Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KRIYA TEKSTIL II

- BATIK TULIS -

Dosen Pengampu :
Urip Wahyuningsih
Dra. Anneke Endang Karyaningrum, M.Pd.

Oleh
Dinda Ayu Dwi Puspita
17050404013

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Teknik
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan laporan untuk tugas mata kuliah Kriya Tekstil II ini.
Terima kasih juga pada dosen pengampu mata kuliah Kriya Tekstil II yang telah memberikan
tugas ini dan sangat bermanfaat bagi saya dan teman- teman yang lainnya.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai materi-materi kriya tekstil II. Dengan adanya pemberian tugas
ini kepada saya dan teman-teman semoga dapat membantu proses pembelajaran dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Saya menyadari bahwa di dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan. Saya
selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Surabaya, 17April 2019


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
DAFTAR ISI. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
P a g e 2 | 11
1.1 Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.1 Pengertian Batik Tulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
2.2 Alat dan Bahan Batik Tulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3 Langkah-Langkah Batik Tulis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7


3.1 Kesimpulan. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
Daftar Pustaka . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

P a g e 3 | 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Batik Tulis merupakan batik tradisional Indonesia yang paling baik dan tradisional. Proses
pembuatann batik tulis melalui tahap-tahap yang rumit, selain juga tidak dijumpai pola ulang yang
dikerjakan sama, artinya meski sedikit pasti ada perbedaan, misalnya sejumlah titik atau lengkungan
garis. kekurangan ini merupakan kelebihan dari hasil pekerjaan tangan, karena pada proses
pembatikan jenis ini sering terjadi gerakan spontan yang merupakan faktor pembeda dengan batik
cap.

Disamping itu, untuk batik cap desain dasar batiknya telah ditentukan terlebih dahulu dan di
buat pola-polanya dalam sebuah papan cap/pencetak. Sedangkan batik tulis dilakukan secara
manual yaitu digambar dengan tangan oleh para pengrajin-pengrajin. Hasilnya tentu berbeda, batik
cap lebih terpola, teratur namun terkesan kaku sedangkan batik tulis lebih terkesan dinamis karena
kesan desainnya yang lebih luwes sesuai dengan kreasi yang menggambarnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa pengertian Batik Tulis?
1.2.2 Apa saja alat dan bahan Batik Tulis?
1.2.3 Bagaimana langkah-langkah Batik Tulis?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Batik Tulis
1.3.2 Untuk mengetahui alat dan bahan Batik Tulis
1.3.3 Untuk mengetahui cara membuat Batik Tulis

P a g e 4 | 11
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batik Tulis

Batik Tulis merupakan batik tradisional Indonesia yang paling baik dan tradisional. Proses
pembuatann batik tulis melalui tahap-tahap yang rumit, selain juga tidak dijumpai pola ulang yang
dikerjakan sama, artinya meski sedikit pasti ada perbedaan, misalnya sejumlah titik atau lengkungan
garis.
Ciri-ciri batik tulis adalah tanda-tanda yang mudah dikenal secara visual baik pada batik
tradisi maupun non tradisi, antara lain yaitu:

1. Pada pola desain batik tulis tidak terdapat ciri bolak-balik yang berulang secara cepat.

2. Bentuk motif batik, garis dan isen-isen tidak berulang sama baik dalam suatu desain maupun
desain ulangnya.

3. Kain batik tulis berbau lilin batik.

4. Bila ada remukan lilin (khususnya yang sengaja dibuat), tidak akan dapat secara teratur dan
berulang.

5. Warna batik tulis kedua bidang bolak-balik sama.

2.2. Alat dan Bahan Batik Tulis


Adapun bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan Batik Tulis adalah sebagai
berikut :

A. Kain mori

B. Bandul

Bandul dibuat dari timah, atau kayu,


atau batu yang dikantongi. Fungsi
pokok bandul ialah untuk menahan
mori yang baru dibatik agar tidak
mudah tergeser ditiup angin, atau
tarikan si pembatik secara tidak disengaja. Jadi tanpa bandul pekerjaan membatik dapat
dilaksanakan.

C. Dingklik

Dingklik merupakan tempat duduk orang yang membatik, tingginya disesuaikan dengan tinggi orang
duduk saat membatik.

D. Gawangan

P a g e 5 | 11
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu yang mudah dipindah-pindahkan dan kokoh. Fungsi
gawangan ini untuk menggantungkan serta membentangkan kain mori sewaktu akan dibatik dengan
menggunakan canting.

E. Wajan

Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam” (lilin untuk membatik). Wajan dibuat dari logam
baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa mempergunakan alat lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih
baik daripada yang dari logam karena tangkainya tidak mudah panas. Tetapi wajan tanah liat agak
lambat memanaskan “malam”.

F. Anglo (Kompor)

Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo ialah alat perapian sebagai pemanas “malam”.
Kompor dibuat dari Besi dengan diberi sumbu.. Apabila mempergunakan anglo, maka bahan untuk
membuat api ialah arang kayu. Jika mempergunakan kayu bakar anglo diganti dengan keren; keren
inilah yang banyak dipergunakan orang di desa-desa. Kerena pada prinsipnya sama dengan anglo,
tetapi tidak bertingkat.

G. Tepas

Tepas ini tidak dipergunakan jika perapian menggunakan kompor. Tepas ialah alat untuk
membesarkan api menurut kebutuhan ; terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir/kipas.
Tepas dan ilir pada pokoknya sama, hanya berbeda bentuk. Tepas berbentuk empat persegi panjang
dan meruncing pada salah satu sisi lebarnya dan tangkainya terletak pada bagian yang runcing itu.

H. Kemplongan

Kemplongan merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berbentuk meja dan palu pemukul alat ini
dipergunakan untuk menghaluskan kain mori sebelum di beri pola motif batik dan dibatik.

I. Canting

Canting merupakan alat untuk melukis atau menggambar dengan coretan lilin malam pada kain
mori. Canting ini sangat menentukan nama batik yang akan dihasilkan menjadi batik tulis. Alat ini
terbuat dari kombinasi tembaga dan kayu atau bamboo yang mempunyai sifat lentur dan ringan.

J. Taplak

Taplak berfungsi untuk menutup dan melindungi paha pembatik dari tetesan lilin/malam dari
canting.

2.3. Langkah-Langkah Batik Tulis


Proses pembuatan Batik Tulis adalah sebagai berikut :

1. Pencucian

Pencucian kain batik tradisional sebaiknya dengan menggunakan cairan air lerak. Air lerak ini
biasanya sudah tersedia dalam kemasan botol atau dapat juga menggunakan cairan lerak yang kita
buat sendiri. Sebaiknya Jangan menggunakan Sabun Cuci Adapun cara pencucian kain batik ini dapat
dilakukan sebagai berikut :
P a g e 6 | 11
a.Pencucian kain batik dengan menggunakan Air Lerak (kemasan botol)

Ambil air 5 liter + 3 tutup botol air lerak ,diaduk. Rendam kain kedalam larutan selanjutnya kain
dikucek sampai air leraknya berbusa.Dibilas dengan air bersih.

b. Pencucian kain batik dengan Biji Lerak .

Siapka air 5 liter + 3-5 biji Lerak Rendam kain ke dalam larutan Rendam kain kedalam larutan
selanjutnya kain dikucek sampai air leraknya berbusa. Dibilas dengan air bersih. Pengkajian dapat
dilakukan sesuai dengan keperluan. Bila diperlukan, setelah dilakukan pencucian kain batik supaya
permukaannya bagus dapat dilakukan pengkajian Pengkajian dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

- Siapkan 5 liter air panas.

