Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Pertamina (Persero)

PT Pertamina (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang


bergerak dibidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia,
dengan berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan
yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan
operasional dan tata kelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja
perusahaan sebagai sasaran bersama (Annual Report PT Pertamina, 2020).
Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020, Pada tahun 1961,
pemerintah mengeluarkan undang-undang untuk membentuk tiga perusahaan
negara disektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan tersebut adalah:
a. PN Pertamin, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia
(disahkan berdasarkan PP No.3/1961). Bermula dari perusahaan
Nederlandsche Indische Aordolie Maatschappij (NIAM) yang didirikan
tahun 1965. PN ini mengambil alih semua kekayaan PT Shell Indonesia
termasuk di dalamnya kilang Plaju, Balikpapan, dan Wonokromo.
b. PN Permina, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional
(disahkan berdasarkan PP No. 198/1961), merupakan peralihan nama dari
PT ETMSU dan sejak tahun 1961 melakukan operasi penyediaan dan
pelayanan bahan bakar minyak dalam negeri.
c. PN Permigan, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas
Nasional (disahkan berdasarkan PP No. 199/1961), perusahaan yang
semula berasal dari Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia
(PTMRI) yang berlokasi di Sumatera Utara ini berubah menjadi PN
Permigan pada tahun 1961. Tanggal 6 April 1962, pemerintah Indonesia
membeli semua fasilitas penyulingan dan produksi PT Shell di Jawa
Tengah, kinerjanya yang semakin memburuk membuat PN ini dibubarkan
pada tahun 1965 melalui SK Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
6/M/MIGAS/66. Kekayaan yang dimilikinya berupa sumur minyak dan
2

penyulingan di Cepu dijadikan pusat pendidikan dengan dibukanya


Akademi Minyak dan Gas Bumi, fasilitas pemasarannya diserahkan pada
PN Pertamin sedangkan fasilitas produksinya diserahkan pada PN
Permina.
Pada tanggal 20 Agustus 1968 dalam rangka mempertegas struktur dan
prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas
bumi, dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Nasional (PN Pertamina) yang melebur PN Permina dan PN Pertamin, dengan
tujuan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi dibidang
perminyakan nasional di dalam wadah suatu Integrated Oil Company dengan satu
manajemen yang sempurna. PN Pertamina diubah menjadi Pertamina
(Pertambangan Minyak dan Gas Negara) dan dijadikan Persero dengan nama PT
Pertamina (Persero) pada tahun 2003 (Annual Report PT Pertamina, 2020).
Berdasarkan UU No.8 tahun 1971, PT Pertamina (Persero) memiliki tugas
utama sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengusahaan migas dalam arti seluas-luasnya, guna
memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan negara.
b. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi
dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah
(KEPPRES No. 11 tahun 1990).
Dalam melaksanakan tugas tersebut, PT Pertamina (Persero) memiliki empat
kegiatan utama, yaitu:
a. Eksplorasi dan Produksi, meliputi pencarian lokasi yang memiliki potensi
ketersediaan minyak dan gas bumi, proses penambangannya, serta proses
produksi menjadi bahan baku unit pengolahan.
b. Pengolahan, meliputi proses distilasi, pemurnian, dan reaksi kimia tertentu
untuk mengolah crude menjadi produk yang diinginkan seperti premium,
solar, kerosin, LPG, dan lain-lain.
c. Pembekalan dan Pendistribusian meliputi, bahan baku dari lokasi sumber
ke tempat pengoperasian dimana kegiatan pembekalan meliputi impor
crude sebagai bahan baku unit pengolahan melalui sistem perpipaan
sedangkan kegiatan pendistribusian meliputi pengkapalan.
3

d. Fasilitas penunjang keberhasilan dari kerja Pertamina seperti perumahan,


rumah sakit, sekolah dan fasilitas lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalamn negeri, PT
Pertamina (Persero) hingga saat ini telah mengoperasikan tujuh refinery unit (RU)
yang tersebar di Indonesia.
Pada tahun 2007 Pertamina RU-I Pangkalan Brandan telah ditutup. Pabrik
yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun ini terpaksa ditutup karena pasokan
minyak mentah dan gas yang sudah tidak mencukupi lagi, untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, PT Pertamina (Persero) hingga saat
ini telah mengoperasikan 6 refinery unit (RU) yang tersebar di Indonesia (Annual
Report PT Pertamina, 2020).
Peta ke 6 refinery unit (RU) saat ini dari PT Pertamina (Persero) dapat dilihat
pada Gambar 1.1

Total Capacity: 1031 MBCD

Gambar 1.1 Peta Refinery Unit PT Pertamina (Persero) di Indonesia (Annual


Report PT Pertamina, 2020).
4

Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kilang PT Pertamina (Persero)


Nama Kilang Kapasitas (MBCD)
RU II Dumai 170
RU III Plaju 118
RU IV Cilacap 348
RU V Balikpapan 260
RU VI Balongan 125
RU VII Kasim Sorong 10
Total 1.031
Sumber: Annual Report PT Pertamina, 2020.

Kapasitas produksi kilang (Tabel 1.1) menunjukkan bahwa kilang RU IV


Cilacap memiliki kapasitas produksi paling besar diantara kilang yang lain dengan
jumlah kapasitas sebesar 348 MBCD (Million Barrel per Calender Day)
sedangkan RU VII Kasim Sorong merupakan kilang berkapasitas produksi rendah
yaitu sebesar 10 MBCD (Million Barrel per Calender Day). Total kapasitas
produksi 6 kilang yang tersebar di Indonesia sebesar 1.031 MBCD (Million Barrel
per Calender Day).

1.1.1 Sejarah PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong


PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong merupakan satu dari
tujuh unit pengolahan yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) daerah operasi
PT Pertamina (Persero) RU III ini meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai
Gerong serta Terminal Pulau Sambu dan Tanjung Uban (Annual Report PT
Pertamina, 2020).
Kilang minyak Plaju didirikan oleh Shell, sebuah perusahaan asing milik
Belanda pada tahun 1903, yang mengolah minyak mentah dari Prabumulih dan
Jambi pada tahun 1923. Pada tahun 1965 pemerintah Indonesia mengambil alih
kilang Plaju dari PT Shell Indonesia. Kilang Plaju mempunyai kapasitas produksi
110 MBCD (Million Barrels Crude per Day). Kilang Sungai Gerong didirikan
oleh Stanvac sebuah perusahaan minyak asing milik Amerika Serikat pada tahun
1922. Kilang yang berkapasitas produksi 70 MBCD sesuai dengan unit yang ada
(Annual Report PT Pertamina, 2020).
Pada tahun 1972, kedua kilang ini mengalami proses integrasi, kedua kilang
ini disebut dengan Kilang Musi. Kilang ini di bawah pengawasan PT Pertamina
5

(Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong dan bertanggung jawab dalam pengadaan


BBM untuk wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.
Peralatan di Kilang Plaju menggunakan teknologi lama sehingga sudah tidak
begitu efisien lagi, normalnya umur pabrik ini adalah 20 tahun dan sampai
sekarang pabrik tersebut sudah beroperasi melebihi umurnya, berdasarkan
pertimbangan tersebut direncanakanlah pembuatan kilang minyak baru yang
disebut Proyek Kilang Musi (PKM). Berdasarkan kebijakan pemerintah yang
tertuang dalam Inpres Nomor 12 dan 13 tahun 1983 tentang penjadwalan kembali
PKM, maka pelaksanaan PKM dilakukan secara bertahap. PKM tahap 1
dijalankan tahun 1982 dengan menitikberatkan pada konservasi energi dengan
tujuan untuk meningkat efisiensi unit-unit proses (Annual Report PT Pertamina,
2020).
Hal ini diwujudkan dengan melakukan revamping (penambahan alat) dan
pembangunan unit baru, upaya yang telah dilakukan pada PKM tahap I adalah
sebagai berikut:
a. Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan
pemakaian bahan bakar.
b. Revamping FCCU dan Unit Light End Sungai Gerong.
c. Pembangunan destilasi bertekanan hampa bernama New Vacuum
Distilation Unit (NVDU) di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48
MBCD Long Residue.
PKM Tahap II dijalankan pada tahun 1991 dengan melakukan pembaruan
diantaranya:
a. Peningkatan kapasitas produksi Kilang Polypropylene menjadi 45.000
ton/tahun.
b. Revamping RFCCU dan Unit Alkilasi.
c. Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
d. Modifikasi unit redistiller I/II Plaju.
e. Pemasangan Gas Turbin Generator Complex (GTCC) dan perubahan
frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz.
f. Pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery
Unit (SAU).
6

