Anda di halaman 1dari 21

MATERI PEMBUATAN BUSANA

COSTUM MADE

Membuatan Bolero
Pengertian
1. Pengertian Bolero Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/ KBBI,
https://kbbi.web.id/bolero-2, bolero1/bo•le•ro/ /boléro/ n 1 tarian khas Spanyol; 2 irama musik pengiring
tarian bolero. bolero2/bo•le•ro/ /boléro/ n jaket pendek untuk wanita rompi/rom•pi/ n baju luar yang tidak
berlengan.
2. https://fitinline.com/article/read/bolero/
Bolero merupakan semacam jaket yang pas di badan dengan ukuran setengah dada dan terbuka di bagian
depan, bisa lengan pendek maupun panjang. Kata bolero memiliki berasal dari tarian Spanyol yang memiliki
langkah dan dan berhenti yang dramatis. Jika dilihat dari bentuknya jenis pakaian yang satu ini terlihat
sepertipakaian anak kecil yang dipakai oleh orang dewasa tampak kekecilan. namun begitulah design bolero
sebenarnya.
3. Dikutip dari https://goklatenjualango.blogspot.com/2014/10/Pengertian- cardigan-blazer-bolero-rompi-
sweater.html
Bolero adalah semacam jaket yang cenderung ketat atau pas dibadan ( Pres
Body ) dan terbuka dibagian depan dengan ukuran setengah dada. Bolero bisa
dibuat dalam bentuk lengan pendek ataupun lengan panjang. Bolero juga bisa dimix dan match dengan kategori
pakaian lainnya seperti halnya cardigan. Dan ini akan mampu memberikan penampilan yang serasi dan
menarik bagi pemakainya. Pengertian Rompi
4. Bolero umumnya dikenakan wanita dengan ciri panjang sampai dada atau pinggan, memiliki belahan
bundar ( membulat ) pada badan muka, berkerah atau garis leher, dan berlengan.
1. Desain Bolero/ Rompi

a. Desain bolero
Bentuk garis dada bolero terbuka atau tanpa bukaan,
sedangkan kerah yang bisa di gunakan adalah kerah setali
baik yang tegak saja maupun kerah sawl, atau setali yang
digulung, selain itu juga dapat menggunakan variasi kerah
sanghai, rebah dsb. Bolero menggunakan lapisan mengikuti
bentuk, serip mengelilingi leher melalui belahan TM
sampai kelim maupun berbagai variasi kerah baik tegak
seperti kerah sanghai, kerang setengah tegak atau setali
seperti kerah selendang ( SAWL ) ataupun kerah rebah.
2. Pola Bolero
• Pembuatan Busana selalu dimulai dari analisa
desain dan dilanjutkan dengan pengambilan ukuran
sebagai acuan membuat pola sesuai sistem yang
akan dibuat. Pengambilan ukuran disesuaikan
dengan kebutuhan pembuatan pola dasar dan
merubah pola sesuai desain. Pembuatan Busana
secara Custom Made merupakan pembuatan
busana untuk perseorangan (bukan Masal) maka
dari itu diperlukan mengukur setiap kostumer yang
datang
a. Mengambil Ukuran
• Persiapkan alat dan bahan mengambil ukuran
yang terdiri atas, Pita ukur, Pita/ Veterban,
buku ukuran, pena/ atau alat tulis lain, dan
penggaris siku apabila di perlukan. Sebelum
mangambil ukuran berikan tanda dengan
mengikatkan pita pada garis pinggang terkecil,
atau bisa juga di tambah dengan membetikan
tanda lingkar badan dan lingkar panggul.
Daftar Ukuran yang diperlukan pada pembuatan pola dasar
adalah sebagai berikut:

