Anda di halaman 1dari 19

HAND OUT

TATA BUSANA
KELAS IX

SMP PGRI CIBEUREUM


TAHUN AJARAN 2017-2018
KETERAMPILAN DALAM BIDANG BUSANA
Tata Busana adalah ilmu cara mengatur semua aspek di bidang busana, meliputi
kemampuan persepsi, apresiasi dan kratifitas dalam menghasilkan produk kerajinan maupun
produk teknologi. Pengetahuan dalam mata pelajaran keterampilan antara lain : pengetahuan
tentang jenis, bentuk dan fungsi, sejarah atau asal-usul dan tentu saja tehnik (mendesain,
membuat dan menggunakan)busana
Keterampilan dalam bidang busana, yakni :
1. Membuat Pola
Sebelum membuat busana, kita harus membuat pola terlebih dahulu.Pola
adalah kutipan badan seseorang yang dibuat di atas kertas sesuai dengan ukuran badan
si pemakai.
Contoh :

2. Menjahit Busana
Menjahit adalah menyambungkan bagian-bagian busana sehingga
menjadikan busana yang utuh.
Contoh :
3. Membordir
Bordir adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain dengan
jarum jahit dan benang selain itu juga bisa menggunakan bahan-bahan potongan
logam,mutiara, manik-manik ,bulu burung dan payet.
Contoh :

4. Menyulam
Menyulam adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain
dengan jarum jahit dan benang yang cara pembuatanya menggunakan manual atau
tangan. Biasanya membuat suatu gambar bunga, binatang dan lain-lain.
Contoh :
5. Sulaman Pita
Sulaman pita adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan yang akan
dihias dengan menggunakan jarum jahit yang berukuran besar dan pita yang cara
pembuatannya menggunakan tangan atau manual. Biasanya membuat suatu gambar
bunga binatang dan lain-lain.
Contoh :

6. Membiding (Burci)
Membiding adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan dengan
menggunakan jarum jahit, benang dan burci (payet) yang cara pembuatannya secara
manual atau menggunakan tangan.
Contoh :
7. Merajut
Merajut adalah metode membuat kain,pakain atau perlengkapan busana
dari benang rajut.merajut dapat dilakukan dengan benang atau mesin.teknik dasar
dalam rajut adalah tusuk atas dan bawah. Tusuk atas dilakukan dengan cara
mengaikan bengan dari arah depan , sementara tusuk bawah adalah mengaitkan
benang dari arah belakang.
Contoh :

8. Membuat Smock
Smock adalah kerajinan tangan yang salah satu teknik keterampilan
menjahit dan menyulam tangan yaitu teknik tusukan menjahit untuk membuat
kerutan-kerutan yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu .kerutan yang
dihasilkan dengan teknik smock dibuat dengan sistem jelujur sehingga memiliki
elastisitas unik ,bahan nyang telah bdiberi motif smock akan tetap mudah bergerak
sesuai penggunaannya, tanpa ,mengubah motif smock.
Contoh :
9. Membuat Sablonan, Membatik Dan Jumputan
Suatu proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan
pemintangan .cara-caranya yaitu :
a. Merintangi sebagian pola dengan alat canting tradisional atau canting tulis.
b. Merintangi sebagian pola dengan alat canting cat.
c. Merintangi dengan pengikat atau teknik celup ikat.
Contoh :

10. Mengaplikasikan Bahan


Merupakan suatu cara pemanfaatan bahan-bahan sisa untuk dijadikan
berbagai kerajinan tangan ataupun busana yang memiliki nilai hias sehingga
menghasilkan suatu busana yang unik dan menawan.

2.2. TEKNOLOGI PEMBUATAN BUSANA


Sistem Menjahit atau Jenis Usaha Menjahit
1. Perseorangan
Sistem menjahit perseorangan adalah pembuatan busana dengan pola konstruksi,
menerima jasa(tidak memproduksi atau tidak dijual dalam jumlah besar), teknik penyelesaian
sebagian menggunakan tangan dan sebagian menggunakan mesin.
Teknik menjahit perseorangan dibagi menjadi tiga :
a. Thailor
Terdiri dari semi thailoring, thailoring penuh dan tanpa furing.Peralatan yang
digunakan lebih sederhana yaitu dengan tangan dan mesin.Penyelesaiannya lebih
banyak menggunakan tangan.Contohnya pembuatan jas.
b. Modiste
Penyelesaiannya baik tanpa furing maupun semi thailoring.Sebagian besar
penyelesaiannya menggunakan mesin.
c. Butiq atau Adi Busana
Penyelesaiannya dengan thailoring penuh dan semi thailoring.Banyak
diselesaikan dengan tangan dan produk yang dijual hanya dalam jumlah terbatas.

