Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Seni Rupa, Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020, 194–207

KARAKTERISTIK KARYA ECOPRINT NATURAL DYE PADA KULIT DI RUMAH


BATIK HARDINI PAPAR-KEDIRI

Tyas Sri Wahyuni1, Siti Mutmainah2


1Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email:tyaswahyuni16020124072@mhs.unesa.ac.id
2
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email:sitimutmainah@unesa.ac.id

Abstrak
Hardini merupakan perajin batik di Kediri yang mengembangkan teknik ecoprint dengan
menggunakan bahan kulit domba. Untuk menggali lebih dalam mengenai ecoprint pada kulit maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana latar belakang keberadaan ecoprint pada
kulit di rumah batik Hardini? 2) Bagaimana proses pembuatan ecoprint pada kulit di rumah batik
Hardini? 3) Bagaimana karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan latar belakang keberadaan ecoprint
pada kulit, proses pembuatan ecoprint pada kulit, karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di
Rumah Batik Hardini yang terletak di Jln. Gajah Mada No.4 RT.02 RW.06, Papar-Kediri. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dan diuarikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mendapatkan data secara valid
menggunakan cara triangulasi data dan informan review. Hardini mulai tertarik dengan teknik ecoprint
pada tahun 2017 dan menghasilkan berbagai variasi produk ecoprint seperti kain panjang, kerudung,
baju, dan mukena. Saat ini, Hardini mengembangkan produk ecoprint dengan bahan kulit domba.
Perwujudan karya berupa tas dan dompet. Motif yang dihasilkan menyerupai bentuk daun dan bunga
asli sebab bahan yang digunakan merupakan bahan alam. Warna yang dihasilkan memiliki
karakteristik natural dan lembut.
Keywords: Ecoprint, Teknik Batik, Rumah Batik Hardini

Abstract
Hardini is the one of batik craftsmen who developed Ecoprint technique by using sheepskin in Kediri,
East Java. In order to know more about Ecoprint technique by using sheepskin, the writer formulated
some research questions on this study; 1. What is the background that creates Ecoprint technique on
sheepskin in Hardini’s Batik House? 2. What is the process of making Ecoprint in Hardini’s Batik
House? 3. What are the characteristics of the Ecoprint that has been applied on the sheepskin in
Hardini’s Batik House?. The aims of this study are to describe the background of the existence of
Ecoprint technique by using sheepskin, to know the process of making Ecoprint on sheepskin, and to
identify characteristics of Ecoprint technique in Hardini’s Batik House that where located on Gajah
Mada Street No. 4, Papar - Kediri. This study used qualitative and descriptive method as the research
methodology. Data collection techniques of this study carried out by observation, interview and
documentation. In order to obtain valid information, the writer used the data of triangulation and
review informants. Hardini started to be interested at Ecoprint technique in 2017 and produced some
varieties of Ecoprint products such as long fabric, veil, some clothes, etc. Currently, Hardini starts to
develop Ecoprint products by using sheepskin material like bag and purse. The motif resembles the
shape of original material, for instance like leaves and flowers. It is because Hardini uses the natural
material on his products. Therefore, the colour of the products also has the natural and soft tone.
Keywords: Ecoprint, batik technique, and Hardini’s Batik House.

  194
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

PENDAHULUAN tumbuhan untuk membuat pola atau motif dan


Perkembangan kriya tekstil di Indonesia warna yang unik sehingga kain terlihat eksotis
begitu pesat dengan berbagai macam produk dan berbeda. Perintang warna yang digunakan
tekstil yang memiliki motif dan warna yang untuk membentuk motif berasal dari bahan alam
beragam seperti batik, tenun, songket, celup ikat seperti daun bunga, akar bahkan ranting.
dan ecoprint. Teknik pembuatan dan pewarnaan Hardini, salah satu pembatik dan pelopor
yang beragam serta penggunaan bahan pewarna sekaligus pengembang teknik ecoprint di Papar -
sintetis dan pewarna alami. Sekitar tahun 1856, Kediri. Beliau pemilik Rumah Batik Hardini
William Perkins berhasil menciptakan pewarna yang teletak di Jln. Gajah Mada No.4 RT.02
buatan (sintetis). Hal ini memberi dampak seolah RW.06 Papar Kediri. Hardini juga berprofesi
baik bagi industri tekstil. (Husna, 2016:282). sebagai guru di SMPN 1 Papar. Berlatar belakang
Pembuatan produk tekstil menggunakan sarjana ekonomi, justru diminta untuk mengajar
pewarna sintetis dinilai lebih mudah dan cepat. mata pelajaran seni budaya. Saat itulah Hardini
Sehingga banyak perajin yang berpindah mulai belajar membatik dan mendalaminya.
menggunakan pewarna sintetis. Akan tetapi, Hardini merupakan salah satu pembatik yang
dampak dari penggunaan pewarna sintetis secara bertahan dengan pewarna alami. Tidak banyak
terus-menerus dapat merusak lingkungan. pembatik yang bertahan dengan pewarna alami.
Seperti, pencemaran air dan rusaknya kualitas Beliau lebih suka bereksperimen dengan pewarna
tanah karena terkontaminasi zat kimia. alami untuk karyanya. Selama mengembangkan
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam karyanya tidak terlepas dari kegalalan. Dengan
menjaga lingkungan menjadikan ketertarikan kesabaran dan ketekunannya, Hardini mampu
pada pewarna alam meningkat. Bahan alami yang menghasilkan berbagai macam produk yang
ramah lingkungan banyak diminati masyarakat bervariasi.
saat ini. Pemanfaatan bahan alam sebagai bahan Hardini mengembangkan teknik ecoprint
utama pembuatan produk tekstil perlu tidak hanya menggunakan media kain tetapi juga
dikembangkan agar lebih beragam sekaligus pada kulit hewan. Ecoprint yang telah dibuat
memberi nilai lebih pada produk dan memberi pada bahan kulit dikembangkan menjadi produk
dampak baik terhadap lingkungan, khususnya di fashion seperti tas dan dompet. Sedangkan
Indonesia. ecoprint yang dibuat pada kain diterapkan
Natural dye atau pewarna alam merupakan menjadi produk tekstil seperti mukena, kerudung,
zat warna alam yang diperoleh dari ekstrak kain panjang dan pakaian. Warna yang dihasilkan
tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, teknik lebih lembut, sebab menggunakan bahan alam.
natural dye berkembang ke berbagai temuan Selain tempat pembuatan batik, rumah Batik
baru, salah satunya adalah teknik ecoprint. Hardini juga digunakan untuk tempat pelatihan
Ecoprint merupakan teknik pembuatan motif untuk masyarakat Kediri dan sekitarnya yang
dengan pewarna alam. ingin belajar membatik.
Ecoprint merupakan pengembangan teknik Dari penjelasan di atas, peneliti memilih
natural dye yang memanfaatkan bahan alam Rumah Batik Hardini karena cukup suksesnya
sebagai pewarna dan membuat motif. Ecoprint Hardini dalam berkarya batik dan pengembangan
rendah dalam penggunaan bahan kimia baik produk ecoprintnya. Di sisi lain didukung dengan
dalam proses produksi maupun dalam proses kegigihan, kepedulian, perhatiannya serta
pewarnaan yang menggunakan bahan ramah semangatnya dalam berkarya. Serta untuk
lingkungan. Ecoprint berasal dari kata eco dari menggali lebih dalam mengenai karakteristik dan
kata ekosistem (alam) dan print yang artinya proses pembuatan ecoprit pada kulit.
mencetak. Teknik ecoprint tergolong unik dan Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada
ekslusif karena tidak bisa diulang. Keunikan ini beberapa hasil penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada hasil akhir yang tidak sama satu sebagai berikut:
dengan yang lain meski menggunakan bahan 1. Penelitian skripsi oleh Wardatul Firdaus
yang sama. Secara sederhana proses pembuatan Arif mahasiswi jurusan Seni Rupa
ecoprint yaitu dengan menyerap pigmen dari Universitas Negeri Surabaya, dibuat tahun

  195
 

2019 dengan judul “Uji Coba Warna Daun dilakukan di “Rumah Batik Hardini” Jln. Gajah
Sirih Merah Dengan Teknik Pounding dan Mada No.4 RT.02 RW.06 Kecamatan Papar,
Steam”. Penelitian ini membahas tentang uji Kabupaten Kediri, Jawa Timur sehingga sumber
coba daun sirih merah dengan menggunakan yang dikajipun berbeda.
teknik ecoprint. Tujuan dari uji coba ini Berdasarkan uraian latar belakang tersebut
adalah untuk mengetahui proses dan warna penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai
yang dihasilkan daun sirih merah. Dalam berikut: 1) Bagaimana latar belakang keberadaan
proses mengolah daun sirih merah, wardatul ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini? 2)
menggunakan 2 teknik dalam ecoprint yaitu Bagaimana proses pembuatan ecoprint pada kulit
teknik steam dan teknik pounding untuk di rumah batik Hardini? 3) Bagaimana
membuat ekstrak warna dan motif pada karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit di
kain. rumah batik Hardini?
2. Jurnal penelitian Farisa Husna tahun 2016 Berdasarkan rumusan masalah tersebut
dengan judul “Eksplorasi Teknik Eco maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
Dyeing Dengan Tanaman Seabagai Pewarna ini sebagai berikut:1) Mengetahui dan
Alam”. Penelitian ini membahas tentang mendeskripsikan latar belakang keberadaan
eksplorasi eco dyeing menggunakan teknik ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini. 2)
steam. Bahan alam yang digunakan yaitu Mendeskripsikan proses pembuatan ecoprint
daun kayu putih, daun pucuk merah, kelopak pada kulit di rumah batik Hardini. 3) Mengetahui
bunga mawar. Menggunakan cuka, tawas dan mendeskripsikan karakteristik hasil karya
dan tunjung sebagai bahan fiksasi. Cara ecoprint pada kulit di rumah batik Hardini.
yang dilakukan peneliti dalam membuat eco Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini
dyeing yaitu dengan meletakkan bahan alam diharapkan dapat memberikan manfaat secara
di atas permukaan kain sutra yang ditata teoritis maupun praktis.
sedemikian rupa kemudian digulung dan 1. Secara Teoritis
diikat kuat lalu dikukus untuk menghasilkan Penelitian ini diharapkan dapat menambah
warna dan motif pada kain. wawasan dan meningkatkan pengetahuan
3. Jurnal Penelitian Bella Salsabila tahun 2018 mengenai salah satu karya tekstil
dengan judul “Eksplorasi Teknik Ecoprint kontemporer yaitu ecoprint terutama karya
dengan Menggunakan Kain Linen untuk tekstil ecoprint di Rumah Batik Hardini.
Produk Fashion”. Penelitian ini membahas 2. Manfaat Praktis
tentang eksplorasi keoptimalan teknik a. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan
eoprint pada kain linen. Hasil dari eksplorasi studi dalam upaya memperoleh
ini yaitu menunjukkan keoptimalan teknik pengalaman dan pengetahuan baru di
ecoprint dalam kain linen dalam mencetak bidang tekstil.
siluet dan warna apabila dilakukan dengan b. Bagi Masyarakat, menambah wawasan
teknik yang tepat pada saat proses masyarakat tentang karya tekstil
pembuatannya. Bahan yang digunakan kontemporer yaitu ecoprint, sehingga
untuk membuat motif ecoprint mampu menginspirasi masyarakat untuk
menggunakan bunga hebras dan bunga berfikir inovatif dan mampu melestarikan
mawar (daun dan kelopak bunga). serta mengembangkan seni kriya tekstil
Beberapa penelitian di atas relevan dengan di Indonesia.
penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji tentang c. Bagi Lembaga Pendidikan, menjadi
ecoprint dengan menggunakan teknik steam dan tambahan referensi yang nanti akan
pounding. Bahan yang digunakan dalam menjadi acuan dalam mencari informasi
pembuatan motif dan pewarna pun berasal dari di kriya tekstil serta menjalankan
bahan alam. Adapun perbedaanya yaitu Tridharma Perguruan Tinggi pada aspek
penelitian di atas menggunakan metode “penelitian” melalui mahasiswa.
eksperimen sedangkan pada penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini

196
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

METODE PENELITIAN pengumpulan data, maka peneliti tidak akan


Penelitian ini merupakan penelitian mendapat data yang memenuhi standart yang
kualitatif dan diuarikan secara deskriptif. ditetapkan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
bermaksud untuk memahami fenomena tentang penelitian ini meliputi:
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya 1. Observasi
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Moleong Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2017: 203)
(2006: 6). Sedangkan, metode yang digunakan mengemukakan bahwa, observasi merupakan
yaitu metode penelitian deskriptif. Peneliti suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
menerapkan metode deskriptif untuk tersusun dari berbagai proses biologis dan
memaparkan latar belakang, proses pembuatan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
dan karakteristik karya ecoprint pada kulit di proses-proses pengamatan dan ingatan. Pada
rumah Batik Hardini. penelitian ini observasi yang digunakan yaitu
Penelitian dilakukan di Rumah Batik pengamatan secara langsung tanpa perantara
Hardini yang terletak di Jln. Gajah Mada No.4 terhadap objek yang diteliti. Peneliti melakukan
RT.02 RW.06 Kecamatan Papar, Kabupaten observasi langsung dengan mengunjungi
Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada produksi ecoprint untuk mengambil data guna
bulan April-Mei 2020. Alasan pemilihan melihat proses pembuatan eoprint mulai dari
penelitian di tempat tersebut adalah Hardini persiapan alat, bahan sampai proses pengolahan.
sebagai salah satu perajin batik di Papar dan Peneliti mengamati dan mencatat setiap
merupakan pelopor pembuatan ecoprint. Beliau informasi yang didapat.
mengembangkan ecoprint tidak hanya membuat 2. Wawancara
pada kain tetapi juga membuat ecoprint pada Wawancara adalah percakapan dengan
bahan kulit yaitu kulit domba. Selain itu, sejauh maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
pengetahuan penulis belum ada yang menulis dua pihak,yaitu pewawancara (interviewer) yang
kajian tentang ecoprint pada kulit sebagai bahan mengajukan pertanyaan dan terwawancara
skripsi. (interviewee) yang memberikan jawaban atas
Dalam penelitian ini, penulis berusaha pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186). Proses
mendapat data yang objektif. Sumber data pada wawancara dilakukan dengan Hardini, perajin
penelitian ini didapat dari wawancara dan karya sekaligus pemilik Rumah Batik Hardini.
produk ecoprint di Rumah Batik Hardini. Informan diwawancarai sesuai pedoman
Sebagai data penunjang didapat dari foto wawancara dan pertanyaan yang diberikan tidak
dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur. keluar dari pertanyaan yang telah disusun
Sumber data digunakan untuk mengetahui sebelumnya. Pokok-pokok bahasan tidak lepas
karakteristik, motif, warna dan bahan alam yang dari fokus penelitian yaitu latar belakang, proses
tersusun dalam karya ecoprint yang diproduksi pembuatan dan karakteristik karya ecoprint di
oleh Rumah Batik Hardini. Rumah Batik Hardini. Wawancara dilakukan
Fokus penelitian ini meliputi : guna mendapat data dan informasi yang jelas
a. Latang belakang ecoprint pada kulit di Rumah dan akurat.
Batik Hardini diperoleh dengan wawancara. 3. Dokumentasi
b. Proses pembuatan ecoprint pada kulit di Dokumentasi dalam penelitian adalah
Rumah Batik Hardini diperoleh dengan kegiatan mendokumentasikan untuk memperoleh
observasi dan wawancara. foto produk ecoprint di Rumah Batik Hardini.
c. Karakteristik karya ecoprint pada kulit Rumah Pengambilan foto produk bertujuan untuk
Batik Hardini diperoleh dengan observasi. melihat warna dan motif tumbuhan (siluet bahan
Teknik Pengumpulan Data alam) yang digunakan dalam pembuatan
Menurut Sugiyono, (2017:308), Teknik ecoprint. Dan foto proses pembuatan ecoprint
pengumpulan data merupakan langkah utama, bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap dari
karena tujuan utama dari penelitian adalah proses pembuatan produk ecoprint.
mendapat data. Tanpa mengetahui teknik

