Anda di halaman 1dari 12

Mapel : Pembuatan Busana Costummade

KD : 3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero / rompi


  4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero / rompi
Pengampu : Dra. Soeparti

Analisis Rancangan Bahan (Lab Sheet) Bolero/Rompi


1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu Menganalisis rancangan bahan (Lab sheet) Bolero/Rompi
dan membuat rancangan bahan (Lab sheet) Bolero/Rompi
2. Pertemuan 1
1. Menyampaikan cakupan materi pembelajaran pengertian dan jenis
bolero/rompi
2. Menanyakan Karakteristik bahan utama dan bahan penunjang
bolero/rompi
3. Menanyakan prosedur pembuatan rancangan bahan bolero/rompi
4. Menganalisis desain bolero/rompi
5. Menanyakan cara mengambil ukuran tubuh

3. Uraian Materi
A. Pengertian Bolero/Rompi
Kata bolero berasal dari tarian spanyol yang memiliki langkah dan
berhenti yang dramatis. Dalam abad ke-20 Bolero dipakai dengan bluose
berleher tinggi (turtle neck) serta menjumbai dipadu dengan rok bawah
yang menjela lantai. Selama tahun 1960-an dan 1970-an dihidupkan
kembali, dipakai baik dengan rok bawah maupun celana. Untuk pakaian
malam, bolero dari bahan velvet sangat populer. Bolero untuk siang hari
telah dibuat dari banyak macam bahan, termasuk macam-macam katun,
brocade, denim dan kulit. Beberapa versi dengan hiasan bisban.
Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing juga dikenakan
diatas pakaian lain sampai pinggang atau beberapa cm diatasnya. Bolero
berbentuk seperti jaket pendek atau seolah-olah sebuah jaket yang
panjangnya berakhir diatas piggang dan mempunyai garis kurve
(lengkung) dari tengah depan ke samping. sedangkan rompi merupakan
busana luar yang tidak memiliki lengan.

Rompi menurut helen jhosep dan armstrong, dalam buku


“PATTERNMAKING for Fashion Design”, tahun 2010 menyebutkan
bahwa :
1.
“The vest is a traditional part of the suit, and it is designed
in many different ways. The vest has become an eclectic
fashion item for those who wear the vest over any garment
other than under a jacket”. Artinya:“Rompi adalah bagian
tradisional dari jas, dan dirancang dengan berbagai cara.
Rompi telah menjadi item fashion eklektik bagi mereka
yang mengenakan rompi diatas pakaian lain selain di bawah
jaket”

Berdasarkan pengertian diatas maka rompi dan bolero


sama – sama pakaian luar ( outer ). Bisa dibedakan antara rompi
dan bolero:

 Rompi memiliki banyak variasi mode, panjang dan pilihan


bahan disesuaikan dengan kesempatan pemakaian, baik untuk
kesempatan kerja maupun pesta. Rompi merupakan outfit
unisex yang bisa dikenakan pria atau wanita. Sedangkan
 Bolero umumnya dikenakan wanita dengan ciri panjang
sampai dada atau pinggan, memiliki belahan bundar
( membulat ) pada badan muka, berkerah atau garis leher, dan
berlengan.

B. Jenis-jenis bolero
1. Sweater
Sweater (pullover, Jumper) adalah bagian dari pakaian yang
difungsikan untuk menutup badan dan lengan, umumnya
menggunakan bahan yang cenderung tebal dan berat serta bisa
menyerap keringat. Sweater sekarang tidak hanya untuk melidungi
badan saja namun juga dijadikan sebagai fashion anak-anak muda.

2. Cardigan
Cardigan adalah sweater yang bagian depannya terbuka dan
dapat diberi tambahan kancing atau retsleting sebagai variasi. Cardigan
sering digunakan sebagai fashion. Banyak public figure dalam dan luar
negeri sering memakainya dalam forum-forum penting. ada banyak
variasi cardigan yang bisa disesuaikan dengan tubuh dan penampilan.
Cardigan sering digunakan oleh wanita karena mampu memberi efek
langsing kepada pemakaianya. Cardigan disulap untuk dimix dan
dimatch dengan jenis baju lainnya. Misal dengan Blus, Rok,Celan,
Gamis, Kaos dan dres.
3. Blazer
Blazer adalah jenis pakaian yang sering dikenakan oleh kaum
wanita dengan bentuk menyerupai jas. bentuknya mirip seperti jas
almamater. Blazer sering digunakan untuk bagian luar setelah blus,
Dres dll. Balzer sering digunakan ketika bekerja di kantor dan saat
menghadiri acara formal. Saat ini banyak sekali model dan variasi
blazer yang keren dan cantik sehingga blazer akan mampu memberi
tampilan yang elegan dan professional.

4. Vest

Vest ialah sejenis jas pendek, panjang sampai pinggang,


tanpa lengan, belahan di muka, berkancing, dipakai di atas
pakaian lain (blus, kemeja, bebe). Oleh kaum pria biasanya
dipakai dengan jas, jadi ada di bawah jas, terutama dipakai di
daerah/negara yang sedang bermusim dingin.
C. Karakteristik Bahan untuk Bolero/Rompi
Bahan pembuatan Bolero terdiri atas dua kelompok yaitu bahan
utama dan bahan penunjang. Desain bolero/ rompi tertentu harus
menggunakan bahan pelapis sedang bahan yang lain tidak, oleh karena
itu analisa desain yang tepat.
1. Bahan Utama
Bahan utama dipilih berdasarkan desain, kesempatan
penggunaan, dan corak yang diinginkan. Bahan Jenis Apapun
sebenarnya dapat digunakan sebagai bolero atau rompi, akan tetapi
ada jenis bahan-bahan tertentu yang memang lazin digunakan.
Bahan utama untuk bolero dapat menggunakan bahan satin, brokat
ataupun katun. sedangkan bahan pembutan rompi bisanya hampir
sama dengan bahan pembuatan jaket, antara lain flecee, parasut dan
lain sebagainya. Bahan utama biasanya memakai kain polos, tetapi
banyak juga yang memakai kain bermotif.
Bahan utama yang digunakan disesuaikan dengan kesempatan
pemakaian busana tersebut, bahan utama yang digunakan
antaralain:
a. Katun/ polos/ batik
Bolero atau Rompi dari bahan batik biasanya digunakan
untuk kesempatan semi formal tapi bisa juga digunakan untuk
pesta dengan menambah ornamen
b. Brokat/ Tile / Organdi/ Sifon
Bolero atau rompi dari brokat atau organdi ini terkesan
mewah untuk itu cocok digunakan untuk kesempatan pesta
c. Denim
Bahan denim yang digunakan pada bolero atau rompi
biasanya cocok digunakn untuk kesempatan santai atau casual

d. Kulit/ Oscar
Bahan kulit atau oscar yang digunakan pada bolero memberi
kesan santai tetapi mewah untuk itu cocok digunakan untuk
kesempatan pesta maupun casual

2. Bahan Pelengkap

Di samping bahan utama kita harus memilih bahan


pelengkap untuk pembuatan yang terdiri atas. Bahan pelengkap
busana dipilih sebagai untuk memenuhi kebutuhan informasi,
penunjang, fungsi, dan estetika (pemanis).

a. Informasi

Label berisi informasi yang menerangkan segala sesuatu


tentang produk. Label busana/pakaian ada yang menempel dan
menggantung. Label yang menempel pada pakaian terbuat dari
bahan tekstil atau bahan lain yang tahan cuci seperti halnya
busananya. Label tersebut berisi nama merk dan negara
produsen dan keterangan cara pemeliharaan busana. Label yang
digantung pada busana terbuat dari kertas, yang berisi tentang
keterangan tambahan misalkan harga jual, jenis produk, tanggal
produksi, nama pemesan, jenis/ contoh bahan, dan lain
sebagainya.

b. Penunjang
Bahan penunjang merupakan bahan yan digunakan untuk
membantu bentuk dan jatuhnya bahan pada badan seseorang.

c. Benang jahit
Benang jahit sebagi bahan utama untuk menjahit busana,
sebaiknya dipilih sesuai dengan warna bahan atau satu tingkat
lebih tua dari warna bahan. Apabila bahan dan benang berbeda
warnanya maka busana akan tampak kurang bersih dan rapi.
Benang warna lain dapat di pilih sebagai benang hias, misalkan
untuk top stitch. Besar pilinan benang sebaiknya disesuaikan
dengan bahan yang akan di jahit semakin tebal bahan maka
sebaiknya di pilih benang dengan pilinan tebih tebal agar setelah
dijahit setikannya kuat.

d. Bahan Pelapis
Bolero/ Rompi biasanya di buat berfuring. hal ini
dikarenakan rompi dibuat berdasarkan konstruksi jas (jacket).
Seperti halnya jas maka bolero dan rompi juga menggunakan
bahan pelapis yang terdiri atas: underlining, inter facing,
Interlining, dan lining. Bahan Pelapis umumnya dibuat tidak
ditenun ( non woven ), namun ada yang dibuat dari bahan
tenunan misalnya kufner agar mudah di pressing pada bahan
utama, bahan pelapis juga diberi lapisan perekat ( fusi )
contohnya viselin, tricot, kodok. Ada pula bahan pelapis tanpa
perekat, contoh bahan pelapis yang tidak berperekat adalah
bubat/rambut kuda.
Khusus untuk membuat busana dari bahan tertentu
misalkan brokat dan organza, maka bahan pelapis yang di sebut
diatas tidak semua di gunakan karena kesan transparannya akan
tidak nampak. maka bahan pelapis yang di pilih pun jenisnya
berbeda dengan bahan pelapis pada bolero atau rompi dengan
bahan yang tebal.
e. Fungsi
Bahan Pelengkap yang dipilih karena fungsinya adalah
kancing dan retsleting. Kancing dan retsleting berfungsi sebagai
bahan untuk memudahkan saat memakai pakaian, yaitu sebagai
opening.
f. Estetika (Pemanis)
Bahan ini disebut juga garnitur, yaitu bahan yang
digunakan sebagai bahan untuk hiasan dan melekat pada busana.
Perkembangan industri kreatif saat ini menunjukkan bahwa
bahan apapun dapat digunakan sebagai garnitur. dulu garnitur
identik dengen renda, payet dan lain sebagainya. Saat ini
pemanfaatan kain perca, dengan teknik tertentu lebih
memberikan nilai jual daripada menggunakan bahan yang telah
tersedia di toko. kancing dengan desain tertentu juga dapat
digunakan sebagai hiasan, serta retsleting dan benang tindas juga
dapat dimanfaatkan.

D. Prosedur Pembuatan Rancangan bahan


Pembuatan Busana selalu dimulai dari analisa desain dan
dilanjutkan dengan pengambilan ukuran sebagai acuan membuat pola
sesuai sistem yang akan dibuat. Pengambilan ukuran disesuaikan
dengan kebutuhan pembuatan pola dasar dan merubah pola sesuai
desain. Pembuatan Busana secara Custom Made merupakan pembuatan
busana untuk perseorangan (bukan Masal) maka dari itu diperlukan
mengukur setiap kostumer/pelanggan yang datang.
Prosedur pembuatan rancangan bahan
1. Menganalisis desain
2. Mengambil ukuran
3. Membuat pecah pola
4. Peletakan pola
5. Membuat perhitungan bahan dan harga
1. Menganalisis desain
Dalam menganalisa desain kita perlu cermat dan teliti, kaitannya
dengan beberapa hal diantaranya
a. bahan apa yang digunakan dalam desain tersebut
b. Desain tersebut cocok digunakan untuk kesempatan apa
c. Krah atau garis leher apa yang digunakan
d. Berlengan panjang pendek atau tanpa lengan
e. Panjang bolero sampai batas pinggang dibawah pinggang atau
sampai batas lutut
f. Saku yang digunakan jenis saku apa
g. Hiasan yang digunakan
h. Bukaan menggunakaan kancing atau ritsleting atau tanpa
keduanya
Hal diatas beberapa ketentuan yang menjadi acuan dalam
membuat analisa desain baik analisa desain ro,pi maupun bolero
dan juga bisa juga digunakan dalam menganalisa model busana
yang lain
Perhatikan contoh analisa Bolero dan Rompi Berikut
a. Desain Bolero

Analisa dari contoh desain  bolero diatas adalah sebagai berikut :


- Bolero untuk kesempatan casual
- Menggunakan Bahan kain kaos
- Memakai lengan panjang
- Panjang bolero diatas pinggang
- Tanpa krah dan bukaan di muka memakai kancing
b. Desain Rompi