1) Lingkar leher
2) Lingkar Badan
3) Lingkar Pinggang
4) Lingkar Panggul
5) Panjang Muka
6) Panjang Punggung
7) Lebar Muka/ dada
8) Lebar Punggung
9) Panjang/ lebar bahu Bahu
10) Panjang sisi
11) Tinggi dada
12) Kontrol bahu
13) Ukuran uji muka
14) Ukuran Uji Belakang
15) Tinggi Panggul
16) Lingkar Kerung Lengan
17) Panjang lengan
18) Panjang sampai siku
19) Besar lengan
20) lingkar siku
21) lingkar pergelangan
b. Langkah mengambil ukuran

1) Persiapkan alat dan tempat yang nyaman untuk


mengambil ukuran.
2) Analisa tipe tubuh yang akan diukur.
3) Tentukan titik – titik badan ( Body Line ) yang
akan diukur sesuai teknik
4) Cermati desain rompi atau bolero yang akan
dibuat.
5) Lakukan pengukuran dari sisi kanan pelanggan
( model )
• Ketidaknyamanan pelanggan dapat kita antisipasi dengan melakukan pengambilan
ukuran dengan teknik dan etika yang baik. Etikapengambilan ukuran antara lain;

1) pilih tempat yang agak luas sehingga petugas dapat berputar mengelilingi pelanggan
2) Posisi petugas sebaiknya berada di samping kanan pelanggan.
Tujuannya adalah agar tidak menutupi arah pandang pelanggan. selain itu juga kecenderungan
manusia melakukan berbagai kegiatan dengan menggunakan tangan kanan, membuat ukuran
badan bagian kanan cenderung lebih besar dari sebelah kiri.
3) Urutkan dan kelompokkan daftar ukuran yang ingin diambil.
4) Ukuran yang diambil secara melingkar diukur terlebih dahulu, lalu ukuran pada bagian muka,
ukuran bagian sisi dan lengan, dan terakhir ukuran bagian belakang. hal ini bertujuan agar kita
tidak sering bergerak dan berpindah-pindah tempat dan bolak-balik mengitari pelanggan.
5) pada bagian-bagian sensitif, hindari kontak fisik dengan pelanggan, misalkan Bagian Dada
(saat mengukur tinggi puncak dada dan jarak dada.
6) Tanyakan juga bagaimana kebiasaan pelanggan anda berpakaian.
7) Selalu tersenyum dan konsentrasi saat mengukur.
8) Catat ukuran dengan tepat. atau minta bantuan rekan kerja yang lain agar lebih mudah
c. Membuat Pola bolero
• Proses membuat Pola bolero dimulai dari
persiapan alat dan bahan, pembuatan pola
dasar dan pembuatan pecah pola sesuai
desain busana. Pembuatan pola busana pada
materi ini menggunakan teknik konstruksi.
Proses pembuatan Pola adalah sebahgai
berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan pembuatan Pola yaitu:
a) pensil hitam 2 B (untuk membuat garis bantu),
b) pita ukur,
c) penggaris pola (siku dan lengkung),
d) Busur, penghapus,
e) Pensil Merah Biru, gunting kertas,dan isolasi/lem, f)
bahannya menggunakan kertas.
2) Pembuatan Pola dasar
Pembuatan Pola Bolero di mulai dari pembuatan Pola dasar
badan wanita. Pola dasar yang disajikan pada buku ini
menggunakan pola sistem So-en .
Gambar pola so-en
1) Bahan Utama

• Bahan utama dipilih berdasarkan desain,


kesempatan penggunaan, dan corak yang
diinginkan. Bahan Jenis Apapun sebenarnya
dapat digunakan sebagai bolero, akan tetapi
ada jenis bahan- bahan tertentu yang
memang lazin digunakan. Bahan utama untuk
bolero dapat menggunakan bahan duches,
satin, brokat ataupun katun.
Berikut ini berbagai contoh bahan utama
beseta namanya