  197
 

Analisis Data penelitian ini penarikan kesimpulan berdasarkan


Dalam penelitian kualitatif, analisis data analisis yang mendalam pada data yang diperoleh
lebih difokuskan selama proses di lapangan dari hasil observasi, wawancara dan
bersamaan dengan pengumpulan data. Nasution dokumentasi. Kesimpulan pada penelitian ini
1998 dalam Sugiyono (2017: 336) menyatakan mencakup latar belakang keberadaan ecoprint,
jika analisis telah dimulai sejak merumuskan dan proses pembuatan ecoprint, dan karakteristik
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke karya ecoprint di Rumah Batik Hardini.
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan Validasi Data
hasil penelitian. Analisis data pada penelitian ini Untuk mendapatkan validitas data dalam
dilakukan dari hasil membaca, mencatat, peneltian ini menggunakan cara sebagai berikut:
mengumpulkan, mempelajari, memilah-milah 1. Triangulasi Data
dan menyusun secara keseluruhan dari data yang Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
diperoleh selama melakukan proses wawancara, keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
observasi lapangan dan dokumentasi yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
dilakukan di Rumah Batik Hardini yang atau sebagai pembanding terhadap data itu
kemudian dimasukkan pada susunan hasil (Moleong, 2006: 330).
penelitian. Dalam penelitian ini, triangulasi data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
dengan tiga tahap yaitu sebagai berikut: a. Triangulasi sumber
1. Reduksi Data Peneliti menginformasikan hasil penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 338) mereduksi kepada narasumber yaitu Ardini Sumiarsih
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang sebagai perajin sekaligus pendiri Rumah Batik
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, Hardini.
dicari tema dan polanya dan membuang yang b. Triangulasi teknik pengumpulan data
tidak perlu. Data yang diperoleh dalam penelitian Peneliti membandingkan data hasil
ini dari hasil wawancara dan observasi pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang
dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai dengan telah dilakukan sebelumnya di Rumah Batik
permasalahannya yaitu latar belakang keberadaan Hardini.
ecoprint, proses pembuatan dan karakteristik c. Triangulasi teori
karya ecoprint pada kulit yang dihasilkan oleh Peneliti membandingkan hasil penelitian
Rumah Batik Hardini. dengan buku-buku, jurnal maupun artikel yang
2. Penyajian Data berkaitan dengan teknik ecoprint.
Menurut Sugiyono (2017: 41), penyajian 2. Informan Review
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, Informan review adalah jenis informasi
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan yang berupa ulasan penulis dari suatu informasi.
sejenisnya. Dalam penelitian ini data yang Dalam penelitian ini, ulasan atau deskripsi
disajikan dalam bentuk uraian yang bersifat peneliti dari hasil wawancara, observasi dan
naratif dengan maksud data yang sudah dokumentasi dikonfirmasi kembali agar tidak
terkumpul dapat dikuasai oleh peneliti sebagai terjadi kesalahan dalam penguraian deskripsi
dasar pengambilan kesimpulan yang tepat hasil penelitian. Peneliti meminta persetujuan
sehingga memudahkan untuk memahami hasil kepada informan saat wawancara untuk
dari penelitian. Penyajian data hasil penelitian ini mendapatkan persepsi yang sama antara
dimulai dari latar belakang keberadaan ecoprint, informan dan peneliti.
proses pembuatan ecoprint pada kulit, dan
karakteristik karya ecoprint pada kulit di Rumah KERANGKA TEORETIK
Batik Hardini. 1. Pengertian Ecoprint
3. Penarikan Kesimpulan Ecoprint merupakan cara untuk
Kesimpulan dalam penelitian kualtitatif menampilkan warna dan motif pada kain
masih bersifat sementara dan akan berkembang menggunakan bahan alam. Disebutkan oleh
setelah peneltian berada di lapangan. Dalam Pressinawangi (2014), Teknik ecoprint

