Disusun Oleh :
Wanda Alwian Fatullah
(17208244023)
1. Pendahuluan
a. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin yaitu currere, yang berarti lapangan
perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari bahasa inggris yaitu kata
(curriculum) yang berarti a running course, dan dalam bahasa Prancis dikenal
dengan carter yang berarti to run (berlari).
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisi tentang bahan ajar dan
pengalaman belajar yang sudah diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara
sistematis atas dasar norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses belajar
mengajar bagi pendidik atau guru untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Sehingga
kurikulum ini menjadi acuan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
siswa/murid untuk memperoleh ijazah.
Dari definisi tersebut didapatkan bahwasanya kurikulum merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan, tanpa kurikulum yang tepat akan sangat
sulit untuk mencapai tujuan dan sasaan pendidikan yang dikehendaki.
b. Jenis-jenis Kurikulum
Pendidikan di masa ini lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di dunia. Fokusnya tidak
menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2. Kurikulum 1952 atau Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Merupakan penyempurnaan rencana pelajaran sebelumnya yang merinci setiap mata
pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952 dan sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Rencana pelajaran ini memiliki ciri yaitu setiap
pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
4. Kurikulum 1968
Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama kemudian diganti
dengan kurikulum baru yang bersifat politis dengan tujuan membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Cirinya yaitu bermuatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak berkaitan dengan
permasalahan faktual di lapangan, menitik beratkan pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan, isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat
dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective)
yang menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang
dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Disebut juga sebagai “Kurikulum 1975 disempurnakan” yang mengusung pendekatan
proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang melakukan berbagai
aktifitas mulai dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Merupakan perpaduan sebelumnya, terutama tahun 1975 dan 1984. Disebabkan oleh
beban belajar siswa dinilai terlalu berat dan super padat, dari muatan nasional sampai
muatan lokal seperti misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
lain; perpaduan antara tujuan dan proses ini dinilai belum berhasil sehingga banyak kritik
berdatangan.
KBK memiliki ciri-ciri yaitu menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan
hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk
menambah wawasan siswa di suatu bidang. Di dalam struktur kurikulum ini, jenjang SD
memiliki bobot pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter, jenjang SMP
memiliki bobot pengetahuan 40% dan 60% aspek karakter, dan jenjang SMA memiliki
bobot pengetahuan 80% dan 20% aspek karakter. Kurikulum 2013memang diintegrasikan
dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah dicanangkan pemerintah sebelum
terbentuknya kurikulum ini.
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap
dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai oleh
guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai, dan oleh diri
sendiri.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di
materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan
materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat
menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Kurikulum 2013 adalah sebuah terobosan baru di dalam dunia pendidikan di Indonesia
pada saat itu, menurut saya pengembangan yang harus di lakukan adalah tentang sistem
yang masih membingungkan bagi sebagian orang tua dan para murid, dan hal yang paling
penting yang harus di benahi adalah tentang tenaga pengajar yang tidak relevan menurut
saya untuk mengajar di kurikulum 2013. Karena di kurikulum 2013 guru/pengajar tidak
sepenuh nya bercampur tangan atas pemberian materi, dan di kurikulum 2013 juga cara
mengajar dengan cara yang berbeda, di era saat ini tehnologi sudah sangat berpengaruh,
tetapi masih banyak tenaga pengajar yang belum mengerti hal itu da nada pula yang tidak
memperdulikan hal tersebut, maka itu lah penyebab nya kurikulum 2013 masih sangat
belum relevan dan bekerja dengan maksimal. Gagasan dari saya adalah diperbaiki dulu
sistem kinerja dan tenaga pendukung kurikulum ini, mungkin dengan begitu kurikulum
2013 akan lebih efektif dan relevan di masa sekarang ini.
Manfaat Kurikulum 2013 dibandingkan dengan KTSP 2006 atau kurikulum yang lain
yaitu, seperti yang di kemukakan oleh kemendikbut kurikulum 2013 lebih menekankan
pada pendidikan karakter dan terjadinya penggabungan atau peleburan 2 mata pelajaran
tertentu menjadi satu mata pelajaran sehingga diharapkan peserta didik dapat belajar
lebih maksimal. Tentu hal ini dapat membebankan pesera didik itu sendiri maupun tenaga
pengajar. Siswa juga dapat lebih aktif dalam belajar, dan siswa yang kurang semangat
dalam belajar akan sangat ketinggalan jauh, dan mungkin itu akan jadi acuan untuk para
murid dan orang tua.
3. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
- http://grabalong.blogspot.com/2015/02/pengembangan-kurikulum-2013_80.html
- https://www.4muda.com/inilah-11-jenis-kurikulum-pendidikan-indonesia-dari-1947-
hingga-2015/
- https://www.softilmu.com/2017/05/pengertian-kurikulum-komponen-dan-fungsinya.html
- https://www.kompasiana.com/larasiin/56f0d6afe422bd2b054dd404/dampak-positif-
dan-negatif-kurikulum-2013
- http://pemerintah.net/kurikulum-2013/