Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH TUGAS 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD


(KONSEP KURIKULUM MERDEKA SERTA PERBEDAANNYA DENGAN K-13)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

NAMA : LAILY BA’DA MAUDI


NIM : 858177499

UPBJJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023.2
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kurikulum memiliki kedudukan dan
posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum
merupakan syarat wajib dan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri,
mengapa demikian? Hal ini tidak terlepas dari fungsi-fungsi kurikulum yang
diataranya: sebagai bahan untuk mencapai tujuan dan mengejar cita-cita manusia
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, kebijakan serta program harus dilaksanakan
oleh subjek dan objek, fungsi kontiunitas sebagai persiapan untuk jenjang sekolah
berikutnya dan menyiapkan sumber daya bagi yang tidak melanjutkan, sebagai acuan
dalam menilai kriteria ketercapaian proses pendidikan atau sebagai batasan kegiatan
yang dilaksanakan dalam satu semester atau pada jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum yang belakangan ini sedang gencar-gencarnya direalisasikan dalam
lembaga pendidikan yaitu kurikulum merdeka. Banyak sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum merdeka namun tidak sedikit pula yang belum menerapkannya dikarenakan
alasan-alasan tertentu, dalam makalah ini saya akan mencoba menganalisis konsep dan
prinsip dari kurikulum merdeka serta perbedaanya dengan kurikulum sebelumnya atau
yang biasa kita kenal dengan K13.
Kurikulum Merdeka merupakan perbaikan dari kurikulum 2013. Kurikulum ini
diresmikan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia (Kemendikbud Ristek RI). Kurikulum merdeka memiliki tiga tipe kegiatan
pembelajaran yaitu: pembelajaran intrakulikuler yang dilaksanakan secara terdeferiansi,
Pembelajaran kurikuler berupa penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berprinsip pada
pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada karakter dan kompetensi umum dan
Pembelajaran ekstrakulikuler dilakukan sesuai minat peserta didik dan sumber daya
yang ada pada satuan pendidikan.
Implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang SD/MI mengutamakan
pembelajaran berbasis proyek demi mewujudkan profil pelajar Pancasila. Hal ini juga
sangat relevan dengan pembelajaran abad-21 dimana pembelajaran mengfokuskan tidak
hanya pada ranah pengetahuan tapi juga menekankan pada aspek karakter, penguasaan
literasi, keterampilan dan teknologi. Pembelajaran pada kurikulum merdeka akan
dikembalikan dalam pendekatan mata pelajaran. Adapun penyusunan jadwal cukup
memudahkan guru karena pembagian waktu per minggu menggunakan mata pelajaran.
Penyusunan pada kurikulum ini berbeda dengan penyusunan jadwal pada kurikulum
2013 dimana harus mempertimbangkan rincian hari efektif dan minggu efektif. (Jurnal
ICIE: International Conference on Islamic Education.2022)

Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan baru dalam pengembangan


kurikulum pendidikan di Indonesia, yang sebelumnya terkesan terlalu kaku dan kurang
fleksibel. Dalam kurikulum ini, ada beberapa poin yang dijadikan acuan dalam
penyusunan kurikulum tersebut. Berikut ini adalah beberapa poin penting yang menjadi
dasar dari Kurikulum Merdeka.
1. Inklusif dan Kreatif
2. Kebutuhan Siswa sebagai Pusat
3. Menjawab Tantangan Zaman
4. Partisipatif
5. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Kekhasan Kurikulum Merdeka, yaitu: Jam belajar pertahun 144 jam; Adanya
Capaian Pembelajaran; Adanya Alur Tujuan Pembelajaran; Modul Ajar; Guru
merancang pembelajaran permiggu dengan 20% project dari intrakurikuler contoh
perminggu mata pelajaran PKn 4 jam, maka 3 jam intrakurikuler dan 1 jam kokurikuler;
Bisa sistem block. Contoh: Mata Pelajaran jumlah jamnya 144 jam per tahun. Maka
Pengaturan jam dikembalikan kepada guru untuk berkreasi. Semester ini bisa ada PKn,
semester berikutnya tidak ada tidak menjadi masalah yang penting tercapai setiap
jumlah jam pelajaran total pertahun; 7) Mata pelajaran IPA dan IPS disatukan menjadi
IPAS; 8) Berbasis proyek tetapi tidak mengurangi intrakurikuler; 9) Mata Pelajaran
SBdP hanya bisa diajarkan satu bidang saja, misalnya seni rupa, seni tari, atau seni
suara; 10) Pembelajaran harus berdiferensiasi; 11) Setiap kelas dibagi beberapa Fase,
Kelas 1 Fase A, Kelas 2 Fase A, Kelas 3 Fase B, Kelas 4 Fase B, Kelas 5 Fase C, dan
Kelas 6 Fase C. Jika siswa tidak mampu mencapai capaian pembelajaran di kelas 1,
maka siswa dapat menyelesaikan capaian pembelajaran di fase berikutnya. Kurikulum
Merdeka ini secara holistik mengukur kompetensi peserta didik (Nurcahyo, 2020).
Selain itu Kurikulum Merdeka dan K13 adalah dua kurikulum yang berbeda.
Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk memperkuat karakter dan moral siswa,
sementara tujuan dari K13 adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
kemampuan siswa dalam berbagai bidang. Pendekatan yang ada pada Kurikulum
Merdeka menggunakan pendekatan karakter dan keterampilan, sedangkan K13
menggunakan pendekatan kompetensi. Kelas pada Kurikulum Merdeka ditujukan untuk
kelas 1-6 SD, sedangkan K13 bisa digunakan dari SD sampai SMA. Mata pelajaran
dalam Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran karakter dan moral,
sedangkan K13 memiliki mata pelajaran yang lebih lengkap dan terstruktur. Penilaian
yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian non-akademik,
sedangkan K13 menggunakan penilaian akademik yang lebih terstruktur. Kurikulum
Merdeka fokus pada pengembangan karakter dan moral siswa, sedangkan K13 fokus
pada kemampuan akademik siswa secara umum. Pada pelaksanaanya Kurikulum
Merdeka lebih fleksibel dan memberikan kebebasan kepada guru untuk
mengembangkan pembelajaran, sedangkan K13 lebih terstruktur dan memiliki pedoman
yang jelas.
Dari uraian yang sudah disebutkan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum
Merdeka adalah sebuah program pengembangan kurikulum pendidikan yang dirancang
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia melalui pendekatan yang lebih
kontekstual, inklusif, dan berpusat pada siswa. Program ini menawarkan pendekatan
baru dalam pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia dengan menekankan
pada pengembangan potensi siswa dengan pendekatan yang lebih inklusif dan kreatif.
Selain itu, program ini juga menempatkan kebutuhan siswa sebagai pusat dalam
pengembangan kurikulum, menjawab tantangan zaman, menekankan pada partisipasi
siswa dalam proses belajar mengajar, dan pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan
demikian, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang lebih menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anda mungkin juga menyukai