Anda di halaman 1dari 15

Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022 E-ISSN: 2715-7814

TEKNIK DAN DESAIN PRODUK ECOPRINT DALAM BERBAGAI


MATERIAL BARU (NON TEKSTIL)
The Ecoprinting Techniques and Product Designs in Many of New
Materials (Non-Textile)

Irfa’ina Rohana Salma dan Edi Eskak Kata kunci:


Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, ecoprint, desain produk, kriya
Kemenperin berkelanjutan, gaya hidup
Jl. Kusumanegara No 7. Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta berkelanjutan, material baru
Email : irfasalma@gmail.com
Keywords:
ecoprint, product design,
sustainable crafts, sustainable life,
new materials

ABSTRAK
Ecoprint pada mulanya untuk pemberian cetakan bentuk dan warna alami tumbuhan (daun, bunga,
ranting, kulit) pada bahan kain dengan teknik pukul (pounding) dan kukus (steaming). Prinsipnya adalah
warna alami pada tumbuhan dapat tercetak pada media baru, dan media baru tersebut dapat dilakukan
pengembangan tidak hanya pada bahan kain. Oleh karena itu, artikel ini akan mengkaji media/material
alternatif non tekstil untuk pembuatan karya seni dengan teknik ecoprint. Metode yang digunakan
adalah kualitatif deskriptif. Hasilnya adalah teknik ecoprint dapat diterapkan dalam beragam media baru
yaitu: kulit, kertas, bambu, dan keramik.

ABSTRACT
Ecoprint was originally intended to give prints of natural shapes and colors of plants (leaves, flowers,
twigs, bark) on cloth using pounding and steaming. The principle technique is that natural dye in plants
can be printed on new media, and new media can certainly be developed not only on cloth. Therefore,
this article will examine other media/materials (alternative/non-textile) that can be used to make works
of art using the ecoprint technique. The method used is descriptive qualitative. The ecoprint technique
can be applied to new materials, namely: leather, paper, bamboo, and ceramics.

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-1
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

PENDAHULUAN menumbuhkan kecintaan mereka untuk


Ecoprint sebagai seni dan fesyen menanam berbagai tumbuhan yang akan
kontemporer memiliki masa tren yang cukup dimanfaatkan untuk bahan ecoprint.
panjang (evergreen), bahkan sampai kini Dampak tidak langsung dari semangat
terus bertumbuh komunitas-komunitas berkarya ecoprint ini adalah lingkungan
ecoprinter di berbagai wilayah Indonesia, rumah yang semakin hijau oleh berbagai
baik yang formal seperti Asosiasi Eco-printer koleksi tanaman bahan ecoprint tersebut.
Indonesia (AEPI), atau non formal seperti: Namun juga ada sebagian ecoprinter yang
Komunitas Ecoprint Sumatera, Bali mengambil sumber tanaman secara tidak
Ecoprinter Club, Ecoprint Indonesia Raya, patut yaitu memetik/memotong tanaman di
Ecoprint SKM Indonesia, dan lain-lain. Taman Kota, pekarangan orang, hutan, dan
Ecoprint pada mulanya merupakan teknik tempat-tempat lain tanpa memikirkan
pemberian cetakan bentuk dan warna alami kelestarian dari tanaman yang diambil. Hal
tumbuhan (daun, bunga, ranting, kulit) pada ini tentu disayangkan, karena akan merusak
bahan kain yang dilakukan secara langsung. sumber daya alam tersebut. Spirit filosofis
Pencetakan dilakukan secara langsung yaitu dari kreativitas ecoprint dapat ternodai
bahan tumbuhan ditempelkan pada kain ketika ecoprinter menjadi rakus dan justru
dengan proses tertentu, maka tercetaklah merusak alam. Penggunaan bahan-bahan
bentuk dan warna alami permukaan kain alam tumbuhan bertujuan untuk
(Salma & Ristiani, 2021). Ecoprint adalah menyediakan produk yang lebih sehat
usaha menghias kain polos dengan cara kepada konsumen dengan meminimalkan
memanfaatkan tumbuhan (Saraswati et al, kerusakan alam dalam proses penyiapan
2019) alami (eco) untuk mencetak (print) bahan baku maupun proses produksinya
warna dan bentuknya menjadi motif yang (Eskak & Salma, 2020). Penciptaan-
unik. Upaya pemberian motif dan warna penciptaan seni dan produk kreatif lainnya
menggunakan zat-zat tanin yang dengan filosofi dan tindakan nyata seperti
terkandung di dalam tetumbuhan tersebut, tersebut di atas seyogyanya harus digiatkan
sehingga ecoprint ini berpotensi menjadi sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah
industri kreatif kriya yang berkelanjutan kehidupan dari Allah SWT/Tuhan Yang Maha
(sustainable crafts) karena menggunakan Esa untuk kehidupan yang berkelanjutan
bahan-bahan alam yang mudah ditemukan (sustainable life).
dan diperbarui (renewable). Bahan-bahan
tambahan yang digunakan dalam berkarya Perkembangan dan Prospek Ecoprint
juga diusahakan tidak mencemari Perkembangan ecoprint di Indonesia
lingkungan, sehingga karya yang dihasilkan semakin hari semakin populer di masyarakat
merupakan karya yang berwawasan dan juga semakin digemari, baik sebagai
kelestarian lingkungan hidup (eco art). pelaku usaha (ecoprinter) maupun sebagai
Penggunaan tumbuhan hijau yang konsumen. Teknik ecoprint diminati dari
masif oleh para ecoprinter juga berbagai latar profesi, ada seniman,