- Larutkan 2 sendok makan tepung kanji dalam 1 gelas air dingin.

c. Masukkan larutan kanji ke dalam 5 liter air panas dalam ember, diaduk rata.

d. Masukkan kain batik kedalam ember ratakan larutannya , diamkan sebentar.

e. Angkat , peras dan dikeringkan.

f. Diangin-anginkan.

2. Menglowong.

Menglowong adalah memulai pekerjaan membatik dengan dua tahapan ngrengreng yaitu memberi
gambar corak dengan menggunakan lilin (malam) pada salah satu penampang atau permukaan kain
mori kemudian nerusi yaitu permukaan sebaliknya perlu juga digambar lagi atau diblat.

3. Nembok

Yaitu menutup gambar dengan lilin agar gambar-gambar yang dikehendaki tetap berwarna putih.

4. Medel

Yaitu kain putih yang sudah selesai diklowong atau ditembok kemudian dicelupkan kedalam bak
yang berisi laretan indigo.

5. Mbironi

Yaitu kain yang telah dimedel, agar warna biru yang dikehendaki tetap berwarna biru, maka kain
yang putih perlu ditutp dengan lilin atau malam agar jangan sampai tercampur dengan warna lain,
kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan canting.

6. Nyoga

kain yang telah selesai dibironi kemudian satu per satu dimasukkan kedalam soga agar mendapat
warna coklat.

7. Melorot

Merupakan tahapan pekerjaan akhir yaitu dengan melepaskan semua lilin yang masih tertinggal
pada kain.

8. Melipat

P a g e 7 | 11
Yaitu tahapan melipat kain batik sesuai dengan jenis dan ukuran.

9. Nggebuki

Adalah pekerjaan dimana kain-kain batik setelah menjadi lipatan-lipatan yang sesuai kemudian
dipukul dengan alas dan alat pemukul dari kayu jati sehingga akan menghasilkan batik tulis yang
halus dan terlipat dengan rapi untuk kemudian siap dipasarkan.

10. Pengeringan

Untuk Pengeringankain batik sebaiknya dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang teduh
jangan dijemur dibawah sinar matahari langsung. Jangan menggunakan Setrika untuk menghaluskan
permukaan kain batik.

11. Penyimpanan

Pengasapan dengan menggunakan ratus dapat dilakukan untuk membuat kain batik menjadi harum
sebelum disimpan. Penyimpanan kain batik sebaiknya dimasukkan kedalam almari yang tertutup
tidak terkena sinar lampu atau matahari secara langsung dan pada tempat yang tidak lembab.
Pemberian Kapur Barus didalam Almari yang dipergunakan untuk menyimpan kain batik, dapat
dimasukkan kedalam kantong kain kecil atau ditumbuk dimasukkan kedalam mangkuk kecil. Fungsi
Kapur Barus untuk mengusir Ngengat, supaya kain Batik tidak dimakan Ngengat.

P a g e 8 | 11
Hasil Jadi Batik Tulis

P a g e 9 | 11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Batik Tulis merupakan batik tradisional Indonesia yang paling baik dan tradisional. Proses
pembuatann batik tulis melalui tahap-tahap yang rumit, selain juga tidak dijumpai pola ulang yang
dikerjakan sama, artinya meski sedikit pasti ada perbedaan, misalnya sejumlah titik atau lengkungan
garis.
Secara umum proses pembuatan batik tulis membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama
seperti pada jaman dulu. Keseluruhan waktu pembuatan batik tulis berkisar antara 1-1,5 bulan untuk
batik dengan pewarna sintetis, sedangkan batik tulis dengan pewarna alami membutuhkan waktu
antara 4-6 bulan. Adapun proses pembuatan batik tulis melalui beberapa tahapan seperti pada
pembuatan batik pada umumnya, yaitu: pengetelan, mola, nglengkrengi, nerusi, nembok, ngelir,
nglorot dan melipat.

P a g e 10 | 11
Daftar Pustaka

http://fitinline.com/article/read/5-teknik-penyempurnaan-kain-secara-kimia/

P a g e 11 | 11

Anda mungkin juga menyukai