Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,karena berkat
rahmat dan karunia -Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar Busana dengan bimbingan dosen Ibu Dra.
Vivi Radiona Sofyani Putri, M.Pd. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan
bahan – bahan materi makalah ini. Saya telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan rancangan bahan dan rancangan harga ini. Saya sadar bahwa
makalah yang saya buat ini masih jauh darisempurna, karena itu saya
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari
para pembaca. Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan
dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya
2
BAB I
PENDAHULUAN
Merancang Bahan
Caranya adalah dengan menyusun pola yang telah diberi kampuh di atas bahan dan
diatur sehingga menghasilkan pemakaian bahan yang sehemat mungkin dengan
tetap memperhatikan arah serat dan motif bahan.
Terdapat tiga cara merancang bahan, yaitu:
3
Contoh menghitung bahan secara global
Pada umumnya, lebar bahan yang terdapat di pasaran yaitu 90cm, 100cm, 110cm,
115cm, 120cm, atau 150cm, yang semuanya dapat dipergunakan untuk membuat
pakaian. Permasalahannya adalah berapa panjang kain yang diperlukan. Untuk
itulah kita perlu membuat suatu rancangan bahan.
ditambah satu kali panjang lengan (54cm) ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm
untuk kelim. 54 + (2+4) = 60 cm
Jadi jumlah bahan yang diperlukan adalah 124 cm + 60 cm = 184 cm atau 1,84
m.
4
Untuk kain dengan lebar bahan 115 cm, diperlukan dua kali panjang celana
ditambah kampuh 1,5 cm dan kelim 4 cm.
Jadi jika panjang celana 102 cm, maka diperlukan panjang kain dua kali panjang
celana ditambah kampuh dan kelim, yaitu (102 + 1,5 + 4) cm x 2 = 215 cm atau
2,15 m. Tetapi apabila memakai bahan dengan lebar 150 cm hanya diperlukan satu
kali panjang celana ditambah kelim dan kampuh, yaitu 107,5 cm atau dibulatkan 1,1
m.
Agar dapat membuat rancangan bahan secara tepat maka langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan membuat rancangan bahan dengan membuat pola-pola
kecil.
5
Langkah pertama sebelum membuat perencanaan adalah:
6
penyusunan ini. Dengan menggunakan pola-pola kecil, kita
dapat menghitung banyaknya bahan yang diperlukan, sedangkan
apabila dengan menggunakan pola besar langsung, kita
dapat mempergunakan bahan yang ada sehemat mungkin.
Contoh model blus asimetris
7
Gambar Pecah Pola Blus Asimetris
Cara Merancang bahan
8
Untuk membuat rancangan bahan model blus asimetris, bahan tidak dilipat menjadi
dua, tetapi dibentangkan keseluruhan. Hal ini untuk menghindari kesalahan letak
pola untuk pola sebelah kanan dan pola sebelah kiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merancang bahan, baik
menggunakan pola kecil maupun dengan pola dan bahan sebenarnya, adalah sebagai
berikut :
9
letaknya agar bagian satu dengan yang lain dapat bertemu motifnya, terutama
tengah muka ataupun bagian tengah belakang.
4. Untuk bahan dengan motif bergaris, perlu pula diperhatikan garis-garisnya.
5. Untuk motif kotak-kotak sebaiknya pada polanya diberi tanda untuk
memudahkan pada saat meletakkannya di atas motif, sesuai dengan garis atau
kotaknya.
6. Susun pola di atas bahan dengan efektif untuk mendapatkan kebutuhan kain
sekecil-kecilnya tanpa mengabaikan segi keindahan dan arah serat.
7. Jangan lupa tambahan untuk kampuh, biasanya 2 cm, dan tambahan kelim 4
– 5 cm.
Merancang Harga
Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang dibutuhkan dalam
pembuatan pakaian dengan model tertentu.
Selain bahan pokok berupa kain ada juga bahan penunjang di antaranya adalah
benang, kancing, retsleting (tutup tarik), vuring, kain pelapis, benang obras
(atau jasa obras), benang bordir (jasa bordir), bis band, renda, dan lain sebagainya,
tergantung pada model pakaian yang dikehendaki.
Tujuan merancang harga adalah untuk mengetahui biaya produksi pakaian yang
akan dibuat. Dengan mengetahui rancangan harganya atau biaya produksinya akan
bermanfaat pada saat Anda mau membuat suatu usaha jasa pakaian. Dari rancangan
bahan dapat ditentukan biaya jasa, keuntungan yang akan diperoleh, biaya
penurunan mesin, dan biayabiaya tak terduga lainnnya.
10
Dalam merancang harga, yang harus dihitung dan dilakukan adalah :
11
1,75 m bahan katun jepang @ Rp 16.000,- = Rp 28.000,-
1 benang jahit astra @ Rp 400,- = Rp 400,-
1 benang jelujur @ Rp 150,- = Rp 150,-
1 buah ruitsleting jepang 40cm @ Rp 4.000,- = Rp 4.000,-
1 buah kancing kait @ Rp 50,- = Rp 50,-
jasa obras warna @ Rp 1.000,- = Rp 1.000,-
Total = Rp 33.600,-
Jadi untuk membuat model blus dengan panjang bahan 1,75 memakai bahan katun,
dengan model yang telah ditentukan membutuhkan biaya Rp 33.600,-
Ada satu hal lagi yang harus diketahui adalah bahwa biaya produksi membuat satu
pakaian harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan memproduksi pakaian dalam
jumlah banyak (massal). Hal tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan
baku maupun bahan penunjang dalam jumlah banyak akan mempunyai harga yang
berbeda.
