Anda di halaman 1dari 5

Administrasi dan Supervise Pendidikan

Resume minggu 3
Kurikulum dan administrasi kurikulum

OLEH:
Nama : Yulia Oktavia
Nim: (22029116)
Sesi: 202311270108

DOSEN PENGAMPU:
Dr Ahmad Sabandi,M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah "currere" yang berarti lapangan
perlombaan lari finis. yang ada garis start dan garis.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Unruh dan Unruh (1984); Kurikulum didefinisikan sebagai suatu rencana untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan: suatu rencana yang berkaitan dengan tujuan, dengan apa yang
akan dipelajari, dan dengan hasil pengajaran. Dapat ditambahkan bahwa kurikulum diartikan
sebagai semua kursus, aktivitas, dan pengalaman terorganisir yang dimiliki siswa di bawah
arahan sekolah, baik di dalam kelas atau tidak (Romine dalam Sanjaya, 2005).
Nasution (2008:5) menekankan bahwa kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Sudjana (2005:3) kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
dapat disimpulkan bahwa administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh untuk membantu,
melayani, dan mengarahkan serta membina secara kontinyu situasi pendidikan demi
tercapainya tujuan.

B. BEBERAPA TAFSIRAN LAINNYA TENTANG KURIKULUM


Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
ajaran dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang
telah disusun secara sistematis dan logis.

C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. Relevansi
Dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus
relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi ke
dalam berarti hahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang
menunjukkan keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang
akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda; dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan,
dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara
satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, haik keterbatasan waktu, hiaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya.

D. TINGKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


• Nasional
• Jenjang
• Satuan
• Bidang studi
• Jenjang kelas
• Guru

E. KURIKULER, KO KURIKULER DAN EXTRAKURIKULER


Kegiatan kurikuler adalah bagian integral dari sekolah dengan tujuan utama tentunya
mendidik siswa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Kegiatan kurikuler
terdiri dari dua jenis:
• kegiatan intrakurikuler: kegiatan sekolah yang utama, sudah sistematis, terjadwal
dengan materi pembelajaran yang jelas dan terstruktur. Kegiatan ini lebih banyak
dilakukan didalam ruang kelas
• kegiatan ektrakurikuler: kegiatan sekolah yang sifatnya lebih informal dengan materi
pembelajaran yang adaptif disesuaikan dengan tren, permintaan dan kebutuhan
zaman. Kegiatan ini lebih sering dilakukan diluar jam pelajaran atau luar kelas.
Contoh kegiatan ini umumnya berbasis olahraga seperti sepakbola, basket, bola voli,
berbasis seni seperti melukis, menari, hingga berbasis teknologi (desain grafis,
komputer). Tujuan kegiatan ini adalah memoles dan mengembangkan bakat non
akademik siswa.
kokurikuler adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke
museum atau tempat edukasi lainnya
HIDDEN KURIKULUM
Hidden artinya "tidak tampak/tersembunyi", hidden kurikulum merupakan kurikulum yang
tidak dipelajari dan tidak direncanakan secara terprogram akan tetapi memiliki peran dalam
membelajarkan peserta didik serta menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran (Martin, 1983; 122)

F. SEJARAH PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN


DI INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN

1. Kurikulum 1947 atau Rentjana Pelajaran 1947


Rentjana Pelajaran meskipun disusun pada tahun 1947 baru dilaksanakan pada tahun
1950, dan memakai istilah bahasa Belanda Leerplan yang artinya rencana pelajaran.
Asas pendidikan yang ditetapkan adalah Pancasila dan arah pendidikan lebih bersifat
politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.

2. Kurikulum 1952 atau Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Merinci setiap mata pelajaran dan sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional. Rencana pelajaran ini memiliki ciri yaitu setiap pelajaran dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas
seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan 1964


Ciri-cirinya pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral. kecerdasan, emosional atau
artistik, keparigelan (keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968
Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama kemudian
diganti dengan kurikulum baru yang bersifat politis dengan tujuan membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

5. Kurikulum 1975
Lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by
objective) yang menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Metode, materi, dan
tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
yang dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984
Disebut juga sebagai "Kurikulum 1975 disempurnakan yang mengusung pendekatan
proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang melakukan berbagai
aktifitas mulai dan mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat dan super padat, dari muatan
nasional sampai muatan lokal seperti misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain; perpaduan antara tujuan dan proses ini dinilai belum berhasil
sehingga banyak kritik berdatangan.

8. Kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


KBK mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi,
dan pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri yaitu menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman, kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan
metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Pada dasamya sama dengan tahun 2004. Perbedaannya terletak pada kewenangan
dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.
Disini pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
guru dituntut mampu mengembangkan sendini silabus dan penilaian sesuai kondisi
sekolah dan daerahnya.

10. Kurikulum 2013


Memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan
aspek sikap dan perilaku. Memiliki ciri yaitu dalam i pembelajarannya terdapat materi
yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan ada di
materi materi p Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang
ditambahkan adalah Matematika.

11. Kurikulum 2015


Merupakan tahap penyempurnaan dari tahun 2013 namun Ujian Nasionalnya ternyata
menggunakan KTSP yang merupakan produk tahun 2006.

G. PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN


• Implementers. Guru berperan sebagai mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada.
• Adapters. Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah.
• Developers. Guru memiliki wewenang dalam mendesain kurikulum, yaitu
menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur
keberhasilannya.
• Researchers. Peran guru sebagai yang melakukan penelitian kurikulum agar
kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai