Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ALAT DAN BAHAN POLA SISTEM DRAPING ini .

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.Setiap orang tentu memiliki
karakter atau kepribadian yang berbeda-beda. Ada baiknya kita mengetahui karakter diri masing-masing
serta orang lain. Adapun tujuan untuk tipe kepribadian atau karakter diri adalah untuk mengoptimalkan
perubahan diri ke arah yang lebih baik dan positif.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….....………………........


………………………

KATA PENGANTAR ...........................................…………………………………….…………

DAFTAR ISI ……………………………………………….…………………………………….

BAB 1: PENDAHULUAN …….…………………………………………………………………

A. Latar Belakang …………………...……………………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………

C. Tujuan ………………………………………..…………………………………………………………

BAB 2 : PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..

A. Alat Untuk Membuat Pola sistem Draping…………….......…………….………………………...……

B. Bahan Untuk Membuat Pola sistem Draping……………………….………………...………………....

BAB 3 PENUTUPAN ………………….………………………….……………………………...

KESIMPULAN …………………………………………………………………....……………...

SARAN …………........…………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………..…………........………………………………………………


BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Draping adalah istilah dalam busana yang berasal dari kata drape. Drape menurut kamus berarti
menyampaikan, dalam cakupan tata busana draping berarti menggelarkan sehelai kain pada
boneka atau boneka jahit dari atas sampai ke bawah dari depan hingga ke belakang, sesuai yang
dikehendaki perancang. Pembuatan pola dengan teknik draping dapat memunculkan seni atau
kreasi untuk mewujudkan ide, seperti pemakai tampak tinggi, tampak lebih anggun, lebih muda,
dalam berbusana.

Pengertian Draping tidak bisa disamakan dengan pengertian “Draperie”. Draperie adalah
Pembuatan pola busana tiga dimensi dengan cara memulir dan melangsaikan bahan pada tubuh
model/dummy. Draping atau dalam bahasa Perancis disebut Moulage adalah suatu teknik
pembuatan pola yang menghasilkan pola sempurna, karena pola draping adalah pola tiga dimensi
dibuat langsung pada tubuh manusia atau dummy tidak dengan cara melangsaikan bahan.

Pola draping adalah cara pembuatan pola yang sangat mudah dan sederhana serta tidak perlu
mengukur model sebelumnya dan tidak memerlukan pemikiran yang kompleks, namun
diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang teknik pembuatan pola draping
tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Apa saja alat untuk membuat pola sistem draping?

2. Apa saja bahan untuk membuat pola sistem draping?

C.Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui alat untuk membuat pola sistem draping.

2. Untuk mengetahui bahan untuk membuat pola sistem draping.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Alat Untuk Membuat Pola sistem Draping


Alat untuk membuat pola adalah semua alat atau barang yang digunakan untuk dapat
menghasilkan gambar pola yang bagus, rapi, bersih dan benar. Sedangkan bahan untuk membuat
pola adalah benda atau barang yang dapat dijadikan pola.

Alat untuk mendraping pada Dressform :

1). Boneka Jahit (Dressform)

Boneka jahit atau boneka pengepas adalah patung torso (batang tubuh) manusia dari bahu hingga
panggul. Boneka ini merupakan perwujudan tiga dimensi dari ukuran-ukuran standar tubuh
manusia, dan tidak memiliki lengan serta kaki. Boneka jahit dipakai sewaktu membuat pola
pakaian, dan mengepas pakaian yang telah selesai dijahit.

Boneka jahit dulunya dibuat dari kayu, namun sekarang dibuat dari bahan-bahan seperti
styrofoam, kaca serat, atau plastik. Berbeda dari maneken, bagian permukaan boneka jahit
dilapisi bantalan dari karet busa dan kain.

Sewaktu membuat pola dengan metode konstruksi padat (pola draping), kain muslin atau belacu
disampirkan (dipakaikan) ke boneka jahit. Kain disematkan dengan jarum pentol sambil diatur
agar mengikuti bentuk tubuh boneka jahit. Kain di bagian kerung lengan, kerung leher, dan
bagian pinggang digunting sesuai bentuk pakaian yang diingini. Setelah pakaian selesai dijahit,
boneka jahit dipakai untuk mengepas pakaian dan melihat jatuhnya jahitan pada boneka jahit.

Boneka jahit tersedia dalam standar ukuran badan (S, M, L, dan XL) untuk pria dan wanita.
Tinggi boneka disesuaikan dengan cara memanjangkan atau memendekkan dengan tiang kaki
dari kayu atau besi. Ada pula boneka jahit yang memiliki lebar bagian dada yang bisa diatur
secara mekanis. Pada sebagian boneka jahit, bagian-bagian tubuh boneka tersedia dalam
berbagai ukuran yang dapat ditukar pasang.

Selain boneka jahit standar, orang dapat meminta dibuatkan boneka jahit sebagai duplikat dari
ukuran tubuh orang yang memesan. Dengan adanya boneka jahit di tempat penjahit, pelanggan
dapat meminta dijahitkan pakaian tanpa perlu datang mengepas pakaian.