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-2
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

kriyawan, karyawan, guru/dosen, peneliti, Ecoprint Indonesia telah mampu diekspor ke


perekayasa teknik, ibu rumah tangga, berbagai negara antara lain ke Australia,
pensiunan, bahkan juga dokter. Banyak negara awal mula tren ecoprint (Aprita,
orang kreatif yang tertarik pada teknik ini 2019). Selain itu juga telah diekspor ke: Swiss
dan menjadi sukses setelah (Hapsari, 2019), Amerika, Singapura,
mengembangkan ecoprint sebagai bisnis Malaysia, (Wicaksono, 2019), dan Perancis
(Mone, 2022). Teknik ecoprint dapat (Sumarwoto, 2021). Hal ini seiring dengan
berkembang dinamis disebabkan karena tren-tren dunia tentang eco art, eco fashion,
beberapa faktor antara lain: (1) tekniknya green industri, sustainable lifestyle,
relatif mudah, (2) dapat memanfaatkan sustainable crafts, dan lain-lain, sehingga
bahan-bahan tetumbuhan dari lingkungan mampu menggugah kesadaran masyarakat
sekitar, (3) peralatannya sederhana dan global untuk mengkonsumsi produk-produk
dapat menggunakan peralatan dapur, (4) yang ramah lingkungan (Raharjo, 2011;
menghasilkan produk yang indah serta Sukaya et al., 2018; Eskak et al., 2020). Dalam
berguna/dapat dimanfaatkan, (5) adanya berbagai event pameran produk tekstil dan
unsur mencari kegembiraan/kesenangan fashion show, produk ecoprint menjadi
dalam proses berkarya, (6) adanya rasa produk favorit yang menarik perhatian
penasaran dan keterkejutan atau surprise pengunjung. Hal tersebut menandakan
saat membuka hasil cetakannya, dan (7) bahwa bisnis ecoprint di Indonesia memiliki
produk yang dihasilkan bernilai seni dan prospek yang baik.
bernilai ekonomi. Kemudahan-kemudahan
teknik produksi, bahan, dan peralatan, Perkembangan Teknik dan Material
menjadi faktor utama dalam dinamisnya Ecoprint
perkembangan ecoprint di Indonesia. Serta Ecoprint sebenarnya telah
ditunjang bahwa masyarakat Indonesia berkembang sejak lama, dan mulai tren
dikenal dunia, bahwa sejak jaman dahulu kembali tahun 2006 ketika Indiana Flint dari
telah memiliki talenta seni yang unggul Australia mulai menekuni ecoprint dan hasil
(Yoga et al, 2015; Salma et al, 2019), karyanya dipublikasikan ke publik melalui
sehingga walaupun tren ecoprint datang dari media masa global (Salma & Ristiani, 2021).
luar negeri, tetapi dinamika perkembangan Teknik ecoprint kemudian mulai dikenal
dan penciptaan karyanya lebih dinamis publik dan berkembang menyebar ke
menghasilkan aneka ragam kreasi baru. berbagai negara dan menjadi tren dunia
Dalam perkembangannya, ecoprint fesyen eco art. Teknik ecoprint merupakan
Indonesia dapat menghasilkan bermacam- pengembangan dari teknik eco dyeing. Eco
macam tapak/jejak bentuk dan warna dyeing telah lama dilakukan dan menjadi
tumbuhan tropis yang unik. Keunikan tradisi dalam produksi wastra-wastra
tersebut bahkan disukai konsumen dari Nusantara dalam mewarnai benang, kain
mancanegara, sehingga menjadi komoditas tenun, tritik jumputan, batik, dan lain
ekspor baru, walaupun masih berskala kecil. sebagainya. Garis tradisi ini mengakibatkan

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-3
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

perkembangan ecoprint di Indonesia lebih kayu (Gambar 1a). Banyak variasi teknik
dinamis dengan pengembangan teknik dan pukul yang telah dikembangkan oleh para
produk yang dihasilkan lebih beraneka ecoprinter, namun secara garis besar
ragam. langkah-langkah teknik ini adalah: (1)
Ada berbagai teknik pembuatan Menyiapkan peralatan dan bahan yaitu kain,
ecoprint, namun menurut Ristiani et al., kertas untuk alas (kertas koran), palu kayu,
(2020), secara garis besar ada empat tahapan tawas, serta bahan tumbuhan yang
pokok yang harus dilakukan yaitu: 1) mengandung pigmen-pigmen warna. (2)
Penyiapan bahan baku (treatment kain) dan Pasang lembaran kertas di atas
bahan pelengkap. 2) Proses penataan landasan/lantai untuk melindungi kain agar
komposisi motif yaitu menyusun bunga, tidak kotor, kemudian letakkan kain di atas
dedaunan, ranting kecil, dan/atau kulit kayu kertas tersebut. (3) Susunlah bahan
pada kain. 3) Pencetakan (print) motif pada tumbuhan di atas kain secara artistik/indah,
kain. (4) Fiksasi akhir, apabila diperlukan. kemudian tutup kain lain. (4) Kemudian
Penggunaan bahan-bahan tetumbuhan pukul pelan dan berulang pada kain yang
proses pembuatan ecoprint ini terdapat daun/bunga tersebut agar
menghasilkan jejak motif dan warna tidak mengeluarkan warna secara maksimal dan
dapat dipastikan sama, meskipun dapat meresap pada kain sehingga
menggunakan jenis (daun, bunga, ranting mencetak motif yang diinginkan. (5) Hasil
kecil, kulit) dari tumbuhan yang sama. Hal ini pukulan didiamkan 15 menit, kemudian kain
dikarenakan beberapa faktor dan salah dibuka dan dibersihkan dari sisa-sisa
satunya adalah ecoprint yang
teknik daun/bunga yang menempel, kemudian
digunakan. Ada dua teknik ecoprint yaitu: (1) diangin-anginkan 2-3 hari supaya warna
teknik pukul atau pounding dan (2) teknik lebih meresap pada kain. (6) Selanjutnya
kukus atau steaming (Salma & Ristiani, dilakukan fiksasi dengan cara kain dicelup
2021). Selain itu, ada juga yang pada air yang telah dicampur tawas (70 gram
menambahkan teknik fermentasi daun : 1 liter air) tanpa perlu diperas langsung
(Bahankain, 2020), tetapi setelah dianalisis dijemur sampai kering. (7) Kemudian kain
hasilnya masuk ke dalam dua teknik utama direndam pada air tawas lagi selama 60
tersebut di atas. menit kemudian dikeringkan. (8) Proses
Teknik pukul merupakan teknik selesai dan jadilah kain ecoprint yang sudah
pembuatan motif ecoprint pada kain yang siap digunakan (Salma & Ristiani, 2021).
sederhana dengan cara dipukul Fiksasi adalah penguncian warna agar warna
menggunakan ganden (palu kayu). Proses tidak luntur saat produknya dicuci
pengerjaan ini banyak dipraktikkan oleh para (Pujilestari, 2014).
ecoprinter pemula yang masih belajar. Teknik kukus dilakukan dengan cara
Teknik pukul dilakukan dengan meletakkan mengukus kain yang sudah ditempeli
beberapa daun/bunga di atas kain, berbagai unsur-unsur tumbuhan, kemudian
kemudian memukulnya menggunakan palu digulung, dilapisi (blanket/plastik), ditali