Rincian upaya pendirian (sejarah) PT Pertamina (Persero) RU III Plaju dapat


dilihat pada Tabel 1.2 (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Tabel 1.2 Sejarah PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong

Tahun Sejarah

1903 Pembangunan Kilang Minyak di Plaju oleh Shell (Belanda).


1926 Kilang Sungai Gerong dibangun oleh STANVAC (AS).
1957 Kilang Plaju diambil alih oleh PT Shell Indonesia.
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 100 MBCD dibeli oleh
negara/PERTAMINA.
1970 Kilang Sungai Gerong/STANVAC dibeli oleh negara/PERTAMINA.
1971 Pendirian kilang Polypropylene untuk memproduksi Pellet Polytam
dengan kapasitas 20.000 ton/th.
1973 Integrasi operasi kilang Plaju – Sungai Gerong.
1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi
(PKM I) yang berkapasitas 98 MBSD.
1982 Pembangunan High Vacuum Unit Sungai Gerong dan revamping
Crude Distillation Unit.
1984 Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi
150.000 ton/th.
1986 Kilang Purified Terephtalic Acid (PTA) mulai berproduksi dengan
kapasitas 150.000 ton/th.
1987 Proyek pengembangan konservasi energi/Energy Conservation
Improvemant.
1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK).
1990 Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/th.
2002 Pembangunan jembatan integrasi Kilang Musi yang menghubungkan
Kilang Plaju dam Kilang Sungai Gerong.
2003 PERTAMINA ditransformasikan menjadi PT (PERSERO).
2004 Retropane system process control pada CD I/II/II/IVDCS dan Centum
V menjadi DCS Centum CS 3000 (freedbus central).
2006 Peresmian unit musicool.
2008 Peresmian produk musicool.
2010 Pembangunan unit Waste Heat Recovery Unit (WHRU).
2011 Peresmian unit WHRU.
2015 PROJECT UU 22 dan berbagai project sesuai rencana dan perubahan
RDMP.
Sumber: Annual Report PT Pertamina, 2020.
7

Secara umum sejarah perkembangan PT Pertamina (Persero) RU III (Tabel


1.2) sudah banyak mengalami perkembangan di mana perkembangan terakhir
pada tahun 2011 unit WHRU diresmikan. Tugas utama PT Pertamina (Persero)
RU III Plaju-Sungai Gerong sesuai dengan UU No. 8 tahun 1971 yaitu
menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan pertumbuhan industri dalam
negeri. Peraturan ini diterjemahkan dalam kegiatan produksi yang dilakukan PT
Pertamina (Persero) RUIII Plaju-Sungai Gerong yaitu secara khusus hanya
mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM. Produk BBM yang
dihasilkan yakni Avtur, Premium, Kerosene, Pertamax Racing Fuel, ADO
(Automotive Diesel Oil), IDO (Industrial Diesel Oil), serta Fuel Oil sedangkan
produk non BBM yang dihasilkan yakni LPG, Musi Cool (refrigerant), LSWR
(Low Sulphur Waxy Residu), serta biji plastik Polytam (Polypropylene).
Kilang RUIII Plaju-Sungai Gerong (Gambar 1.2) mempunyai 2 unit produksi
yakni yang pertama unit produksi I (kilang BBM/petroleum) yang mengolah
minyak mentah. Kilang BBM/petroleum terdiri dari primary process dan
secondary process. Kedua unit produksi II (kilang petrokimia) yang terdiri dari
kilang TA/PTA dan polypropylen (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Gambar 1.2 PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong (Annual Report