Sutra Satin

katun
Kulit
2) Bahan Pelengkap

Di samping bahan utama kita harus memilih bahan pelengkap untuk


pembuatan yang terdiri atas. Bahan pelengkap busana dipilih sebagai untuk
memenuhi kebutuhan informasi, penunjang, fungsi, dan estetika (pemanis).
• a) Informasi
Label berisi informasi yang menerangkan segala sesuatu tentang
produk. Label busana/pakaian ada yang menempel dan menggantung.
Label yang menempel pada pakaian terbuat dari bahan tekstil atau bahan
lain yang tahan cuci seperti halnya busananya. Label tersebut berisi nama
merk dan negara produsen dan keterangan cara pemeliharaan busana.
Label yang digantung pada busana terbuat dari kertas, yang berisi tentang
keterangan tambahan misalkan harga jual, jenis produk, tanggal produksi,
nama pemesan, jenis/ contoh bahan, dan lain sebagainya.
b) Penunjang
Bahan penunjang merupakan bahan yan digunakan untuk
membantu bentuk dan jatuhnya bahan pada badan seseorang.
c) Benang jahit
Benang jahit sebagi bahan utama untuk menjahit busana, sebaiknya
dipilih sesuai dengan warna bahan atau satu tingkat lebih tua dari
warna bahan. Apabila bahan dan benang berbeda warnanya maka
busana akan tampak kurang bersih dan rapi. Benang warna lain
dapat di pilih sebagai benang hias, misalkan untuk top stitch. Besar
pilinan benang sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang akan di
jahit semakin tebal bahan maka sebaiknya di pilih benang dengan
pilinan tebih tebal agar setelah dijahit setikannya kuat.
d) Bahan Pelapis
Bolero biasanya di buat berfuring. hal ini dikarenakan rompi
dibuat berdasarkan konstruksi jas (jacket). Seperti halnya jas
maka bolero dan rompi juga menggunakan bahan pelapis yang
terdiri atas: underlining, inter facing, Interlining, dan lining.
Bahan Pelapis umumnya dibuat tidak ditenun ( non woven ),
namun ada yang dibuat dari bahan tenunan misalnya kufner
agar mudah di pressing pada bahan utama, bahan pelapis juga
diberi lapisan perekat ( fusi ) contohnya viselin, tricot, kodok.
Ada pula bahan pelapis tanpa perekat, contoh bahan pelapis
yang tidak berperekat adalah bubat/rambut kuda.
Bahan Pelapis Bolero

Contoh Bahan Pelapis Bolero


 

Macam dan Jenis Bantal Bahu ( Penunjang


3) Membuat rancangan bahan dan harga

• Membuat rancangan bahan dan harga terdiri atas 2 yaitu:


a) Merancang Bahan Utama
Merancang bahan utama baik bahan pelapis antara, dan
lining ( furing ) merupakan penentuan jumlah kebutuhan
bahan utama yang digunakan sebagai pedoman belanja
bahan dan menentukan harga jua sebuah busana. Tujuan
pembuatan rancangan bahan selain untuk mengetahui
jumlah bahan yang diperlukan untuk membuat busana juga
agar bahan yang kita siapkan tidak kurang maupun lebih
( efisien bahan dan waktu ) serta untuk mengetahui
bagaimana letak pola yang terbaik saat akan menggunting
b) Merancang harga sesuai desain
Merancang harga merupakan menentukan
biaya produksi berdasarkan kebutuhan bahan,
baik bahan utama maupun bahan tambahan
sesuai dengan desain. Rancangan harga ini
dimaksudkan untuk membantu kita dalam
belanja kebutuhan pembuatan busana.
Contoh membuat rancangan harga

    Spesifik  
Jumlah    
Jumlah
No Nama Bahan asi Harga @
(satuan) Harga
bahan
1 Bahan Utama woll 1m Rp. Rp
100.000,- 100,000,-
2 Bahan Pelapis Vislin 2000 F 0,5 m Rp. Rp.
8.000,- 4.000,-
3 ....        
4 ....        
Dst ....        
.
Jumlah Biaya Bahan  
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai