan dari 5 orang masyrakat 1 orang memilih sangat baik,
dan 4 orang memilih baik. jadi aplikasi motif bombang sudah cocok digunakan dalam
busana pesta dan dapat di terima dengan baik oleh semua responden.
Table 4.3
Tanggapan responden terhadap pemilihan warna
Option kategori jawaban F %
66
A Sangat Baik 8 40
B Baik 10 50
C Cukup Baik 1 5
D Kurang Baik 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
panelis terhadap pemilihan warna yakni 50% yang mangatakan baik, sedangakan
yang mengatakan cukup baik dan kurang baik hanya 5%, Dari 5 orang dosen tata
busana, 4 orang memilih sangat baik, 1 orang memilih baik, sedangkan dari 10 orang
mhasiswa tata busana 3 orang memilih sangat baik, 6 orang memilih baik,1 orang
memilih kurang baik, dan dari 5 orang masyrakat 2 orang memilih sangat baik, dan 2
orang memilih baik dan 1 orang memilih cukup baik.karna warnanya sesauai dengan
warna busana pesta pada umumnya, dan dapat di terima dngan baik oleh semua
responden.
Table 4.4
Tanggapan responden terhadap pemilihan bahan
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 6 30
B Baik 12 60
C Cukup Baik 2 10
D Kurang Baik 0 0
Jumlah 20 100
67
Sumber : Data primer 2018
bahan mengatakan baik. Dari 5 orang dosen tata busana, 3 orang memilih sangat baik,
2 orang memilih baik, sedangkan dari 10 orang mhasiswa tata busana 1 orang
memilih sangat baik, 8 orang memilih baik,1 orang memilih kurang baik, dan dari 5
orang masyrakat 1 orang memilih sangat baik, dan 3 orang memilih baik dan 1 orang
memilih cukup baik terhadap pemilihan warna dan dapat di terima dengan baik oleh
semua responden.
Table 4.5
Tanggapan responden terhadap model busana pesta
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 6 30
B Baik 13 65
C Cukup Baik 0 0
D Kurang Baik 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
Table 4.5 menunjukkan bahwa presentase terbanyak yakni 65% dan teendah
5%. Dari 5 orang dosen tata busana, 5 orang memilih baik, sedangkan dari 10 orang
mhasiswa tata busana 5 orang memilih sangat baik, 4 orang memilih baik,1 orang
memilih kurang baik, dan dari 5 orang masyrakat 2 orang memilih sangat baik, dan 3
orang memilih baik. Dari hasil diskusi (FGD) di peroleh kesimpulan bahwa
pemilihan warna sudah baik. dan dapat di peroleh dengan baik oleh semua responden
Table 4.6
Tanggapan responden terhadap paham gambar
68
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 8 40
B Baik 10 50
C Cukup Baik 1 5
D Kurang Baik 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
Table 4.6 menunjukkan bahwa paham gambar baik karna presentase terendah
yakni 5% dan tertinggi 50%. Dari 5 orang dosen tata busana, 4 orang memilih baik, 1
orang memilih kurang baik, sedangkan dari 10 orang mhasiswa tata busana 7 orang
memilih sangat baik, 2 orang memilih baik,1 orang memilih kurang baik, dan dari 5
orang masyrakat 1 orang memilih sangat baik, dan 4 orang memilih baik dan dapat di
Table 4.7
Tanggapan responden terhadap garnitur
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 13 65
B Baik 5 25
C Cukup Baik 2 10
D Kurang Baik
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
Table 4.7 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap garniture
busana pesta sangat baik, karna Dari 5 orang dosen tata busana, 2 orang memilih
sangat baik, 2 orang memilih baik, dan 1 orang memilih cukup baik, sedangkan dari
10 orang mhasiswa tata busana 9 orang memilih sangat baik, 1 orang memilih baik,
69
dan dari 5 orang masyrakat 2 orang memilih sangat baik, dan 3 orang memilih baik
Table 4.8
Tanggapan responden penyelesaian keseluruhan
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 5 25
B Baik 11 55
C Cukup Baik 3 15
D Kurang Baik 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
Table 4.8 menunjukkan bahwa presentase terbanyak yakni 55% dan
terndah 5%. Dari 5 orang dosen tata busana, 4 orang memilih baik, dan 1 orang
memilih cukup baik, sedangkan dari 10 orang mhasiswa tata busana 5 orang memilih
sangat baik, 4 orang memilih baik,1 orang memilih kurang baik, dan dari 5 orang
masyrakat 3 orang memilih baik dan 2 orang memilih cukup baik dan dapat di terima
Table 4.9
Tanggapan responden penampilan keseluruhan
Option kategori jawaban F %
A Sangat Baik 8 40
B Baik 11 55
70
C Cukup Baik
D Kurang Baik 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data primer 2018
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhdap penampilan
keseluruhan dapat di terima dengan baik, Dari 5 orang dosen tata busana, 5 orang
memilih sangat baik, sedangkan dari 10 orang mhasiswa tata busana 6 orang memilih
sangat baik, 3 orang memilih baik,1 orang memilih kurang baik, dan dari 5 orang
masyrakat 2 orang memilih sangat baik, dan 2 orang memilih baik dan dapat di terima
tentang aplikasi motif bombang dalam pembuatan busana pesta , yakni 88,75 %,
80%, 81,25%, 80%, 80%, 81,25%, 88,75%, 75%, 82,5% dengan menggunakan
rumus
f
P= x 100%
n
590
P= x 100 %
720
P = 81,94 %
71
KB CB B SB
pembuatan busana pesta yaitu 81,94% yang berate aplikasi motif bombang sangat
baik.