198
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

dikembangkan oleh India (Ingrid Diana) Flint, Primisima, Mori Prima, Mori Biru/birkolin,
sebagai tesisnya pada tahun 2001. Disebutkan Mori Blaco/grey.
oleh Flint, teknik ecoprint diartikan sebagai suatu b. Kain sutra termasuk ke dalam jenis kain
proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke yang memiliki sifat sangat fleksibel,
kain melalui kontak langsung. Flint seratnya tidak mudah robek, lembut, halus
mengaplikasikan teknik ini dengan cara dan nyaman dikulit. Serat sutra berasal dari
menempelkan tanaman yang memiliki pigmen kekaisaran Tiongkok pada pemerintahan
warna pada kain berserat alami yang kemudian kaisar Huang-ti (2640 SM)). Istri kaisar
direbus atau dikukus di dalam kuali besar. Huang-ti yang menemukan serat sutra dan
Tanaman yang digunakan pun merupakan dia pulalah yang merancang alat tenun
tanaman yang memiliki sensitivitas tinggi khusus untuk menenun kain sutra
terhadap panas, karena hal tersebut merupakan (Wardhani, 2005: 17). Kain sutra sangat
faktor penting dalam mengekstraksi pigmen cocok digunakan untuk produk tekstil yang
warna. memiliki kualitas tinggi dan keistimewaan
Teknik ecoprint merupakan metode sendiri.
pewarnaan kain dengan pewarna alam (Husna, c. Kain rayon adalah kain berbahan serat
2016: 285). Prinsip kerja utama ecoprint adalah buatan dari pulp kayu (Kusrianto, 2017:
kontak langsung antara tumbuhan dengan bahan 115). Tingkat kekuatan kain rayon tidak
utama. Ecoprint menawarkan output desain yang sebagus kai katun, namun kain rayon
natural, fresh dan artistik. Ecoprint merupakan memiliki daya serap keringat yang tinggi.
suatu inovasi baru dalam dunia tekstil, sebab Kain rayon memiliki tekstur permukaan
dengan keunikan dan hasil coraknya yang tidak halus, lembut dan tidah mudah kusut bahkan
pernah sama antara satu dengan yang lain cenderung licin menyerupai sutra.
menambah nilai ekslusif dari produk ecoprint d. Kain blacu yaitu kain tenun berwarna putih
sendiri. Warna yang dihasilkan juga berbeda yang terbuat dari kapas namun belum
meskipun melewati proses pembuatan yang diputihkan atau dalam keadaan grey. Kain
sama. Dengan teknik mereplika tumbuhan ke blacu mempunyai ukuran lebar antara 30-40
dalam kain, ecoprint menghasilkan karya yang inchi dan panjang 48 yard (Susanto,
memiliki nilai tersendiri. 2018:15).
Dari uraian di atas dapat ditarik pengertian Rumah Batik Hardini mengembangkan
bahwa ecoprint merupakan salah satu inovasi ecoprint dengan bahan kulit hewan. Kulit hewan
teknik dalam kriya tekstil yang memanfaatkan memang banyak diolah menjadi produk fashion.
bahan alam sebagai sumber motif dan Bahan kulit dikenal sebagai bahan yang fleksibel.
pewarnaan. Setiap tumbuhan bisa dijadikan Dalam pembuatan ecoprint ini, Hardini
untuk motif ecoprint, namun tidak semua menggunakan kulit domba. Kulit domba
tumbuhan menghasilkan warna. Dalam memiliki kelembutan, kelenturan dan
pembuatan dari proses awal sampai hasil akhir kenyamanan yang paling bagus dibandingkan
memanfaatkan bahan alam sehingga aman untuk jenis kulit lainnya. Kulit ini mempunyai tekstur
lingkungan. yang mewah dan memiliki kelebihan secara
alami yaitu elegan, sangat lembut, ringan, tahan
2. Bahan Ecoprint lama dan bisa menyerap air dengan baik.
Kain merupakan bahan yang umum Ecoprint kulit diterapkan menjadi produk seperti
digunakan dalam pembuatan ecoprint. Ada tas dan dompet. Hardini juga menggabungkan
beberapa jenis kain yang sering digunakan dengan bahan kulit sapi. Kulit sapi adalah jenis
dalam pembuatan ecoprint: kulit yang paling banyak digunakan dalam
a. Kain katun adalah kain yang terbuat dari produk fashion. Kulit sapi merupakan salah satu
serat kapas atau cotton. Jenis kain katun jenis kulit yang memiliki karakateristik cukup
yang digunakan untuk batik maupun tebal. Secara umum, kulit sapi relatif mudah
ecoprint adalah kain mori. Berikut kain mori dirawat dan cenderung mengikuti bentuk tubuh
berdasarkan jenis dan tingkatannya: Mori pemakainya, sehingga nyaman untuk dipakai.

  199
 

3. Teknik Pembuatan Ecoprint tumbuhan. Pigmen alami yang banyak terdapat


a. Teknik Pounding disekitar kita yaitu klorofil, karotenoid, tanin dan
Pound atau pounding adalah menumbuk, antosianin. Beberapa tanaman dapat digunakan
memukuli, menggempur (Yuniar, 2010: 285). sebagai pewarna alam, anatara lain:
Teknik pounding adalah proses pemindahan zat a. Soga Tegeran, tanaman perdu berduri ini
warna atau proses mengesktrak pigmen warna dimanfaatkan sebagai pembuat warna
yang ada pada tumbuhan dengan cara memukul kuning pada kain.
(daun, bunga, akar dll) pada permukaan kain b. Indigo (Indigofera tinctoria) adalah sejenis
menggunakan palu atau alat pemukul lainnya. tanaman polong-polongan berbunga ungu.
Proses pembuatan ecoprint dengan teknik Daunnya dimanfaatkan untuk menghasilkan
pounding yaitu membentangkan kain yang sudah warna biru dari daun selama semalam,
melalui proses mordanting, kemudian bahan kemudian dilanjutkan proses ekstraksi dan
tumbuhan (akar, daun, bunga dll) ditata digunakan untuk pewarna kain atau benang.
sedemikian rupa di atas permukaan kain dan c. Secang (Caesaslpiniasapapanlin), kulit kayu
dipukul atau ditumbuk menggunakan palu hingga ini menghasilkan warna merah digunakan
warna daun menempel pada kain. sebagai zat warna alam. Tanaman ini
b. Teknik Steam termasuk golongan perdu atau pohon kecil
Steam adalah uap (Yuniar, 2010: 330). dengan tinggi sekitar 5-10 meter.
Dalam ecoprint, teknik steam yaitu proses d. Daun Jati, menghasilkan warna merah
pengukusan kain yang sudah diberi bahan alam kecoklatan. Untuk mendapatkan ekstrak
(daun, akar, bunga) untuk menghasilkan warna warna dari daun jati yaitu dengan cara
dan motif pada kain. merebus daun jati yang masih muda dan
Proses pembuatan ecoprint dengan teknik digunakan sebagai pewarna kain.
steam yaitu menata bahan alam (daun, akar, e. Daun Lanang (Oroxylum indicum (L) Vent)
bunga) pada permukaan kain yang sudah melalui banyak digunakan untuk membuat motif
proses mordanting. Kemudian, kain dilipat dan ecoprint. Tanaman ini dapat tumbuh
digulung rapi lalu diikat dengan kuat. Setelah mencapai 12 meter dengan diameter 25 cm.
selesai, kain dikukus atau disteam lebih kurang 2 Zat warna alam diperoleh dari ekstrak
jam. tumbuhan. Proses ekstraksi bahan alam secara
garis besar sama yaitu mengambil pigmen atau
4. Pewarna Alam/ Natural Dye zat warna yang terkandung didalam bahan
Pewarna alam adalah zat warna alam yang tersebut. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara
diperoleh dari ekstrak tumbuhan atau pigmen pemanasan yaitu dengan merebus bahan
tumbuhan (seperti daun, batang, bunga, akar, biji, mengggunaka air.
maupun kulit), hewan dan mineral yang telah Dalam menggunakan pewarna alam, kain
digunakan sejak zaman dahulu sehingga sudah yang digunakan harus diolah terlebih dahulu.
diakui aman untuk tubuh. Proses ini disebut mordanting berfungsi untuk
Menurut Felix dalam Husna (2016: 282), membersihkan kotoran atau lilin pada kain yang
Natural dye atau pewarna alam merupakan salah dapat membantu serat kain untuk terbuka
satu dari sekian banyak cara yang potensial untuk sehingga pewarna alam dapat masuk ke serat
pengembangan ecofashion. Pewarna alam atau kain. Proses mordanting yaitu merebus kain
natural dyes yaitu teknik pewarnaan menggunakan garam logam tertentu agar warna
menggunakan bahan baku dari alam. Warna yang dapat terserap dan terikat kuat pada kain
dihasilkan akan terserap dan menyatu dengan (Ratyaningrum,2016: 46). Garam logam yang
serat kain. Setiap tanaman mengahasilkan warna digunakan yaitu tawas.
yang berbeda bergantung pada udara, intensitas Tahap akhir dari pewarnaan alami yaitu
hujan, kualitas tanah, dan musim. fiksasi. Fiksasi yaitu proses untuk memperkuat
Bahan pewarna alami terbentuk melalui atau mengunci zat warna alami yang sudah
proses pemanasan atau penyimpanan yang terikat oleh kain dan untuk merubah warna ZWA
mengolah pigmen yang sudah terdapat dalam sesuai jenis logam yang mengikatnya. Terdapat 3