12
BAB II
PEMBAHASAN
BUSANA PRIA
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia busanapun
dalam konteks sosialnya. Salah satu identitas sosial yang penting adalah jenis
kelamin. Busana seperti celana panjang, kemeja, sepatu berkesan berat, rambut
pendek dan tidak berhias muka adalah tetap mencirikan busana pria. Busana
Yang dimaksudkan dengan busana pria disini adalah busana yang dikenakan
atau dipakai oleh seorang pria dewasa atau remaja mulai dari ujung rambut
13
PENGGOLONGAN BUSANA PRIA
Busana atau clothing merupakan busana sebagai penutup badan. Busana dibagi
menjadi dua bagian penggunaannya yaitu busana luar dan busana dalam. Busana
luar dapat dibagi dalam beberapa tujuan yaitu : a) busana kerja atau bepergian
(business or street wear), b) busana sport dan santai (sport wear and casual wear).
Busana resmi, di waktu siang, malam, undangan upacara makan dan lain-lain tujuan
dalam pergaulan yang diatur (protocolair, formal).ditinjau dari busana luar, maka
busana pria pada umumnya dibagi menjadi : a) setelan jas dan celana (suits), b) baju
merupakan busana yang digunakan untuk penutup sebagian badan sebelum memakai
busana luar dengan tujuan utama dapat langsung menampung keringat atau kotoran
lainnya yang menempel pada badan sipemakai. Ditinjau dari busana dalam, maka
busana dalam untuk pria pada umumnya terbagi menjadi : a) kaos oblong (T.Shirt),
union suits (satu baju lengan panjang terusan dengan celananya banyak dipakai di
14
daerah dingin). Selain busana luar dan busana dalam seperti yang dimaksudkan
diatas, juga terdapat busana-busana khusus yang dipakai sebagai busana luar tetapi
hanya di dalam rumah saja, misalnya kimono, piyama untuk dalam rumah dan lain-
lainnya. Terdapat juga busana khusus karena fungsi dan tugas pemakainya, misalnya
2. Pelengkap (Furnishing)
busana pria, terdiri dari krah (collars), dasi (ties), sapu tangan (handkerchiefs), sabuk
(belt), penggantung celana berupa sabuk ke bahu (suspender) kaos kaki (hosiery),
pengikat kaos kaki (garters), selendang tebal untuk menutupi leher (mufflers/scrafs),
topi. Di dalam diklat ini busana-busana khusus dan pelengkap tidak dibicarakan,
disini hanya akan mengemukakan hel-hal yang penting-penting tentang busana luar
dan dalam yang sehari-harinya dipakai oleh kaum pria dewasa, misal kemeja, celana
panjang, celana olah raga, safari, (semi jas), jaket, piyama, surjan.
15
BAGIAN – BAGIAN DARI KEMEJA
Selain mengetahui apa itu kemeja, perlu pula tahu bagian – bagian pakaian ini.
Dengan mengetahui hal tersebut maka bisa membantu dan memandu dalam order
kemeja yang diinginkan atau ketika membeli kemeja. Inilah bagian – bagian penting
kemeja yang juga menjadi karakeristiknya:
1. Kerah kemeja adalah ciri utama dari kemeja. Baik kemeja casual maupun
resmi, semuanya memiliki kerah atau disebut juga dengan collar. Jenisnya
beragam, ada button collar, pointed collar, down collar, tab collar dan spread
collar. Pemilihannya selain berdasarkan tujun pemakaian juga sesuai dengan
bentuk wajah
2. Lengan kemeja adalah kemeja memiliki lengan baik pendek maupun
panjang. Untuk lengan pendek, lebih pas dan banyak dipakai untuk acara
casual atau bisa pula sebagai seragaman.
3. Cuff adalah bagian yang akan terlihat ketika mengenakan jas atau jaket.
Bagian dari kemeja ini memiliki panjang 1 hingga 1,5 inchi. Selain ukuran
beragam, model dan bentuknya juga bervariasi.
4. Placket adalah ketika memesan atau pembuatan kemeja, maka perlu
memperhatikan bagian ini. Placket terletak pada bagian kiri depan dengan
lubang kancing yang berbaris vertikal. Kerapian jahitan bisa menentukan
kualitas kemeja ini
5. Pleat bagian penting ini terlihat di belakang atau bagian punggung. Adanya
pelat bisa menyesuaikan bentuk dan tubuh pemakaiannya.
16
DESAIN KEMEJA PRIA
17
ANALISIS DESAIN
18
DAFTAR UKURAN
1 PANJANG KEMEJA 70
2 LEBAR PUNDAK 42
4 PANJANG LENGAN 57
5 MANSET 25/5,5
19
RANCANGAN BAHAN (BAHAN UTAMA)
20
RANCANGAN HARGA
TOTAL RP 68.500
21
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
harga jual dari produk busana yang kita buat. Dan yang perlu di ketahui bahwa
biaya produksi membuat satu pakaian harganya akan jauh lebih mahal
tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan baku maupun bahan
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.fesyendesign.com/belajar-merancang-bahan-dan-harga/
27/11/22, jam 20:19
23