Permasalahan yang diangkat dalam perancangan karya tugas akhir ini yaitu :
teknik dasar pembuatan aplikasi motif bombang dalam busana pesta yang
dijahit mengikuti motif. Memasang payet, dan pinggiran motif bombang tersebut
di cabut.
Proses pembuatan aplikasi motif bombang dengan sumber ide motif bombang
itu sendiri. Sehingga tercipta sebuah model baru yang indah dan tetap
memperlihatkan ciri khas motif tersebut. Dalam proses pembuatan aplikasi sangat
72
berkaiatan erat dengan teknik penyelesaiainnya, karna akan terlihat bagus melalui
Aplikasi adalah potongan kain yang dijahit tangan pada sebuah dasar kain
dengan setikan yang berurutan, atau di jahit dengan menggunakan mesin border,
juga dapat di selesaikan dengan jahitan mesin (Sue, 1998:17). Pendapat diatas
hampir sama dengan pendapat ( Abdan, 2015) aplikasi adalah teknik menghias
teknik sulaman yang biasanya menggunakan tusuk hias festoon. Pada pembuatan
Komposisi bahan, warna, garis, ruang, irama, tekstur, diolah menjadi suatu
mencapai nilai yang baik. Sehingga terciptalah busana pesta dengan model
mermaid atau biasa disebut duyung yang berkerah Shanghay. Dengan lengan suai.
Bahan utama yang digunakan pada busana pesta ini adalah kain taffeta yang
berwarna pink Fanta yang dikombinasikan dengan motif bombang, serta garniture
yang di gunakan pada busana ini adalah kancing tindis dan payet.
73
Busana pesta yang dibuat menggunakan kain taffeta dikombinasikan
bahan utama setelah itu pemasangan aplikasi motif bombang pada busana
busana pesta.
pembuatan busana pesta mengacu pada 2 indikator yang terlihat pada format
1. Keserasian Desain
2. Hasil Produk
langsung atau Focus Group Discussion (FGD) pada 20 orang panelis yang
terdiri dari 5 dosen tata busna, 10 orang mahasiswa tata busana , 5 orang
74
busana pesta dinyatakan dalam bentuk skala likert sangat baik dengan di
dari tata letak aplikasi, pemilihan warna, pemilihan bahan, serta sangat
BAB V
75
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uji (FGD) tentang aplikasi motif bombang
pada busana pesta dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
ukuran, membuat pola busana, merancang bahan dan harga, meletakkan pola
aplikasi motif bombang dalam pembuatan busana pesta sangat baik dan dapat
persentase hasil uji skala sikap panelis menggunakan rumus skala likert
76
B. Saran
berikut:
1. Pemilihan motif bombang harus memilih kain sutra yang mempunyai serat searah
Kesejahteraan Keluarga Tata Busana FT UNM, agar tulisan ini dapat dijadikan
jenis kain yang dapat di inovasi kedalam busana pesta, dan untuk menciptakan
suatu karya maka harus menemukan sumber ide yang sesuai dengan tema dan
khususnya busana pesta dan lebih mengangkat lagi citra macam-macam motif
kesabaran dan ketelitian dalam membuat suatu karya khususnya pada saat
77