2. Konveksi atau Sistem Menjahit Cepat


Sistem menjahit konveksi adalah pembuatan busana dalam jumlah besar atau banyak,
menggunakan pola standar (S,M,L), dan menggunakan mesin jahit high speed.
a. Industri Kecil
Home industri merupakan milik perseorangan. Proses penjahitan dan
pemotongan sampai finishing atau pengespresan menggunakan mesin.

b. Industri Besar
Dalam produksi mulai dari desaign sampai pengepakan menggunakan mesin atau
computer.

Pengertian Teknik Dasar Menjahit


Teknik dasar menjahit adalah teknik-teknik yang paling mendasar dalam
menjahit.Teknik dasar menjahit meliputi macam-macam tusuk dan setikan, macam-macam
kampuh, macam-macam kelim, macam-macam belahan, macam-macam lipit, macam-macam
saku, macam-macam penyelesaian kerung leher, dan macam-macam garniture.
1. Macam-macam Tusuk dan Setikan
Yang dimaksud dengan tusukan dalam kegiatan menjahit adalah jahitan yang dikerjakan
dengan tangan serta menghunakan jarum dan benang. Macam-macam tusuk dan setikan
antara lain :
a. Tusuk jelujur biasa
b. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu
c. Tusuk jelujur renggang
d. Tusuk tikam jejak
e. Tusuk tangkai
f. Tusuk piquer
g. Tusuk kelim
h. Tusuk balut
i. Tusuk flannel
j. Tusuk festoon
k. Tusuk lubang kancing
l. Setikan mesin

