Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISA PATI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE


ALKALINE STEEPING

BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Novi Wulandari 31S18003 2018

Maddalena Nababan 31S20012 2020

Sarah Gabriella Hutagaol 31S20014 2020

INSTITUT TEKNOLOGI DEL

LAGUBOTI

2021
PENGESAHAN PROPOSAL PKM ARTIKEL ILMIAH
1. Judul Kegiatan : Analisa Pati Teulawak
Dengan Menggunakan
Metode Alkaline Steeping
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Novi Wulandari
b. NIM : 31S18003
c. Jurusan : Teknik Bioproses
d. Universitas : Institut Teknologi Del
e. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Tarutung, Tapanuli Utara
/081260191502
f. Alamat email : noviwulandari205@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang


5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Adrianto Prihartantyo S.Si M.T
b. NIDN 0109108702
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jl. Sisingamangaraja, Laguboti/
082182858385

Laguboti, 05 Desember 2021

Menyetujui
Ketua Program Studi, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Ellyas Alga Nainggolan, S.TP, M.Sc) (Novi Wulandari)


NIP/NIK. 0310140127 NIM31S18003

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,

(Dr. Arlinta Christy Barus, ST, M.Infotech) (Adrianto Prihartantyo S.Si M.T)
NIP/NIK. 0311020009 NIDN. 0109108702
ANALISA PATI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ALKALINE STEEPING

Novi Wulandari1, Maddakena Nababan2, Sarah Gabriella Hutagaol3,


Adrianto Prihartantyo4*
1
Institut Teknologi Del, Indonesia
*Corresponding author: adrianto.prihartantyo@del.ac.id

Abstrak
Tanaman temulawak merupakan salah satu tanaman asli indonesia yang
dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, biasanya tanaman temulawak akan
tumbuh liar didaerah hutan jati yang terletak di jawa dan madura. Tanaman
temulawak merupakan umbi-umbian berwarna kuning yang biasanya digunakan
sebagai obat-obatan, bahan baku kandungan kimia yang terdiri dari kurkumin,
protein, lemak, selulosa, mineral, minyak atsiri, xanthorizal yang berguna sebagai
astrigensia dan pati. Dalam pemanfaatan kandungan utama dalam temulawak yang
akan digunakan sebagai bahan baku industri dibagi menjadi beberapa fraksi yaitu
fraksi pati dan fraksi kurkumin. Pertumbuhan tanaman temulawak yang tinggi
menyebabkan tanaman temulawak tersebut jarang dimanfaatkan lagi dan lama
kelamaan akan menyebabkan limbah. untuk menangani permasalahn tersebut analisis
ada atau tidak nya pati didalam temulawak menggunakan alkaline steeping atau
perendaman dengan menggunakan larutan yang bersifat basa sehingga yield pati yang
dihasilkan akan optimum. Hasil yang diperoleh yaitu kemurnian pati temulawak yang
diperoleh lebih besar kemurnian pati temulawak halus sebesar 0,1121 gram/ml
sedangkan pati kasar sebesar 0,057 gram/ml, persen kemurnian pati temulawak pada
pati halus sebesar 56.06% sedangkan pada pati kasar diperoleh persen kemurnian
sebesar 28,5% dan yield pati yang tertinggi terdapat pada perendaman menggunakan
larutan perendam akuades yang dibandingkan dengan perndaman menggunakan
larutan basa seperti NaOH 0,1%