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-4
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

secara kuat dan merata, kemudian dikukus kemudian membentangkan kain sambil
pada panci besar (Gambar 1b). Urutan diangin-anginkan sampai kering, dibiarkan
proses dalam teknik ini tidak mutlak, beroksidasi dengan udara agar pigmen
tergantung pengalamam, pengetahuan, menempel lebih kuat pada kain (Salma &
ketrampilan, serta orientasi wujud Ristiani, 2021). Kain dicuci dengan sabun
motif/produk yang diinginkan. Dewasa ini yang lembut dan dikeringkan. Kain ecoprint
telah beragam inovasi teknik kukus dan telah sudah jadi dan siap digunakan.
menghasilkan peningkatan jejak/warna Untuk mencapai hasil ecoprint yang
ecoprint yang artistik serta semakin kuat berkualitas, selain secara teknis sudah
daya tahan lunturnya. Berikut ini salah satu dilakukan dengan benar, dalam pembuatan
langkah standar teknik kukus yaitu : (1) ecoprint memerlukan kemahiran dalam
Menyiapkan kain polos yang akan dicetak, menyusun unsur-unsur tanaman (daun,
kemudian dicelupkan ke dalam air dan cuka bunga, ranting kecil, kulit kayu) menjadi
(3:1) atau pengolahan penyiapan komposisi yang harmonis/indah. Kemahiran
mordanting kain lainnya sesuai hasil seperti ini melibatkan “rasa” seni dari
pengembangan yang ada/dikuasai. (2) ecoprinter. Penyusunan unsur-unsur
Membentangkan kain pada tanaman dapat menghasilkan tampilan akhir
lantai/permukaan yang rata, kemudian yang bervariasi, ada yang sederhana, ada
menyusun daun/bunga/ranting kecil/kulit yang rumit, ada yang monokrom, ada yang
kayu kain tersebut secara artistik/komposisi 2-3 warna, ada yang warna-warni. Hasil
yang indah. (3) Mengevaluasi hasil ecoprint ini sangat bervariasi sesuai dengan
penataan/komposisi, kemudian lipat kain jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang
menjadi dua bagian sama besar. (4) digunakan, metode pencetakkan, jenis serat
Menempatkan sepotong pipa kecil di bagian (selulosa nabati atau protein), waktu dalam
bawah kain kemudian digulung secara pemrosesan, kualitas air, serta berbagai
perlahan agar hasil penataan daun/bunga faktor lainnya (Lestari, 2017; Ristiani et al.,
tidak rusak, kemudian ditali dengan benang 2020; Salma & Ristiani, 2021). Ada unsur
besar/tali kain/tali plastik melilit di kejutan (surprise) terhadap hasil cetakan,
sepanjang gulungan kain untuk menahan terutama untuk metode pengukusan
posisinya agar tidak terlepas. (5) Mengukus (steaming). Teknik ecoprinting diatas
gulungan kain selama 2 jam agar pigmen merupakan penerapan pada bahan
pada tumbuhan keluar dan meresap, kain/tekstil. Dewasa ini seiring
berpindah ke bahan kain secara maksimal, perkembangannya telah dihasilkan berbagai
menghasilkan motif berupa jejak inovasi penerapan ecoprinting pada
bentuk/warna yang unik. (6) Mengangkat media/material alternatif yang lainnya.
kain dari panci dan melepas ikatan tali,

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-5
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

a b
Gambar 1. Tiga teknik ecoprint (Maharani, 2018; Bahankain, 2020)
a. Teknik pukul (pounding) b. Teknik kukus (steaming)

Perkembangan Estetika dan Desain terukur oleh uji Laboratorium Uji Tekstil
Produk Ecoprint (Ristiani et al., 2020; Salma & Ristiani, 2021).
Kreativitas yang dinamis dalam Kualitas tapak bentuk dan cetakkan
penciptaan ecoprint di Indonesia warna yang bagus dan memiliki daya tahan
menghasilkan menghasilkan beraneka luntur yang baik merupakan peningkatan
ragam produk yang inovatif. Inovasi juga kualitas teknik dan hasil karya yang semakin
menghasilkan nilai keindahan baik sebagai berkualitas sebagaimana tujuan ecoprinter
motif maupun desain produk. Estetika motif berkarya. Semua peningkatan kualitas
antara lain terletak pada: komposisi bentuk, tersebut seiring juga pada peningkatan nilai
warna, tekstur, ketajaman tapak, dan efek keindahan atau estetika dari karya ecoprint
artistik lainnya. Estetika pada desain produk yang dihasilkan. Dalam Gambar 3, secara
antara lain: bentuk yang indah, fungsi sesuai visual terlihat perkembangan kualitas
dengan keinginan hati, warna yang serasi, estetika dari aspek warna dan tapak
komposisi yang atraktif, fasad yang elegan, cetakannya. Ecoprinter dapat berkarya
makna motif yang inspiratif, dan lain selanjutnya yaitu mengerjakan kain ecoprint
sebagainya. Dalam hal ketajaman warna dan mejadi berbagai produk (busana dan
tapak natural bentuk (daun, bunga, ranting, aksesori fesyen), namun dapat juga
kulit) yang dijumpai pada perkembangan berkolaborasi dengan desainer dan penjahit
awal ecoprint di Indonesia, masih banyak menghasilkan produk-produk baru yang
tapak cetakan yang pudar dan warna yang indah dan bernilai guna. Busana dapat
pucat serta mudah luntur. Namun dalam berupa: baju, kebaya, kain panjang,
perkembangannya, dapat dihasilkan kerudung, dan lain sebagainya (Gambar 1).
peningkatan kualitas dari karya ecoprint Aksesori fesyen antara lain: scarf, topi, tas,
yang dihasilkan. Ecoprinter semakin mampu dompet, sepatu, sandal, dan lain sebagainya.
berkarya dengan warna-warna yang kuat, Produk-produk estetik tersebut umumnya
tapak cetak yang jelas, (Gambar 2), serta terbuat dari bahan serat alam yaitu: kain
daya tahan luntur yang semakin kuat dan katun dan sutera. Oleh karena itu, yang akan

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-6
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

dibahas secara khusus dalam artikel ini material non tekstil yaitu: kertas, kulit,
adalah teknik ecoprint pada berbagai bambu, dan keramik.

a b
Gambar 2. Karya ecoprit daun jati (teknik dasar) pada kain (Salma & Ristiani, 2021)
a. Karya ecoprint periode awal b. Perkembangan kualitas karya ecoprint

METODOLOGI PENELITIAN biasanya berbahan alami dan mengandung


Metode yang digunakan yaitu kualitatif selulosa dan hemiselulosa (Tsien, 1985;
deskriptif. Metode ini memudahkan dalam Burns, 1996). Kertas menjadi media menulis
melakukan analisis terhadap kondisi objek dan menggambar menggantikan media
alamiah ataupun suatu fenomena sosial. batu, tanah, daun/lontar, atau kulit binatang
Metode yang memandu untuk yang dipakai oleh orang pada zaman dahulu.
mengeksplorasi objek secara menyeluruh Dalam perkembangannya kemudian,
namun juga mendalam. Kajian ini akan pengolahan kertas dan variasi jenis kertas
menggambarkan kondisi, menemukan berkembang pesat, ada jenis yang mudah
persoalan, kemudian mencari jawaban dari rusak ketika terkena air sampai kertas yang
fenomena yang ada (Nazir, 2013; Sugiyono, kuat dan tahan air. Kertas memiliki daya
2020). Data yang dianalisis dapat berupa: serap yang baik terhadap warna (pensil,
karya/benda/produk, gambar, penyataan tinta, dan cat air), sehingga dapat digunakan
tokoh/pelaku, teori, penelitian terdahulu, dalam teknik ecoprinting untuk menyerap
penciptaan seni terdahulu, dari lapangan pigmen atau tanin bahan pencetaknya.
maupun literatur (Rohidi, 2011; Eskak, 2013), Namun untuk ecoprint pada bahan kertas
dalam hal ini adalah fenomena harus dicermati teknik yang sesuai. Kertas
perkembangan ecoprinting pada material- tulis, kertas gambar, kertas daur ulang, kertas
material baru (non tekstil) di Indonesia. seni/limbah pertanian dapat diterapkan
teknik pukul (pounding) karena kertas relatif
HASIL DAN PEMBAHASAN aman tidak terbasahi air yang dapat merusak
Ecoprint pada Kertas kertas (Gambar 3). Kertas yang kuat dan
Kertas berasal dari bahan pulp alami tahan air seperti kertas serat kapas dan
berupa serat halus yang disaring (tradisional) kertas bungkus semen dapat diterapkan
ataupun dikompres sehingga menjadi teknik pukul dan teknik kukus.
lembaran tipis. Serat yang digunakan

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-7
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

Gambar 4. Ecoprint teknik pukul pada kertas (Berta, n.d.)

Beberapa referensi tentang penerapan 5) (BertaL, n.d.; Nuryawan et al, 2020; Lilis,
teknik ecoprinting pada material kertas 2020). Keunggulan ecoprint ini dibuat
antara lain: ecoprint pada kertas putih, dengan menggunakan bahan alami tanpa
kertas daur ulang, kertas semen, dan lain- menggunakan bahan kimia dan desain
lain, hasilnya dapat digunakan antara lain yang diperoleh spesifik, eksklusif, tidak
sebagai cover block-note ekslusif (Gambar sama satu dengan yang lain.

Gambar 4. Ecoprint kertas pada produk cover buku (Lilis, 2020)

Ecoprint pada Kulit Kulit tersamak yang belum difinishing


Ecoprint pada kulit dilakukan dengan memiliki kemampuan menyerap warna tanin
cara mentransfer warna dan bentuk (daun, yang baik sehingga sesuai untuk media
bunga, kulit kayu) pada media kulit. Kulit ecoprint. Kulit yang umumnya dipakai adalah
yang dimaksud adalah kulit hewan yang kulit sapi (Gambar 5a) dan domba (Gambar
telah tersamak, yaitu kulit yang telah 5b) (Ristiani & Isnaini, 2019; Wulandari,
diproses secara kimiawi dengan cara 2020). Adapun penerapannya pada produk
memasaknya dengan campuran: tawas, dapat dilihat pada Gambar 6.
krom, lemak, dan zat pewarna (Sunarto, Penerapan ecoprinting pada materal
2001). Kulit tersamak memiliki sifat baru kulit hampir sama dengan pada material
yang sangat berbeda dengan kulit kain. Ada beberapa variasi teknik, salah
mentahnya yaitu: menjadi lebih awet dan satunya adalah sebagai berikut: (1)
mudah dibentuk menjadi berbagai produk. Menyiapkan bahan kulit tersamak/crust (sapi

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-8
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

atau domba) dengan proses pre-mordant disemprot dengan varnish kulit bening.
dan mordan-in kulit. (2) Menyiapkan alas Namun proses pembuatan ecoprint pada
plastik seukuran kulit dan dibentangkan di kulit dengan jenis kulit vegtan dan vegetable
atas bidang datar. (3) Kulit yang sudah tiris tanned. Pembuatan ecoprint dengan jenis
dibentangkan diatas plastik, kemudian kulit ini tidak bisa direbus karena akan
daun/bunga ditata diatas permukaan kulit. mengakibatkan kulit menjadi susut. Ecoprint
(4) Kulit ditutup dengan kain/blanket yang kulit jenis vegtan tersebut dihasilkan dengan
sudah dicelup dalam larutan warna. (5) cara merebus bagian dari tumbuhan (daun,
Plastik dibentangkan diatas kain blanket. (6) bunga, ranting kecil, kulit kayu) tersebut,
Benda kerja/kulit digulung rapat/padat dan kemudian ditata di permukaan kulit dan
ditali pastik. (7) Dikukus selama 1,5 jam ditutup dengan plastik. Proses dilanjutkan
dalam suhu 80 - 100ºC. (8) Benda dengan menekan dengan cara memukul-
kerja/gulungan kulit dibalik setiap 30 menit. pukul dengan palu kayu secara merata agar
(9) Setelah 1,5 jam, selanjutnya gulungan kandungan warna pada tumbuhan dapat
dibuka, dan daun/bunga dibersihkan. (10) keluar dan meresap di kulit. Setelah itu,
Dalam kondisi masih basah, kulit dikeringkan dengan sinar matahari agar
dibentangkan dengan pembidang, agar menghasilkan warna yang sempurna
permukaan kulit rata/tidak kusut. (11) (Ristiani & Isnaini, 2019; Wulandari, 2020;
Setelah kering kulit dilakukan finishing, Darmawati & Sutopo, 2021).

a b

Gambar 5. Lembaran ecoprint kulit


a. Ecoprint kulit sapi b. Ecoprint kulit domba (Sabdabatik, 2020)

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-9
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

a b
Gambar 6. Produk ecoprint kulit
a. Tas ecoprint kulit b.Sepatu ecoprint kulit (Wulandari, 2020)

Ecoprint pada Bambu Adapun tahapan teknik ecoprinting


Indonesia memiliki potensi hasil bambu pada bambu adalah sebagai berikut: (1)
yang melimpah. Bambu merupakan Batang bambu telah diproses menjadi
tumbuhan berumpun jenis rerumputan produk dengan kondisi kulit luar yang keras
berbatang besar, berakar serabut, berbatang telah terbuka/terkupas/teraut halus. (2)
bulat berongga dan beruas, tumbuh Daun diletakkan pada permukaan bambu,
menjulang meninggi, serta batang kayunya kemudian daun dibalut dengan kain/kertas
keras. Bambu dimanfaatkan sebagai bahan dan dibungkus secara merata, dikuatkan lagi
bangunan (rumah, jembatan, rakit, pagar); dengan ditali plastik, kemudian diisolatip
perabotan (kursi, mebel, tertutup secara menyeluruh, selanjutnya
ampyak/amben/dipan, rak); dibungkus kantong plastik bening dan ditali
piranti/houseware (perkakas anyaman, gelas, agar nantinya air kukusan tidak merembes
baki, dan lain sebagainya), serta dapat masuk. (3) Selanjutnya, bambu dikukus
digunakan untuk pembuatan pulp kertas dan selama 1,5 - 2 jam. (4) Kemudian didiamkan
seratnya dapat dimanfaatkan juga untuk dulu sekitar 4 - 6 jam agar mendingin,
pembuatan serat tekstil (Wong, 2004; Eskak setelah itu bungkusan dilepaskan, dan
et al, 2012; Kasmudjo, 2013; Sulistyono et al, diangin-anginkan sampai mengering (Ninik,
2021). Bambu sebagai bahan alam juga 2020; Monoarfa, 2022). (5) Proses ecoprint
memuliki daya serap yang baik terhadap pada bambu selesai, namun sebaiknya motif
cetakan pewarna tanin/pigmen, oleh karena ecoprint disemprot dengan cat bening agar
itu bambu juga dapat dijadiakan motif lebih awet tidak gampang pudar.
media/material yang baik. Hasil cetakan Penerapan teknik ecoprinting pada material
pada media belum optimal dalam eksploratif bambu antara lain: ecoprint bambu untuk
karena keterbatasan bentuk, ukuran, dan pembuatan suvenir pada Kelompok
tekstur. Teknik yang direkomendasikan Ekowisata Maleo, Sulawesi (Monoarfa,
adalah teknik kukus, yang salah satu hasil 2022), menghasilkan suvenir yang unik dan
produknya adalah pada Gambar 7. eksklusif karena motif ecoprint-nya spesifik
tidak sama satu dengan yang lain. Suvenir

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-10
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

seperti ini akan memberi kenangan khusus permukaan keramiknya. (2) Selanjutnya
(Eskak, 2021) terhadap destinasi wisata keramik yang sudah di-coating dioven
tersebut. terlebih dulu selama dua jam. (3) Keramik
siap di-ecoprint. (4) Daun ditaruh pada
permukaan keramik, kemudian daun itu
dibalut dengan kain/kertas dibungkus
secara merata, dikuatkan lagi dengan ditali
rafia, kemudian diisolatip secara merata
menutupnya, selanjutnya dibungkus
kantong plastik dan ditali agar air tidak
masuk. (5) Kemudian benda kerja dikukus
selama 1,5 - 2 jam. (6) Selanjutnya
Gambar 7. Hasil ecoprint pada bambu (Ninik,
2020) didiamkan dulu sekitar 6 – 12 jam agar
mendingin, setelah itu bungkusan
Ecoprint pada Keramik dilepaskan. (7) Proses ecoprint pada keramik
Keramik adalah produk yang dibuat selesai, namun sebaiknya motif ecoprint
dengan bahan utama tanah liat yang disempot dengan cat bening agar motif
dibentuk dan dibakar dengan suhu 600 - lebih awet dan tidak pudar (Indah, 2020).
1300 ºC sehingga terjadi perubahan sifat Hasil ecoprint pada material keramik/mug
tanah liat menjadi lebih kuat dan tahan air dapat dilihat dalam Gambar 8.
(Astuti, 2008). Keramik dapat digunakan
sebagai media ecoprint, namun teknisnya
berbeda dari teknik media yang
lembut/berpori terhadap penyerapan air
pigmen/tanin tumbuhan. Hal ini karena
kepadatan permukaan, tekstur, serta sifat-
sifat materianya yang berbeda.
Media keramik yang dipakai agar motif
ecoprint terlihat jelas adalah keramik
Gambar 8. Hasil ecoprint pada keramik/mug
berwarna terang atau putih, antara lain
(Kinayar, 2020)
adalah jenis mug. Mug adalah wadah
bertangkai/handle sebagai alat minum KESIMPULAN DAN SARAN
sejenis cangkir yang umumnya digunakan Kesimpulan
untuk meminum minuman panas, seperti Ecoprint pada mulanya hanya
cokelat panas, kopi, atau teh, atau cokelat. diterapkan pada material kain saja, dengan
Adapun tahapan teknik ecoprinting pada teknik pukul (pounding), kukus (steaming),
keramik/mug adalah sebagai berikut: (1) dan pemeraman (ripening). Ecoprint
Keramik diproses coating dulu agar nantinya merupakan teknik untuk memindahkan
objek (motif daun) bisa melekat sempurna di

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-11
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

bahan alam (eco) dengan cara mencetakkan Ecoprinter Club, Ecoprint Indonesia Raya,
(print) ke media/material lainnya. Eksplorasi Ecoprint Market Indonesia, Beasiswa
teknik ecoprint pada berbagai Pascasarjana Pertamina 2011-2013, ISI
media/material baru menghasilkan karya Yogyakarta, FBS UNY, dan Poltek ATK
cetakan yang bagus pada: (1) kertas, (2) kulit, Yogyakarta, dan berbagai pihak yang telah
(3) bambu, dan (4) keramik. Ecoprint memberi informasi dan koreksi pada tulisan
Indonesia memiliki prospek menjadi industri ini.
kreatif yang menguntungkan karena sediaan
bahan tetumbuhan alami yang melimpah DAFTAR PUSTAKA
dan SDM ecoprinter yang kreatif, memiliki Aprita, A. (2019, June 16). Batik Ecoprint Karya
Eri Tembus Pasar Australia.
konsumen untuk kalangan menengah atas
TribunJogja.Com. Retrieved from
serta memiliki prospek sebagai produk https://jogja.tribunnews.com/2019/06/16/
ekspor (tren dunia sustainable fashion dan batik-ecoprint-karya-eri-tembus-pasar-
sustainable craft). australia
Astuti, A. (2008). Keramik, Ilmu dan Proses
Pembuatannya. Yogyakarta: Arindo Nusa
Saran Media.
Perlu dilakukan eksplorasi dan Bahankain. (2020). 3 (Tiga) Macam Teknik Eco-
eksperimen yang berkelanjutan untuk Printing. Retrieved September 24, 2022,
from
semakin meningkatkan kualitas produk
https://www.bahankain.com/2020/12/24/3
ecoprint baik dari segi: bahan, proses -macam-teknik-eco-printing
produksi, ketahanan warna, desain motif, Berta, L. (n.d.). Tutorial Bikin Ecoprint dengan
desain produk, dan selera/kebutuhan pasar, Teknik Pounding. Retrieved September 19,
2022, from
sehingga menghasilkan produk yang estetik, https://www.luciaberta.com/2020/10/bikin-
unggul, berdaya saing, dan disukai ecoprint-dengan-teknik-pounding.html
konsumen. Burns, R. I. (1996). “Paper comes to the West,
800−1400”. Dalam Lindgren, Uta.
Europäische Technik im Mittelalter. 800 bis
KONTRIBUSI PENULIS 1400. Tradition und Innovation (edisi ke-
Irfa’ina R Salma dan Edi Eskak 4th). Berlin: Gebr. Mann Verlag. hlm. 413–
merupakan penulis sekaligus kontributor 422. ISBN 3-7861-1748-9.
Darmawati, E. & Sutopo, S. (2021). Penerapan
utama dalam artikel: Teknik dan Desain
Teknik Ecoprint Pewarna Daun Jati pada
Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Kulit Tersamak Terhadap Ketajaman Warna
Baru (Non Tekstil) ini. dan Ketahanan Luntur. Majalah Kulit
Politeknik ATK Yogyakarta: Berkala
Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, Dan
UCAPAN TERIMA KASIH
Produk Kulit, 20(1), 26–38. Retrieved from
Terima kasih disampaikan kepada Balai http://e-
Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa jurnal.atk.ac.id/index.php/bptkspk/article/vi
Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), ew/137/96
Eskak,E., Sulistyono, S., Salma, I. R., Mandegani,
Asosiasi Eco-printer Indonesia (AEPI), G.B., Pranoto, D. Y., Parijo, P. (2020). Inovasi
Komunitas Ecoprint Sumatera, Bali Dekorasi Batik pada Mebel Rotan dengan

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-12
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

Perekayasaan Alat Pelorod Malam (wax) Ecoprint, Menutup Pameran Virtual Buku
Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik, Seni Jagat Nusantara. Tatajabar.Com.
Badan Penelitian dan Pengembangan Retrieved from
Industri. https://www.tatarjabar.com/2020/09/works
Eskak, E. & Salma, I. R. (2020). Kajian hop-daring-ecoprint-menutup.html
Pemanfaatan Limbah Perkebunan Untuk Maharani, A. (2018). Motif dan Pewarnaan
Substitusi Bahan Pewarna Alami Batik. Tekstil di Home Industry Kaine Art Fabric
Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 15(2), 27– “Ecoprint Natural Dye.” i Universitas Negeri
37. Yogyakarta. Retrieved from
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33104/j http://eprints.uny.ac.id/57613/1/skripsi
ihp.v15i2.6331 full.pdf
Eskak, E., Paramadharma, H. & Salma. I. R. Mone, R. (2022). Sukses Mendulang Cuan dari
(2012). Teknologi Ukir Krawangan Pada Usaha Ecoprint. Https://Mnews.Co.Id/.
Bambu Betung Dendrocalamus Asper. Retrieved from
Dinamika Kerajinan Dan Batik, 31(1), 55–66. https://mnews.co.id/read/inspirasi/sukses-
Eskak, E. (2013). Metode Pembangkitan Ide mendulang-cuan-dari-usaha-ecoprint/
Kreatif Dalam Penciptaan Seni. Corak, 2(2), Monoarfa, M. (2022). Pengembangan Produk
167–174. https://doi.org/DOI: Kerajinan Bambu Dengan Teknik Ecoprint
10.24821/corak.v2i2.2338 Pada Kelompok Ekowisata Maleo.
Eskak, E. (2021). Desain Suvenir Khas Papua Universitas Negeri Gorontalo. Retrieved
Mendukung PON XX Papua 2021 Serta from
Bangkitnya Pariwisata dan Industri Kreatif. https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/5
Prosiding Seminar Nasional Industri 44415014/
Kerajinan dan Batik, 3(1), Retrieved from Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor:
https://proceeding.batik.go.id/index.php/S Ghalia Indonesia.
NBK/article/view. Ninik, F. R. (2020, March 11). Eksplorasi Flora
Hapsari. A. (2019, October 19). Produk Ecoprint dalam ”Ecoprint”. Retrieved from
Tembus Pasar Luar Negeri. https://www.kompas.id/baca/gaya-
Suaramerdeka.Com. Retrieved from hidup/2020/03/11/eksplorasi-flora-dalam-
https://kumparan.com/tugujogja/batik- ecoprint
ecoprint-khas-brontokusuman-diminati- Nuryawan, A., Risnasari, I., Irwansyah, A.,
pasar-internasional-1rqnLWMttTE Pulungan, W., Sinaga, A. S., Ginting, F. Y. E.,
Indah, M. S. (2020, March 9). Kreasikan Ecoprint (2020). Eco-print on Recycle Paper/
pada Keramik. Jawa Pos. Retrieved from Fabricsas Main Products of Business
https://www.pressreader.com/indonesia/ja Development Program of Intellectual
wa-pos/20200309/282449941080838 Property Campus of Universitas Sumatera
Kasmudjo, K. (2013). Rotan, Bambu, Kelapa, Utara. Journal OfSaintech Transfer (JST),
Kelapa Sawit, Nipah, dan Sagu: Potensi dan 3(1), 1–11.
Daya Guna. Yogyakarta: Fakultas https://doi.org/https://doi.org/10.32734/jst
Kehutanan UGM dan Cakrawala Media. .v3i1.3917
Kinayar, K. (2020). Mug Ecoprint Jember. Pujilestari, T. (2014). Pengaruh ekstraksi zat
Retrieved September 26, 2022, from warna alam dan fiksasi terhadap ketahanan
https://shopee.co.id/MUG-ECOPRINT- luntur warna pada kain batik katun.
i.88717356.9801003213 Dinamika Kerajinan Dan Batik, 31(1), 31–40.
Lestari, R. (2017). Ecoprint, Teknik Pewarnaan https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22322/
Alami yang Unik. Retrieved February 23, dkb.v31i1.1058.g901
2018, from Raharjo, T. (2011). Seni Kriya dan Seni Kerajinan.
http://www.wanita.me/culture/ecoprint/ Yogyakarta: Program Pascasarjana ISI
Lilis. (2020, September 4). Workshop Daring Yogyakarta.

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-13
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

Ristiani, S. & Isnaini, I. (2019). Eksplorasi Teknik https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22322/


Ecoprint pada Media Kulit Domba. In dkb.v35i1.3826
Prosiding Seminar Nasional Batik dan Sulistyono, S., & Eskak, E. (2021). Alat Tepat
Kerajinan SNKB. (p. 5). Yogyakarta. Guna untuk Mendukung Diversifikasi
Ristiani, S., Isnaini, I., Farida, F., Salma, I. R., Desain Produk Kerajinan Bambu. Prosiding
Sulistyaningsih, T., Eskak, E., & Fitriani, A. Seminar Nasional Industri Kerajinan Dan
(2020). Pewarna Alami Kayu Secang Batik 3 (1), 06 1-11, 3(1), B.06 1-11.
(Caesalpinia Sappan L) Dengan Variasi Retrieved from
Fiksator Pada Tekstil Kerajinan Ecoprint. https://proceeding.batik.go.id/index.php/S
Balai Besar Kerajinan dan Batik. NBK/article/view/91/56
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Sumarwoto, S. (2021, June 22). Produk Ecoprint
Semarang: Cipta Prima Nusantara. Buatan Banyumas Tembus Pasar Luar
Sabdabatik. (2020). Ecoprint Kulit Sabda Batik Negeri. Antaranews.Com. Retrieved from
Jombang. Retrieved September 26, 2022, https://www.antaranews.com/berita/22257
from https://embeumkm.com/produk- 10/produk-ecoprint-buatan-banyumas-
umkm-gkjw/ecoprint-kulit/ tembus-pasar-luar-negeri
Salma, I. R. & Eskak, E. (2019). The Existence of Sunarto, S. (2001). Pengetahuan Bahan Kulit
Batik in the Digital Era. In S. G. Kaburuan, E. Untuk Seni & Industri. Yogyakarta:
R., Nainggolan O. T. P., Hapsari, P. D. and Kanisius.
Gunanto (Ed.), The 1st International Tsien, T. H. (1985). (1985). “Paper and Printing”.
conference on intermedia arts and creative Joseph Needham, Science and Civilisation
technology (CREATIVEARTS 2019) (pp. 40– in China, Chemistry and Chemical
49). Yogyakarta: SCITEPRESS – Science and Technology. 5 part 1. Cambridge University
Technology Publications, Lda: Portugal. Press.
https://doi.org/10.5220/000852600040004 Wicaksono, P. (2019, September). Istimewanya
9 Batik Ecoprint di Kampung Brontokusuman
Salma, I. R., & Ristiani, S. (2021). Warna Merah Yogyakarta. Travel.Tempo. Retrieved from
dalam Ecoprint: Arti Pentingnya dalam https://travel.tempo.co/read/1247957/isti
Budaya dan Usaha-Usaha Mendapatkan mewanya-batik-ecoprint-di-kampung-
Kualitas Warna Yang Cemerlang. Prosiding brontokusuman-yogyakarta
Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Wong, K. M. (2004). Bamboo The Amazing
Batik, 3(1), C.10 1-12. Retrieved from Grass; A Guide to The Diversity and Study
https://proceeding.batik.go.id/index.php/S of Bamboos in Southeast Asia. Kuala
NBK/article/view/122 Lumpur: International Plant Resources
Saraswati, R., Susilowati, M. H. D., Restuti,R. C. Institut (IPGRI) & University of Malaya.
(2019). Buku Pemanfaatan Daun untuk Wulandari, Y. (2020). Sepatu Ecoprint ”Ayya
Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata. Craft”. Retrieved September 26, 2022, from
Depok: Departemen Geografi FMIPA https://umkmkitabisa.com/produk/produk/
Universitas Indonesia. sepatu-ecoprint-ayya-craft
Sugiyono., S. (2020). Metode Penelitian Yoga, W. B. S., & Eskak, E. (2015). Ukiran Bali
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. dalam Kreasi Gitar Elektrik. Dinamika
Sukaya, Y., Eskak, E.,& Salma, I. R. (2018). Kerajinan Dan Batik, 32(2), 117–126.
Penambahan Nilai Guna Pada Kreasi Baru https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22322/
Produk Boneka Batik Kayu Krebet Bantul. dkb.v32i2.1367.g1156
Dinamika Kerajinan Dan Batik, 35(1), 15–24.

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-14
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik 2022

LEMBAR TANYA JAWAB SEMINAR

TANGGAL : 26 Oktober 2022


ROOM : D
MODERATOR : Isnaini, ST
NOTULIS : Mutiara Triwiswara, ST

Penanya : Farida (BBSPJIKB)

Pertanyaan : Bagaimana cara untuk mengetahui kualitas bahan keramik dan kertas
yang dapat digunakan untuk bahan ecoprint?

Jawaban : Hampir semua bahan keramik seperti gelas piring bisa digunakan asal
polos. Untuk kertas ada beberapa varian, paling baik kertas gambar A3.
Bila ingin bertekstur kertas linen, efek artistik bekas semen, paling baik
menggunakan pounding tanpa mordan

Penanya : Isnaini (BBPJIKB)

Pertanyaan : Apakah ada uji luntur untuk keramik dan kertas?

Jawaban : Saat ini belum ada, karena untuk hardware atau home decor lebih
mengutamakan ketahanan lem dan ketahanan luntur terhadap sinar

Penanya : Hatif (ITB)

Pertanyaan : Jika ecoprint diterapkan pada produk tableware keramik sebaiknya jenis
coating yang aman atau food grade apa saja ya?

Jawaban : Untuk coating digunakan yang water based. Keramik untuk pajangan
dapat meggunakan coating secara bebas, tapi untuk keperluan makan
minum sebaiknya digunakan yang food grade. Sejauh ini yang dipakai
masih sebatas yang safe

Salma, I. R. & Eskak, E. Teknik dan Desain Produk Ecoprint dalam Berbagai Material Baru (Non Tekstil) D08-15

Anda mungkin juga menyukai