Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DASAR BUSANA

RANCANGAN BAHAN DAN RANCANGAN HARGA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Busana


Dosen: Dra. Vivi Radiona Sofyani Putri, M.Pd

Disusun Oleh :

ENDANG SURYA NINGSIH


1509520050

PROGRAM D4 DESAIN MODE


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN ..……………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….....13

PENGGOLONGAN BUSANA PRIA ……………………………………...14

BAGIAN-BAGIAN KEMEJA PRIA …………………………….…. 16

DESAIN KEMAJA PRIA ……………………………………………. 17

ANALISIS DESAIN ……………………………………………………. 18

DAFTAR UKURAN ……………………………………………………. 19

POLA BADAN ……………………………………………………. 13

POLA LENGAN ……………………………………………………. 14

MERUBAH POLA ……………………………………………………. 15

RANCANGAN BAHAN UTAMA ……………………………………… 20

RANCANGAN HARGA ………..………………………………..……. 21

BAB III PENUTUP ………………………………………………... 22

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 23

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,karena berkat

rahmat dan karunia -Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk

memenuhi tugas mata kuliah Dasar Busana dengan bimbingan dosen Ibu Dra.

Vivi Radiona Sofyani Putri, M.Pd. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan

kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan

bahan – bahan materi makalah ini. Saya telah berusaha semampu saya untuk

mengumpulkan rancangan bahan dan rancangan harga ini. Saya sadar bahwa

makalah yang saya buat ini masih jauh darisempurna, karena itu saya

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan

makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari

para pembaca. Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan

dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya

ingin mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 November 2022

2
BAB I
PENDAHULUAN

Merancang Bahan

Merancang bahan adalah membuat rancangan mengenai bahan yang akan


dipergunakan untuk memproduksi suatu model pakaian. Menghitung
banyaknya bahan yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian.
Merancang bahan sangat diperlukan untuk mendapatkan efisiensi bahan,
memastikan kebutuhan bahan minimum yang diperlukan sehingga menghindari
terjadinya kekurangan bahan atau pun pemakaian bahan yang berlebih.

Caranya adalah dengan menyusun pola yang telah diberi kampuh di atas bahan dan
diatur sehingga menghasilkan pemakaian bahan yang sehemat mungkin dengan
tetap memperhatikan arah serat dan motif bahan.
Terdapat tiga cara merancang bahan, yaitu:

1. merancang bahan secara global,


2. merancang bahan dengan mempergunakan pola-pola kecil, dan
3. merancang bahan secara marker.

Merancang Bahan Secara Global


Merancang bahan secara global adalah menghitung kebutuhan bahan untuk
membuat suatu model pakaian dengan menghitung panjang pakaian yang akan
dibuat (mis: blus, gaun, rok, celana panjang kemeja) ditambah panjang lengan
(lengan panjang atau pendek, jika pakaian yang akan dibuat menggunakan lengan),
berikut kampuhnya.

3
Contoh menghitung bahan secara global

Pada umumnya, lebar bahan yang terdapat di pasaran yaitu 90cm, 100cm, 110cm,
115cm, 120cm, atau 150cm, yang semuanya dapat dipergunakan untuk membuat
pakaian. Permasalahannya adalah berapa panjang kain yang diperlukan. Untuk
itulah kita perlu membuat suatu rancangan bahan.

Contoh 1 : Merancang bahan untuk sebuah blus berlengan panjang


Untuk membuat sebuah blus lengan panjang diperlukan bahan dengan lebar 90 cm
sampai 110 cm, Perhitungan kebutuhan bahannya adalah :

 diperlukan dua kali panjang blus yang dikehendaki,


 satu kali panjang lengan yang dikehendaki,
 ditambah kelebihan kelim dan kampuh.
Misalnya, panjang blus 56 cm, ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm untuk
kelim dikalikan dua (56 +2+4) x 2 = 124 cm

ditambah satu kali panjang lengan (54cm) ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm
untuk kelim. 54 + (2+4) = 60 cm

Jadi jumlah bahan yang diperlukan adalah 124 cm + 60 cm = 184 cm atau 1,84
m.

Contoh 2 : Merancang bahan celana panjang


Untuk membuat celana panjang, diperlukan bahan dengan lebar yang sesuai dengan
lebar yang dikehendaki, yaitu sekitar 115, atau bahan celana dengan lebar 150cm.