PT Pertamina, 2020).
8

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 visi dan misi
PT.Pertaminaadalah sebagai berikut:
a. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan energi nasional dikelas dunia;
b. Misi Perusahaan
1) Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia.
2) Merupakan usaha bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif,
berdasarkan tata nilai unggulan dan berorientasi laba.
3) Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.

1.1.3 Logo dan Slogan


Selama 37 tahun (20 Agustus 1968 – 1 Desember 2005) orang mengenal logo
kuda laut sebagai identitas PT Pertamina (Persero). Pemikiran perubahan logo
sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadinya krisis. Tahun – tahun berikutnya
pemikiran ini masih berlanjut dan diperkuat melalui tim restrukturisasi tahun 2000
(Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada
pembuatan TOR dan perhitungan biaya, namun program tersebut sempat tidak
terlaksana karena adanya perubahan kebijakan atau pergantingan direksi (Annual
Report PT Pertamina, 2020).

Gambar 1.3 Transformasi Logo PT Pertamina (Persero) (Annual Report PT


Pertamina, 2020).

Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020, wacana perubahan logo


tetap berlangsung sampai terbentuknya PT Pertamina (Persero) pada tahun 2003.
Pertimbangan pergantian logo ini yaitu agar membangun semangat baru,
mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan
9

image yang lebih baik dalam global oil dan gas companies, serta mendorong daya
saing perusahaan dalam menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi, seperti:
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi persero.
b. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO
dan semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.

Slogan ‘Always There’ yang berarti ‘Selalu Hadir Melayani’ diharapkan


membuat perilaku seluruh jajaran pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan
customer oriented terkait dengan persaingan yang sedang dihadapi dan akan
dihadapi oleh perusahaan. Permohonan pendaftaran ciptaan logo baru telah
disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata
Letak Terpadu dan Rahasia Dagang, Departemen Hukum dan HAM dengan syarat
pendaftaran ciptaan No.0.8334 tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PT Pertamina
(Persero) sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung
mulai tanggal 10 Oktober 2005 (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Gambar 1.4 Logo PT Pertamina (Persero) (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Makna Logo (Gambar 1.5) dari PT Pertamina (Persero) adalah :


a. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PT Pertamina (Persero)
yang bergerak maju dan progresif.
b. Warna – warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil dan
aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis,
dimana:
1) Biru : Handal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab;
2) Hijau : Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan;
3) Merah : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
10

Peranan PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan adalah :


a. Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
b. Sebagai sumber devisa negara.
c. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan.

Ketika PT Pertamina (Persero) membeli kilang minyak Sungai Gerong dari


PT Stanvac tahun 1970, tumbuhlah tekad untuk melaksanakan kemandirian
bangsa dibidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri (Annual Report PT Pertamina, 2020).

1.1.4 Tata Nilai Perusahaan (Value)


Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 tata nilai perusahaan yang
berlaku di PT Pertamina (Persero) RU-III Plaju:
a. Clean (Bersih)
Dikelola secara professional, menghindari benturaan kepentingan, tidak
menolerensi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, dan
berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
b. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetensi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
c. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggan bangsa.
d. Costumer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
e. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
11

f. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
riset dan pengembangan.

