UPBJJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023.2
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kurikulum memiliki kedudukan dan
posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum
merupakan syarat wajib dan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri,
mengapa demikian? Hal ini tidak terlepas dari fungsi-fungsi kurikulum yang
diataranya: sebagai bahan untuk mencapai tujuan dan mengejar cita-cita manusia
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, kebijakan serta program harus dilaksanakan
oleh subjek dan objek, fungsi kontiunitas sebagai persiapan untuk jenjang sekolah
berikutnya dan menyiapkan sumber daya bagi yang tidak melanjutkan, sebagai acuan
dalam menilai kriteria ketercapaian proses pendidikan atau sebagai batasan kegiatan
yang dilaksanakan dalam satu semester atau pada jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum yang belakangan ini sedang gencar-gencarnya direalisasikan dalam
lembaga pendidikan yaitu kurikulum merdeka. Banyak sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum merdeka namun tidak sedikit pula yang belum menerapkannya dikarenakan
alasan-alasan tertentu, dalam makalah ini saya akan mencoba menganalisis konsep dan
prinsip dari kurikulum merdeka serta perbedaanya dengan kurikulum sebelumnya atau
yang biasa kita kenal dengan K13.
Kurikulum Merdeka merupakan perbaikan dari kurikulum 2013. Kurikulum ini
diresmikan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia (Kemendikbud Ristek RI). Kurikulum merdeka memiliki tiga tipe kegiatan
pembelajaran yaitu: pembelajaran intrakulikuler yang dilaksanakan secara terdeferiansi,
Pembelajaran kurikuler berupa penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berprinsip pada
pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada karakter dan kompetensi umum dan
Pembelajaran ekstrakulikuler dilakukan sesuai minat peserta didik dan sumber daya
yang ada pada satuan pendidikan.
Implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang SD/MI mengutamakan
pembelajaran berbasis proyek demi mewujudkan profil pelajar Pancasila. Hal ini juga
sangat relevan dengan pembelajaran abad-21 dimana pembelajaran mengfokuskan tidak
hanya pada ranah pengetahuan tapi juga menekankan pada aspek karakter, penguasaan
literasi, keterampilan dan teknologi. Pembelajaran pada kurikulum merdeka akan
dikembalikan dalam pendekatan mata pelajaran. Adapun penyusunan jadwal cukup
memudahkan guru karena pembagian waktu per minggu menggunakan mata pelajaran.
Penyusunan pada kurikulum ini berbeda dengan penyusunan jadwal pada kurikulum
2013 dimana harus mempertimbangkan rincian hari efektif dan minggu efektif. (Jurnal
ICIE: International Conference on Islamic Education.2022)