2. Macam-macam Kampuh
Kampuh adalah sambungan pada busana yang terdiri dari dua bahan yang sama ataupun
berbeda, yang digunakan untuk menyambung dua kain dan menggunakan teknik
penyelesaian tertentu. Macam-macam kampuh antara lain :
a. Kampuh buka yang disetik mesin
b. Kampuh buka yang digunting zigzag
c. Kampuh buka yang disetik zigzag
d. Kampuh buka yang dibalut
e. Kampuh buka yang dirompok
f. Kampuh buka yang diobras
g. Kampuh pipih
h. Kampuh tutup
i. Kampuh balik
j. Kampuh sarung
k. Kampuh perancis
3. Macam-macam Kelim
Kelim adalah penyelesaian tepi dari bagian-bagian busana.Kelim dilipat mengarah ke
bagian buruk bahan dan tepinya diselesaikan dengan menggunakan tusuk-tusuk atau setikan
mesin agar tepinya kelihatan rapi. Macam-macam, kelim antara lain :
a. Kelim biasa
b. Kelim sungsang
c. Kelim gulung atau kelim rol
d. Kelim konveksi
e. Kelim yang dirompok
f. Kelim pada garis melengkung
g. Kelim palsu
h. Kelim lajur kerut melebar
i. Kelim lajur kerut memanjang
j. Kelim lajur kerut serong
k. Kelim lajur kerut spiral (melingkar)
l. Kelim soom mesin
m. Kelim obras
4. Macam-macam Belahan
Belahan pada busana berfungsi untuk memudahkan dalam memakai dan melepaskakn
busana, selain itu dapat berfungsi sebagai hiasan busana. Belahan dapat dibuat dari bahan
yang sama atau bahan kain lain sebagai hiasan dan penutup. Macam-macam belahan antara
lain:
a. Belahan dengan satu jalur (lapis)
b. Belahan dengan dua jalur sama bentuk
c. Belahan dengan dua jalur sama bentuk
d. Belahan dengan ritsluiting biasa
e. Belahan dengan ritsluting jaket
f. Belahan dengan ritsluiting jepang
g. Belahan dengan golbi
h. Belahan dengan kumai serong
i. 5. Macam-macam Lipit
j. Pekerjaan membuat lipit banyak diterapkan pada rok dan blus, sebagai hiasan.Untuk
pembuatan lipit-lipit tersebut digunakan obat plisket untuk mempertahankan
kedudukan lipit-lipit tersebut. Macam-macam lipit antara lain :
k. Lipit searah
l. Lipit searah bervariasi
m. Lipit pisau
n. Lipit jarum
o. Lipit mati
p. Lipit hadap tengah muka
q. Lipit hadap sekeliling
r. Lipit sungkup
s. Lipit sukup variasi
t. Lipit kipas
u. Lipit akordion
v. Godet
6. Macam-macam Saku
Saku pada busana berfungsi sebagai pelengkap dan juga sebagai hiasan.Pemasangan
saku dapat mempengaruhi penampilan busana secara keseluruhan, misalnya letak saku terlalu
tinggi atau rendah, saku terlalu kecil sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Macam–macam
saku :
a. Saku tempel 2 dimensi
b. Saku tempel 3 demensi
c. Saku dalam rok
d. Saku dalam celana
e. Saku paspoal
f. Saku klep
g. Saku vest
7. Macam-Macam Penyelesaian Kerung Leher
Penyelesaian kerung leher suatu busana hampis sama dengan penyelesaian
kelim. Ada 3 macam bentuk dasar kerung leher yaitu :bentuk bulat, bentuk persegi
dan bentuk sudut. Macam–macam penyelesaian kerung leher antara lain :
a. Dengan serip
b. Dengan depun
c. Dengan rompok
d. Dengan kerah
8. Macam-macam Garnitur
Garniture ialah hiasan yang berfungsi untuk memperindah permukaan benda.yang
dimaksud benda di sini ialah busana, baik busana wanita, pria, maupun anak – anak serta
lenan rumah tangga. macam – macam garnnitur antara lain :
a. Lajur
b. Pita border
c. Pita biku
d. Bisban
e. Renda
f. Jahitan biasa
g. Sulaman, aplikasi, payet, kancing, gasper, smock, dan terawang.
METODE PEMBUATAN BUSANA
A. Pembuatan Desain
1. Pengertian Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana
atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta,
memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan
sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna,
tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain.
Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses
perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai
fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu
benda seperti busana.Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan,
perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di
atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan
pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang
sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk
rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer
yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan
gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana
adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.

2. Jenis-Jenis Desain
Secara umum desain dapat dibagi 2, yaitu desain struktur (structural design)
dan desain hiasan (decorative design).
a. Desain Struktur (Structural Design)
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana
(silhouette).Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa bagian-bagian atau
detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain. Namun jika detail ini
ditemukan pada desain struktur, fungsinya hanyalah sebagai pelengkap.
Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan, siluet dapat dibedakan atas
beberapa bagian yang ditunjukkan dalam bentuk huruf. Dalam bidang busana
dikenal beberapa siluet, yaitu:
1) Siluet A
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan bagian
bawah besar.Bisa juga tidak mempunyai lengan.
2) Siluet Y
Merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian
bawah atau rok mengecil.

3) Siluet I
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau lebar,
bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar.

4) Siluet S
Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas besar,
bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.
5) Siluet T
Merupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran
lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.

6) Siluet L
Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat diberikan
tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang panjang/drapery.Bentuk ini
biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.

b. Desain Hiasan (Decorative Design)


Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan
desain struktur atau siluet.Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda, sulaman,
kancing hias, bus, dan lain-lain.
Desain hiasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:
1. Hiasan harus dipergunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.
2. Letak hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.
3. Cukup ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek
kesederhanaan dan keindahan terhadap desain tersebut.
4. Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya
dengan penempatan pola-pola pada benda tersebut.
5. Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai
dengan cara pemeliharaannya.