1.2 Lokasi dan Tata Letak PT Pertamina (Persero)


PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Plaju-Sungai Gerong merupakan salah
satu unit proses produksi dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Jl
Beringin No.1 Komplek Pertamina Plaju, Kecamatan Plaju, Kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan dan merupakan RU terluas diantara 6 RU lainnya.
Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 PT Pertamina (Persero) RU III
ini mempunyai dua buah kilang yaitu:
a. Kilang Plaju
b. Kilang Sungai Gerong

Kilang Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah barat Sungai
Komering, sedangkan kilang Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai
Musi dan Sungai Komering.
Untuk lebih jelasnya lokasi PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Plaju-Sungai
Gerong dapat dilihat pada Gambar 1.5 dan Gambar 1.6 berikut :

2
3

4
1

Gambar 1.5 Layout Kilang Plaju (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Keterangan Gambar 1.6 :


1. Polypropylene Plant
2. CDU-II, CDU-III, dan CDU-IV
3. CDU-V
4. Alkilasi
12

3
6
2

5
1 4

Gambar 1.6 Layout Kilang Sungai Gerong (Annual Report PT Pertamina, 2020).

Keterangan Gambar 1.7 :


1. Dermaga
2. Kantor CD & L
3. CDU-VI
4. HVU II
5. RFCCU
6. Refinery Ware House

1.2.1 Tata Letak Kilang


Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 unit pemroses berada di
Kilang Plaju dan Sungai Gerong yang dikelompokkan menjadi:
a. Kilang CD & GP : CDU II, CDU III, CDU IV, CDU V, STAB.
- CAB, BBMGC, BB Distiller, Polimerisasi.
- Alkilasi, dan SRMGC.
b. Kilang Polypropilene : PP Plant.
c. Kilang CD & L : CDU VI, RFCCU, dan HVU II.
d. Kilang PTA : Ditutup tahun 2007.
Tata letak kilang PT Pertamina (Persero) RU III Plaju dapat dilihat pada
Gambar 1.7.
13

Gambar 1.7 Layout Kilang PT Pertamina (Persero) R III Plaju-Sungai Gerong.


(Annual Report PT Pertamina, 2020).

Luas wilayah kerja PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong


1812,6 Ha, sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3 Wilayah Penjabaran PT Pertamina (Persero) RU III


No Tempat Luas (Ha)
1 Area Perkantoran Kilang Plaju 229,60
2 Area Kilang Sungai Gerong 153,90
3 Diklat - SDM Sungai Gerong 34,95
4 RDP dan Lap. Golf Bagus Kuning 51,40
5 RDP Kenten 21,10
6 Lapangan Golf Kenten 80,60
7 RDP Plaju, Sungai Gerong dan Ilir 349,37
Tota 921,02
l
Sumber: Annual Report PT Pertamina, 2020.

Luas wilayah yang digunakan PT Pertamina (Persero) RU III (Tabel 1.3)


sebesar 921,02 Ha yang dibagi menjadi 7 area. Area yang terbesar digunakan
untuk RDP Plaju, Sungai Gerong, dan 3 Ilir sebesar 349,37 Ha sedangkan area
terkecil digunakan untuk RDP Kenten dengan luas 21,10 Ha.
14

1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 PT Pertamina dipimpin oleh
seorang Presiden Direktur dan CEO yang membawahi tujuh direktur (Gambar
1.8) yaitu:
a. Director invesment, planing dan risk managemant
b. Director upstream
c. Director refinery
d. Director marketing dan trading
e. Director general affairs
f. Director human resources
g. Director finance

President
director & ceo

Head of Integrated Corporate


Supply Chain Secretary

Head of Corporate Head of Internal


Legal Audit

Head of LNG
Business

Director Director Director Director Director Director Director


Investmen, Upstream Refinery Marketing General Human Finance
Planning, & & Trading Affairs Resources
Risk

Gambar 1.8 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III (Annual Report


PT Pertamina, 2020).

1.3.1 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong


Berdasarkan surat keputusan No. Kpst-004/E3000/2000-50 pada tanggal 18
Februari 2000 struktur organisasi di PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai
15

Gerong diubah menjadi General Manager RU (GM RU III) (Annual Report PT


Pertamina, 2020).

