Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BUSANA DASAR

Disusun Oleh

Rini oktavia

NIM : 20075099

Dosen pembimbing

Dr. Yenni Idrus, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAN KELUARGA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas.Kontruksi pola
busana. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kontruksi pola busana bagi pembaca dan penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yenni Idrus, M.Pd selaku dosen
Busana Dasar yang telah memberikam tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI
JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara mengukur badan 


B. Cara membuat pola skala 1:4
C. Cara merancang bahan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

menggunting adalah memangkas suatu benda yang tidak keras. Dan mengubah
bentuk aslinya.

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan
bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan
dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit. Orang yang bekerja
menjahit pakaian disebut penjahit. Penjahit pakaian pria disebut tailor, sedangkan
penjahit pakaian wanita disebut modiste. Pendidikan menjahit dapat diperoleh di
kursus menjahit atau sekolah mode.

Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis
mebel, dan kain pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera,
tenda, sepatu, tas, dan sampul buku.

Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di


rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang
melibatkan jahit-menjahit di rumah misalnya membetulkan jahitan yang terlepas,
menisik pakaian, atau memasang kancing yang terlepas. Sebagai seni kriya, orang
menjahit untuk membuat saputangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan kerajinan
perca.

B. Rumusan Masalah

1. Penjelasan menggunting

2. Penjelasan menjahit

C. Tujuan

1. Menjelaskan cara menggunting

2. Menjelaskan cara menjahit

BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara menggunting

    Dalam pembuatan busana ada tahap- tahapan yang harus kita lakukan. Salah
satunya adalah memotong bahan dan memindahkan tanda pola pada bahan.
Memotong bahan dilakukan untuk memisahkan bagian- bagian busana yang akan
dijahit. Memindahkan tanda pola dilakukan untuk mempermudah kita dalam menjahit
busana sesuai dengan pola yang telah kita buat dan ukur dengan teliti. Sebelum
memotong bahan terlebih dahulu yang harus kita siapkan adalah tempat antara lain :
a.       Ruangan yang memiliki penerangan yang baik
b.      Sirkulasi udara yang cukup nyaman
c.       Ukuran meja potong yang cukup standar, permukaan meja rata dan datar
d.      Ruangan dan meja dalam keadaan bersih menurut aturan kesehatan dan
keselamatan kerja
e.       Memakai pakaian pakaian praktek.
 Alat dan bahan yang digunakan untuk memotong

a.       Pita ukur / centimeter, digunakan dalam setiap langkah proses pembuatan


pakaian mulaia dari mengambil ukuran hingga finishing
b.      Jarum pentul digunakan untuk menyematkan pola diatas bahan
Jarum pentul yang baik ialah jarum pentul yang panjang, licin dan anti karat,
kepalanya dari logan atau plastik. Jarum pentul digunakan pada waktu
menggunting, yakni menyemat kain sebelum dijahit.
c.       Pemberat
Untuk membantu kedudukan bahan pada waktu memotong agar tidak
bergeser, biasanya dipakai untuk bahan yang licin atau memotong bahan
dalam bentuk banyak
d.      Gunting
Digunakan untuk memotong bahan, menggunting benang pada waktu proses
pembuatan pakaian.
            Macam-macam gunting antara lain:
1.      Gunting kain
2.      Gunting rumah kancing
3.      Gunting bordir
4.      Gunting zig-zag
5.      Alat pembuka jahitan
Menyiapkan bahan

Bahan yang akan dipotong harus disiapkan dengan cermat untuk mencegah
               terjadinya kegagalan produksi ( pembuatan busana )
1. Bahan dibentangkan diatas meja potong, dalam keadaan lurus, datar dan licin
( tidak boleh kusut )
2. Bahan diluruskan menurut arah benang pakan
3. Bahan ditarik keempat  arah agar lurus, cara menariknya menyerong, tujuannya
agar lurus arah benangnya.
4. bahan yang diperkirakan sudah dibentangkan diatas meja gunting, dalam
keadaan sudah dicuci atau direndam dan sudah distrika.
5. Bahan dilipat dua pada lebar badan
6. Bagian buruk kain berada disebelah luar.
Cara meletakkan pola diatas bahan.
Sebelum memotong bahan,terlebih dahulu kita meletakkan pola pada kain.
Pola yang sudah diubah sesuai model, diletakkan pada bahan. Hal yang perlu
diperhatikan : ukuran lebar kain, corak bahan,arah serat lusi dan pakan.
       Ø   Memeriksa bahan
a.       arah motif bahan
1)      Satu arah, pola diletakkan searah dengan motif
2)      Dua arah, pola diletakkan bersilang ( menghadap dua arah yang
berlawanan )
b. Motif garis / kotak
Motif bahan kemudian disemat dengan jarum pentul pada beberapa tempat
agar bahan (motif) tidak bergaser. Pola diletakkan pada bahan dan disemat
dengan jarum pentul agar setelah dijahit motif garis dan motif kotak terus
bersambung.
       Ø   Tekstur bahan
Bahan tekstil mempunyai tekstur yang berbeda-beda, karena proses
pembuatan dan penyempurnaan yang berbeda-beda pula.
1.      Pada bahan yang berbulu, tenunan lepas dan berkilau pola diletakkan dengan
posisi satu arah.
2.      Pada bahan yang bertekstur kusam, kasar, dan tenunan dengan silang polos,
maka pola dapat diletakkan dengan dua arah.
3.      Pada bahan yang tipis ( tembus pandang ) penambahan kampuh cukup 1 cm.
             Langkah-langkah meletakkan pola:
· Melipat lebar bahan menjadi dua bagian baik bahan berada diluar agar
memudahkan pada saat merader.
·  Bentangkan bahan di atas meja / tempat yang datar dengan ukuran lebar dan
panjang yang dibutuhkan.
·   Meletakkan pola dengan bantuan jarum pentul, sematkan pola sesuai arah
serat, bahan, dan letakkan pola sehemat mungkin (sesuai dengan rancangan
bahan)
·   Berilah tanda-tanda batas kampuh dengan menggunakan kapur jahit.
       Teknik memotong.

Memotong bahan adalah salah satu pekerjaan yang memganng peran penting
baik dalam pembuatan busana maupun benda lainya yang ada hubungannya dengan
bidang usaha menjahit, sehingga persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya untuk
menhindari kesalahan setelah bahan yang akan dipotong dibentangkan diatas meja
potong.
       Ø   Langkah-langkah memotong bahan.
Pola yang telah diletakkan di atas bahan sesuai dengan rancangan bahan dan telah
diperiksa, selanjutnya digunting sesuai dengan batas-batas pola. Hasil guntingan yang
rata dan halus digunakan gunting yang tajam.
Cara memotong bahan yang benar adalah;
·  Guntinglah dulu menurut panjang, baru menurut lebar. Selama menggunting
usahakan supaya panjang dan lebar kain tetap sejajar dengan tepi meja, oleh karena
itu waktu menggunting kita berjalan mengelilingi meja.
·    Tangan kiri diletakkan di atas bahan yang akan digunting sedangkan tangan
kanan memegang gunting dengan posisi gunting dengan lubang yang besar berada
di bawah.
·    Menggunting dimulai dari bagian tepi dan potonglah dari bagian pola yang besar
kemudian pola yang kecil.

 Memindahkan tanda pola pada kain/bahan


Memindahkan tanda pada kain bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dalam
menyatukan bagian-bagian pola yang akan dijahit agar tepat.ada bermacam-macam
cara memberi tanda yaitu dengan rader dengan karbon jahit, kapur jahit, dan jelujur
renggang.
-          Dengan rader dan karbon jahit
Caranya yaitu lepaskan jarum pentul dari pola sebagian demi sebagian dan letakkan
karbon jahit yang telah dilipat diantara poladan bahan, kemudian raderlah mengikuti
pola. Untuk bagian-bagian lurus dapat menggunakan bantuan penggaris.
Memindahkan tanda pola dengan karbon jahit tidak boleh terlalu ditekan, karena akan
membekas terlalu lama dan sukar untuk dihilangkan.
-          Dengan kapur jahit
Digunakan untuk memberi tanda pada bahan yang halus, untuk memperbaiki garis-
garis baru sesudah pakaian dipas. Tanda-tanda yang dipindahkan dengan kapur jahit
lebih cepat hilang dibandingkan karbon jahit.
-          Dengan tusuk jelujur renggang
Untuk bahan-bahan yang halus dan licin seperti satin, tafeta, sutera, danuntuk
pakaian-pakaian yang bermutu tinggi. Pertama, seluruh lembaran pakaian yang sudah
dipotong, tepat pada garis-garis pola. Kedua, pada tengah muka dan tengah belakang
gunanya untuk memudahkan waktu memasang kerah, menentukan letak kancing dan
lubang kancing, dan untuk memperbaiki kesalahan.
Cara memotong bahan bermotif:

1. Mula-mula bentangkan kain bermotif di atas meja kemudian amati gambar motif
yang paling mencolok dan sekiranya bagus jika ditempatkan di bagian tengah baju.

2. Tandai bagian motif yang akan anda gunakan sebagai titik tengah baju dengan
menggunakan garis lurus. Lanjutkan dengan membuat garis lurus kedua, dengan jarak
1.5 cm dari garis yang pertama untuk tempat menumpuknya kancing dan lubang
kancing.

3. Buat pola baju bagian depan seperti biasa. Bisa sebelah kanan dulu atau sebelah
kirinya terlebih dahulu. Setelah jadi langsung saja potong bahan kainnya dengan
memberikan kelebihan sebanyak 3 cm di bagian depan untuk keliman tempat kancing
dan rumah kancing.
4. Cari gambar motif pada kain yang masih utuh atau belum digunting untuk dijadikan
pasangan dari gambar motif kain yang sebelumnya telah dipotong.

5. Lipat potongan kain yang pertama tepat pada garis tengah badannya, lalu
tempelkan potongan bahan tersebut di atas kain yang masih utuh sesuai gambar motif
yang sama persis.

6. Tandai bagian motif kain yang sama dengan menggunakan garis lurus. Bagian ini
nantinya akan menjadi bagian tengah baju.

7. Tumpuk potongan kain yang pertama tepat di atas lembaran kain yang masih utuh
dengan posisi bagian baik keduanya saling berhadapan. Pastikan pula garis tengah
baju dari kedua bahan berada pada satu garis yang sama.

8. Jika dirasa sudah pas selanjutnya anda bisa langsung menggunting kain tersebut.
Samakan guntingan kain ini dengan pola yang pertama.

9. Cek kesesuaian motifnya dengan cara melipat bagian keliman tempat kancing dan
rumah kancing dari masing-masing pola badan depan selebar 3 cm, lalu tumpuk
bagian tempat kancing dan rumah kancing tersebut.

10. Setelah dirasa cukup pas selanjutnya buat pola baju bagian belakang dan pola
tangan seperti biasa, kemudian jahit baju tersebut sampai selesai

B. Cara menjahit
Berikut penjelasannya untuk teknik dasar menjahit:

1. Tusuk Jelujur

Teknik dasar menjahit tusuk jelujur merupakan teknik yang polanya bergerak dari
kanak ke kiri. Teknik tusukan ini berguna untuk membuat jahita menjadi lebih rapi
bahkan sempurna. Pola tusuk jelujur mempunyai 3 fungsi, yaitu menjahit sisi kain,
menutup sisi ujung dari suatu bentuk, dan membuat kain mempunayi efek kerutan.

Sedangkan untuk teknik tusuk jelujur pun terbagi atas 3 jenis, yaitu:

 Tusuk Jelujur Biasa : Teknik ini dilakukan dengan jarak yang tidak sama,
berbeda.
 Tusuk Jelujur Jarak Tertentu : Teknik ini menggunakan jarak yang konsisten.
Jenis tusuk jelujur ini berguna untuk tusukkan sementara.
 Tusuk Jelujur Renggang : Teknik ini menggunakan satu spasi. diantara setiap
jahitannya. Tusuk ini dibuat dengan benang yang dirangkap sehingga apabila
jahitan selesai, ada jejak jahitan terakhir.

2. Tusuk Tikam Jejak / Balik

Teknik dasar menjahit selanjutnya adalah teknik tusuk tikam jejak atau nama lainnya
tusuk tikam balik. Tusuk tikam jejak ini mempunyai alur yang sama seperti mesin
jahit. Cara membuat pola tusuk tikam jejak adalah melakukan jahitan secara dua kali
dari tusukan bagian atas. Fungsi tikam jejak adalah membuat dekorasi hiasan garis
yang berbentuk lurus, melingkar, atau bentuk lainnya sesuai desain diinginkan.
Contoh dari hasilnya adalah motif pada sarung yang berbentuk kotak – kotak,
membuat garis yang beraksen, tulisan, dan lainnya. Fungsi lainnya adalah untuk
menyambungkan kain dengan kain lainnya dan penyambung risleting dengan bahan
kain.

3. Tusuk Flanel

Teknik dasar menjahit tusuk flanel umumnya digunakan sebagai metode menjahit
pinggiran dari busana yang diobras. Pada dasarnya tusuk flanel digunakan pada kain
yang mempunyai nilai jual yang mahal. Teknik tusuk flanel mempunyai 3 kegunaan
yaitu sebagai hiasan, tusukan dasar, dan sulaman banyangan dengan jarak rapat yang
dapat mengikuti motif.

Cara menerapkan tusuk flanel adalah melakukan tusuk jelujur pada kain yang telah
diobras 3-4cm dengan langkah mundur tusukan 0.75 cm ke bawah. Tusukkan jarum
ke arah kanan dan mundr lagi 0.5 cm. Tusukkan kembali keatas tusukan pertama dan
lanjutkan hingga selesai.

4. Tusuk Feston
Feston mempunyai fungsi untuk menyelesaikan tiras pada jahitan. Contohnya adalah
tiras lingkar pada lengan di pakaian bayi. Selain itu pola tusuk Feston juga berfungsi
sebagai dekorasi. Khususnya bila kombinasi warna benang dasar dan hias mempunyai
keselarasan yang baik. Bentuk hiasan yang dapat dibuat dengan pola feston adalah
bentuk seperti bunga.

5. Tusuk Balut

Pola tusuk balut berguna untuk menjahit tiras yang sudah rusak pada klim rol. Fungsi
lainnya adalah sebagai teknik penyelesaian pada pinggiran jahitan. Cara menjahit
dengan teknik dasar tusuk balut adalah dengan arah kiri ke kanan dan sebaliknya
dengan sedikit miring.

5. Tusuk Batang / Tangkai


Berguna secara khusus sebagai hiasan pada suatu bahan. Hasil yang bisa didapatkan
dari tusuk batang adalah sesuai dengan hasilnya yaitu bentuk batang. Tidak menutup
kemungkinan untuk membuat kreasi yang lain juga dengan tusuk batang, tapi pada
umumnya dibuat untuk membuat batang.

Cara menerapkan pola tusuk batang adalah dengan menjahit mundur 1/2 cm serta
mengaitkan 5-6 benang pada bahan. Setelah itu jarum ditarik keluar dan menghasilkan
tusuk tangkai. Pola tersebut dilakukan secara berulang hingga mendapatkan hasil
yang diinginkan. Bila ingin membuat ukuran lebih besar maka jarak tusukkan dibuat
lebih rapat dan mengaitkan kain lebih besar.

6. Tusuk Rantai

Sesuai dengan namanya, teknik dasar menjahit tusuk rantai mempunyai pola yang
membentuk rantai. Pola ini berguna untuk membuat dekorasi pada bahan dengan
bentuk rantai, contohnya adalah ranting-ranting pohon serta dahan pohon.

Cara membuat tusuk rantai adalah dengan langkah maju dalam menjahit. Pertama,
tusukkan jarum dari bawah ke atas kain. Setelah itu jarum akan ditusukkan kembali
pada lubang tempat jarum membentuk lingkaran akibat tusukkan sebelumnya. Tarik
jarum dan ulangi pola tersebut hingga terbentuk pola yang diinginkan.
8. Tusuk Silang

Pola tusuk silang digunakan sebagai hiasan pada bahan. Cara membuat pola tusuk
silang adalah dengan menjahit dari kanan atas ke kiri bawah, setelah itu dibuat
arahnya ke kanan bawah. Tusukkan kedua akan dimulai dari kanan bawah lalu ke arah
kiri atas. Pastikan letak tusukan sejajar untuk bagian atas dan bagian bawahnya
sehingga terbentuk tusukan silang yang rapi. Ulangi hingga mendapatkan hasil yang
diinginkan.

9. Tusuk Piquar

Teknik tusuk piquar adalah sebuah teknik dasar menjahit yang berguna untuk
memasangkan bahan berbulu. Pada umumnya digunakan pada mantel bulu, jaket, atau
jas. Fungsi lain tusuk piquare adalah sebagai hiasan pada busana lainnya.

10. Tusuk Som

Pola tusuk som digunakan untuk menjahit dan mengunci lipatan pada bahan. Kain
yang telah dikunci dengan pola tusuk som tidak bisa dibuka kembali dengan mudah.
Cara menggunakan teknik som yaitu menusukkan benang pada kain yang terlipat.
Tarik benang lalu tusukkan kembali disamping tusukan tersebut dengan jarak rapat.
Ulangi sampai selesai menjahit lipatan.
11. Tusuk Pipih

Teknik dasar menjahit tusuk pipih berarah dari kiri ke kanan. Pola ini dibuat dengan
turun naik secara lurus dan bersusun menutup seluruh permukaan ragam hias. Teknik
ini pada umumnya digunakan untuk membuat hiasan bentuk daun atau mahkota
bunga, dan hidung boneka.

12. Tusuk Rantai Terbuka

Merupakan salah satu bentuk tusuk hias yang bervariasi. Tusuk ini pada dasarnya
adalah tusuk rantai dengan variasi tersendiri. Pola ini pada umumnya dibuat menjadi
hiasan pada boneka karena membentuk mulut yang terbuka.
13. Tusuk Jeruji

Mirip dengan jenis tusuk roll. Perbedaannya terdapat pada fungsinya. Jeruji berfungsi
untuk menghias permukaan, sedangkan teknik tusuk roll berguna untuk
menyambungkan dua kain menjadi satu. Contoh tusuk jeruji adalah bentuk mata,
hidung, mulut, dan mahkota bunga.

14. Tusuk Roll

Teknik dasar menjahit tusuk roll, seperti namanya pola ini membentuk sebuah
lingkaaran ketika diterapkan. Teknik ini digunakan untuk menyambung kain agar
ujung kain tidak menumpuk.

15. Tusuk Bullion

Teknik tusuk Bullion pada dasarnya bukanlah teknik dasar menjahit. Bullion adalah
teknik lanjutan yang jarang digunakan oleh penjahit. Pola tusuk bullion membuat
butiran-butiran kecil untuk membentuk bunga-bunga kecil dan lainnya.

16. Tusuk Roumani / Rumani

Teknik roumani sama seperti tusuk bullion. Teknik ini mempunyai tingkat lanjutan
dan tidak umum digunakan. Pola tusuk Roumani berguna untuk membentuk hiasan
dengan detail, contohnya adalah daun dan bunga yang berbentuk panjang.

17. Tusuk Satin

Pola Tusuk Satin digunakan untuk membuat hiasan berbentuk daun pada umumnya.
Selain daun, teknik tusuk satin juga dapat digunakan membentuk hiasan yang
bervariasi sesuai keinginan.

18. Tusuk Datar

Pola tusuk datar digunakan sebagai hiasan dalam jahitan. Pada umumnya untuk
mengisi bidang yang kosong pada kerangka yang telah dibuat.
19. Tusuk Lurus

Teknik dasar menjahit tusuk lurus mempunyai pola yang sama sesuai dengan
namanya, yaitu lurus. Teknik ini digunakan untuk membentuk bunga dan rumput
dengan jahitan lurus.

20. Tusuk Bunga

Teknik dasar menjahit tusuk bunga mempunyai pola yang sangat unik. Pola tusuk
bunga sangat bervariasi dengan hasil membentuk kerangka sebuah bunga. Cara
melakukan tusuk bunga berbeda sesuai dengan bunga yang diinginkan.

21. Tusuk Veston

Teknik daar menjahit tusuk vetson digunakan pada taplak meja, selimut, tepi kain,
tepi pakaian, dan lain-lain. Termasuk mudah dan dapat dilakukan sebagai pengajaran
kepada anak-anak. Arah jahitan dapat dilakukan dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Mulai jahitan dengan cara menusukan dari dalam kain pada posisi 1 cm dari ujung
kain, seteah itu tarik keluar. Tusukkan kembali pada kain dengan posisi dekat lubang
pertama dan tarik perlahan. Setelah itu akan ada lingkaran dari benang, masukan
benang pada lingkaran lalu tarik. Ulangi hingga selesai menjahit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menjahit merupakan sebuah kerajinan tangan yang menggunakan jarum dan benang
untuk mengikat sesuatu atau menyambungkan sesuatu. Sejarah menjahit sudah berasal
dari ribuan tahun sebelum masehi. Menjahit mempunyai teknik dasar menjahit
tersendiri, berbeda dengan menganyam dan menyulam. Pada umumnya semua masih
menggunakan teknik dasar menjahit secara tradisional, hingga mesin jahit keluar pada
tahun 1790, ditemukan oleh Thomas Saint.

Jaman sekarang, umumnya penjahit lebih sering menggunakan mesin jahit. Mesin
tersebut terbagi atas dua yaitu tradisional dan elektrik. Meskipun begitu, teknik dasar
menjahit tetap dipelajari karena membeli mesin membutuhkan modal yang lebih
besar. Alasan lainnya adalah menggunakan teknik dasar menjahit akan memberikan
hasil yang jauh lebih baik dan variasi dibandingkan mesin.
DAFTAR PUSTAKA

http://sitizubaidah123.blogspot.com/2016/06/teknik-memotong-bahan-kain.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Menjahit

https://ilmuseni.com/seni-rupa/kerajinan-tangan/teknik-dasar-menjahit

Anda mungkin juga menyukai