URAIAN PROSES
Setiap minyak mentah dari sumber yang berbeda tersebut akan ditampung
dahulu di dalam tangki penampungan. Minyak mentah tersebut seringkali
masih mengandung kadar air yang cukup tinggi, baik dalam bentuk emulsi
maupun air bebas. Adanya kandungan air dapat menyebabkan gangguan
sehingga minyak mentah harus dipisahkan dari air terlebih dahulu. Spesifikasi
minyak mentah yang boleh diumpankan ke dalam unit CD (crude destiller) adalah di
13
bawah 0,5% volume air. Setelah memiliki kandungan air yang sesuai spesifikasi,
minyak mentah tersebut diumpankan ke unit CD (crude destiller) yang berbeda
14
14
sesuai dengan komposisi dan sifat minyak tersebut. Minyak tersebut akan
dijadikan umpan pada primary process unit dan secondary process unit.
Tabel 2.1. menunjukkan jenis umpan yang digunakan dalam unit pengolahan
pertama (primary process) dan Tabel 2.2 menunjukkan jenis umpan pada unit
pengolahan lanjut (secondary process).
pompa lain yang digunakan untuk injeksi minyak bumi ke unit proses.
Temperatur °C
Peralatan Tekanan (kg/cm2)
Sumber : Top Bottom
Kolom-I 95 155 2
Humas, PT
Kolom-II 145 141 0.5
Pertamina Kolom-IV 230 350 1.2
Kolom-V 71 169 0.3
(Persero) RU III
Outlet F-I 266 - -
Plaju-Sungai
Gerong, 2020
Produk %wt
Gas (ke unit SRMGC) 0.9
Crude Butane 1.2
SR Tops 1.14
Naptha II 10.40
LKD 7.35
LCT 23.02
Long Residue 50.91
Sumber : PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong, 2020
Proses pada CD-II yaitu minyak mentah dipompa dari tanki penyimpanan
dengan menggunakan pompa P-31/32/33 ke dalam kolom evaporator yang
20
Temperatur 0C
Tekanan
Peralatan
(Kg.cm-2)
Top Bottom
Kolom I 143 273 1,5
Kolom II 234 336 0,3
Kolom III 93 - 1,8 – 2,2
Stabilizer 97 185 2,8
Sumber : PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong, 2020
Produk yang dihasilkan yaitu gas, crude butane, straight run-tops (SR-Tops),
naphta II, naphta III, light kerosene distillate (LKD), light cold test (LCT), dan
long residue. Komposisi berdasarkan persen berat dari produk yang dihasilkan
dapat dilihat pada Tabel 2.7.
22
Produk yang dihasilkan yaitu gas, crude butane, Straight Run-Tops (SR-
Tops), Naphta II, Naphta III, Light Kerosene Distillate (LKD), Heavy Kerosene
23
Distillate (HKD), dan long residue. Komposisi berdasarkan persen berat dari
produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.9.
2) Stabilizer A
Umpan (SR-Tops) dari tanki “O” dipompakan dengan booster pump ke
unit stabilizer, dengan pompa feed P-9/10 dipompakan melalui HE 6-1/6-2
dan selanjutnya masuk ke kolom stabilizer sebagai umpan.
Produk atas dari stabilizer-C didinginkan dengan condenser 5-4/5-6 dan
kemudian masuk ke accu tank (8-6), dengan pompa P-25/26 produk bawah
dipompakan sebagian sebagai refluks dan sebagian lagi sebagai feed
stabilizer-B. Gas yang tidak terkondensasi pada accu tank 8-6 dialirkan ke
SRMGC.
Bottom produk stabilizer kolom sebagian dikembalikan sebagai reboiling
dan sebagian lagi didinginkan melalui HE 6-1/6-2 dan cooler 4-6/4-7 yang
selanjutnya dengan pompa P-25/26 dipompakan ke tanki penampung.
3) Stabilizer B
Umpan stabilizer-B adalah top produk (bottom accu tank 8-1 dan 8-6)
dari stabilizer-C dan A yang sebelumnya telah dipanaskan melalui heat
exchanger 6-1/6-2.
Produk atas dari stabilizer-B didinginkan dengan condenser 5-4/5-5 dan
kemudian masuk ke accu tank (8-6), dengan pompa P-25/26 produk bawah
dipompakan sebagian sebagai refluks dan sebagian lagi sebagai produk raw
buthane. Gas yang tidak terkondensasi pada accu tank 8-2 dialirkan ke
SRMGC.
Produk bawah stabilizer sebagian dikembalikan sebagai reboiling dan
sebagian lagi didinginkan melalui HE 6-1/6-2 dan cooler 4-6/4-7 yang
selanjutnya dengan pompa P-25/26 dipompakan ke tanki penampung sebagai
produk SBPX-40B.
f. Gas Plant
26
5) Polimerisasi
Sebelum FBB (Fresh Butane-Buthylene) masuk ke unit alkilasi, FBB
akan diolah terlebih dahulu di unit Polimerisasi. Tujuan unit ini adalah untuk
menyiapkan feed untuk unit Polimerisasi. Unit ini berfungsi menghasilkan
polimer sebagai HOMC (High Octane Mogas Component). Umpan produk
28
ini adalah alkilat dari stabilizer-3 pada unit FCC CD&L dengan kandungan
C4 = yang tinggi. Umpan terdiri dari C3=, C3, i-C4, n-C4, dan C4=.
Pada unit ini terjadi reaksi polimerisasi dengan katalis P2O5. Reaksi
berlangsung pada temperatur lebih tinggi dari 150°C dan tekanan lebih besar
dari 25 kg/cm2. Pada unit ini akan dihasilkan polimer yang merupakan
HOMC dan produk gas yang dihasilkan akan menjadi umpan unit alkilasi.
Unit ini terdiri dari 3 set konverter (reaktor), yang masing-masing set
memiliki 3 buah konverter. Pada kondisi normal yang berjalan 2 set
sedangkan 1 set lain dalam kondisi penggantian katalis sampai siap
digunakan. Umur katalis sekitar 3 bulan penggantian katalis membutuhkan
waktu sekitar 2-3 minggu.
Reaktor yang digunakan berjenis shell and tube, dimana pada bagian tube
terdapat katalis dan tempat di mana reaksi terjadi. Sedangkan pada bagian
shell dialirkan oil (minyak) sebagai pengatur kestabilan temperatur reaksi.
Temperatur oil pada bagian shell diatur dengan mengatur laju alir cold oil,
warm oil, dan hot oil yang dicampurkan pada bagian shell. Hot oil berasal
dari furnace, warm oil berasal dari preheater, sedangkan cold oil berasal dari
cooler.
6) Alkilasi
Proses alkilasi merupakan suatu proses reaksi antara senyawa olefin (C3=
s/d C5 =) dan iso-Butane memakai katalis H2SO4 menjadi produk. Produk yang
terutama diinginkan berupa iso-Butane dengan konsentrasi tinggi. Disamping
reaksi utama berupa alkilasi, terjadi reaksi samping berupa polimerisasi dan
perengkahan dengan intensitas kecil.
Unit alkilasi RU III Plaju didesain untuk mengolah fraksi butane-
butylene dari unit Polimerisasi dengan kapasitas pengolahan 155 ton/hari dan
dengan produk light alkylate sebesar 100 ton/hari. Unit alkilasi ini terdiri dari
2 bagian yaitu reaktor dan distilasi. Bahan baku adalah berupa raw butane-
butylene produk dari dasar stabillizer III unit FCCU S.Gerong dengan ratio I-
C4/C4= adalah 0,97. Untuk mendapatkan ratio yang sesuai spesifikasi, maka
umpan alkilasi diolah terlebih dahulu di unit polimerisasi.
29
b. Avtur
Merupakan salah satu jenis bahan bakar berbasis minyak bumi yang
berwarna bening hingga kekuning-kuningan, memiliki rentang titik
didih antara 145 hingga 300oC, dan digunakan sebagai bakar pesawat
terbang. Avtur dihasilkan dari unit gas plant dengan kapsitas produksi
1,67 MBCD. Secara umum, avtur memiliki kualitas yang lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian yang
kurang ‘genting’ seperti pemanasan atau transportasi darat. Avtur
biasanya mengandung zat aditif tertentu untuk mengurangi resiko
terjadinya pembekuan atau ledakan akibat temperatur tinggi, serta sifat-
sifat lainnya. Spesifikasi dari produk AVTUR dapat di lihat pada tabel
2.12.
33
d. Kerosene
34
Suhu o
F 100
C2 % Vol 0.2
C3 & C4 % Vol 97.5
C5+ % Vol 2.0
Sumber: Humas, PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong, 2020
b. SBPX, LAWS
SBPX dan low aromat white spirit (LAWS) merupakan produk pelarut
yang banyak digunakan di industri kimia, seperti industri cat. SBPX
adalah produk dari unit stab C/A/B, sedangkan LAWS adalah produk
dari unit GP.
c. LSWR
LSWR adalah bahan bakar yang biasa digunakan untuk industri kimia.