Analisa dari contoh desain  bolero diatas adalah sebagai berikut


- Rompi untuk kesempatan Formal
- Menggunakan Bahan Katun
- Tanpa Lengan
- Panjang bolero dibawah pinggang
- Tanpa krah dan bukaan di muka dengan menggunakan
kancing

2. Mengambil Ukuran
Persiapkan alat dan bahan mengambil ukuran yang terdiri atas,
Pita ukur, Pita/ Veterban, buku ukuran, pena/ atau alat tulis lain, dan
penggaris siku apabila di perlukan. Sebelum mangambil ukuran
berikan tanda dengan mengikatkan pita pada garis pinggang terkecil,
atau bisa juga di tambah dengan membetikan tanda lingkar badan dan
lingkar panggul.
 Daftar Ukuran yang diperlukan pada pembuatan pola dasar
adalah sebagai berikut:
a. Lingkar leher
b. Lingkar Badan
c. Lingkar Pinggang
d. Lingkar Panggul
e. Panjang Muka
f. Panjang Punggung
g. Lebar Muka/ dada
h. Lebar Punggung
i. Panjang/ lebar bahu Bahu
j. Panjang sisi
k. Tinggi dada
l. Kontrol bahu
m. Ukuran uji muka
n. Ukuran Uji Belakang
o. Tinggi Panggul
p. Lingkar Kerung Lengan
q. Panjang lengan
r. Panjang sampai siku
s. Besar lengan
t. lingkar siku
u. lingkar pergelangan

 Langkah mengambil ukuran

a. Persiapkan alat dan tempat yang nyaman untuk mengambil


ukuran.
b. Analisa tipe tubuh yang akan diukur.
c. Tentukan titik – titik badan ( Body Line ) yang akan diukur
sesuai teknik
d. Cermati desain rompi atau bolero yang akan dibuat.
e. Lakukan pengukuran dari sisi kanan pelanggan ( model )

Ketidaknyamanan pelanggan dapat kita antisipasi dengan


melakukan pengambilan ukuran dengan teknik dan etika yang baik.
Etika pengambilan ukuran antara lain; pilih tempat yang agak luas
sehingga petugas dapat berputar mengelilingi pelanggan.
a. Posisi petugas sebaiknya berada di samping kanan pelanggan.
Tujuannya adalah agar tidak menutupi arah pandang pelanggan.
selain itu juga kecenderungan manusia melakukan berbagai
kegiatan dengan menggunakan tangan kanan, membuat ukuran
badan bagian kanan cenderung lebih besar dari sebelah kiri.
b. Urutkan dan kelompokkan daftar ukuran yang ingin diambil.
c. Ukuran yang diambil secara melingkar diukur terlebih dahulu,
lalu ukuran pada bagian muka, ukuran bagian sisi dan lengan,
dan terakhir ukuran bagian belakang. hal ini bertujuan agar kita
tidak sering bergerak dan berpindah-pindah tempat dan bolak-
balik mengitari pelanggan.
d. Pada bagian-bagian sensitif, hindari kontak fisik dengan
pelanggan, misalkan Bagian Dada (saat mengukur tinggi puncak
dada dan jarak dada.
e. Tanyakan juga bagaimana kebiasaan pelanggan anda berpakaian.
f. Selalu tersenyum dan konsentrasi saat mengukur.
g. Catat ukuran dengan tepat. atau minta bantuan rekan kerja yang
lain agar lebih mudah.
Rangkuman

Bolero merupakan semacam jaket yang pas di badan dengan ukuran setengah dada dan
terbuka di bagian depan, bisa lengan pendek atau panjang . bolero bisa digunakan dalam acara
santai,bepergian, dan formal dll. Kata bolero berasal dari tarian spanyol yang` memiliki
langkah dan berhenti yang dramatis.
Bolero telah dibuat dari banyak macam bahan, termasuk macam-macam katun, brocade,
denim dan kulit. Beberapa versi dengan hiasan bisban. Seringkali memakai bordir / sulaman
atau jumbai-jumbai (fringe), bahkan turun temurun sebagai warisan keluarga

Anda mungkin juga menyukai