4
Untuk kain dengan lebar bahan 115 cm, diperlukan dua kali panjang celana
ditambah kampuh 1,5 cm dan kelim 4 cm.

Jadi jika panjang celana 102 cm, maka diperlukan panjang kain dua kali panjang
celana ditambah kampuh dan kelim, yaitu (102 + 1,5 + 4) cm x 2 = 215 cm atau
2,15 m. Tetapi apabila memakai bahan dengan lebar 150 cm hanya diperlukan satu
kali panjang celana ditambah kelim dan kampuh, yaitu 107,5 cm atau dibulatkan 1,1
m.

Merancang Bahan dengan Pola-pola Kecil


Pada penghitungan secara global/kasar, terkadang hasilnya kurang memuaskan. Kita
harus memperhitungkan model pakaian dan motif kainnya. Dengan demikian dapat
terjadi kekurangan atau kelebihan bahan karena kurang teliti dalam
memperhitungkan kebutuhan bahan.

Kekurangtelitian ini di antaranya adalah karena kurang memperhatikan motif bahan,


postur tubuh orang, atau kurang memperhitungkan bahan-bahan pelapis atau
penunjang lain yang dipergunakan untuk membuat model pakaian.

Agar dapat membuat rancangan bahan secara tepat maka langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan membuat rancangan bahan dengan membuat pola-pola
kecil.

Merancang bahan menggunakan pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan


berdasarkan pola yang sudah diubah sesuai model dengan menggunakan skala kecil.
Pola kecil berasal dari pola sesungguhnya yang dibuat dengan skala kecil. Pada
umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4, skala 1:6, dan skala 1:8.

5
Langkah pertama sebelum membuat perencanaan adalah:

1. Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model


yang dikehendaki atau telah ditentukan.
2. Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-lapisan yang
diperluan sesuai model pakaiannya.
3. Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag
4. Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas dorslag
5. Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen bahan)
dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang dibutuhkan (misalnya 90
cm, 110 cm, atau 150 cm dengan menggunakan skala ukuran yang sama
dengan yang dipakai untuk membuat pola.) Kertas dilipat dua memanjang
apabila model pakaian yang akan dibuat simetris, atau dibentangkan
secara keseluruhan jika model pakaiannya asimetris.
6. Susunlah pola-pola kecil di atas kertas payung sehingga mendapatkan
pemakaian bahan yang se-efisien mungkin. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menata pola, di antaranya adalah:
a. Tempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru kemudian pola-pola
yang lebih kecil;
b. Letakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar;
c. Atur pola dengan teliti, perhatikan mana yang harus diletakkan pada
lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya
d. Perhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan untuk tiap bagian
pola
7. Apabila telah menemukan susunan pola yang tepat, maka rekatkan pola
tesebut dengan lem sesuai tempatnya.
Anda dapat langsung menggunakan pola dengan ukuran sebenarnya dalam

6
penyusunan ini. Dengan menggunakan pola-pola kecil, kita
dapat menghitung banyaknya bahan yang diperlukan, sedangkan
apabila dengan menggunakan pola besar langsung, kita
dapat mempergunakan bahan yang ada sehemat mungkin.
Contoh model blus asimetris

Perhatikan gambar model di bawah ini:

Gambar Model Blus Asimetris


Model :

 – blus longgar langsing


 – blus bagian kanan asimetris, dengan kerah kelepak
 – lengan pendek biasa
 – bukaan kancing blus 4 buah

7
Gambar Pecah Pola Blus Asimetris
Cara Merancang bahan

Gambar Rancangan Bahan Blus Asimetris

8
Untuk membuat rancangan bahan model blus asimetris, bahan tidak dilipat menjadi
dua, tetapi dibentangkan keseluruhan. Hal ini untuk menghindari kesalahan letak
pola untuk pola sebelah kanan dan pola sebelah kiri.

Merancang Bahan dengan Teknik Marker


Merancang bahan dengan teknik marker adalah merancang bahan yang akan
digunakan untuk memproduksi pakaian dalam jumlah besar. Biasanya satu model
pakaian dibuat dalam beberapa ukuran (grading) sesuai dengan pesanan. Pola-
pola dari berbagai ukuran tersebut diletakkan pada satu lembar kertas marker dengan
ukuran sebenarnya. Kemudian diletakkan di atas kain (biasanya tumpukan beberapa
lapis kain berdasarkan kapasitas pakaian yang dikehendaki).