Kata Kunci : Temulawak, Kemurnian, Persen Kemurnian, Pelarut perendaman


PENDAHULUAN
Tanaman temulawak merupakan salah satu tanaman asli indonesia
yang dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, biasanya tanaman
temulawak akan tumbuh liar didaerah hutan jati yang terletak di jawa dan
madura. produk olahan pangan seperti kerupuk, dodol, cake, permen jeli, mie,
penyedap rasa dan manisan hal tersebut dikarenakan tanaman temulawak
memiliki Tanaman temulawak merupakan umbi-umbian berwarna kuning
yang biasanya digunakan sebagai obat-obatan, bahan baku kandungan kimia
yang terdiri dari kurkumin, protein, lemak, selulosa, mineral, minyak atsiri,
xanthorizal yang berguna sebagai astrigensia dan pati. Dalam pemanfaatan
kandungan utama dalam temulawak yang akan digunakan sebagai bahan baku
industri dibagi menjadi beberapa fraksi yaitu pertama adalah fraksi pati yang
merupakan fraksi terbesar didalam temulawak berupa bubuk berwarna putih
kekuningan karena mengandung kurkuminoid, hasil analisis mutu rimpang
temulawak secara kuantitatif diperoleh kadar pati sebesar 41,45%. Dari hasil
analisis kuantitatif tersebut tanaman temulawak berpotensi untuk
mensubstitusikan tepung terigu dikarenakan adanya kadar pati yang tinggi.
kedua adalah fraksi kurkuminoid yang merupakan bahan pewarna
alami menurut Rosidi dkk, 2010, kandungan kurkumin didalam temulawak
hanyalah sebesar 2,29% hal tersebut dikarenakan kurkumin mengandung
campuran senyawa diarilheptanoid yakni kurkumin, demetoksi kurkumin dan
bisdemetoksikurkumin. Dengan adanya keberadaan gugus phenolik pada
ketiga senyawa tersebut akan menyebabkan aktivitas antioksidan yang kuat
pada sistem biologis sehingga dapat mencegah penyakiy-penyakit yang
berhubungan dengan reaksi peroksida. Pertumbuhan tanaman temulawak yang
tinggi menyebabkan tanaman temulawak tersebut jarang dimanfaatkan lagi
dan lama kelamaan akan menyebabkan limbah tidak hanya itu saja dalam
pembuatan obat tradisional biasanya yang di ambil dari tanaman temulawak
adalah air perasannya saja sehingga untuk ampasnya tidak dimanfaatkan lagi
atau dibuang begitu saja hal tersebut juga akan menyebabkan penumpukan
limbah yang tidak diolah padahal kandungan pati didalam temulawak
sangatlah tinggi untuk menangani permasalahn tersebut analisis ada atau tidak
nya pati didalam temulawak menggunakan alkaline steeping atau perendaman
dengan menggunakan larutan yang bersifat basa sehingga yield pati yang
dihasilkan akan optimum.
TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai pada proyek ini adalah:
1. Menentukan ada tidaknya pati yang terkandung di dalam tanaman
temulawak
2. Menentukan nilai yield yang diperoleh melalui metode alkali steeping
3. Menentukan konsentrasi dan persentasi kemurnian pati yang terdapat
didalam tanaman temulawak

METODE
Dalam penelitian ini, temulawak akan dianalisis ada atau tidaknya
kandungan pati didalam nya menggunakan perbandingan dua pelarut yang
berbeda yaitu aquades dan NaOH 0,1 % sehingga akan diperoleh pati halus
dan kasar akan tetapi untuk memperoleh pati halus dan kasar tersebut
pertama-tama tanaman temulawak akan dikupas dan dipotong-potong dengan
ketebalan sekitar 0,5 cm yang kemudian akan dihaluskan hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan bubur teulawak yang nantinya akan di saring,
ditambahkan larutan basa dan asam, disentrifuga dan di keringkan agar yield
pati dapat diperoleh, adapun persamaan yang digunakan dalam menghitung
yeild pati tersebut yaitu

Langkah-langkah untuk menentukan kadar pati dan konsentrasi pati


pada temulawak adalah sebagai berikut.
1. Isolasi Pati Temulawak Dengan menggunakan Pelarut Aquades
1. Temulawak dikupas dan dipotong-potong dengan ketebalan 0,5 cm
2. Ditimbang sebanyak 100 gram untuk pelarut Dimasukkan 100 gram
temulawak kedalam blender yang kemudian dimasukkan juga aquades
sebanyak 200 ml kedalam belender
3. Dibelender sekitar 10 menit untuk kedua pelarut tersebut
4. Setelah selesai tuang kedalam gelas kimia dan dilakukan perendaman
yang disertai dengan pengadukan selama 3, 5, 6, 12 dan 18 jam
5. Setelah 18 jam, bubur temulawak disaring perlakuan yang sama dilakukan
untuk setiap pelarut
6. Padatan yang terdapat di kertas saring dipindahkan kedalam gelas kimia
dan dilarutkan dengan penambahan NaOH 0,1% pada setiap pelarut
dengan perbandingan 1:2
7. Setelah itu larutan tersebut di pindahkan kedalam tube dan disentrifuga
dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit sehingga akan terbentu
lapisan padatan dan cair
8. Cairan yang terdapat didalam tube dibuang dan padatan yang tertinggal
didalam tube di cuci menggunakan aquades dan kemudian di sentrifuga
dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit
9. Cairan nya dibuang dan padatan nya akan dicuci lagi dengan
menggunakan 10 ml HCL 1 M lalu disentrifuga dengan kecepatan 3.000
rpm selama 20 menit
10. Cairan yang ada pada tube di buang dan padatannya di cuci menggunakan
aquades disentrifuga dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit
sehingga di peroleh pH yang netral
11. Setelah selesai cairan yang terbentuk dibuang dan padatannya di
keringkan menggunakan oven dengan suhu 45oC
12. Pati yang sudah kering kemudian di saring dan ditimbang untuk
menentukan yield pati yang terkandung didalam temulawak

2. Isolasi Pati Temulawak Dengan menggunakan Pelarut NaOH 0,1 %


1. Temulawak dikupas dan dipotong-potong dengan ketebalan 0,5 cm
2. Ditimbang sebanyak 100 gram untuk pelarut NaOH 0,1%
3. Dimasukkan 100 gram temulawak kedalam blender yang kemudian
dimasukkan juga pelarut NaOH 0,1% sebanyak 200 ml kedalam belender
4. Dibelender sekitar 10 menit untuk kedua pelarut tersebut
5. Setelah selesai tuang kedalam gelas kimia dan dilakukan perendaman
yang disertai dengan pengadukan selama 3, 5, 6, 12 dan 18 jam
6. Setelah 18 jam, bubur temulawak disaring perlakuan yang sama dilakukan
untuk setiap pelarut
7. Padatan yang terdapat di kertas saring dipindahkan kedalam gelas kimia
dan dilarutkan dengan penambahan NaOH 0,1% pada setiap pelarut
dengan perbandingan 1:2
8. Setelah itu larutan tersebut di pindahkan kedalam tube dan disentrifuga
dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit sehingga akan terbentu
lapisan padatan dan cair
9. Cairan yang terdapat didalam tube dibuang dan padatan yang tertinggal
didalam tube di cuci menggunakan aquades dan kemudian di sentrifuga
dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit
10. Cairan nya dibuang dan padatan nya akan dicuci lagi dengan
menggunakan 10 ml HCL 1 M lalu disentrifuga dengan kecepatan 3.000
rpm selama 20 menit
11. Cairan yang ada pada tube di buang dan padatannya di cuci menggunakan
aquades disentrifuga dengan kecepatan 3.000 rpm selama 20 menit
sehingga di peroleh pH yang netral
12. Setelah selesai cairan yang terbentuk dibuang dan padatannya di
keringkan menggunakan oven dengan shu 45oC
13. Pati yang sudah kering kemudian di saring dan ditimbang untuk
menentukan yield pati yang terkandung didalam temulawak