LSWR adalah produk dari RFCCU. Spesifikasi produk Low Sulphuric
Waxes Residue dapat di lihat pada tabel 2.18.
Titik Didih o
C 540
Specific Gravity 0,9525 – 0,9854
API Gravity 17,1 – 12,1
Kandungan Sulfur %m/m 0,250
Sumber: Humas, PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong, 2020
d. Musi cool
Musi cool merupakan produk yang dikembangkan dan hanya
diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong.
Musi cool merupakan alternatif pengganti refrigeran bersifat ramah
lingkungan yang tidak merusak lapisan ozon sifatnya yang lebih efisien
37
Air mentah (Gambar 2.4.) yang juga digunakan sebagai air pendingin once
through diambil oleh RPA 1-3, RPA 5 Sungai Gerong, dan RPA 6 dari Sungai
Komering. Kapasitas air yang dihisap oleh pompa RPA dari sungai Komering
mencapai 15.000 ton/hari. RPA 4 berfungsi untuk mengumpan air mentah ke unit
WTU (water treatment unit) sementara RPA 5 Bagus Kuning digunakan untuk
mengalirkan air mentah ke unit WTP. Air yang diambil dari sungai Komering ini
kemudian akan terbagi ke dalam dua jalur yakni jalur untuk pasokan fire water
dan raw water. Air sungai yang digunakan terlebih dahulu melewati pre-treatment
pada clarifier dan sand filter.
Hasilnya didistribusikan untuk berbagai penggunaan, yaitu make-up air
pendingin, umpan demineralization plant, dan service water (air pencuci). Demin
water digunakan untuk make-up BFW, pelarut bahan kimia, dan digunakan dalam
unit hydrogen plant. Air pendingin digunakan untuk medium transfer panas pada
kompresor, kondensor, dan unit polypropylene. Air minum digunakan untuk
fasilitas sanitary, air minum, safety shower, dan eye-wash station.
umpan reaktor maupun sebagai pelarut. WTU dibagi menjadi empat unit
pengolahan, yaitu:
a. RWC I dengan kapasitas 1100 ton/jam (off);
b. RWC II dengan kapasitas 1100 ton/jam;
c. WTU Sungai Gerong dengan kapasitas 400 ton/jam;
d. DWP Sungai Gerong dengan kapasitas 150 ton/jam.
RWC (raw water clarifier) merupakan proses pemurnian air dari
padatan tersuspensi. Proses pemurnian air dalam RWC dilengkapi
beberapa bagian penunjang, yaitu satu unit clarifier, empat buah sand
filter, dan concrete clear well tank (bak beton penampungan air bersih).
Proses utama yang terjadi dalam RWC adalah proses koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi.
Feed raw water pre-treatment yang berasal dari air sungai Komering
dipompakan menuju clarifier yaitu alat yang berfungsi untuk mengendapkan
lumpur serta senyawa organik yang ikut terhisap bersama air sungai, bersamaan
dengan raw, water, zat-zat kimia seperti tawas (Al2SO4)3, polyelectrolite, chlorine,
dan caustic juga ikut ditambahkan ke dalam clarifier dan dicampur secara
mekanik. Clarifier (Gambar 2.2.) dilengkapi dengan pengaduk agar pengendapan
terjadi dengan cepat, setelah itu air akan mengalir menuju splitter tank, kemudian
mengalir lagi menuju ke sand filter. Air yang jernih dialirkan ke clear well tank
yang berkapasitas 5000 m3net.
PE, NaOH, Cl 2
agitator
talang
air jernih
mixing zone
sling
endapan floc
pengaduk scrapper
sludge
alum
10 - 20 m
Treated water
Demin plant menggunakan resin penukar ion berupa polimer stirena dan
divinil benzena (DVB). Treated water dari clear well dilewatkan pada activated
carbon filter, selanjutnya dilewatkan pada cation exchanger, di mana terjadi
pertukaran ion Na+, Ca2+, Mg2+ dengan H dari resin sehingga menghasilkan air
yang bersifat asam namun dapat diminum, air akan dilewatkan pada anion
exchanger, di mana terjadi pertukaran antara ion negatif dengan ion OH dari resin.
Tahap terakhir, air dilewatkan melalui mixed bed. Reaksi yang terjadi pada ketiga
penukar ion adalah:
Setelah digunakan berulang kali, penukar ion akan menjadi jenuh sehingga
perlu diregenerasi, dengan tujuan untuk menghilangkan ion garam yang ada pada
resin, dilakukan dengan menggunakan larutan asam sulfat pada regenerasi
penukar kation, sedangkan menggunakan larutan caustic pada regenerasi penukar
anion.
Fuel gas system terbagi menjadi atas high preassure dan low preassure,
dimana sumber fuel gas didapat dari lapangan eksplorasi Prabumulih
dengan tekanan 10 kg/cm2. Setelah melalui Knock Out Drum, dibagi
menjadi dua sistem, sistem yang pertama tekanannya dinaikkan menjadi
19 kg/cm2 dengan menggunakan centrifugal compressor dan sistem
yang kedua setelah melalui step down control, tekanannya menurun
menjadi 3 kg/cm2 dan digunakan untuk bahan bakar di WHRU unit
(2010 U, A/B/C), package boiler, 2011(A/B).
Tabel 2.19. Jenis dan Fungsi Peralatan Proses di RU – III Plaju-Sungai Gerong
Lanjutan Tabel 2.19. Jenis dan Fungsi Peralatan Proses di RU – III Plaju-Sungai
Gerong
Dehidrator Mengurangi kadar air yang suatu Unit Polypropylene
larutan dengan suatu penambahan
absorben.
Cyclone Alat ini menggunakan gaya RFCCU
sentrifugal. Putaran Cyclone
menyebabkan partikel padatan
menabrak dinding dan jatuh kebawah
karena gravitasi. Digunakan untuk
memisahkan katalis dari gas hasil
cracking.
Dryer Mengurangi kadar air dalam suatu Unit Polypropylene
padatan yan dilewatkan di udara
kering.
Evaporator Mengurangi kadar cairan dalam suatu CD II, BBMGC
cairan atau memekatkan larutan.
Extruder Mencetak polimer dengan menjadi Unit Polypropylene
bentuk tertentu.
Ejektor Mempertahankan kondisi vakum. HVU
Lanjutan Tabel 2.19. Jenis dan Fungsi Peralatan Proses di RU – III Plaju-Sungai
Gerong
Kolom Memisahkan komponen – komponen CDU, Redistiller,
distilasi dalam suatu campuran berdasarkan BBDistiller, Unit
perbedaan titik didih Alkilasi, Stabilizer
C/A/B, RFCCU
Kompresor Mentrasportasikan dan menekan gas, RFCCU, Gas Plant,
untuk menghasilkan gas dengan BBMGC, SRMGC
tekanan yang lebih tinggi.
2) Slop secara fisik berbentuk cair, tetapi tidak mempunyai spesifikasi dan
sifat fisis yang tetap sehingga dapat dinilai sebagai minyak kotor, sehingga
pada batas-batas tertentu dapat diproses ulang.
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit
Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan
proses tambahan, seperti:
ini sulit diproduksi secara besar-besaran, maka sekarang ini banyak diproduksi
dari bahan sintetis hidrokarbon untuk diproduksi secara besar-besaran yang
sekarang dikenal orang dengan sebutan Resin. Sodium Resin setelah digunakan
dalam periode tertentu akan digantikan oleh ion-ion Ca dan Mg dari garam-garam
sadah. Oleh karena itu untuk mengaktifkan kembali dapat diregenerasi dengan
cara mereaksikannya dengan larutan garam dapur (NaCl).
Mixedbed adalah filter dengan proses deionisasi untuk mendapatkan air
yang mencapai kemurnian 99,999% atau sering disebut air tanpa mineral. Di
dalam mixed bed terdapat campuran resin cation dan anion dengan komposisi
tertentu yang sudah di aduk dan aktif dengan alat tertentu. Pada resin mixedbed
deionizer, terjadi pertukaran ion antara kation dengan H+ dan antara anion dengan
OH. Sehingga regenerasi resin kation biasanya menggunakan HCl (asam kuat)
sebagai pengganti kation menjadi H+ kembali, dan regenerant resin anion biasanya
digunakan NaOH (basa kuat) sebagai pengganti anion menjadi OH -. Pada akhir
proses demineralisasi, akan di dapatkan air dengan kualitas sangat murni. Sistem
ini sangat cocok digunakan pada pabrik-pabrik pengguna boiler bertekanan tinggi,
serta industri elektronik untuk kebutuhan mencuci transistor dan komponen-
komponen elektronika lainnya.
– Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi
dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorine yang bertujuan untuk
membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air
tersebut.