Gambar 1.9 Perubahan Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III.


(Annual Report PT Pertamina, 2020).

General Manager juga langsung membawahi kilang PT Pertamina (Persero)


RU III Plaju-Sungai Gerong yang sekarang ini sudah menjadi perusahaan stabil
data sesuai dengan Standar Internasional, serta memimpin struktur organisasi dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengolahan Pertamina Pusat di
Jakarta, serta membawahi beberapa manager dari unit lainnya. Struktur
Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong berbentuk line
staff.
General Manager PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong
langsung membawahi beberapa manager yang memiliki tugas dan fungsi masing-
masing, diantara tugas-tugas manager tersebut masih terdapat keterikatan satu
sama lainnya.
Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 Adapun bidang-bidang yang
dipegang manager-manager tersebut antara lain:
16

a. Senior Manager Operation and Manufacturing


Senior Operation and Manufacturing membawahi beberapa manager yang
memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Bidang-bidang yang dipegang
manager yang ada di bawahnya antara lain:

1. Production Manager
Production Manager memimpin beberapa section head dibawah
pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu CD & L Section
Head, CD & GP Section Head, Polypropilene Section Head, UTL Section
Head, dan OM Section Head, dengan tugas untuk menyelenggarakan
(operator) pengolahan minyak mentah (crude) menjadi produk BBM
dengan biaya semurah-murahnya.

2. Maintenance Planning and Support Manager


Maintenance Planning and Support Manager memimpin beberapa section
head dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu
Planning Scheduling Section Head, Inspeksi Section Head, REIE Section
Head, dan EI Section Head, dengan tugas menjaga peralatan kilang yang
tersedia dalam jangka waktu tertentu agar proses pengolahan berjalan
lancar dan target pengolahan dapat tercapai dengan cara memperbaiki
secepat mungkin peralatan operasi serta melakukan pekerjaan terencana
untuk TA (Turn Around) dan Non-TA.

3. Refinery Planning and Optimization Manager


Refinery Planning and Optimization Manager memimpin beberapa section
head dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu
Refinery Planning Section Head, Supply Chain & Distribution Section
Head, dan Budget and Performance Section Head, dengan tugas untuk
mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan pendapatan
berdasarkan pasar dan kondisi kilang yang ada.

4. Maintenance Execution Manager


Maintenance Execution Manager memimpin beberapa section head
dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu MA-1
Section Head, MA-2 Section Head, MA-3 Section Head, General
17

Maintenance Section Head, dan Workshop Section Head, dengan tugas


melaksanakan program pemeliharaan yang telah direncanakan oleh MPS,
Reliability, dan Turn Around serta mengeksekusi maintenance harian.

5. Turn Around (TA) Manager


Turn Around (TA) Manager memimpin beberapa section head dibawah
pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu TA Section Head,
Equipment Overall Section Head, dan Sched & Service Support Section
Head. Turn Around merupakan kegiatan pemeliharaan yang berskala besar
(extraordinary maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (3-4
tahun) yang hanya dapat dilaksanakan pada saat unit dalam keadaan
berhenti operasi.

b. Engineering and Development Manager


Engineering and Development Manager memimpin beberapa section head
dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu Project
Engineering Section Head, ECLC Section Head, dan PE Section Head, dengan
tugas untuk melakukan pengembangan kilang dengan melakukan modifikasi
proses serta optimasi unit proses dengan metoda terbaru.

c. Reliability Manager
Reliability Manager memimpin beberapa section head dibawah
pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu Equipment Reliability
Section Head dan Plant Reliability Secton Head, dengan tugas untuk melihat
kehandalan kilang beserta peralatan proses utama, sebelum direncanakan untuk
di-maintenance dan setelah di-maintenance.

