Nim : 4192411011
Pengertian dan konsep kurikulum Dalam pandangan John Dewey, kurikulum merupakan
rekonstruksi yang berkelanjutan. Dimulai dari pengalaman yang dimiliki murid kemudian
direpresentasikan dalam pelajaran. Berdasar wawasan Dewey, bisa ditarik kesimpulan bahwa
rujukan utama penyusunan kurikulum adalah berakar dari pengalaman masing-masing siswa.
Pendapat John Dewey ini juga diamini oleh beberapa pakar hingga tahun 1957. Hampir semua
pakar kurikulum sepakat bahwa sumber kurikulum adalah pada pengalaman siswa.
a. Hakikat kurikulum
Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-
bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan
program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan
mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Fungsi Kurikulum
kurikulum sebagai pedoman studi. Pengertiannya adalah seperangkat mata pelajaran yang
mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di institusi pendidikan lainnya.
kurikulum sebagai konten. pengertiannya adalah data atau informasi yang tertera dalam
buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang memungkinkan
timbulnya belajar.
kurikulum sebagai hasil belajar. pengertiannya adalah seperangkat tujuan yang utuh
untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi cara-cara yang dituju untuk
memperoleh hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.
kurikulum sebagai reproduksi kultural. pengertiannya adalah transfer dan refleksi butir-
butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan difahami anak-anak generasi muda
masyarakat tersebut.
kurikulum sebagai produksi. pengertiannya adalah tugas yang harus dilakukan untuk
mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.
Perubahan kurikulum :
Dalam perjalanannya dunia Pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, Kesan itu
bisa benar bisa tidak, tergantung dari sudut mana kita lmemandang. Kalau sudut pandangnya
politis, maka pergantian sistem pendidikan nasional, termasuk di dalamnya perubahan kurikulum
akan selalu dikaitkan dengan kekuasaan (siapa yang berkuasa). Namun, kalau sudut pandangnya
nonpolitis, pergantian kurikulum merupakan suatu hal yang biasa dan suatu keniscayaan dalam
rangka merespons perkembangan masyarakat yang beitu cepat. Pendidikan harus mampu
menyesuaikan dinamika yang berkembang dalam masyarakat, terutama tuntutan dan kebutuh
masyarakat. Dan itu bisa dijawab dengan perubahan kurikulum. Seorang guru yang nantinya
akan melaksanakan kurikulum di kelas melalui proses belajar mengajar, dipandang perlu
mengetahui dan memahami kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Dengan demikian, para
guru dapat mengambil bagian yang terbaik dari kurikulum yang berlaku di Indonesia untuk
diimplementasikan dalam menjalankan proses belajar mengajar.
Pengembangan kurikulum :
Relevansi : (a). Relevansi keluar maksudnya isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat,
(b). Relevansi didalam yaitu ada kesesuaian atau konsisten dengan antara komponen-
komponen kurikulum dan menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
Fleksibilitas : Suatu kurikulum yang baik adalah yang berisi halhalyang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi
daerah, waktu maupun kemampuan , dan latar belakang anak.
Praktis : Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Kurikulum dan pendidikan selalu
dilaksanakan dalam keterbatasanketerbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Kurikulum bukan hanya ideal tetapi juga harus praktis.
2. Prinsip-prinsip khusus
Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan : Ketentuan/kebijakan pemerintah, Survei persepsi
orang tua, Survei pandangan para ahli, Pengalaman negara lain dalam maalah yang sama, dan
penelitian
Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan: Penjabaran tujuan kedalam bentuk
pengalaman beljar yang diharapkan, Isi meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan, Disusun
berdasarkan urutan logis dan sistematis
Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar : Keselaasan pemilihan media,
Memperhatikan perbedaan individual, Pencapaian aspek kognitif, afektif, skillsPrinsip berkenaan
dengan pemilihan media dan alat pelajaran: Ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi,
Pengorganisasian alat dan bahan, Pengintegrasian kedalam proses.