200
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

jenis garam logam untuk proses fiksasi yaitu untuknya. Berlatar belakang sarjana ekonomi dan
tawas, kapur, dan tunjung. minimnya pengetahuan tentang seni membuatnya
harus belajar lebih dan mengikuti berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN pelatihan dan workshop untuk mempelajari
Latar belakang keberadaan ecoprint pada teknik membatik dan mewarnai yang benar.
kulit di rumah batik Hardini Tahun 2013, Hardini memproduksi batik dengan
Awal mula keberadaan ecoprint di rumah berbagai macam motif, bahan dan teknik.
batik Hardini tentu tidak jauh dari pengalaman Hardini merupakan orang yang memiliki
Hardini. Ardini Sumiarsih atau yang lebih sifat selalu berusaha dan suka mencoba hal-hal
dikenal dengan Hardini lahir di Kediri, 21 Mei baru. Keinginan untuk berkarya dan mencoba
1973 merupakan salah satu perajin batik dan sangatlah tinggi. Pada tahun 2017, Hardini
pendiri Rumah Batik Hardini yang terletak di Jln. tertarik dengan teknik ecoprint yang produknya
Gajah Mada No.4 RT.02 RW.06 Papar - Kediri. belum banyak di pasaran. Ecoprint merupakan
Rumah Batik Hardini bergerak di bidang kriya produk yang ramah lingkungan. Awal mula,
tekstil dan produk yang dihasilkan meliputi batik, Hardini mencari referensi sebatas dari internet.
shibori dan ecoprint. Walaupun demikian, ia tetap semangat mencoba
Hardini merupakan pembatik yang bertahan teknik ecoprint dengan menggunakan bahan yang
menggunakan pewarna alam. Karya yang ada di lingkungan sekitar. Dalam masa
dihasilkan berbeda dengan batik khas jawa timur percobannya, Hardini membuat ecoprint dengan
pada umumnya yang memiliki warna kuat cara menata daun di atas permukaan kain,
(ngejreng), karya batik buatannya memiliki kemudian kain digulung dan dikukus (steam)
warna lebih lembut. Menurut Hardini selama 2 jam agar pigmen daun terekstrak dan
(wawancara tanggal 12 Februari 2020), warna mengeluarkan warna. Percobaan tersebut
yang dihasilkan oleh pewarna alam lebih lembut. menghasilkan bentuk dan warna motif pada kain.
Menurut orang pada umumnya warnanya pudar Pertama kali membuat ecoprint, karya yang
(puyeh), memang menggunakan warna alam. Hal dihasilkan bisa dikatakan belum bagus. Namun
ini membuat produk lebih menarik dan eksklusif. tidak mematahkan semangatnya untuk selalu
Tidak hanya warna, ketika membuat motif mencoba dan berkarya. Hardini mengikuti
atau corak juga menggunakan bahan alam seperti workshop ecoprint yang diadakan di Jogja selama
daun, bunga dan batang. Motif yang dibuat mirip 3 hari dan menjadi satu-satunya peserta dari Jawa
dengan daun asli seperti daun jati, daun ketapang, Timur. Karya ecoprint yang dihasilkan pun
daun jarak, dan daun lanang. Teknik yang menjadi lebih bagus dan mengalami kemajuan
digunakan yaitu teknik ecoprint. Ecoprint setelah mengikuti kegiatan workshop. Selama
merupakan metode mentransfer warna dan mengembangkan karyanya memang tidak
bentuk dari bahan alam. terlepas dari kegagalan. Belajar dari kegagalan,
Hardini tidak menyangka terjun dalam terus bangkit dan terus mencoba, tidak malas
bidang seni dan menjadi seorang pembatik, karena tidak ada karya yang langsung bagus.
mengingat ia merupakan lulusan sarjana ekonomi Dalam setiap usaha, pengembangan produk
akuntansi. Bisa dikatakan Hardini belajar baik dari segi bahan, produksi, variasi produk,
membatik secara otodidak karena permintaan dan promosi perlu dilakukan agar produk lebih
sekolah tempatnya mengajar yaitu SMPN 1 Papar menarik. Pengembangan juga dilakukan oleh
meminta untuk mengajar seni budaya. Sekitar Hardini yaitu dengan menambah variasi produk.
tahun 2007, Hardini tegerak untuk fokus Awal mula produk ecoprintnya berupa kain
mempelajari seni. Pada waktu itu, ia dikirim ke panjang, kini produk ecoprint yang dihasilkan
Jakarta untuk mengikuti pelatihan K13. Ketika lebih bervariasi berupa kerudung, mukena, baju,
mengikuti pelatihan, ia merasa paling awam outer, rok, dan celana. Hardini aktif
tentang seni. Lantas Hardini bertekad untuk mempromosikan produknya melalui media sosial
menguasai satu bidang seni kriya tekstil yaitu (instagram) dan media massa, serta beberapa kali
batik. Menurut Hardini (wawancara tanggal 12 mengikuti kegiatan pameran baik di Kediri
Februari 2020), ini merupakan tantangan maupun luarkota. Pada suatu kesempatan,

