Anda di halaman 1dari 18

SMK NEGERI 1 WONOSARI

JOB SHEET PEMBUATAN BUSANA COSTUM MADE

Semester Ganjil Bolero dan Rompi

A. Kompetensi
4.2. Membuat bolero/rompi sesuai rancangan bahan (lab sheet)

B. Indikator pencapaian kompetensi

4.2.1 Membuat pola bolero/rompi sesuai desain


4.2.2 Membuat rancangan bahan bolero/rompi
4.2.3 Memotong bahan bolero/rompi
4.2.4 Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
bolero/rompi sesuai analisis desain / work sheet
4.2.5 Membuat bolero/rompi sesuai analisis desain rancangan bahan, serta analisis
desain/work sheet sesuai kriteria hasil dengan menaati K3

C. Alat dan bahan yang digunakan

No No
Alat Bahan
. .
1. Buku pola 1. Kertas doslah merah biru
2. Penggaris besar, kecil, alat tulis 2. Kertas payung
3. Meteran 3. Bahan bolero/rompi, bahan furing
4. Pirant menjahit 4. Benang jahit
5. Mesin jahit 5. Kancing
6. Mesin pres 6. Fiselin
7. Papan setrika 7.

D. Keselamatan kerja
1. Ikat rambut apabila mengganggu
2. Cek piranti menjahit dan mesin jahit
3. Cek mesin pres jika akan digunakan
4. Cek aliran listrik
5. Pakailah alas kaki pada waktu menjahit
6. Matikan aliran listrik setelah selesai menjahit

E. Langkah kerja

1. Membuat Rancangan bahan dan rancangan harga


a. Buatlah semua bagian–bagian pola yang telah dirubah menurut desain dalam
ukuran tertentu seperti ukuran skala 1:4. Setiap pola dilengkapi dengan tanda–
tanda pola yaitu arah serat, tanda lipatan bahan, kampuh dan sebagai nya, dan
juga siapkan bagian-bagian pola yang kecil seperti kerah, lapisan–lapisan pakaian
termasuk depun atau serip dan sebagainya;
b. Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan digunakan
dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan lebar 90 cm, 115 cm,
atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala yang sama dengan skala pola
c. Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun dan
tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai dengan tanda–
tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain dan sebagainya, selain itu
yang juga perlu diingat yaitu susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah
1
itu baru menyusun bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun
pola yang kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih
efektif. Jika pola yang disusun belum memakai kampuh, ketika menyusun pola
harus dipertimbangkan jarak antara masing-masing pola lalu diberi tanda kampuh
pada setiap bagian pola tersebut.

2. Menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan sesuai rancangan bahan


a. Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah panjang bahan
yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang dibutuhkan/berapa banyak kain
yang terpakai.

3. Menghitung harga/rancangan belanja dan rancangan harga


a. Jika sudah menghitung jumlah kebutuhan bahan maka langkah berikutnya yaitu
menghitung pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting, pita/renda,
benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya (sesuai desain)
b. Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan dan
perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut.

4. Menyalin/Menjiplak pola besar bolero/rompi


a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (kertas tela, pensil, gunting kertas)
b. Letakkan kertas tela pada pola yang akan disalin, sematkan jarum pentul untuk
mempermudah dalam menyalin serta tidak bergeser-geser
c. Gunakanlah penggaris lurus, penggaris siku, dan penggaris bentuk saat menyalin
pola, sehingga hasil bisa rapi dan tepat
d. Berilah tanda arah serat dan nomor pola pada pola yang disalin
e. Berilah kampuh pada semua bagian pola
f. Potonglah pola yang sudah diberi kampuh menggunakan gunting kertas

5. Marker layout
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (kain, pola, jarum pentul)
b. Membentangkan/Spreading kain yang akan digunakan
- Persyaratan proses spreading yang baik adalah:
a) Kerataan sisi tumpukan kain.
b) Penanggulangan cacat kain
c) Arah lapisan kain
d) Tegangan lapisan kain
e) Kemudahan dalam memisahkan antar lapisan hasil pemotongan
f) Penghindari distorsikain pada saat penggelaran
g) Penghindaran pelelahan pada saat pemotongan.
c. Bahan dilipat dua di atas meja potong dengan posisi bagian baik bahan keluar
atau sebaliknya.
d. Pola–pola disusun dengan pedoman rancangan bahan dengan bantuan jarum
pentul.
e. Letakkan pola pada kain sesuai arah serat dan susunlah pola yang ukurannya
paling besar, setelah itu baru menyusun bagian–bagian pola yang lebih kecil, cara
ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih efektif. Jika pola yang
disusun belum memakai kampuh, ketika menyusun pola harus dipertimbangkan
jarak antara masing-masing pola lalu diberi tanda kampuh pada setiap bagian pola
tersebut.
f. Menyemat pola dengan jarum pentul agar tidak bergeser

6. Memotong kain

2
a. Setelah menyusun pola pada kain (marker layout) semua diletakkan baru
dipotong, jika memotong dengan tangan/menggunakan gunting biasa, gunting
dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri diletakkan rata di atas kain dekat
bahan yang digunting atau sebaliknya.
b. Bahan tidak boleh diangkat pada saat menggunting karena hal ini akan
menyebabkan hasil guntingan tidak sesuai dengan bentuk pola. Guntinglah
bagian–bagian yang besar terlebih dahulu seperti pola bagian muka dan pola
bagian belakang, pola lengan, setelah itu bagian yang kecil–kecil, seperti kerah,
lapisan leher dan sebagainya. Hasil guntingan harus rata dan rapi. Sisa–sisa
guntingan atau perca disisihkan sehingga meja dan ruangan tetap bersih.
Usahakan pola atau perca tidak berantakan/berserakan baik di atas meja maupun
di bawah meja.

7. Memindah tanda pola


a. Siapkan bagian-bagian pola yang sudah dipotong baik bahan utama maupun
furing
b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (rader, karbon jahit, pensil kapur)
c. Letakkan karbon diantara bagian buruk kain, kemudian gunakan rader untuk
memberi tanda pola. Penggunaan jenis rader bergigi dan licin menyesuaikan jenis
kain, jika kain tebal maka gunakan rader gigi, dan apabila kain bersifat licin dan
tipis maka gunakan rader licin. Namun bisa juga menggunakan kapur jahit untuk
memberi tanda pola.
d. Untuk pola yang akan dilapisi fiselin jangan dipindahkan tanda polanya dahulu,
lakukan pengepresan dahulu baru boleh dipindahkan tanda polanya, karena
apabila dipindahkan tanda polanya sebelum di lapisi fiselin maka tanda pola tidak
akan terlihat, dan memerlukan pemindahan tanda pola double.

8. Mengepress/melekatkan bahan pelapis (fiselin)


a. Siapkan bagian-bagian pola yang akan diberi bahan pelapis/fiselin
b. Panaskan setrika sampai mencapai suhu yang tepat menyesuaikan dengan sifat
kain yang akan ikut dipress, bila kain berkarakteristik tipis dan licin maka
gunakan suhu yang tidak terlalu panas, karena apabila suhu terlalu panas, kain
dapat menggelembung dan hasilnya tidak rata.
c. Jika suhu terlalu panas maka fiselin akan mengekeret atau gosong, dan apabila
belum terlalu panas maka fiselin tidak akan menempel maksimal karena akan
mempengaruhi hasil pengepresan
a. Pastikan hasil pengepresan matang rata, tidak mengelupas, dan serat pada kain
tidak mengkerut dan tidak ada serat yang rusak

9. Menjahit Bolero
a. Persiapan
1) Menyiapkan semua komponen potongan bahan utama dan furing yang telah
ditandai pola
b. Langkah – langkah menjahit Bahan utama
1) Menjahit garis hias/kupnad badan muka dan belakang
2) Membuat lubang kancing paspoile pada tengah muka
3) Memasang kerah setali dengan cara menjahit sisi TB kerah, dilanjutkan
menjahit bahu badan muka dan belakang, serta leher bagian belakang
4) Menjahit sisi badan
5) Menjahit sisi lengan diselesaikan dengan kampuh buka obras
c. Langkah – langkah menjahit Furing
1) Menjahit garis hias/kupnad badan muka dan belakang
2) Menjahit lapisan/facing bagian muka dengan furing bagian muka

3
3) Memasang kerah setali dengan cara menjahit sisi TB kerah setali, dilanjutkan
menjahit bahu badan muka dan belakang, serta leher bagian belakang
4) menjahit sisi badan
5) Membuat lubang kancing paspoile pada tengah muka bahan pelapis/facing
d. Merakit/menggabungkan
1) Menjahit lapisan/facing bagian muka (mengelilingi kerah setali)
2) Memasang lengan dengan badan diselesaikan dengan kampuh tutup obras
atau kampuh kostum
3) Menyelesaikan kelim lengan dengan sum
4) Menyelesaikan kelim bawah bolero dengan sum antara bahan utama dan
furing
e. Penyelesaian/finishing
1) Memasang kancing
2) Pengepresan /Setrika akhir

*Catatan : setiap langkah menjahit dipress, sehingga hasilnya bisa maksimal dan rapi

10. Menjahit Rompi


a. Persiapan
1) Menyiapkan semua komponen potongan bahan utama dan furing yang telah
ditandai pola
b. Langkah – langkah menjahit Bahan utama
1) Menjahit garis hias badan muka dan belakang
2) Membuat lubang kancing paspoile pada tengah muka
3) Memasang kerah setali dengan cara menjahit sisi TB kerah, dilanjutkan
menjahit bahu badan muka dan belakang, serta leher bagian belakang
4) Menjahit sisi badan
c. Langkah – langkah menjahit Furing
1) Menjahit garis hias/kupnad badan muka dan belakang
2) Membuat lubang kancing paspoile pada tengah muka bahan pelapis/facing
3) Menjahit lapisan/facing bagian muka dengan furing bagian muka
4) Memasang kerah setali dengan cara menjahit sisi TB kerah setali, dilanjutkan
menjahit bahu badan muka dan belakang, serta leher bagian belakang
d. Merakit/menggabungkan
1) Menjahit lapisan/facing bagian muka (mengelilingi kerah setali)
2) Menjahit/menyatukan kerung lengan bahan utama dengan kerung lengan
bagian dalam
3) Menyatukan sisi badan baik itu bahan utama maupun bahan furing
4) Menyelesaikan kelim bawah rompi dengan sum antara bahan utama dan
furing
e. Penyelesaian/finishing
1) Memasang kancing
2) Setrika akhir
*Catatan : setiap langkah menjahit dipress, sehingga hasilnya bisa maksimal dan rapi

11. Finishing
a. Merapikan sisa benang
b. Menyetrika secara keseluruhan
c. Memasang hiasan/ornamen (jika ada)
d. Memasang kancing

12. Mempacking

F. Standar Kualitas/Mutu Proses pembuatan

4
1. Pola
a. Hasil bentuk pola sesuai desain
b. Kesesuaian tanda garis pola sesuai desain
c. Terdapat nomor pola
d. Terdapat arah serat sesuai pola
e. Bersih dan rapi
f. Menebalkan tanda pola dengan pensil/bolpen/spidol merah, biru, dan hitam
2. Rancangan bahan
a. Menempatkan pola pada rancangan bahan sesuai arah serat
b. Menghemat kain semaksimal mungkin
c. Menebalkan garis pola dengan bolpen/spidol merah biru sesuai desain
3. Marker layout
a. Menempatkan pola pada rancangan bahan sesuai arah serat
b. Menghemat kain semaksimal mungkin
4. Memotong kain
a. Hasil potongan tidak menimbulkan banyak tiras
b. Potongan rata
c. hasil potongannya bersih, pinggiran kain hasil potongan tidak saling menempel,
tetapi terputus satu dengan yang lainnya
5. Memimdahkan tanda- tanda pola
a. Tanda pola tidak menembus kain/merusak kain
b. Memberi tanda pola pada kain sesuai pola kertas
6. Pengepresan
b. Bahan pelapis matang rata
c. Bahan pelapis tidak mengelupas
d. Serat pada kain tidak mengkerut dan tidak ada serat yang rusak
e. Kain tidak menggelembung
7. Menjahit
1) Bolero
a. hasil sambungan rapi dan halus tanpa cacat
b. jarak setikan sesuai dengan ketebalan kain
c. warna benang sesuai dengan warna kain
d. hasil jahitan (tidak mengkeret/puckering)
e. ukuran sesuai dengan standar (berdasarkan worksheet)
f. jahitan kerung lengan tidak ada kerutan
g. jarak kelim antara bahan utama dan furing adalah 1 cm
h. hasil kelim lengan 3 cm
i. lebar lubang kancing paspoile 1 cm, dengan lebar bagian atas dan bawah
masing-masing 0,5 cm
2) Rompi
a. hasil sambungan rapi dan halus tanpa cacat
b. jarak setikan sesuai dengan ketebalan kain
c. warna benang sesuai dengan warna kain
d. hasil jahitan (tidak mengkeret/puckering
e. ukuran sesuai dengan standar (berdasarkan worksheet)
f. lebar lubang kancing paspoile 1 cm, dengan lebar bagian atas dan bawah
masing-masing 0,5 cm
g. pertemuan antara motif satu dengan yang lain saling menyambung (motif
tumpal)
h. jarak kelim antara bahan utama dan furing adalah 2 cm
8. Finishing
a. Pengepresan/setrika hasil jadi rapi
b. Jahitan dan ukuran sesuai dengan worksheet
c. Semua bagian saling tersambung dengan baik

5
DESAIN BOLERO

Analisis Desain :

1. Kerah : Setali
2. Lengan : Lengan licin panjang
3. Garis Hias : Princess
4. Menggunakan furing lekat pada bagian dalam

6
DESAIN ROMPI

Analisis Desain :

1. Kerah : Setali
2. Lengan : tanpa lengan
3. Garis Hias : princess
4. Menggunakan furing lekat pada bagian dalam

7
Pola Bolero (Skala 1:4 )

Gambar. Pola Bolero bagian depan dan belakang

Keterangan Pola Depan :

A = ½ lingkar leher belakang (mengikuti ukuran leher pola belakang)


Keterangan Pola Belakang :

A – B = tinggi panggul

B – C = ¼ lingkar panggul – 1 cm

*Catatan :

TM = Tengah Muka

TB = Tengah Belakang

Pola Lengan Licin Panjang bolero (skala 1:4)


8
Gambar :

*Catatan : Keterangan pola sudah dijelaskan pada materi pola dasar lengan

Uraian Pola Bolero

1. Pola Utama

F.1.F

F.2.F

Pecah Pola Badan bagian depan

B.5.F
B.4.F
Pecah Pola Badan bagian belakang

9
S.6.F

Pola Lengan

2. Pola Facing/Lapisan Bolero

Gambar :

FF.3.F
3. Pola Lining/Furing Bolero

Gambar :
B.8.L B.9.L

F.7.L

*catatan : pola furing badan belakang sama dengan pola utma

10
Hasil Pecah Pola Bolero

Penomoran Pola Bolero (Kode Pola)

No Nama Pola Kode


1. Tengah Depan F.1.F
2. Sisi Depan F.2.F
3. Lapisan Depan (Front Facing) FF.3.F
4. Tengah Belakang B.4.F
5. Sisi Belakang B.5.F
6 Pola Lengan (Sleeve) S.6.F
7 Furing Tengah Sisi F.7.L
8 Furing Tengah Belakang B.8.L
9 Furing Sisi Belakang B.9.L
Keterangan :

F = Front F = Fabric (bahan utama)


FF = Front Facing L = Lining (furing)
S = Sleeve (lengan)
B = Back

Rancangan Bahan Bolero

1. Bahan Utama (6 pola)


No. Pola : F.1.F. F.2.F, FF.3.F, B.4.F, B.5.F, S.6.F

2. Bahan Furing (3 pola)


No. Pola : F.7.L, B.8.L, B.9.L

11
Pola Rompi (Skala 1:4 )

Pola Rompi bagian depan dan


belakang

Keterangan :

A – G = tinggi panggul

A – B = panjang rok – (20 ~ 30)

C – D = meluruskan mengikuti sisi


badan dan luweskan sekitar
pinggang

F = ½ lingkar leher belakang


(mengikuti ukuran leher pola
belakang)

12
Keterangan :

A – B = tinggi panggul

A – C = panjang rok – (20 ~ 30)

13
Uraian Pola Rompi

1. Pola Utama

F.2.F

F.1.F

Pecah Pola Badan bagian depan

B.3.F B.4.F

Pecah Pola Badan bagian belakang

14
2. Pola Facing/ lapisan Rompi
Gambar :

FF.5.F
3. Pola Lining/Furing Rompi
Gambar :

\
F.7.L F.6.L

15
Po
P

PoPola Furing bagian depan

B.8.L B.9.L

Pola Furing bagian belakang

Hasil Pecah Pola Rompi

16
Penomoran Pola Bolero (Kode Pola)

No Nama Pola Kode


1. Tengah Depan F.1.F
2. Sisi Depan F.2.F
3. Lapisan Depan FF.3.F
4. Tengah Belakang B.4.F
5. Sisi Belakang B.5.F

17
6 Furing Tengah Depan F.6.L
7 Furing Tengah Sisi F.7.L
8 Furing Tengah Belakang B.8.L
9 Furing Sisi Belakang B.9.L

Rancangan Bahan Rompi

1. Bahan Utama (5 pola)


No. Pola : F.1.F, F.2.F, FF.3.F, B.4.F, B.5.F,

2. Bahan Furing (4 pola)


No. Pola : F.6.L, F.7.L, B.8.L, B.9.L

*Catatan :

 Pola furing/lining rompi bagian depan dan belakang sama dengan pecah pola bagian
bahan utama
 Berilah penomoran pola pada setiap pola yang dipecah
 Berilah arah serat pada setiap bagian pola yang dipecah

- Selamat Mengerjakan -

18

Anda mungkin juga menyukai