d. General Affairs and Legal Manager


General Affairs and Legal Manager memimpin beberapa section head
dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu Security Section
Head. General affairs membidangi public relations yang mencakup external
relations, CSR, internal relations, protokoler, serta media relations, sedangkan
fungsi Legal berperan untuk pengamanan aset-aset yang dimiliki kilang, perijinan,
pengkajian Undang-Undang, serta menganalisis peraturan.
18

e. HSE (Human Safety and Environment) Manager


HSE (Human Safety and Environment) Manager memimpin beberapa section
head dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu
Environment Section Head, Fire & Insurance Section Head, Safety Section Head,
dan Occodational Healt Section Head. PT Pertamina (Persero) melindungi
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja karyawan – karyawannya melalui
unit HSE, selain itu HSE juga berfungsi sebagai pengelola lingkungan hidup.

f. Procurement Manager
Procurement Manager memimpin beberapa section head dibawah
pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu Inventary Control Section
Head, Purchasing Section Head, Service & Warehousing Section Head, dan
Contract Office Section Head. Kegiatan utamanya adalah inventory controlling
(pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract officer
(kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.

g. OPI (Operational Performance Improvement) Manager


OPI (Operational Performance Improvement) Manager memimpin beberapa
section head dibawah pengawasannya, bidang-bidang yang dipimpinnya yaitu
Workstream Section Head, HSE Refinery Section Head, Part Integration Network
Section Head, dan Refinery Fuel Section Head. OPI diadakan untuk memberi
pelatihan peningkatan performance pekerja serta untuk merubah budaya kerja
yang tidak baik.

1.3.2 Struktur organisasi di Process Engineering (PE)


Struktur organisasi Process Engineering (PE) di PT Pertamina (Persero)
dapat dilihat pada Gambar 1.10
19

Gambar 1.10 Struktur Organisasi Proses Engineering (PE) (Annual Report PT


Pertamina, 2020).

1.3.3 Struktur Organisasi CDGP (Crude Distiller and Gas Plant)


PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong dipimpin oleh seorang
General Manager, dibawahnya ada Manager Kilang yang membawahi beberapa
fungsi. Salah satu fungsi tersebut adalah fungsi Produksi-I yang dipimpin oleh
seorang Manager Produksi-I.
Bagian CDGP berada di bawah fungsi Produksi-I yang dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian (Section Head), yang dalam kegiatanya dibantu oleh
Administration Clerk, Ka. CD dan Pws Utama GP. Di bawah Ka. CD adalah Shift
Supervisor (Ka Jaga) CDU-II/III/IV/V, setelah itu ada beberapa Panelman CDU-
II/III/IV/V dan dibawahnya ada senior operator CDU-II/III/IV/V.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar struktur organisasi berikut ini :
20

Gambar 1.11 Struktur Organisasi Bagian CDGP (Annual Report PT Pertamina,


2020)..

Unit CDU merupakan Unit Primary Process yang ada di kilang Plaju
(CDGP). Unit Produksi yang ada di Seksi CD yaitu CDU-II, CDU-III, CDU-IV,
dan CDU-V. Unit CDU berfungsi untuk mengolah minyak mentah (Crude Oil)
dengan cara memisahkan fraksi-fraksi Hydrocarbon berdasarkan trayek didihnya
melalui proses distilasi atmosferik menjadi produk : Ref Gas, Crude Buthane, SR
Tops, Naptha II, Naptha III (Avtur), LAWS, LKD, HKD, LCT, HCT dan Long
Residue. Jenis feed (crude oil) yang diolah antara lain : Kaji, Ramba, SPD-TAP,
Geragai, Lalang, Sepanjang dan lain-lain (Annual Report PT Pertamina, 2020).
Unit Gas Plant merupakan unit pengolahan refinery gas yang dihasilkan dari
unit CDU II/III/IV/V. Unit produksi yang ada di Gas Plant yaitu SRMGC,
Stabilizer C/A/B, BBMGC, Alkylasi, Isomerisasi, Polymerisasi dan BB Distilasi.
Produk yang dihasilkan dari Unit Gas Plant yaitu LPG, Propylene, Propan, Iso-
21