  201
 

Hardini mengikuti pameran di Jakarta yang ecoprint pada umumnya. Berikut langkah-
bertempat di Jakarta Hall Center. Hasil karya langkah pembuatan ecoprint pada kulit .
ecoprint yang dipamerkan habis terjual. Ketika Dalam membuat suatu produk tidak lepas
pameran berlangsung, ia bertemu dengan teman- dari adanya suatu bahan. Bahan yang harus
teman perajin dari Jogja, mereka saling bertukar dipersiapkan dalam proses pembuatan ecoprint
wawasan mengenai ecoprint. Salah satu perajin pada kulit yaitu kulit, bahan alam seperti daun
memberikan informasi mengenai workshop dan bunga, kain, bahan treatment yaitu air cuka
ecoprint pada kulit. Menurut Hardini (wawancara dan larutan tunjung. Dalam pembuatan ecoprint
tanggal 12 Februari 2020) ini kesempatan untuk pada kulit, Hardini menggunakan kulit domba
mengembangkan produk ecoprintnya. Hardini yang sudah melalui proses penyamakan. Bahan
mengikuti workshop ecoprint dengan media kulit alam yang digunakan sebagai bahan pencetak
di Jogja yang dimentori oleh Eva Djoewono. motif seperti daun jati, daun lanang, daun jenitri,
Melihat minat dan permintaan masyarakat yang daun eukaliptus, daun cemara, daun kelengkeng.
meningkat terhadap ecoprint, Hardini selalu Untuk bahan bunga yaitu bunga krisan, bunga
berusaha mengembangkan produknya. senikir, bunga kuku macan, bunga mawar.
Saat ini Hardini mengembangkan teknik Menurut Hardini (wawancara tanggal 22 April
ecoprint dengan menggunakan kulit domba. 2020) dalam memilih bahan alam untuk membuat
Pemilihan kulit domba dikarenakan karakteristik ecoprint pada kulit sebenarnya tidak ada
kulit domba yang halus, lembut dan ringan serta karakteristik khusus, hanya saja batang atau
dapat menyerap air dengan baik. Kulit domba tangkai yang keras pada daun dan bunga harus
memiliki kelembutan, kelenturan dan dihilangkan sebab dapat merusak kulit. Hampir
kenyamanan paling bagus dibandingkan dengan semua tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk
kulit hewan lainnya. Hasil karya ecoprint pada mencetak motif pada kulit karena kulit memiliki
kulit diterapkan pada produk tas dan dompet. protein yang tinggi sehingga memiliki daya serap
Inovasi produk dengan membawa kebaruan dan yang bagus. Sebaliknya dalam pembuatan
keunikan diperlukan dalam pengembangan. ecoprint pada kain beberapa bahan alam perlu
Karya ecoprint pada kulit menjadi produk unik adanya perlakuan khusus untuk menghasilkan
dan berbeda yang dimiliki oleh Rumah Batik warna yang bagus. Bahan selanjutnya yaitu kain
Hardini. Ecoprint menghasilkan motif yang unik primisima yang sudah direndam dengan pewarna
dan satu-satunya. Ecoprint menawarkan output alam seperti secang, indigofera selama 10-15
desain yang natural, fresh dan artistik serta hasil menit.
yang tidak pernah sama antara satu dengan yang Dalam membuat ecoprint pada kulit tidak
lainnya menambah nilai ekslusif dari produk membutuhkan alat dengan teknologi tinggi.
ecoprint. Hardini menggunakan alat yang ada disekitar
seperti perlengkapan rumah tangga. Alat yang
Proses pembuatan ecoprint pada kulit di harus dipersiapkan dalam membuat ecoprint pada
rumah batik Hardini kulit meliputi plastik wrap yang akan digunakan
Ecoprint merupakan cara untuk sebagai alas untuk kulit domba sehingga ukuran
menampilkan warna dan motif pada kain plastik disesuaikan dengan lebar kulit. Box
menggunakan bahan alam dengan metode tertutup digunakan sebagai tempat merendam
mentransfer warna dan bentuk dari bahan alam. kulit domba. Bak air atau ember sebagai tempat
Prinsip kerja ecoprint pada dasarnya sama merendam daun dan kain. Meja yang akan
dengan teknik cap, hanya saja dalam proses digunakan untuk membentangkan kulit yang
pembuatan ecoprint menggunakan bahan alam selanjutnya ditempeli daun. Paralon digunakan
untuk mencetak motif dan warna. Dalam untuk menggulung kulit, panjang paralon
menggunakan bahan alam perlu pengerjaan disesuaikan dengan alat pengukus. Tali rafia
treatment agar warna yang teresktrak dapat digunakan untuk mengikat kulit domba yang
meresap dan terkunci pada bahan dengan sudah ditempeli daun. Kompor gas dan pengukus
sempurna. Dalam proses pembuatan ecorpint digunakan untuk mengukus kulit yang sudah
pada kulit tidak jauh berbeda dengan pembuatan digulung dan diikat.

202
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

Langkah pertama dalam pembuatan ecoprint Langkah keempat yaitu pengukusan. Kulit
pada kulit yaitu pengerjaan treatment. Pertama, domba yang sudah digulung dan diikat kemudian
pengerjaan treatment pada kulit yaitu dengan dikukus. Proses pengukusan berlangsung selama
cara merendam kulit domba yang sudah bersih 1 sampai 1.15 jam dengan api kecil. Hardini
dengan air cuka pada box tertutup. Proses mengatakan (wawancara tanggal 22 April 2020),
perendaman dilakukan selama 4 hari dan semua ketika mengukus kulit domba harus
bagian kulit terendam sempurna dalam air cuka. menggunakan api kecil dan stabil. Karena kulit
Treatment ini berfungsi untuk melemaskan kulit domba lebih tipis dibandingkan dengan kulit lain
agar mudah diproses serta membuat warna alam ketika dikukus dengan api besar, kulit akan
mudah menyerap dan mengunci pada kulit. mengeras (ngeluntung). Berbeda ketika membuat
Kedua, pengerjaan treatment pada daun dengan ecoprint pada kain yang menggunakan api
cara merendam daun menggunakan larutan sedang dengan waktu pengukusan lebih lama
tunjung selama 10-15 menit. Hal ini bertujuan yaitu 2 jam.
untuk mempermudah keluarnya zat warna pada Langkah kelima yaitu pembukaan ikatan dan
daun. pengambilan daun. Setelah dikukus kemudian
Langkah kedua yaitu peletakan bahan alam kulit didiamkan sampai tidak telalu panas. Lalu,
pada kulit. Kulit domba yang telah direndam kulit diangkat dan dibuka ikatannya. Setelah
kemudian diangkat dan diperas. Lalu bentangkan semua ikatan terlepas, buka gulungan dan
plastik wrap di atas meja dan bentangkan kulit bentangkan secara keseluruhan. Kemudian, daun
diatasnya. Menurut Hardini (wawancara tanggal dan bunga yang menempel pada kulit diambil
22 April 2020) ketika membentangkan kulit satu persatu. Setelah selesai, keringkan kulit
pastikan tidak terbalik, bagian kulit yang dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan.
mengkilap diletakkan di bawah dan bagian yang Ecoprint kulit tidak boleh dikeringkan di bawah
bertekstur diletakkan di atas. Selanjutnya, daun sinar matahari secara langsung karena dapat
yang telah direndam dalam larutan tunjung merusak warna. Untuk proses finishing, setrika
dikeringkan menggunakan tisu atau kain. Tata ecoprint kulit dengan suhu sedang dan ketika
sedemikian rupa daun dan bunga di atas menyetrika lapisi kulit menggunakan koran.
permukaan kulit. Untuk bunga diletakkan secara Hasil teknik ecoprint dapat dilihat dari apa
terbalik. Dalam proses peletakan bunga dan daun yang tercetak pada kulit. Hardini membuat
dilakukan secara spontan, Hardini tidak membuat ecorpint menggunakan bahan alam seperti daun
desain terlebih dahulu. Walau tanpa desain, ia jati dan bunga krisan, maka hasil motif yang
tetap memperhatikan komposisi motifnya. tercetak pada kulit juga berbentuk daun jati dan
Hardini mengatakan (wawancara tanggal 22 bunga krisan. Setiap bahan alam memiliki
April 2020), ia menyukai pembuatan motif yang karakter dan kandungan zat warnanya sendiri.
spontan dan acak namun tetap memperhatikan Dengan demikian, hasil yang tercetak pun
bentuk, ukuran dan komposisi sehingga kesannya mengikuti sesuai apa yang terkandung didalam
alami. Dalam ecoprint, peletakan bahan alam bahan alam tersebut, sehingga hasil warna tidak
yang digunakan sebagai motif sangat bebas dan dapat diprediksi. Dalam membuat ecoprint,
dapat dikreasikan sesuai ide pemikiran masing- Hardini menggunakan kombinasi antara daun dan
masing pencipta. bunga dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Langkah ketiga yaitu penggulungan dan Sehingga warna motif yang dihasilkan
pengikatan kain. Kulit domba yang telah bermacam-macam. Warna yang dihasilkan juga
ditempeli daun kemudian ditutup menggunakan dipengaruhi oleh bahan treatment. Oleh karena
kain yang sudah direndam dengan pewarna alam. itu, warna yang dihasilkan bisa berubah-ubah
Kain yang sudah direndam menggunakan sesuai dengan bahan treatment.
pewarna alam nantinya akan meresap pada kulit Berikut beberapa gambar motif hasil dari
dan akan menjadi warna dasar pada background teknik ecoprint dengan bahan kulit di Rumah
ecoprint. Setelah semua tersusun rapi, gulung Batik Hardini:
kulit menggunakan paralon kemudian diikat
menggunakan tali rafia dengan kuat.

  203
 

Gambar 3 : Hasil Cetak Daun Jarak


Gambar 1 : Hasil Cetak Bunga Krisan (Sumber: Dok Tyas, 2020)
(Sumber: Dok Tyas, 2020) Gambar di atas menunjukkan bahan alam
Gambar di atas menunjukkan bahan alam yang tercetak pada kulit. Motif tersebut terbentuk
yang tercetak pada kulit dengan teknik ecoprint. dari bahan alam yaitu daun jarak. Hasil motif
Motif tersebut terbentuk dari bahan alam yaitu yang tercetak pada kulit terlihat mirip dengan
bunga krisan. Hasil motif yang tercetak pada bentuk daun aslinya. Dalam pengerjaan treatment
kulit terlihat mirip dengan bentuk aslinya. Dalam untuk motif ini yaitu dengan merendam daun
proses pembuatan ecoprint, bunga krisan tidak jarak kedalam larutan tunjung selama 10-15
membutuhkan treatment khusus, cukup dibasahi menit. Pada karya ecoprint ini, daun jarak tidak
menggunakan air biasa. Hasil warna yang menghasilkan warna namun hanya mencetak
ditimbulkan adalah warna putih keunguan. siluet bentuk untuk membentuk motif. Tidak
Warna tersebut dihasilkan dari percampuran zat semua daun dapat menghasilkan warna, namun
warna bunga krisan dan pewarna alam semua daun bisa dijadikan motif ecoprint.
indigofera. Warna putih keunguan ini memberi
kesan natural, mulia, agung dan mengesankan.

Gambar 4 : Hasil Cetak Daun Jati


(Sumber: Dok Tyas, 2020)
Gambar 2 : Hasil Cetak Daun Lanang Gambar tersebut menunjukkan hasil motif
(Sumber: Dok Tyas, 2020) yang tercetak pada kulit domba. Motif tersebut
Gambar tersebut menunjukkan hasil motif terbentuk dari bahan alam yaitu daun jati, hasil
yang tercetak pada kulit domba. Motif tersebut yang tercetak pada kulit mirip dengan bentuk
terbentuk dari daun lanang, hasil yang tercetak daun aslinya. Pengerjaan treatment untuk
pada kulit mirip dan sesuai dengan bentuk menciptakan motif ini dengan cara daun jati
aslinya. Dalam menciptakan motif ini perlu direndam dengan larutan tunjung selama 10-15
adanya treatment dengan cara daun lanang menit. Daun jati sering digunakan sebagai bahan
direndam dengan larutan tunjung selama 10-15 membuat motif dalam ecoprint, karena banyak
menit. Daun lanang sering digunakan sebagai mengandung zat warna. Warna yang dihasilkan
bahan membuat motif dalam ecoprint, karena yaitu coklat. Warna coklat memberi kesan natural
daun lanang banyak mengandung zat warna. dan kesederhanaan.
Warna yang dihasilkan yaitu kuning. Warna Selain menggunakan bahan alam sebagai
kuning memberi kesan intelektual dan motif, Hardini juga menggunakan bahan alam
kesenangan. sebagai pewarna dasar (background). Warna
yang dihasilkan bergantung pada kandungan zat
warna yang terkandung pada masing-masing
tumbuhan. Hasil warna pewarna alam

204
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

dipengaruhi oleh bahan fiksasinya. Apabila Pembagian motif atas dan bawah terlihat
bahan fiksasi yang digunakan berbeda maka seimbang.
warna yang dihasilkan juga berbeda.

Karakteristik hasil karya ecoprint pada kulit


di rumah batik Hardini
Karya ecoprint tergolong unik dan ekslusif
karena tidak bisa diulang. Keunikan terletak pada
hasil akhir yang tidak sama antara satu dengan
yang lain. Warna yang dihasilkan juga berbeda
meskipun melewati proses pembuatan yang
sama. Dengan teknik mereplika tumbuhan, Gambar 6 : Perwujudan Ecoprint Kulit 1 Menjadi Tas
ecoprint menghasilkan karya yang memiliki nilai (Sumber: Dok Tyas, 2020)
tersendiri. Karya ecoprint pada kulit 2
Setiap karya memiliki nilai dan ciri khas
masing-masing sesuai dengan penciptanya,
sehingga menjadi pembeda dengan karya yang
dibuat orang lain. Berikut karya ecoprint pada
kulit yang dihasilkan oleh Hardini:
Karya ecoprint pada kulit 1

Gambar 7: Karya Ecoprint pada Kulit


(Sumber: Dok Tyas, 2020)
Karya ecoprint yang dibuat dengan
menggunakan kulit domba. Bahan untuk
mencetak motif menggunakan daun lanang, daun
jati, daun jarak, tanaman liar, setangkai bunga
krisan kecil dan bunga krisan dengan berbagai
Gambar 5 : Karya Ecoprint pada Kulit ukuran. Pengerjaan treatment pada daun
(Sumber: Dok Tyas, 2020) menggunakan larutan tunjung. Warna dasar
Bahan ecoprint yang dibuat dengan menggunakan pewarna alam indigofera. Lama
menggunakan kulit domba. Bahan pembentuk proses pengukusan ecoprint tersebut sekitar 1
motif menggunakan daun jati, daun jarak, daun jam dengan api kecil. Tata letak dalam membuat
lanang, daun eukaliptus, daun pakis, daun motif menerapkan pola acak namun tetap
ketapang dan bunga krisan. Pengerjaan treatment memperhatikan komposisi dan keseimbangan
dilakukan hanya pada bahan daun menggunakan bentuk. Sebagian bahan dibuat tumpang tindih
larutan tunjung. Warna dasar menggunakan dan mengelompok. Pada sisi lain bahan
pewarna alam secang. Lama proses pengukusan diletakkan secara menyebar dan menyeluruh.
ecoprint tersebut sekitar 1 jam. Tata letak motif
disusun secara acak namun tetap memperhatikan
komposisi besar, kecil ukuran tumbuhan serta
keseimbangan bentuk. Beberapa bahan dibuat
tumpang tindih namun tekstur permukaan daun
dan bunga yang tercetak pada kulit terlihat jelas.
Antara motif yang satu dengan yang lain saling
mengisi sehingga membentuk suatu kesatuan. Gambar 8 :Dompet Perwujudan Karya Ecoprint Kulit 2