3. Uji Iodin dan Pembuatan Kurva Baku


Uji Iodin dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya kandungan pati
didalam temulakwak adapun hasil dari uji iodin yaitu adanya perubahan
warna terhadap sampel seperti ujinya akan negatif apabila sampel berwarna
merah yang menandakan tidak ada kandungan pati didalam temulawak
tersebut dan apabila ujinya positif maka sampel tersebut akan berubah warna
menjadi ungu kebiruan hal tersebut menandakan terdapat kandungan amilum
yang ada pada pati.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan uj iodin
dengan menggunakan pelarut aquades yaitu sebagai berikut:
1. Diambil sampel pati temulawak kering dari perendaman aquades yang
halus sebanyak 0,1 gram, 0,2 gram, 0,3 gram, 0,4 gram dan 0,5 gram
yang kemudia dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk
setiap gramnya
2. Ditambahkan 15 ml aquades dan 1,5 ml iodin 0,01N kedalam masing-
masing tabung reaksi
3. Tabung reaksi tersebut ditutup dan digoyangkan agar semua larutan
yang ada didalam tabbung reaksi nya dapat tercampur dengan merata
lalu diamati apakah ada perubahan warna ungu kebiruan yang terjadi
4. Setelah terjadi perubahan warna ungu kebiruan di ukur absorbansi ke
lima sampe yang terdapat di tabung reaksi dengan menggunakan
spektrifotometer dengan panjang gelombang (
5. Setelah terukur absorbansinya di plotkan sehingga akan mendapatkan
persamaan
6. yang nantinya akan digunakan untuk mencari konsentrasi pati.

4. Menentukan Persen Kemurnian Pati Temulawak


1. Diambil pati halus dan kasar dari pelarut aquades sebanyak 0,2 gram di
tabung reaksi yang berbeda
2. Ditambahkan 15 ml aquades kedalam masing-masig tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 tetes iodin 0,01N kedalam masing-masing tabung reaksi
4. Diamati perbuabahan warna yag terjadi
5. Ukur absorbansi kedua sampel yang berada pada masing-masing tabung
reaksi dengan menggunakan spektrifotometer dengan panjang gelombang
(
6. Didapat nilai absorbansi kedua sampel dan dihitung kemurnian dari tiap
tabung reaksi dengan menggunakan persamaan kurva baku dengan
persamaan

setelah itu dihitung persen kemurnian dengan menggunakan persamaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan ini di awali dengan melakukan isolasi tanaman temulawak,
dimana isolasi tersebut bertujuan untuk memisahkan ampas dengan cairan
yang terdapat didalam temulawak dengan menggunakan larutan perendam
tertentu untuk mengetahui larutan perendam mana yang menghasilkan banyak
air perasan dan pati didalam perasan. Didalam percobaan isoalsi pati pelarut
yang digunakan yaitu akuades dan larutan NaOH 0,1% dengan waktu
perendaman yang berbeda-beda untuk mendapatkan yield pati tertinggi dari
proses isolasi menggunakan pelarut dan waktu perendaman tertentu dapat
dilihat dalam Gambar 1 berikut

40

30 larutan
yield pati %

perendaman
20 akuades
10 larutan
perendaman
0 NaOH
3 5 6 12 18
Waktu Perendaman (jam)

