A. Tentang Ecoprint
Pembuatan batik ecoprint merupakan salah satu alternatif pengembangan industri
dalam negeri. Dicetak dengan corak yang lebih beragam dan proses pembuatan batik
tradisional membuat kain ini semakin diminati masyarakat, namun proses
pengolahannya tetap menghasilkan limbah berbahaya. Limbah tekstil berpotensi tinggi
mencemari lingkungan karena mengandung bahan pencemar yang berbahaya dan
potensial warna tinggi. Jika limbah ini dibuang langsung ke lingkungan dan tidak
diolah dengan baik, maka akan merusak lingkungan (Haryono, 2018).
Ecoprint adalah salah satu proses membuat batik dimana warna dan desain
diaplikasikan pada kain melalui kontak langsung. Teknik ecoprint merupakan
perkembangan dari eco-fashion untuk menghasilkan produk fashion yang ramah
lingkungan (Saptutyningsih & Wardani, 2019). Ecoprint adalah cara pengolahan kain
menggunakan tanaman berbeda yang dapat melepaskan pewarna alami (Nuning, 2018:
4). Pada prinsipnya semua tanaman dapat digunakan sebagai pewarna. Keunikan dari
eco-print ini adalah dibuat langsung dari daun atau bunga yang ditempelkan pada kain
dan diproses dengan teknik tertentu.
Tujuan dari teknologi ecoprint adalah untuk menawarkan alternatif memproduksi
tekstil yang ramah lingkungan dan peduli. Pesan tentang pentingnya mengkonsumsi
dan memproduksi produk ramah lingkungan (Herlina, 2018). Batik ecoprint merupakan
batik menggunakan daun yang memiliki serat tebal atau bunga dan bagian tanaman
yang lain yang dapat mengeluarkan warna.
Proses ecoprint menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga yang mudah
ditemukan di sekitar rumah daun jati, daun sukun, daun jambu biji, daun kakao, daun
kayu putih pelangi, pohon bodi, bunga patra menggala (bunga merak), bunga kembang
sepatu, bunga alamanda, bunga wora-wari dan buah keben sebagai pewarnaan alam
pada batik yang dibuat (Sedjati dan Sari 2019).
Tumbuhan yang cocok untuk pencelupan tekstil misalnya kulit pohon nila, kulit
pohon soga tingi, pohon tegeran, kunyit, teh, akar mengkudu, kulit kayu soga jambal,
kesumba, daun jambu biji (Hamidin, 2010). Warna kain dibuat untuk daya tarik dan
keindahan batik. Menurut Pulukandang (2009), daya tarik suatu benda berasal dari
warnanya. Warna daun atau bunga menimbulkan efek yang indah, membuat hasil print
pada kain menjadi lebih indah dan menarik. Dengan cara ini kita bisa memilih daun
atau tanaman yang digunakan untuk membuat ecoprint sesuai dengan warna atau corak
yang diinginkan.
B. Teknik Ecoprint
Penggunaan bahan alami dalam pembuatan ecoprint ini menghasilkan warna dan
corak yang berbeda pada setiap pola yang dibuat pada setiap kain, walaupun
menggunakan daun dari tanaman yang sama, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor,
bentuk daunnya berbeda-beda dan salah satunya adalah teknik ecoprint yang
digunakan. Dilihat dari cara pembuatan motif, teknologi ecoprint terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Teknik Pounding (Dipukul)
Pounding Printing adalah teknik yang digunakan untuk membuat pola pada kain
dengan menekannya proses pembuatan kain dengan teknik pounding ini sangat
sederhana sehingga banyak orang yang menggunakan cara ini untuk membuat
ecoprint