B. Pemilihan Bahan Busana


Dalam mempelajari pemilihan bahan kita dapat mengetahui asal bahan, sifat-sifat
bahan dan pemeliharaannya, perbedaan bahan tiruan dengan bahan yang aslip,
penyesuaian atau memilih bahan sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan kesempatan
pemakaiannya
Dalam pembuatan busana, bahan busana dapat dibedakan menjadi 3 antara lain :
1. Bahan Utama Busana
Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok
pembuatan busana.Bahan atau kain yang diperdagangkan beragam jenis dan kualitasnya,
ada yang tipis, sedang dan ada yang tebal.
Agar dapat memilih dan membeli bahan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
a. Memilih bahan yang sesuai dengan desain.
b. Memilih bahan yang sesuai dengan pemakai
c. Memilih bahan yang sesuai dengan kesempatan

2. Bahan Pelapis
a. Lining (bahan pelapis yang letaknya paling dalam yang langsung bersentuhan dengan
kulit dan digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian)
b. Interlining( bahan pelapis yang bersifat lembut dan ringan yagn terletak antara
interpacing dan linning, lapisan ini juga memberi rasa hangat pada saat pemakaian)
c. Interpacing (bahan pelapis yang terletak diseluruh bagian dari pakaian tetapi pada
umumnya hanya dipergunakan pada bagian – bagian tertentu saja seperti pada kerah,
manset, saku dan lain sebagiannya).
d. Underlinning (bahan pelapis yang terletak atau bagian buruk bahan utama pakaian.
Bahan pelapis ini juga disebut lapisan pertama).
3. Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan
di buat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau
ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain :
a. benang
b. pita dan renda
c. kancing
d. retsluiting

C. Mengambil Ukuran
 Badan Wanita
Ikatlah seutas tali ban (peter ban) atau ban elastis kecil pada pinggang
sebagai batas badan atas dan bawah.
1. Lingkar Leher (L.L.)
Diukur sekeliling batas leher,dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk
leher.
2. Lingkar Badan (L.B.)
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak,
letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai
ketiak.Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.
3. Lingkar Pinggang (L.P.)
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau
diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack boleh dikurangi 1 cm.
4. Lingkar Panggul (L.Pa.)
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, + 2 cm sebelah atas
puncak pantat dengan sentimeter datar.Diukur pas dahulu, kemudian ditambah
4 cm atau diselakan 4 jari.
5. Tinggi Panggul (T.Pa.)
Diukur dari bawah ban peter pinggang sampai di bawah ban sentimeter
di panggul.
6. Panjang Punggung (P.P.)
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus ke
bawah samapai di bawah ban peter pinggang.
7. Lebar Punggung
Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang nonjol atau pertengahan jarak
bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang
kanan.
8. Panjang Sisi (P.S.)
Diukur dari batas ketiak ke bawah ban peter pinggang dikurangi 2 a 3
cm.
9. Lebar Muka (L.M.)
Diukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu
terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang
kiri.
10. Panjang Muka (P.M.)
Diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban
peter pinggang.
11. Tinggi Dada (T.D.)
Diukur dari bawah ban peter pinggang tegak lurus ke atas sampai di
puncak buah dada.
12. Panjang Bahu (P.B.)
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak
lengan, atau bahu yang terendah.
13. Ukuran Uji (U.U.) atau ukuran control
Diukur dari tengah muka di bawah ban peter serong melalui puncak buah
dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang
pada bawah ban peter.
14. Lingkar Lubang Lengan (L.L.L.)
Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang
lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan
dipasangkan lengan.
15. Panjang Lengan Blus (P.L.B.)
Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui
tulang pergelangan lengan yang nonjol.
16. Lebar Dada (L.D.)
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari
(B.H.) buste houder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak
dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.

 Ukuran Celana
1. Lingkar Pinggang
2. Tinggi Panggul
3. Lingkar Panggul
4. Tinggi Duduk
5. Panjang Sisi
Diukur dari batas pinggang sampai panjang celana yang diinginkan.
6. Lingkar kaki melalui tumit
Diukur sekeliling tumit kaki.
7. Lingkar kaki sekeliling telapak kaki
Diukur dari ujung jari kaki mengelilingi tumit.

