Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pertemuan ke Empat Belas MK DDIP

RINI OKTAVIA
20075099
UPAYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN
A. Pembaharuan Kurikulum
Perubahan kurikulum berarti adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen
kurikulum antara periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.
Mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, murid, kepala sekolah, pemilik
sekolah, juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam
pendidikan.
Kurikulum Indonesia sejak kemerdekaan sudah mengalami beberapa kali pembaharuan di
antaranya:
1. Pada Zaman Orde Lama:
a. Kurikulum Rencana Pelajaran tahun 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.
Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum
(bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.
b. Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi
kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10-100 menjadi huruf A, B, C, dan D.
Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap menggunakan skor 10-100. Kurikulum 1964
bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima
kelompok bidang studi (Pancawardhana).
c. Kurikulum 1968
2. Zaman Orde Baru
a. Kurikulum 1973
Kurikulum ini menggunakan prinsip berorientasi pada tujuan dan menganut pendekatan
integratif
b. Kurikulum 1975
Kurikulum ini menggunakan prinsip antara lain; (1) menekankan kepada efisiensi dan
efektivitas dalam hal daya dan waktu, (2) menganut pendekatan sistem instruksional
yang dikenal dengan prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
c. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri antara lain:

 Berorientasi kepada tujuan instruksional

 Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA)

 Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral

 Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan

 Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau pematangan siswa

 Menggunakan pendekatan keterampilan proses


d. Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
sebagai berikut:

 Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.

 Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat


(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)

 Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem


kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

 Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi


yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

 Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan


konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa.

 Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal
yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.

 Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk


pemantapan pemahaman siswa.
e. Kurikulum 1997
Pelaksanaan kurikulum 1997 dicirikan dengan:

 Memiliki banyak mata pelajaran.

 Materi pelajaran dianggap terlalu sukar.

 Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi


mata pelajaran dan kesesuaian dengan perkembangan siswa.
 Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait seperti
tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana prasarana.
3. Masa Reformasi
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Keunggulan KBK antara lain:

 KBK yang dikedepankan penguasaan materi hasil dan kompetensi paradigma


pembelajaran versi UNESCO: learning to know, learning to do, learning to live
together, dan learning to be.

 Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, silabus menjadi kewenangan guru.

 Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa
dikurangi.

 Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode


pembelajaran PAKEM dan CTL.

 Sistem penilaian lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian


memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan
penilaian berbasis kelas.

 KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB),
penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan
kurikulum berbasis sekolah (PKBS).
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun
2006 sebagaimana dikutip dari Ahmadi adalah sebagai berikut:

 Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan


lingkungannya.

 Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan


keragaman peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku,
budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan gender.

 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis.

 Relevan dengan kebutuhan.

 Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut


dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.
 Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

 Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

 Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.


c. Kurikulum 2013 (K13)
Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan. Titik beratnya adalah mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
B. Pengelolaan Pendidikan Inovatif
1. SMP Terbuka (SMP T)
Disamping penyempurnaan kurikulum, telah dirintis pula suatu sistem pengelolahan
yang dikenal dengan sekolah terbuka (open school).
latar belakang didirikannya SMP terbuka itu antara lain adalah sebagai berikut:

 Memperluas kesempatan belajar bagi tamatan SD sebagai usaha mengatasi


masalah pemerataan pendidikan di Indonesia.

 Menanggulangi anak-anak yang tidak tertampung di SMP Negeri Mengatasi


kekurangan fasilitas / sarana pendidikan yang tidak seimbang dengan pertambahan
penduduk usia sekolah (SLTP).
SMP terbuka adalah sekolah menengah umum tingkat pertama yang kegiatan belajarnya
sebagian besar di selenggarakan di luar gedung sekloah dengan cara penyampaian
pelajaran melalui berbagai media dan interaksi.
Ciri-ciri dari SMP terbuka adalah sebagai berikut:

 Terbuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tampa syarat-syarat

 Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktik.

 Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan diruang
kelas secara tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio.

 Terbuka dalam keluar masuk kelas sekolah sesuai dengan waktu yang tersedia
bagi siswa.
 Terbuka dalam pengolahan sekolah, sekolah dikelola oleh pegawai negeri dan
orang-orang yang diperlukan partisifasinya, seperti warga dan pimpinan masyarakat,
orang tua siswa serta pamong pemerintah setempat.
2. SMA Terbuka
SMA Terbuka adalah subsistem pendidikan pada jenjang Pendidikan menengah yang
mengutamakan kegiatan belajar mandiri peserta didiknya dengan bimbingan terbatas
dari orang lain. SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan
alternatif jalur sekolah tingkat menengah dan bukan merupakan lembaga atau UPT baru
yang berdiri sendiri, melainkan menginduk pada SMA reguler yang ada.
Konsepsi dasar yang melandasi pengertian/batasan SMA Terbuka sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas adalah bahwa:

 belajar pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi seseorang dengan sumber-sumber belajar, baik yang dirancang secara khusus
maupun melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar yang tersedia;

 kegiatan belajar dapat terjadi di mana dan kapan saja, serta tidak sepenuhnya
hanya tergantung pada guru dan gedung sekolah;

 kegiatan belajar-mengajar akan mencapai tujuannya apabila berpusat pada peserta


didik dan melibatkan peserta didik secara aktif;

 penggunaan media pembelajaran yang dirancang secara benar dan tepat akan
dapat memberi hasil belajar yang maksimal sesuai dengan karakteristik media itu
sendiri;

 peserta didik pada prinsipnya mempunyai kemungkinan yang sama untuk berhasil
dalam kegiatan belajarnya apabila diberikan kesempatan dan perlakuan yang sesuai
dengan karakteristiknya (Pustekkom-Depdiknas, 1999).
3. Universitas Terbuka
Universitas terbuka merupakan salah satu bentuk open school, sekolah yang
dipandang sebagai lembaga tempat belajar hanya saja tingkatannya adalah tingkat
perguruan tinggi. UT sejalan dengan ditemukannya suatu sistem baru dalam dunia
pendidikan yaitu Belajar Jarak Jauh (BJJ) dengan modular sistem sebagai cara
pencapaian pengajaran yang baru pula. Dengan sistem ini, sasarannya adalah
mahasiswa dalam jumlah yang lebih besar dapat dicapai dan sekaligus, mahasiswa
dituntut lebih banyak berinisiatif “belajar mandiri” dan “berkelompok”.
C. Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket
A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional peserta didik. Setiap peserta didik yang lulus ujian
kesetaraan Paket A, Paket B atau Paket C mempunyai hak eglibitas yang sama dengan
lulusan pendidikan formal untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih
tinggi dan dalam memasuki lapangan kerja.
1. Program paket A
Program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SD/MI bagi
siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau yang berminat dan memilih
Pendidikan Kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan.
2. Program Paket B
Program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMP/MTs bagi
siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau yang berminat dan memilih
Pendidikan Kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar.
3. Program Paket C
Program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMA/MA bagi
siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau yang berminat dan memilih
Pendidikan Kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan menengah.
Karakteristik Penyelenggara Komunitas Belajar:
1. PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), merupakan institusi pendidikan
nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat atau ormas, orsosmas atau
organisasi keagamaan. Pemerintah berperan sebagai fasilitator.
2. SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), merupakan institusi pendidikan nonformal yang
dimiliki dan dikelola oleh Departemen pendidikan di level kabupaten.
3. Pondok Pesantren, merupakan institusi pendidikan di bawah pengawasan Departemen
Agama. Dengan penandatanganan MoU dan kerjasama antara Departemen Agama
dan Departemen Pendidikan.
4. Sekolah Rumah, adalah layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah
dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain sehingga potensi
anak yang unik berkembang secara maksimal.
5. Sekolah Alam, merupakan suatu bentuk pelayanan pendidikan yang menyatu dengan
alam.
6. Sekolah Kelas Campuran, dikenal dengan “Multy Grade Teaching” atau juga
“Multigrade Class” adalah sekolah di mana peserta didik yang berbeda-beda
tingkatan/level/kelas di campur dan ditempatkan dalam satu kelas.
7. Kursus dan Pendidikan Pelatihan (DIKLAT) adalah bentuk pendidikan berkelanjutan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan
serta pengembangan kepribadian
D. Home Schooling
Sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak sebagai subjek belajar dengan
pendekatan pendidikan secara at home. Pendekatan pendidikan at home merupakan
pendekatan kekeluargaan yang memungkinkan anak belajar dengan nyaman sesuai
dengan keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja, dimana saja dan dengan
siapa saja.
Karakteristik homeschooling secara umum yaitu:
1. Pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter pribadi dan
perkembangan potensi bakat dan minat anak secara alamiah dan spesifik
2. Kegiatan belajar terjadi secara mandiri, bersama orang tua, bersama tutor, dan
dalam suatu komunitas.
3. Orang tua memegang peran utama sebagai guru, motivator, fasilitator, teman
diskusi dan teman dialog dalam menentukan kegiatan belajar dan dalam proses
kegiatan belajar.
4. Guru berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah minat anak dalam mata
pelajaran yang disukainya.
5. Jadwal kegiatan pembelajaran diatur secara fleksibel.
6. Pendekatan pembelajaran bersifat personal dan humanis.
7. Proses pembelajaran dilaksanakan kapan saja, dengan siapa saja dan di mana saja.
8. Anak diberi kesempatan untuk belajar sesuai minat, kebutuhan, kecepatan, dan
kecerdasan masing-masing.
9. Semua anak bisa naik kelas sesuai kecepatan masing-masing.
10. Evaluasi Ujian Akhir Nasional bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan kesiapan
anak yang ditempuh melalui ujian kesetaraan paket A, B, dan C.

Anda mungkin juga menyukai