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merancang bahan, baik
menggunakan pola kecil maupun dengan pola dan bahan sebenarnya, adalah sebagai
berikut :

1. Untuk merancang bahan simetris, bahan dapat dilipat memanjang dengan


bagian muka kain (bagian baik) berada di dalam, sedangkan untuk model
asimetris bahan harus digelar sepenuhnya.
2. Perhatikan arah serat benang. Letakkan pola dengan tepat sehingga garis
panah, atau garis yang menunjukkan bahwa garis itu harus terletak pada arah
yang lurus, benar-benar terletak sejajar benang lungsinnya.
3. Perhatikan motif bahan, terutama untuk motif searah jangan sampai salah satu
bagian terbalik motifnya, demikian pula dengan bahan polos searah (seperti
bahan berkilau, berbulu dan koduray), karena jika diletakkan terbalik akan
memberikan kesan yang berbeda. Untuk motif bunga besar harus diatur

9
letaknya agar bagian satu dengan yang lain dapat bertemu motifnya, terutama
tengah muka ataupun bagian tengah belakang.
4. Untuk bahan dengan motif bergaris, perlu pula diperhatikan garis-garisnya.
5. Untuk motif kotak-kotak sebaiknya pada polanya diberi tanda untuk
memudahkan pada saat meletakkannya di atas motif, sesuai dengan garis atau
kotaknya.
6. Susun pola di atas bahan dengan efektif untuk mendapatkan kebutuhan kain
sekecil-kecilnya tanpa mengabaikan segi keindahan dan arah serat.
7. Jangan lupa tambahan untuk kampuh, biasanya 2 cm, dan tambahan kelim 4
– 5 cm.

Merancang Harga
Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang dibutuhkan dalam
pembuatan pakaian dengan model tertentu.

Selain bahan pokok berupa kain ada juga bahan penunjang di antaranya adalah
benang, kancing, retsleting (tutup tarik), vuring, kain pelapis, benang obras
(atau jasa obras), benang bordir (jasa bordir), bis band, renda, dan lain sebagainya,
tergantung pada model pakaian yang dikehendaki.

Tujuan merancang harga adalah untuk mengetahui biaya produksi pakaian yang
akan dibuat. Dengan mengetahui rancangan harganya atau biaya produksinya akan
bermanfaat pada saat Anda mau membuat suatu usaha jasa pakaian. Dari rancangan
bahan dapat ditentukan biaya jasa, keuntungan yang akan diperoleh, biaya
penurunan mesin, dan biayabiaya tak terduga lainnnya.

10
Dalam merancang harga, yang harus dihitung dan dilakukan adalah :

a) Menghitung Panjang Kain


Panjang kain dihitung berdasarkan hasil rancangan bahan yang telah disesuaikan
dengan lebar kainnya. Selanjutnya tentukan nama atau jenis bahannya. Perbedaan
jenis bahan akan membedakan harganya.

b) Menghitung Kebutuhan Bahan Penunjang


Keperluan bahan penunjang harus dirinci sesuai kebutuhan dalam menyelesaikan
suatu model pakaian, misalnya benang jahit, benang jelujur, kancing hias, zipper,
renda, atau hiasan lainnya beserta ukuran dan harganya.

c) Menghitung Jasa Lain-lain


Kebutuhan jasa lainnya adalah seperti biaya obras, biaya membordir, biaya neci/bis,
atau biaya-biaya lain yang tidak dapat dilakukan sendiri.

d) Menjumlahkan Kebutuhan Bahan Pokok, Bahan Penunjang, dan Jasa Lain-


lain
Dengan menjumlahkan kebutuhan bahan pokok, bahan penunjang dan jasa lain-lain
akan diketahui biaya produksi dalam membuat pakaian secara keseluruhan.

Contoh merancang harga pakaian model blus

Bahan : Katun Jepang


Lebar bahan : 115 cm (1,15m)
Panjang bahan : 1,75m (sesuai rancangan bahan yang dibuat sebelumnya)

Perhitungan biaya kebutuhan:

11
 1,75 m bahan katun jepang @ Rp 16.000,- = Rp 28.000,-
 1 benang jahit astra @ Rp 400,- = Rp 400,-
 1 benang jelujur @ Rp 150,- = Rp 150,-
 1 buah ruitsleting jepang 40cm @ Rp 4.000,- = Rp 4.000,-
 1 buah kancing kait @ Rp 50,- = Rp 50,-
 jasa obras warna @ Rp 1.000,- = Rp 1.000,-
 Total = Rp 33.600,-
Jadi untuk membuat model blus dengan panjang bahan 1,75 memakai bahan katun,
dengan model yang telah ditentukan membutuhkan biaya Rp 33.600,-

Ada satu hal lagi yang harus diketahui adalah bahwa biaya produksi membuat satu
pakaian harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan memproduksi pakaian dalam
jumlah banyak (massal). Hal tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan
baku maupun bahan penunjang dalam jumlah banyak akan mempunyai harga yang
berbeda.

12
BAB II
PEMBAHASAN

BUSANA PRIA
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia busanapun

mengalami berbagai kemajuan. Selain sebagai penutup tubuh, busana juga

berfungsi untuk memperindah penampilan seseorang serta sebagai bentuk

komunikasi. Apa yang dikomunikasikan busana adalah identitas sosial

pemakainya. Ketika seseorang mengadopsi sebuah gaya berbusana yang

berhubungan dengan peran khusus, status atau kelompok, ia bukan saja

menyatakan suatu identitas khusus tetapi juga keterlibatan dan komitmenya

pada status atau kelompoknya.

Busana dan perlengkapannya menunjukkan peran yang disepakati, tetapi hanya

dalam konteks sosialnya. Salah satu identitas sosial yang penting adalah jenis

kelamin. Busana seperti celana panjang, kemeja, sepatu berkesan berat, rambut

pendek dan tidak berhias muka adalah tetap mencirikan busana pria. Busana

yang dikenakan kaum pria menunjukkan status mereka. Status merupakan

salah satu faktor yang menentukan kedudukan seseorang di dalam majsyarakat.

Yang dimaksudkan dengan busana pria disini adalah busana yang dikenakan

atau dipakai oleh seorang pria dewasa atau remaja mulai dari ujung rambut

sampai ujung kaki.

13
PENGGOLONGAN BUSANA PRIA

Busana pria umumnya terbagi menjadi 2 golongan kepentingan ialah busana

(clothing) dan pelengkap busana (furnishing).

1. Busana atau Clothing

Busana atau clothing merupakan busana sebagai penutup badan. Busana dibagi

menjadi dua bagian penggunaannya yaitu busana luar dan busana dalam. Busana

luar dapat dibagi dalam beberapa tujuan yaitu : a) busana kerja atau bepergian

(business or street wear), b) busana sport dan santai (sport wear and casual wear).

Busana resmi, di waktu siang, malam, undangan upacara makan dan lain-lain tujuan

dalam pergaulan yang diatur (protocolair, formal).ditinjau dari busana luar, maka

busana pria pada umumnya dibagi menjadi : a) setelan jas dan celana (suits), b) baju

kemeja (shirts), c) celana (slacks), d) jaket (jacket), e) rompi. Busana dalam

merupakan busana yang digunakan untuk penutup sebagian badan sebelum memakai

busana luar dengan tujuan utama dapat langsung menampung keringat atau kotoran

lainnya yang menempel pada badan sipemakai. Ditinjau dari busana dalam, maka

busana dalam untuk pria pada umumnya terbagi menjadi : a) kaos oblong (T.Shirt),

b) kaos singlet (undershirt), c) celana pendek (short), d) celana dalam (briefs), e)

union suits (satu baju lengan panjang terusan dengan celananya banyak dipakai di

14
daerah dingin). Selain busana luar dan busana dalam seperti yang dimaksudkan

diatas, juga terdapat busana-busana khusus yang dipakai sebagai busana luar tetapi

hanya di dalam rumah saja, misalnya kimono, piyama untuk dalam rumah dan lain-

lainnya. Terdapat juga busana khusus karena fungsi dan tugas pemakainya, misalnya

busana dokter/perawat, juru selam, penolong kebakaran, montir mesin dan

sebagainya. Busana-busana tersebut memerlukan pembuatan dengan pola dari

mesin-mesin jahit yang khusus.

2. Pelengkap (Furnishing)

Pelengkap (furnishing) merupakan asesoris yang digunakan untuk melengkapi

busana pria, terdiri dari krah (collars), dasi (ties), sapu tangan (handkerchiefs), sabuk

(belt), penggantung celana berupa sabuk ke bahu (suspender) kaos kaki (hosiery),

pengikat kaos kaki (garters), selendang tebal untuk menutupi leher (mufflers/scrafs),

topi. Di dalam diklat ini busana-busana khusus dan pelengkap tidak dibicarakan,

disini hanya akan mengemukakan hel-hal yang penting-penting tentang busana luar

dan dalam yang sehari-harinya dipakai oleh kaum pria dewasa, misal kemeja, celana

panjang, celana olah raga, safari, (semi jas), jaket, piyama, surjan.

15
BAGIAN – BAGIAN DARI KEMEJA

Selain mengetahui apa itu kemeja, perlu pula tahu bagian – bagian pakaian ini.
Dengan mengetahui hal tersebut maka bisa membantu dan memandu dalam order
kemeja yang diinginkan atau ketika membeli kemeja. Inilah bagian – bagian penting
kemeja yang juga menjadi karakeristiknya:

1. Kerah kemeja adalah ciri utama dari kemeja. Baik kemeja casual maupun
resmi, semuanya memiliki kerah atau disebut juga dengan collar. Jenisnya
beragam, ada button collar, pointed collar, down collar, tab collar dan spread
collar. Pemilihannya selain berdasarkan tujun pemakaian juga sesuai dengan
bentuk wajah
2. Lengan kemeja adalah kemeja memiliki lengan baik pendek maupun
panjang. Untuk lengan pendek, lebih pas dan banyak dipakai untuk acara
casual atau bisa pula sebagai seragaman.
3. Cuff adalah bagian yang akan terlihat ketika mengenakan jas atau jaket.
Bagian dari kemeja ini memiliki panjang 1 hingga 1,5 inchi. Selain ukuran
beragam, model dan bentuknya juga bervariasi.
4. Placket adalah ketika memesan atau pembuatan kemeja, maka perlu
memperhatikan bagian ini. Placket terletak pada bagian kiri depan dengan
lubang kancing yang berbaris vertikal. Kerapian jahitan bisa menentukan
kualitas kemeja ini
5. Pleat bagian penting ini terlihat di belakang atau bagian punggung. Adanya
pelat bisa menyesuaikan bentuk dan tubuh pemakaiannya.

16
DESAIN KEMEJA PRIA

17
ANALISIS DESAIN

1. Busana kemeja pria.


2. Bermotif garis- garis
3. Warna biru dongker dan putih
4. Menggunakan kerah kemeja
5. Panjang sepanggul
6. Terdapat belahan dengan kancing pada bagian tengah muka
7. Menggunakan saku tempel sebelah kiri pada bagian muka
8. Terdapat garis hias yoke pada bagian belakang
9. Menggunakan lengan pasang ( lengan panjang ) dengan manset
10. Menggunakan plooi pada pergelangan tangan
11. Menggunakan 7 kancing pada bagian belahan muka
12. Terdapat 2 kancing pada masing” belahan

18
DAFTAR UKURAN

NO NAMA UKURAN UKURAN PEMAKAI (M)

1 PANJANG KEMEJA 70

2 LEBAR PUNDAK 42

3 LINGKAR DADA 112

4 PANJANG LENGAN 57

5 MANSET 25/5,5

19
RANCANGAN BAHAN (BAHAN UTAMA)

20
RANCANGAN HARGA

BAHAN KATUN Rp 35.000/M 170 CM Rp 54.500

KAIN KERAS RP 1.600/M 15 CM RP 2.400

VISELIN RP 5.000/M 20 CM RP 1.000

KANCING KEMAJA RP 600/BUAH 11 BUAH RP 6.600

BENANG RP 4.000/BUAH 1 BUAH RP 4.000

TOTAL RP 68.500

Harga Jual = Keuntungan 35% + Biaya Pembuatan Busana


Harga Jual = Rp 23.975 + Rp 68.500 = Rp 92.475
Harga Jual = Rp 100.000 (Pembulatan)

21
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

Dalam pembuatan busana kita memerlukan rancangan bahan dan rancangan

harga.Rancangan bahan dan rancangan harga ini berguna untuk menentukan

harga jual dari produk busana yang kita buat. Dan yang perlu di ketahui bahwa

biaya produksi membuat satu pakaian harganya akan jauh lebih mahal

dibandingkan memproduksi pakaian dalam jumlah banyak (massal). Hal

tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan baku maupun bahan

penunjang dalam jumlah banyak akan mempunyai harga yang berbeda.

22
DAFTAR PUSTAKA

Modul Teknik Merancang Bahan, Bidang Keahlian Tata Busana,


TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI MALANG

https://www.fesyendesign.com/belajar-merancang-bahan-dan-harga/
27/11/22, jam 20:19

23

Anda mungkin juga menyukai