 Ukuran Lengan
1. Lingkar Lubang Lengan
2. Lingkar Pangkal Lengan, pas + 6 a 8 cm
3. Panjang Lengan Dalam dari Ketiak
4. Panjang Lengan Luar dari Puncak Lengan
5. Lingkar Bawah Lengan,cm pas + 3
6. Panjang Lengan Pendek bagian Dalam
Lingkar Pergelangan Tangan, pas + 2 cm

D. Pembuatan Pola
Pattern atau pola dalam bidang jahit menjahit adalah suatu potongan kain atau
kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju pada saat kain digunting.
Adapun macam – macam pola antara lain :
1. Berdasarkan teknik pembuatan : pola dasara yang dibuat dengan kontruksi
padat atau kubus dan pola dasar yang dibuat dengan kontruksi bidang dasar
atau flat pattern.
2. Berdasarkan bagiannya yaitu pola dasar bagian atas, badan bawah dan pola
lengan
3. Berdasarkan metodenya adalah cara membuat pola kontruksi pola flat pattern
dengan ukuran atau urutan tertentu sesuai dengan penemunya atau
penciptanya
4. Berdasarkan jenis yaitu pola dasar wanita, pola dasar pria dan pola dasar anak
Adapun metode – metode pembuatan pola yang sering digunakan dalam pembuatan
Busana yaitu :
1. Metode Dressmaking
2. Metode So- En
3. Metode Cuppens Geurs
4. Metode Meyneke
5. Metode Chartmant
6. Metode Danckerts
7. Metode Leeuw Van Rees
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukug
oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh
serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh sipemakai
2. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis
lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk
lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes
mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton
manila atau kertas koran;
4. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian
pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat
kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain
sebagainya;
5. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar
pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak
dan dalam kantong-kantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama
dan tanggal serta dilengkapi dengan buku katalog.
Setelah pola selesai di buat, kemudian melanjutkan ke proses pemotongan
bahan, namun sebelum itu ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain :
1. Merancang bahan
2. Menyiapkan meja potong, bahan yang akan dipotong, dan pola
3. Pengecekan cacat atau tidaknya bahan
4. Jika bahan kusut setrika terlebih dahulu
5. Perhatikan motif pada bahan apabila bahan bermotif dan perhatikan arah serat.
6. Kemudian letakan bahan diatas meja potong lalu ketemukan tepi kain dengan
bagian baik diatas
7. Meletakan pola diatas bahan , letakan dari pola terbesar dan pola terkecil
dengan memperhatiakan arah seratnya.
8. Memberi tanda pola pada bahan (merader)

E. Proses Pemotongan
Dalam proses pemotongan terdapat beberapa langkah-langkah :
1. Memberi tanda kampuh pada bahan utama, dan bahan pelapis
2. Potonglah bahan utama, dan bahan pelapis sesuai tanda kampuh
3. Pengecekan kembali pada bahan yang telah dipotong

F. Menjahit
Menjahit adalah proses penggabungan dua helai bahan atau lebih dengan
bantuan tangan maupun mesin jahit.
Dalam proses menjahit terdapat beberapa langkah-langkah :
1. Mengepres atau menyetrika bahan pelapis pada bahan utama yang perlu disi
bahan pelapis
2. Menjelujur masing-masing bahan sesuai dengan model busana yang akan
dibuat
3. Mengepas I
4. Jika tidak ada masalah (pas), maka jelujuran tersebut dijahit mesin dengan
teknik menjahit yang diinginkan misalnya :tailor, modiste ataupun butik.
5. Mengepres hasil jahitan, setiap selesai menjahit bagian perbagian dilakukan
proses pengepresan
6. Mengepas II

G. Penyelesaian
Penyelesaian adalah tahap penyempurnaan pada suatu busana agar terlihat lebih rapi
dan indah. Tahap-tahap penyelesaian antara lain :
1. Mengesum pada bagian-bagian tertentu misalnya pada tepi lengan (lengan
bawah), tepi bawah rok, blus, celana, dress, kemeja, dan lain-lain
2. Membuat lubang kancing, kecuali lubang kancing paspoal karena lubang kancing
paspoal dibuat pada saat proses menjahit
3. Memasang kancing, sesuai dengan kancing yang diinginkan
4. Pengepresan akhir.

H. Pengemasan atau Pengepakan


Pengemasan atau pengepakan adalah tahap terakhir pada pembuatan busana. Pada
proses ini dilakukan pembukusan pada busana apabila busana tersebut dijual ataupun dikirim,
jika tidak cukup ditata atau digantung pada almari penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai