Abstrak
Hardini merupakan perajin batik di Kediri yang mengembangkan teknik ecoprint dengan
menggunakan bahan kulit domba. Untuk menggali lebih dalam mengenai ecoprint pada kulit maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana latar belakang keberadaan ecoprint pada
kulit di rumah batik Hardini? 2) Bagaimana proses pembuatan ecoprint pada kulit di rumah batik
Hardini? 3) Bagaimana karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan latar belakang keberadaan ecoprint
pada kulit, proses pembuatan ecoprint pada kulit, karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di
Rumah Batik Hardini yang terletak di Jln. Gajah Mada No.4 RT.02 RW.06, Papar-Kediri. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dan diuarikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mendapatkan data secara valid
menggunakan cara triangulasi data dan informan review. Hardini mulai tertarik dengan teknik ecoprint
pada tahun 2017 dan menghasilkan berbagai variasi produk ecoprint seperti kain panjang, kerudung,
baju, dan mukena. Saat ini, Hardini mengembangkan produk ecoprint dengan bahan kulit domba.
Perwujudan karya berupa tas dan dompet. Motif yang dihasilkan menyerupai bentuk daun dan bunga
asli sebab bahan yang digunakan merupakan bahan alam. Warna yang dihasilkan memiliki
karakteristik natural dan lembut.
Keywords: Ecoprint, Teknik Batik, Rumah Batik Hardini
Abstract
Hardini is the one of batik craftsmen who developed Ecoprint technique by using sheepskin in Kediri,
East Java. In order to know more about Ecoprint technique by using sheepskin, the writer formulated
some research questions on this study; 1. What is the background that creates Ecoprint technique on
sheepskin in Hardini’s Batik House? 2. What is the process of making Ecoprint in Hardini’s Batik
House? 3. What are the characteristics of the Ecoprint that has been applied on the sheepskin in
Hardini’s Batik House?. The aims of this study are to describe the background of the existence of
Ecoprint technique by using sheepskin, to know the process of making Ecoprint on sheepskin, and to
identify characteristics of Ecoprint technique in Hardini’s Batik House that where located on Gajah
Mada Street No. 4, Papar - Kediri. This study used qualitative and descriptive method as the research
methodology. Data collection techniques of this study carried out by observation, interview and
documentation. In order to obtain valid information, the writer used the data of triangulation and
review informants. Hardini started to be interested at Ecoprint technique in 2017 and produced some
varieties of Ecoprint products such as long fabric, veil, some clothes, etc. Currently, Hardini starts to
develop Ecoprint products by using sheepskin material like bag and purse. The motif resembles the
shape of original material, for instance like leaves and flowers. It is because Hardini uses the natural
material on his products. Therefore, the colour of the products also has the natural and soft tone.
Keywords: Ecoprint, batik technique, and Hardini’s Batik House.
194
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
195
2019 dengan judul “Uji Coba Warna Daun dilakukan di “Rumah Batik Hardini” Jln. Gajah
Sirih Merah Dengan Teknik Pounding dan Mada No.4 RT.02 RW.06 Kecamatan Papar,
Steam”. Penelitian ini membahas tentang uji Kabupaten Kediri, Jawa Timur sehingga sumber
coba daun sirih merah dengan menggunakan yang dikajipun berbeda.
teknik ecoprint. Tujuan dari uji coba ini Berdasarkan uraian latar belakang tersebut
adalah untuk mengetahui proses dan warna penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai
yang dihasilkan daun sirih merah. Dalam berikut: 1) Bagaimana latar belakang keberadaan
proses mengolah daun sirih merah, wardatul ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini? 2)
menggunakan 2 teknik dalam ecoprint yaitu Bagaimana proses pembuatan ecoprint pada kulit
teknik steam dan teknik pounding untuk di rumah batik Hardini? 3) Bagaimana
membuat ekstrak warna dan motif pada karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di
kain. rumah batik Hardini?
2. Jurnal penelitian Farisa Husna tahun 2016 Berdasarkan rumusan masalah tersebut
dengan judul “Eksplorasi Teknik Eco maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
Dyeing Dengan Tanaman Seabagai Pewarna ini sebagai berikut:1) Mengetahui dan
Alam”. Penelitian ini membahas tentang mendeskripsikan latar belakang keberadaan
eksplorasi eco dyeing menggunakan teknik ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini. 2)
steam. Bahan alam yang digunakan yaitu Mendeskripsikan proses pembuatan ecoprint
daun kayu putih, daun pucuk merah, kelopak pada kulit di rumah batik Hardini. 3) Mengetahui
bunga mawar. Menggunakan cuka, tawas dan mendeskripsikan karakteristik hasil karya
dan tunjung sebagai bahan fiksasi. Cara ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini.
yang dilakukan peneliti dalam membuat eco Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini
dyeing yaitu dengan meletakkan bahan alam diharapkan dapat memberikan manfaat secara
di atas permukaan kain sutra yang ditata teoritis maupun praktis.
sedemikian rupa kemudian digulung dan 1. Secara Teoritis
diikat kuat lalu dikukus untuk menghasilkan Penelitian ini diharapkan dapat menambah
warna dan motif pada kain. wawasan dan meningkatkan pengetahuan
3. Jurnal Penelitian Bella Salsabila tahun 2018 mengenai salah satu karya tekstil
dengan judul “Eksplorasi Teknik Ecoprint kontemporer yaitu ecoprint terutama karya
dengan Menggunakan Kain Linen untuk tekstil ecoprint di Rumah Batik Hardini.
Produk Fashion”. Penelitian ini membahas 2. Manfaat Praktis
tentang eksplorasi keoptimalan teknik a. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan
eoprint pada kain linen. Hasil dari eksplorasi studi dalam upaya memperoleh
ini yaitu menunjukkan keoptimalan teknik pengalaman dan pengetahuan baru di
ecoprint dalam kain linen dalam mencetak bidang tekstil.
siluet dan warna apabila dilakukan dengan b. Bagi Masyarakat, menambah wawasan
teknik yang tepat pada saat proses masyarakat tentang karya tekstil
pembuatannya. Bahan yang digunakan kontemporer yaitu ecoprint, sehingga
untuk membuat motif ecoprint mampu menginspirasi masyarakat untuk
menggunakan bunga hebras dan bunga berfikir inovatif dan mampu melestarikan
mawar (daun dan kelopak bunga). serta mengembangkan seni kriya tekstil
Beberapa penelitian di atas relevan dengan di Indonesia.
penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji tentang c. Bagi Lembaga Pendidikan, menjadi
ecoprint dengan menggunakan teknik steam dan tambahan referensi yang nanti akan
pounding. Bahan yang digunakan dalam menjadi acuan dalam mencari informasi
pembuatan motif dan pewarna pun berasal dari di kriya tekstil serta menjalankan
bahan alam. Adapun perbedaanya yaitu Tridharma Perguruan Tinggi pada aspek
penelitian di atas menggunakan metode “penelitian” melalui mahasiswa.
eksperimen sedangkan pada penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini
196
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
197
198
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
dikembangkan oleh India (Ingrid Diana) Flint, Primisima, Mori Prima, Mori Biru/birkolin,
sebagai tesisnya pada tahun 2001. Disebutkan Mori Blaco/grey.
oleh Flint, teknik ecoprint diartikan sebagai suatu b. Kain sutra termasuk ke dalam jenis kain
proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke yang memiliki sifat sangat fleksibel,
kain melalui kontak langsung. Flint seratnya tidak mudah robek, lembut, halus
mengaplikasikan teknik ini dengan cara dan nyaman dikulit. Serat sutra berasal dari
menempelkan tanaman yang memiliki pigmen kekaisaran Tiongkok pada pemerintahan
warna pada kain berserat alami yang kemudian kaisar Huang-ti (2640 SM)). Istri kaisar
direbus atau dikukus di dalam kuali besar. Huang-ti yang menemukan serat sutra dan
Tanaman yang digunakan pun merupakan dia pulalah yang merancang alat tenun
tanaman yang memiliki sensitivitas tinggi khusus untuk menenun kain sutra
terhadap panas, karena hal tersebut merupakan (Wardhani, 2005: 17). Kain sutra sangat
faktor penting dalam mengekstraksi pigmen cocok digunakan untuk produk tekstil yang
warna. memiliki kualitas tinggi dan keistimewaan
Teknik ecoprint merupakan metode sendiri.
pewarnaan kain dengan pewarna alam (Husna, c. Kain rayon adalah kain berbahan serat
2016: 285). Prinsip kerja utama ecoprint adalah buatan dari pulp kayu (Kusrianto, 2017:
kontak langsung antara tumbuhan dengan bahan 115). Tingkat kekuatan kain rayon tidak
utama. Ecoprint menawarkan output desain yang sebagus kai katun, namun kain rayon
natural, fresh dan artistik. Ecoprint merupakan memiliki daya serap keringat yang tinggi.
suatu inovasi baru dalam dunia tekstil, sebab Kain rayon memiliki tekstur permukaan
dengan keunikan dan hasil coraknya yang tidak halus, lembut dan tidah mudah kusut bahkan
pernah sama antara satu dengan yang lain cenderung licin menyerupai sutra.
menambah nilai ekslusif dari produk ecoprint d. Kain blacu yaitu kain tenun berwarna putih
sendiri. Warna yang dihasilkan juga berbeda yang terbuat dari kapas namun belum
meskipun melewati proses pembuatan yang diputihkan atau dalam keadaan grey. Kain
sama. Dengan teknik mereplika tumbuhan ke blacu mempunyai ukuran lebar antara 30-40
dalam kain, ecoprint menghasilkan karya yang inchi dan panjang 48 yard (Susanto,
memiliki nilai tersendiri. 2018:15).
Dari uraian di atas dapat ditarik pengertian Rumah Batik Hardini mengembangkan
bahwa ecoprint merupakan salah satu inovasi ecoprint dengan bahan kulit hewan. Kulit hewan
teknik dalam kriya tekstil yang memanfaatkan memang banyak diolah menjadi produk fashion.
bahan alam sebagai sumber motif dan Bahan kulit dikenal sebagai bahan yang fleksibel.
pewarnaan. Setiap tumbuhan bisa dijadikan Dalam pembuatan ecoprint ini, Hardini
untuk motif ecoprint, namun tidak semua menggunakan kulit domba. Kulit domba
tumbuhan menghasilkan warna. Dalam memiliki kelembutan, kelenturan dan
pembuatan dari proses awal sampai hasil akhir kenyamanan yang paling bagus dibandingkan
memanfaatkan bahan alam sehingga aman untuk jenis kulit lainnya. Kulit ini mempunyai tekstur
lingkungan. yang mewah dan memiliki kelebihan secara
alami yaitu elegan, sangat lembut, ringan, tahan
2. Bahan Ecoprint lama dan bisa menyerap air dengan baik.
Kain merupakan bahan yang umum Ecoprint kulit diterapkan menjadi produk seperti
digunakan dalam pembuatan ecoprint. Ada tas dan dompet. Hardini juga menggabungkan
beberapa jenis kain yang sering digunakan dengan bahan kulit sapi. Kulit sapi adalah jenis
dalam pembuatan ecoprint: kulit yang paling banyak digunakan dalam
a. Kain katun adalah kain yang terbuat dari produk fashion. Kulit sapi merupakan salah satu
serat kapas atau cotton. Jenis kain katun jenis kulit yang memiliki karakateristik cukup
yang digunakan untuk batik maupun tebal. Secara umum, kulit sapi relatif mudah
ecoprint adalah kain mori. Berikut kain mori dirawat dan cenderung mengikuti bentuk tubuh
berdasarkan jenis dan tingkatannya: Mori pemakainya, sehingga nyaman untuk dipakai.
199
200
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
jenis garam logam untuk proses fiksasi yaitu untuknya. Berlatar belakang sarjana ekonomi dan
tawas, kapur, dan tunjung. minimnya pengetahuan tentang seni membuatnya
harus belajar lebih dan mengikuti berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN pelatihan dan workshop untuk mempelajari
Latar belakang keberadaan ecoprint pada teknik membatik dan mewarnai yang benar.
kulit di rumah batik Hardini Tahun 2013, Hardini memproduksi batik dengan
Awal mula keberadaan ecoprint di rumah berbagai macam motif, bahan dan teknik.
batik Hardini tentu tidak jauh dari pengalaman Hardini merupakan orang yang memiliki
Hardini. Ardini Sumiarsih atau yang lebih sifat selalu berusaha dan suka mencoba hal-hal
dikenal dengan Hardini lahir di Kediri, 21 Mei baru. Keinginan untuk berkarya dan mencoba
1973 merupakan salah satu perajin batik dan sangatlah tinggi. Pada tahun 2017, Hardini
pendiri Rumah Batik Hardini yang terletak di Jln. tertarik dengan teknik ecoprint yang produknya
Gajah Mada No.4 RT.02 RW.06 Papar - Kediri. belum banyak di pasaran. Ecoprint merupakan
Rumah Batik Hardini bergerak di bidang kriya produk yang ramah lingkungan. Awal mula,
tekstil dan produk yang dihasilkan meliputi batik, Hardini mencari referensi sebatas dari internet.
shibori dan ecoprint. Walaupun demikian, ia tetap semangat mencoba
Hardini merupakan pembatik yang bertahan teknik ecoprint dengan menggunakan bahan yang
menggunakan pewarna alam. Karya yang ada di lingkungan sekitar. Dalam masa
dihasilkan berbeda dengan batik khas jawa timur percobannya, Hardini membuat ecoprint dengan
pada umumnya yang memiliki warna kuat cara menata daun di atas permukaan kain,
(ngejreng), karya batik buatannya memiliki kemudian kain digulung dan dikukus (steam)
warna lebih lembut. Menurut Hardini selama 2 jam agar pigmen daun terekstrak dan
(wawancara tanggal 12 Februari 2020), warna mengeluarkan warna. Percobaan tersebut
yang dihasilkan oleh pewarna alam lebih lembut. menghasilkan bentuk dan warna motif pada kain.
Menurut orang pada umumnya warnanya pudar Pertama kali membuat ecoprint, karya yang
(puyeh), memang menggunakan warna alam. Hal dihasilkan bisa dikatakan belum bagus. Namun
ini membuat produk lebih menarik dan eksklusif. tidak mematahkan semangatnya untuk selalu
Tidak hanya warna, ketika membuat motif mencoba dan berkarya. Hardini mengikuti
atau corak juga menggunakan bahan alam seperti workshop ecoprint yang diadakan di Jogja selama
daun, bunga dan batang. Motif yang dibuat mirip 3 hari dan menjadi satu-satunya peserta dari Jawa
dengan daun asli seperti daun jati, daun ketapang, Timur. Karya ecoprint yang dihasilkan pun
daun jarak, dan daun lanang. Teknik yang menjadi lebih bagus dan mengalami kemajuan
digunakan yaitu teknik ecoprint. Ecoprint setelah mengikuti kegiatan workshop. Selama
merupakan metode mentransfer warna dan mengembangkan karyanya memang tidak
bentuk dari bahan alam. terlepas dari kegagalan. Belajar dari kegagalan,
Hardini tidak menyangka terjun dalam terus bangkit dan terus mencoba, tidak malas
bidang seni dan menjadi seorang pembatik, karena tidak ada karya yang langsung bagus.
mengingat ia merupakan lulusan sarjana ekonomi Dalam setiap usaha, pengembangan produk
akuntansi. Bisa dikatakan Hardini belajar baik dari segi bahan, produksi, variasi produk,
membatik secara otodidak karena permintaan dan promosi perlu dilakukan agar produk lebih
sekolah tempatnya mengajar yaitu SMPN 1 Papar menarik. Pengembangan juga dilakukan oleh
meminta untuk mengajar seni budaya. Sekitar Hardini yaitu dengan menambah variasi produk.
tahun 2007, Hardini tegerak untuk fokus Awal mula produk ecoprintnya berupa kain
mempelajari seni. Pada waktu itu, ia dikirim ke panjang, kini produk ecoprint yang dihasilkan
Jakarta untuk mengikuti pelatihan K13. Ketika lebih bervariasi berupa kerudung, mukena, baju,
mengikuti pelatihan, ia merasa paling awam outer, rok, dan celana. Hardini aktif
tentang seni. Lantas Hardini bertekad untuk mempromosikan produknya melalui media sosial
menguasai satu bidang seni kriya tekstil yaitu (instagram) dan media massa, serta beberapa kali
batik. Menurut Hardini (wawancara tanggal 12 mengikuti kegiatan pameran baik di Kediri
Februari 2020), ini merupakan tantangan maupun luarkota. Pada suatu kesempatan,
201
Hardini mengikuti pameran di Jakarta yang ecoprint pada umumnya. Berikut langkah-
bertempat di Jakarta Hall Center. Hasil karya langkah pembuatan ecoprint pada kulit .
ecoprint yang dipamerkan habis terjual. Ketika Dalam membuat suatu produk tidak lepas
pameran berlangsung, ia bertemu dengan teman- dari adanya suatu bahan. Bahan yang harus
teman perajin dari Jogja, mereka saling bertukar dipersiapkan dalam proses pembuatan ecoprint
wawasan mengenai ecoprint. Salah satu perajin pada kulit yaitu kulit, bahan alam seperti daun
memberikan informasi mengenai workshop dan bunga, kain, bahan treatment yaitu air cuka
ecoprint pada kulit. Menurut Hardini (wawancara dan larutan tunjung. Dalam pembuatan ecoprint
tanggal 12 Februari 2020) ini kesempatan untuk pada kulit, Hardini menggunakan kulit domba
mengembangkan produk ecoprintnya. Hardini yang sudah melalui proses penyamakan. Bahan
mengikuti workshop ecoprint dengan media kulit alam yang digunakan sebagai bahan pencetak
di Jogja yang dimentori oleh Eva Djoewono. motif seperti daun jati, daun lanang, daun jenitri,
Melihat minat dan permintaan masyarakat yang daun eukaliptus, daun cemara, daun kelengkeng.
meningkat terhadap ecoprint, Hardini selalu Untuk bahan bunga yaitu bunga krisan, bunga
berusaha mengembangkan produknya. senikir, bunga kuku macan, bunga mawar.
Saat ini Hardini mengembangkan teknik Menurut Hardini (wawancara tanggal 22 April
ecoprint dengan menggunakan kulit domba. 2020) dalam memilih bahan alam untuk membuat
Pemilihan kulit domba dikarenakan karakteristik ecoprint pada kulit sebenarnya tidak ada
kulit domba yang halus, lembut dan ringan serta karakteristik khusus, hanya saja batang atau
dapat menyerap air dengan baik. Kulit domba tangkai yang keras pada daun dan bunga harus
memiliki kelembutan, kelenturan dan dihilangkan sebab dapat merusak kulit. Hampir
kenyamanan paling bagus dibandingkan dengan semua tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk
kulit hewan lainnya. Hasil karya ecoprint pada mencetak motif pada kulit karena kulit memiliki
kulit diterapkan pada produk tas dan dompet. protein yang tinggi sehingga memiliki daya serap
Inovasi produk dengan membawa kebaruan dan yang bagus. Sebaliknya dalam pembuatan
keunikan diperlukan dalam pengembangan. ecoprint pada kain beberapa bahan alam perlu
Karya ecoprint pada kulit menjadi produk unik adanya perlakuan khusus untuk menghasilkan
dan berbeda yang dimiliki oleh Rumah Batik warna yang bagus. Bahan selanjutnya yaitu kain
Hardini. Ecoprint menghasilkan motif yang unik primisima yang sudah direndam dengan pewarna
dan satu-satunya. Ecoprint menawarkan output alam seperti secang, indigofera selama 10-15
desain yang natural, fresh dan artistik serta hasil menit.
yang tidak pernah sama antara satu dengan yang Dalam membuat ecoprint pada kulit tidak
lainnya menambah nilai ekslusif dari produk membutuhkan alat dengan teknologi tinggi.
ecoprint. Hardini menggunakan alat yang ada disekitar
seperti perlengkapan rumah tangga. Alat yang
Proses pembuatan ecoprint pada kulit di harus dipersiapkan dalam membuat ecoprint pada
rumah batik Hardini kulit meliputi plastik wrap yang akan digunakan
Ecoprint merupakan cara untuk sebagai alas untuk kulit domba sehingga ukuran
menampilkan warna dan motif pada kain plastik disesuaikan dengan lebar kulit. Box
menggunakan bahan alam dengan metode tertutup digunakan sebagai tempat merendam
mentransfer warna dan bentuk dari bahan alam. kulit domba. Bak air atau ember sebagai tempat
Prinsip kerja ecoprint pada dasarnya sama merendam daun dan kain. Meja yang akan
dengan teknik cap, hanya saja dalam proses digunakan untuk membentangkan kulit yang
pembuatan ecoprint menggunakan bahan alam selanjutnya ditempeli daun. Paralon digunakan
untuk mencetak motif dan warna. Dalam untuk menggulung kulit, panjang paralon
menggunakan bahan alam perlu pengerjaan disesuaikan dengan alat pengukus. Tali rafia
treatment agar warna yang teresktrak dapat digunakan untuk mengikat kulit domba yang
meresap dan terkunci pada bahan dengan sudah ditempeli daun. Kompor gas dan pengukus
sempurna. Dalam proses pembuatan ecorpint digunakan untuk mengukus kulit yang sudah
pada kulit tidak jauh berbeda dengan pembuatan digulung dan diikat.
202
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
Langkah pertama dalam pembuatan ecoprint Langkah keempat yaitu pengukusan. Kulit
pada kulit yaitu pengerjaan treatment. Pertama, domba yang sudah digulung dan diikat kemudian
pengerjaan treatment pada kulit yaitu dengan dikukus. Proses pengukusan berlangsung selama
cara merendam kulit domba yang sudah bersih 1 sampai 1.15 jam dengan api kecil. Hardini
dengan air cuka pada box tertutup. Proses mengatakan (wawancara tanggal 22 April 2020),
perendaman dilakukan selama 4 hari dan semua ketika mengukus kulit domba harus
bagian kulit terendam sempurna dalam air cuka. menggunakan api kecil dan stabil. Karena kulit
Treatment ini berfungsi untuk melemaskan kulit domba lebih tipis dibandingkan dengan kulit lain
agar mudah diproses serta membuat warna alam ketika dikukus dengan api besar, kulit akan
mudah menyerap dan mengunci pada kulit. mengeras (ngeluntung). Berbeda ketika membuat
Kedua, pengerjaan treatment pada daun dengan ecoprint pada kain yang menggunakan api
cara merendam daun menggunakan larutan sedang dengan waktu pengukusan lebih lama
tunjung selama 10-15 menit. Hal ini bertujuan yaitu 2 jam.
untuk mempermudah keluarnya zat warna pada Langkah kelima yaitu pembukaan ikatan dan
daun. pengambilan daun. Setelah dikukus kemudian
Langkah kedua yaitu peletakan bahan alam kulit didiamkan sampai tidak telalu panas. Lalu,
pada kulit. Kulit domba yang telah direndam kulit diangkat dan dibuka ikatannya. Setelah
kemudian diangkat dan diperas. Lalu bentangkan semua ikatan terlepas, buka gulungan dan
plastik wrap di atas meja dan bentangkan kulit bentangkan secara keseluruhan. Kemudian, daun
diatasnya. Menurut Hardini (wawancara tanggal dan bunga yang menempel pada kulit diambil
22 April 2020) ketika membentangkan kulit satu persatu. Setelah selesai, keringkan kulit
pastikan tidak terbalik, bagian kulit yang dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan.
mengkilap diletakkan di bawah dan bagian yang Ecoprint kulit tidak boleh dikeringkan di bawah
bertekstur diletakkan di atas. Selanjutnya, daun sinar matahari secara langsung karena dapat
yang telah direndam dalam larutan tunjung merusak warna. Untuk proses finishing, setrika
dikeringkan menggunakan tisu atau kain. Tata ecoprint kulit dengan suhu sedang dan ketika
sedemikian rupa daun dan bunga di atas menyetrika lapisi kulit menggunakan koran.
permukaan kulit. Untuk bunga diletakkan secara Hasil teknik ecoprint dapat dilihat dari apa
terbalik. Dalam proses peletakan bunga dan daun yang tercetak pada kulit. Hardini membuat
dilakukan secara spontan, Hardini tidak membuat ecorpint menggunakan bahan alam seperti daun
desain terlebih dahulu. Walau tanpa desain, ia jati dan bunga krisan, maka hasil motif yang
tetap memperhatikan komposisi motifnya. tercetak pada kulit juga berbentuk daun jati dan
Hardini mengatakan (wawancara tanggal 22 bunga krisan. Setiap bahan alam memiliki
April 2020), ia menyukai pembuatan motif yang karakter dan kandungan zat warnanya sendiri.
spontan dan acak namun tetap memperhatikan Dengan demikian, hasil yang tercetak pun
bentuk, ukuran dan komposisi sehingga kesannya mengikuti sesuai apa yang terkandung didalam
alami. Dalam ecoprint, peletakan bahan alam bahan alam tersebut, sehingga hasil warna tidak
yang digunakan sebagai motif sangat bebas dan dapat diprediksi. Dalam membuat ecoprint,
dapat dikreasikan sesuai ide pemikiran masing- Hardini menggunakan kombinasi antara daun dan
masing pencipta. bunga dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Langkah ketiga yaitu penggulungan dan Sehingga warna motif yang dihasilkan
pengikatan kain. Kulit domba yang telah bermacam-macam. Warna yang dihasilkan juga
ditempeli daun kemudian ditutup menggunakan dipengaruhi oleh bahan treatment. Oleh karena
kain yang sudah direndam dengan pewarna alam. itu, warna yang dihasilkan bisa berubah-ubah
Kain yang sudah direndam menggunakan sesuai dengan bahan treatment.
pewarna alam nantinya akan meresap pada kulit Berikut beberapa gambar motif hasil dari
dan akan menjadi warna dasar pada background teknik ecoprint dengan bahan kulit di Rumah
ecoprint. Setelah semua tersusun rapi, gulung Batik Hardini:
kulit menggunakan paralon kemudian diikat
menggunakan tali rafia dengan kuat.
203
204
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
dipengaruhi oleh bahan fiksasinya. Apabila Pembagian motif atas dan bawah terlihat
bahan fiksasi yang digunakan berbeda maka seimbang.
warna yang dihasilkan juga berbeda.
205
(Sumber: Dok Tyas, 2020) mirip dengan daun atau bunga yang sebenarnya
dan menciptakan kesan natural.
Hardini hanya berkonsentrasi menggunakan
kulit domba dalam pembuatan ecoprintnya. Kulit
domba dipilih sebab karakteristik kulit yang
cenderung tipis dan lembut dari pada kulit hewan
lainnya sehingga proses pengolahan lebih mudah
serta efisien waktu dan tenaga. Menurut Hardini
(wawancara tanggal 22 April 2020) kulit sapi
bisa digunakan dalam pembuatan ecoprint namun
membutuhkan waktu yang lebih lama saat proses
Gambar 9 : Tas Perwujudan Ecoprint Kulit 2 perendaman (treatment) dan proses pengukusan
(Sumber: Dok Tyas, 2020) ecoprint sebab karateristik kulit sapi yang tebal.
Berdasarkan karya ecoprint di atas, motif Hasil karya ecoprint paling bagus menggunakan
ecoprint karya Hardini berasal dari daun dan kulit babi. Kulit babi mampu menyerap pewarna
bunga dengan berbagai jenis dan ukuran, alam dengan baik sehingga motif dan warna yang
sehingga semua motif yang ada merupakan motif dihasilkan lebih jelas dan bagus. Namun, kulit
utama tidak ada penambahan isen-isen atau babi diharamkan dalam agama.
bahan lain, karena garis dan bentuk yang tercetak Dalam karya ecoprint, estetika dilihat
pada kulit merupakan cetakan dari tekstur daun bagaimana cara menyusun bahan dengan
dan bunga asli. Meski tidak ada motif utama, berbagai bentuk dan ukuran menjadi satu
namun pada karya tersebut motif bunga krisan kesatuan yang harmonis. Nilai estetik pada
lebih dominan. Susunan motif bagian satu ecoprint dapat dilihat dari tekstur bahan alam
dengan yang lain saling mengisi. Meskipun pola yang tercetak dengan jelas, warna, komposisi
susun acak dan beberapa motif tumpang tindih, bentuk dan tata letak, dan perwujudan pada
namun tetap memperhatikan keseimbangan produk.
sehingga hasil motif yang terlihat memiliki satu
kesatuan. Kombinasi terbentuk dari jenis dan SIMPULAN DAN SARAN
besar kecilnya bahan alam yang berbeda. Adanya Berdasarkan penelitian mengenai
kombinasi ukuran daun dan bunga menjadikan karakteristik karya ecoprint pada kulit di Rumah
motif ecoprint bervariasi. Batik Hardini, diperoleh kesimpulan sebagai
Tekstur permukaan daun, tulang-tulang daun berikut:
serta kelopak bunga yang terlihat jelas dan Hardini memulai aktifitas sebagai pembatik
kemiripan sesuai dengan bentuk asli. Tekstur ketika menjadi seorang guru seni budaya di
tersebut berasal dari pencapan permukaan daun SMPN 1 Papar. Pada tahun 2013, Hardini
dan bunga asli, terlihat pada motif daun lanang, memproduksi batik dengan berbagai macam
daun jati dan bunga krisan. Tata letak motif satu motif, bahan dan teknik. Melihat persaingan yang
dengan yang lain terdapat ruang dan sela-sela begitu ketat, ia berusaha untuk mengembangkan
motif tertutupi oleh warna, sehingga memberi usahanya dengan menambah variasi produknya.
kesan penuh. Warna yang dihasilkan sangat Pada tahun 2017, Hardini tertarik dengan teknik
natural dan memiliki karakteristik lembut dan ecoprint. Pertama kali membuat ecoprint, karya
kalem sebab warna berasal dari ekstrak zat warna yang dihasilkan bisa dikatakan belum bagus.
alam. Namun tidak mematahkan semangat Hardini
Bahan yang sering digunakan Hardini dalam untuk selalu mencoba dan berkarya. Hardini
membuat motif yaitu daun lanang, daun jati, daun mengikuti workshop untuk menambah
jarak dan bunga krisan. Dedaunan dan bunga ketrampilannya. Hardini selalu berusaha untuk
dipilih karena sifatnya lunak dan bentuknya yang mengembangkan produknya. Saat ini, Hardini
unik. Hardini memilih menggunakan daun dan mengembangkan karya ecoprintnya dengan
bunga secara utuh (tanpa dipotong menjadi menggunakan bahan kulit domba.
bentuk tertentu), sehingga motif yang terbentuk
206
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”
207