  205
 

(Sumber: Dok Tyas, 2020) mirip dengan daun atau bunga yang sebenarnya
dan menciptakan kesan natural.
Hardini hanya berkonsentrasi menggunakan
kulit domba dalam pembuatan ecoprintnya. Kulit
domba dipilih sebab karakteristik kulit yang
cenderung tipis dan lembut dari pada kulit hewan
lainnya sehingga proses pengolahan lebih mudah
serta efisien waktu dan tenaga. Menurut Hardini
(wawancara tanggal 22 April 2020) kulit sapi
bisa digunakan dalam pembuatan ecoprint namun
membutuhkan waktu yang lebih lama saat proses
Gambar 9 : Tas Perwujudan Ecoprint Kulit 2 perendaman (treatment) dan proses pengukusan
(Sumber: Dok Tyas, 2020) ecoprint sebab karateristik kulit sapi yang tebal.
Berdasarkan karya ecoprint di atas, motif Hasil karya ecoprint paling bagus menggunakan
ecoprint karya Hardini berasal dari daun dan kulit babi. Kulit babi mampu menyerap pewarna
bunga dengan berbagai jenis dan ukuran, alam dengan baik sehingga motif dan warna yang
sehingga semua motif yang ada merupakan motif dihasilkan lebih jelas dan bagus. Namun, kulit
utama tidak ada penambahan isen-isen atau babi diharamkan dalam agama.
bahan lain, karena garis dan bentuk yang tercetak Dalam karya ecoprint, estetika dilihat
pada kulit merupakan cetakan dari tekstur daun bagaimana cara menyusun bahan dengan
dan bunga asli. Meski tidak ada motif utama, berbagai bentuk dan ukuran menjadi satu
namun pada karya tersebut motif bunga krisan kesatuan yang harmonis. Nilai estetik pada
lebih dominan. Susunan motif bagian satu ecoprint dapat dilihat dari tekstur bahan alam
dengan yang lain saling mengisi. Meskipun pola yang tercetak dengan jelas, warna, komposisi
susun acak dan beberapa motif tumpang tindih, bentuk dan tata letak, dan perwujudan pada
namun tetap memperhatikan keseimbangan produk.
sehingga hasil motif yang terlihat memiliki satu
kesatuan. Kombinasi terbentuk dari jenis dan SIMPULAN DAN SARAN
besar kecilnya bahan alam yang berbeda. Adanya Berdasarkan penelitian mengenai
kombinasi ukuran daun dan bunga menjadikan karakteristik karya ecoprint pada kulit di Rumah
motif ecoprint bervariasi. Batik Hardini, diperoleh kesimpulan sebagai
Tekstur permukaan daun, tulang-tulang daun berikut:
serta kelopak bunga yang terlihat jelas dan Hardini memulai aktifitas sebagai pembatik
kemiripan sesuai dengan bentuk asli. Tekstur ketika menjadi seorang guru seni budaya di
tersebut berasal dari pencapan permukaan daun SMPN 1 Papar. Pada tahun 2013, Hardini
dan bunga asli, terlihat pada motif daun lanang, memproduksi batik dengan berbagai macam
daun jati dan bunga krisan. Tata letak motif satu motif, bahan dan teknik. Melihat persaingan yang
dengan yang lain terdapat ruang dan sela-sela begitu ketat, ia berusaha untuk mengembangkan
motif tertutupi oleh warna, sehingga memberi usahanya dengan menambah variasi produknya.
kesan penuh. Warna yang dihasilkan sangat Pada tahun 2017, Hardini tertarik dengan teknik
natural dan memiliki karakteristik lembut dan ecoprint. Pertama kali membuat ecoprint, karya
kalem sebab warna berasal dari ekstrak zat warna yang dihasilkan bisa dikatakan belum bagus.
alam. Namun tidak mematahkan semangat Hardini
Bahan yang sering digunakan Hardini dalam untuk selalu mencoba dan berkarya. Hardini
membuat motif yaitu daun lanang, daun jati, daun mengikuti workshop untuk menambah
jarak dan bunga krisan. Dedaunan dan bunga ketrampilannya. Hardini selalu berusaha untuk
dipilih karena sifatnya lunak dan bentuknya yang mengembangkan produknya. Saat ini, Hardini
unik. Hardini memilih menggunakan daun dan mengembangkan karya ecoprintnya dengan
bunga secara utuh (tanpa dipotong menjadi menggunakan bahan kulit domba.
bentuk tertentu), sehingga motif yang terbentuk

206
“Karakteristik Karya Ecoprint Natural Dye Pada Kulit di Rumah Batik Hardini Papar-Kediri ”

Ecoprint merupakan cara untuk dalam penelitian selanjutnya. Khususnya


menampilkan warna dan motif dengan bahan memperdalam penelitian tentang teknik ecoprint.
alam. Dalam proses pembuatan ecorpint pada
kulit tidak jauh berbeda dengan pembuatan REFERENSI
ecoprint pada umumnya. Proses pertama yaitu Arif, Wardatul Firdaus. 2019. Uji Coba Warna
pengerjaan treatment pada kulit dan daun. Daun Sirih Merah Dengan Teknik
Kemudian, kulit (sudah ditreatment) Pounding dan Steam. Skripsi. Surabaya:
dibentangkan di atas plastik wrap. Selanjutnya Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
daun dan bunga ditata sedemikian rupa di atas Negeri Surabaya.
permukaan kulit. Selanjutnya, tutup Husna, Farisah. 2016. Eksplorasi Teknik Eco
menggunakan kain yang sebelumnya sudah Dyeing Dengan Tanaman Sebagai
direndam menggunakan pewarna alam. Pewarna Alam.e-Proceeding of Art &
Kemudian, gulung menggunakan paralon dan Design Vol.3:280-293.
ikat kuat dengan tali rafia. Proses selanjutya yaitu Kusrianto, Adi. 2017. Pengetahuan Bahan
pengukusan dilakukan selama 1 jam. Pengukusan Tekstil disertai Contoh Kain. Surabaya:
dilakukan untuk mengeluarkan zat warna yang Adi Kusrianto Literary Agent.
terkandung dalam bahan alam. Setelah itu, kulit Kusrianto, Adi. 2019. Glossary Textile &
hasil steam dibuka ikatannya dan dikeringkan Fashion. Surabaya: Adi Kusrianto
dengan mengangin – anginkan di dalam ruangan. Literary Agent.
Karakteristik karya ecoprint Hardini yaitu Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Edisi
menggunakan kulit domba. Kulit domba dipilih Revisi. Bandung: PT. Remaja
karena karakteristik kulit yang lembut, halus dan Prodaskarya.
mudah menyerap air. Dalam pembuatan motif Pressinawangi, Nissa dan Dian Widiawati. 2014.
dan warna dasar menggunakan bahan alam Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan
sehingga warna yang dihasilkan memiliki Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna
karakter yang natural dan lembut. Bahan yang Alami untuk Produk Fashion. Jurnal
sering digunakan dalam membuat motif yaitu Tingkat sarjana Senirupa dan Desan 1:1-
daun lanang, daun jati, daun jarak dan bunga 7.
krisan. Tata letak motif disusun secara acak Ratyaningrum, Fera. 2016. Buku Ajar Batik.
namun tetap memperhatikan komposisi besar, Sidoarjo: Satu Kata.
kecil ukuran tumbuhan serta keseimbangan Salsabila, Bella dan Mochammad Sigit
bentuk. Beberapa bahan dibuat tumpang tindih Ramadhan. 2018. Eksplorasi Teknik
namun tekstur permukaan daun dan bunga yang Ecoprint dengan Menggunakan Kain
tercetak pada kulit terlihat jelas. Antara motif Linen untuk Produk Fashion. e-
yang satu dengan yang lain saling mengisi Proceeding of Art & Design Vol.5:2277-
sehingga membentuk suatu kesatuan. 2292.
Setelah melakukan penelitian, beberapa Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
saran yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu PendekatanKuantitatif, Kualitatif dan
perlu adanya peningkatan eksplorasi dengan R&D. Bandung: ALFABETA.
menggunakan bahan kulit lain. Adanya kreasi Susanto, S.K Sewan. 2018. Seni Batik Indonesia.
dan kombinasi dengan bahan lain sehingga Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
tercipta produk yang bervariasi. Perlu adanya Yuniar, Tanti. 2010. Kamus Lengkap Inggris-
label untuk tata cara perawatan produk yang Indonesia Indonesia-Inggris.
benar. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan Surabaya:Agung Media Mulia.
untuk menambah wawasan dan sumber data

  207

Anda mungkin juga menyukai