Buthane, Alkylate, HOMC, Pertamax Racing dan Musi Cool (Annual Report PT
Pertamina, 2020).
Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 PT Pertamina RU III
memiliki karyawan yang terbagi menjadi dua yaitu yang telibat langsung dengan
proses produksi dan karyawan reguler. Jam kerja karyawan yang terlibat lansung
dengan proses produksi terbagi atas 3 shift dengan sistem 3 hari kerja dan 1 hari
libur. Pembagian shift karyawan PT Pertamina RU III dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Shift pagi, pukul 08.00-16.00 WIB.
2. Shift sore, pukul 16.00-24.00 WIB.
3. Shift malam, pukul 24.00-08.00 WIB.
Sedangkan karyawan reguler menggunakan sistem 5 hari kerja (Senin-Jumat), jam
karyawan reguler dapat dilihat sebagai berikut:
1. Senin-Kamis, pukul 07.00-16.00 WIB, istirahat pukul 12.00-13.00 WIB.
2. Jum’at pukul 07.30-15.30 WIB, istirahat pukul 11.30-13.00 WIB.
Untuk menjalankan operasinya, PT Pertamina mempekerjakan pegawai-pegawai
yang secara garis besar terbagi menjadi:
1. Section Head : Pertamina Representative Level 17-18
2. Senior Supervisor : Pertamina Representative Level 16
3. Shift Supervisor : Pertamina Representative Level 15
4. Panelman : Pertamina Representative Level 12-14
5. Operator : Pertamina Representative Level 8-12
6. Junior & Officer : Pertamina Representative Level 8-10

1.4 Pemasaran
PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong bergerak disektor hilir
yang mengoperasikan Kilang BBM dan Petrokimia, bahan baku crude oil yang
diolah berasal dari daerah Prabumulih, Pendopo dan Jambi yang disalurkan
melalui pipa dan kapal. Sedangkan produk bahan bakar minyak (BBM), Non
BBM, bahan bakar khusus dan petrokimia didistribusikan dan dipasarkan untuk
memenuhi kebutuhan di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, Lampung, Pangkal Pinang, Medan, Pontianak, dan Jakarta.
22

Berdasarkan Annual Report PT Pertamina, 2020 pendistribusian produk PT


Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan produksi minyak terutama bahan bakar kendaraan bermotor dan
minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan) yang mencakup 4 provinsi
antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Bandar lampung.
Pendistribusian minyak di PT Pertamina (Persero) dilakukan melalui:
a. Pipa-pipa
b. Kapal-kapal tanker.
c. Mobil-mobil pendistribusian.

Pemasaran produk PT Pertamina (Persero) RU III dilakukan oleh Unit


Pemasaran dan Pembekalan Dalam Negeri (UPPDN), dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1.4 Kapasitas Produksi Kilang PT Pertamina (Persero) RU III


No Produksi Kapasitas Satuan
1 Premium 1.006.875,40 kiloliter
2 Kerosine 405.989,50 kiloliter
3 Solar 1.544.189,90 kiloliter
4 Avtur 93.224,70 kiloliter
5 LPG 132.623,20 Ton
6 Solvent 65.596,70 kiloliter
7 Musicool 794,4 Ton
8 Polytam 47.988,20 Ton
Sumber: Annual Report PT Pertamina, 2020.

Berdasarkan data pemasaran produk PT Pertamina (Persero) RU III tahun


2019 produk yang paling banyak dipasarkan yaitu premium dengan kapasitas
produksi sebesar 1.006.875,40 kiloliter. Kapasitas produksi yang terkecil yaitu
produk musicool sebesar 794,4 kiloliter. Produk ini merupakan alternatif
pengganti refrigeran bersifat ramah lingkungan yang tidak merusak lapisan ozon
(Annual Report PT Pertamina, 2020).

Anda mungkin juga menyukai