Ada bermacam-macam dressform/ boneka jahit yang dapat digunakan untuk membuat pola
dasar, di antaranya dressform untuk wanita dewasa yang meliputi :

 dressform untuk membuat celana,


 dressform anak-anak,
 dressform anak-anak remaja,
 dressform wanita,
 dressform wanita dalam ukuran besar.
 Di samping itu ada dressform untuk pria.

2). Pita Ukur

Alat untuk mengukur badan model dan boneka jahit. Alat ini juga digunakan pada waktu
penyesuaian pola dan menyiapkan bahan.

3). Jarum
 Jarum Pentul/Jarum Penyemat, Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan
berukuran panjang 3-4 cm. Bentuk jarum pentul yang dipergunakan pada pembuatan pola
ini adalah jarum pentul yang ujungnya runcing, panjang dan tidak terdapat pegangan
mutiara pada ujungnya.

 Jarum Jahit Tangan, Jarum jahit tangan digunakan untuk menjelujur pita pada boneka
jahit dan untuk menyambung bahan jika terjadi kekurangan bahan pada waktu men-
draping.

4). Gunting Kain

Panjang gunting + 12 cm, ujungnya tajam, dan tidak terlalu berat. Gunting diperlukan untuk
memotong kain blaco dan memberi bentuk yang baik pada bagian-bagian lengkung pada proses
draping.

5). Karbon Jahit


Karbon jahit dipergunakan untuk memindahkan garis pola.

6). Gunting kertas

Gunting kertas digunakan untuk memotong kertas pola.

7). Bantalan jarum

Dipakai pada pergelangan tangan untuk menyimpan jarum agar tetap pada tempatnya dan
memudahkan saat proses draping.

8). Kapur jahit


Kapur jahit, untuk memberi tanda garis atau titik pada kain.

Alat memperbaiki dan memindahkan garis pola hasil draping pada kertas pola :

1). Pensil harus 2B atau 5H,

untuk menggambar garis dan tanda pola. Pensil hitam dipilih yang tidak terlalu keras. Pensil
digunakan untuk memindahkan garis-garis pola yang terdapat pada dressform/boneka jahit.

2). Penggaris

 Penggaris plastik berukuran 18 inci, untuk membetulkan dan menyempurnakan bentuk


pola serta menambahkan kampuh.
 Penggaris lengkung (kurva), untuk membentuk dan membuat lengkungan pada garis
leher, kerah, kerung lengan, dan selangkang.
 Penggaris lengkung pinggang, yaitu penggaris sepanjang 24 inci dengan ukuran inci
dan sentimeter berbentuk ramping dengan ujung melingkar untuk mengukur lapel
(kelepak), kampuh, flare, godets, garis princess, dan pesak celana.
 Penggaris L (square), yaitu penggaris dua sisi dengan panjang yang berbeda, berukuran
inci dan sentimeter yang terbuat dari logam atau plastik untuk membuat sudut dan garis
siku-siku.

3). Rader

untuk memindahkan tanda pola hasil dari mendraping ke atas kertas pola.

B. Bahan Untuk Membuat Pola sistem Draping


1). Blaco

Bahan utama pada pembuatan pola sistim draping adalah kain blaco. Ada bermacam-macam
jenis bahan blaco yang dapat dipergunakan sesuai dengan disain baju. Diantaranya adalah :

 Blaco kasar, digunakan untuk pemula, karena sangat mudah diketahui arah serat
kainnya.
 Blaco ringan atau tipis, digunakan untuk membuat draping dengan mode yang
ditekankan pada kelembutan bahan atau soft draping.
 Blaco tebal, digunakan pada pembuatan pakaian pria atau jenis pakaian jas (tailored
garment).

Lebar kain yang di butuhkan adalah lebar model kerah yang di inginkanditambah 20 cm, panjang
kain yang dibutuhkan adalah ½ lingkar leher yangdiukur dari salah satu sisi mulai dari TB ke
arah TM di tambah 10 cm.3.

2). Tali Kord Pipih

Bentuk tali kord yang dapat digunakan adalah yang pipih dengan lebar 3-5 mm. Tali kord
tersedia dalam beberapa warna. Pada umumnya tali merah untuk pembuatan garis-garis vertikal
(berdiri). Sedangkan untuk garis horisontal (tidur) menggunakan pita biru. Untuk garis-garis
pecah pola dapat menggunakan warna yang lain.

3). Kertas pola

Untuk memindahkan hasil pola draping.


BAB 3

PENUTUPAN
KESIMPULAN

Alat untuk mendraping pada Dressform : Dressform, Pita ukur, Jarum, Gunting kain, Kertas
karbon, Gunting kertas, Bantalan jarum, dan Kapur jahit

Alat memperbaiki dan memindahkan garis pola hasil draping pada kertas pola : Pensil,
Penggaris, dan Rader.

Bahan Untuk Membuat Pola sistem Draping : Kain blaco, Pita kord pipih, dan Kertas pola.

SARAN

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.mikirbae.com/2016/08/alat-dan-bahan-pembuatan-pola-teknik.html?m=1

https://www.fesyendesign.com/belajar-membuat-pola-dasar-sistem-draping/

Anda mungkin juga menyukai