Gambar 1 Grafik Hubungan antara F/M ratio terhadap COD

Pada penelitian ini dlakukan perendaman bahan baku yaitu temulawak


yang telah dihancuran dengan waktu perendaman yang berbeda yaitu selama
3,5,6,12,dan 18 jam hal tersebut bertujuan untuk mengetahui yield pati
maksimum yang didapatkan berdasarkan waktu perendaman. Berdasarkan
data hasil isolasi pati yang disajikan pada Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa
yield pati yang terbesar pada kedua pelarut yang digunakan didapat pada
waktu 6 jam. Untuk pelarut yang digunakan dalam perendaman di atas 6 jam
terjadi penurunan nilai yield yang disebabkan adanya kandungan yang
terdapat didalam pati kebanyakan ikut larut bersama dengan filtrat pada waktu
proses dekantasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pati dengan
kondisi yield yang maksimum didapatkan selama perendama 6 jam.
Yield pati yang tertinggi terdapat pada perendaman menggunakan
larutan perendam akuades yang dibandingkan dengan perndaman
menggunakan larutan basa seperti NaOH 0,1% hal tersebut dikarenakan
pelarut basa yang mampu merusak ikatan hidrogen yang terdapat didalam
pati, sehingga apabila terjadi ikatan antar molekul pati dengan ion pada basa
akan menyebabkan molekul pati yang akan terekstraksi dan larut bersama
dengan pelarut basa. Pada perendaman dengan aquades ikatan hidrogen dalam
pati tidak dapat diputus dan struktur pati tidak berubah karena tidak ada
molekul pati yang terekstraksi atau terlarut bersama dengan pelarut aquades.
Hal ini yang menyebabkan massa dari pati pada perendaman dengan basa
berkurang, atau lebih kecil jika dibandingkan dengan perendaman aquades.
Pati merupakan karbohidrat kompleks utama yang tidak larut dalam
air, yang berasal dari tanaman atau buah-buahan, bersifat tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi
yang sangat penting dalam melakukan aktifitas. Pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras, dan lengket, dan memberikan warna ungu
pekat ketika dilakukan tes iodin. Sedangkan amilopektin memberikan sifat
lembab pada makanan.
Berdasarkan data pada Gambar 1 yield yang dihasilkan lebih tinggi
yaitu pengadukan ke 6 jam menggunakan larutan akuades untuk data
selanjutnya diambil dari percobaan kandungan yield yang paling tinggi yaitu
pada jam ke 6 degan menggunakan larutan akuades. Sampel pada jam ke 6 di
isolasi terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut yang berbeda setelah itu
dikeringkan dengan suhu 45oC.
Gambar 2 Pati Temulawak Kasar dan Halus
Berdasarkan Gambar 2 pati halus tersebut kemudian dianalisa Untuk
melihat apakah ada atau tidak nya kandungan pati yang terdapat didalam
temulawak dilakukan uji Iodin. Uji ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi
apakah pati hasil isolasi merupakan pati yang sebenarnya dengan cara
mendeteksi ada tidaknya kandungan amilum didalam temulawak.

Gambar 3 Uji Iodin


Berdasarkan Gambar 3 hasil uji Iodin menunjukkan bahwa adanya
kandungan pati yang terdapat didalam tanaman temulawak, uji iodin bertujuan
untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iodin juga dapat membedakan
amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk
rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk
struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru atau ungu, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi
dengan iodium membentuk warna cokelat. Untuk mengetahui persentasi
kemurnian pati yang dihasilkan dilakukan pembuatan kurva baku dengan
menggunakan pelarut akuades.
kurva baku parutan akuadest
1
y = 1,804x - 0,1356
0,8 R² = 0,9682

Pengenceran
0,6 kurva baku
parutan akuadest
0,4
0,2 Linear (kurva
0 baku parutan
0 0,2 0,4 0,6 akuadest)
Absorbansi

Gambar 4 Kurva Baku menggunakan Pelarut Akuades


Setelah membuat kurva baku dengan menggunakan pelarut akuades
pati kering dan halus yang direndam dengan pelarut akuades ditimbang
sehingga diperoleh berat pati kasar sebesar 6,05 gram dan pati halus sebesar
3,11 gram adapun hasil yeild pati dari kedua jenis pati tersebut yaitu yield pati
kasar sebesar 6,05% dan pati halus sebesar 3,11% hal tersebut dikarenakan
pati kasar hanyalah ampas ataupun serat-serat yang terdapat didalam
temulawak sehingga berat dari pati kasar lebih berat dari pada pati halus yang
berbentuk bubuk tersebut jadi total yield yang terdapat dalam 100 gram
temulawak yaitu sebesar 9,76%
Penentuan konsentrasi kemurnian temulawak bertujuan untuk
mengetahui seberapa murni pati temulawak hasil dari isolasi yang diperoleh
No sampel Berat Absorbansi Konsentrasi
1 Temulawak 100 gram - -
2 Pati Halus 3,11 gram 0,168 0,1121 gr/ml
3 Pati Kasar 6,05 gram 0,021 0,067 gr/ml
Tabel 1 Hasil Absorbansi Sampel Pati Kasar dan Halus
Dari tabel 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin pekat warna
yang terdapat didalam sampel maka akan semakin tinggi absorbansi yang
dihasilkan, absorbansi tersebut ditentukan bertujuan untuk menentukan persen
kemurnian yang terdapat pada pati temulawak. Adapun besarnya kemurnian
dari pati halus temulawak yaitu sebesar 0,1121 gram/ml sedangkan pati kasar
sebesar 0,057 gram/ml. Untuk menghitung kemurnian pada pati temulawak
menggunakan persamaan yang terdapat didalam metode no empat yaitu pada
penentuan persen kemurnian pada temulawak, adapun hasil kemurnian dari
pati temulawak yaitu pada pati halus diperoleh persen pati dengan kemurnian
sebesar 56.06% sedangkan pada pati asar diperoleh persen kemurnian sebesar
28,5%

KESIMPULAN
Hasil dari analisis ada atau tidaknya pati di dalam temulawak, kemurnian
dan persen kemurnian yang ada di dalam temulawak dapat ditarik
kesimpulan
1. Diperoleh pelarut perendaman yang lebih baik yaitu menggunakan
akuades dibandingkan dengan larutan basa seperti NaOH 0,1%
2. Berdasarkan uji Iodin diperoleh pati temulawak yang ditandai dengan
adanya perubahan warna pada sampel temulawak baik pada sampel yang
halus dan sampel temulawak yang kasar dengan adanya perubahan
warna ungu kebiruan
3. Kemurnian pati temulawak yang diperoleh lebih besar kemurnian pati
temulawak halus sebesar 0,1121 gram/ml sedangkan pati kasar sebesar
0,057 gram/ml.
4. Diperoleh persen kemurnian pati temulawak pada pati halus sebesar
56.06% sedangkan pada pati kasar diperoleh persen kemurnian sebesar
28,5%

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Bioteknologi, Ibu
Dr. Merry Meryam Martgrita, S.Si, M.Si, Kepala Program Studi Teknik
Bioproses, Bapak Ellyas Alga Nainggolan, S.TP, M.Sc, Pembimbing
kelompok kami, Bapak Adrianto Prihartantyo S.Si, M.T, dan teman-teman
satu tim yang telah bekerja sama dalam mengerjakan atikel ilmiah ini

DAFTAR PUSTAKA
Afifah E, Tim Lentera. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak:
rimpang penyembuhan aneka penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka
Percobaan Iod. Dia akses pada tanggal 26 November 2014.
Makassar Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga Herman AS. 1985. Berbagai macam penggunaan
temulawak dalam makanan dan minuman. Prosiding
Symposium Nasional Temulawak.Bandung: Lembaga
Penelitian Universitas Padjajaran.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. Sidik, Mulyono MW, Mutadi A. 1995.
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Jakarta:
Phyto Medika
Sinambela JM. 1985. Fitoterapia, fitostandar, dan temulawak.
Prosiding Symposium Nasional Temulawak. Bandung:
Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Hlm 150-155 Suwiah A.
1991. Pengaruh perlakuan bahan dan jenis pelarut yang digunakan
pada pembuatan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) instan
terhadap rendemen dan mutunya. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Novi Wulandari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Bioproses
4 NIM 31S18003
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tarutung, 28 Oktober 2000
6 Alamat E-mail noviwulandari205@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081260191502
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Badan Eksekusif Anggota Departemen Agama Kampus IT Del
(2019)
Mahasiswa dan Sosial
2 Badan Eksekusif Anggota Departemen Agama Daring
Mahasiswa dan Sosial (2020-2021)
3 Himpunan Anggota Divisi Acara Daring
Mahasiswa Prodi (2020-2021)
4 Asisten Dosen Asisten Dosen Matematika Daring (2021)
Dasar 2
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 4 PKM Internal HIMATOR 2019
Teknik Bioproses
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Laguboti, 5-Desember-2021
Ketua Tim

(Novi Wulandari)

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Maddalena Nababan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknik Biporoses
4 NIM 31S20021
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sipultak, 21 April 2003
6 Alamat E-mail Nababanlena2003@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081212902892
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Webinar “Sosialisasi Pembawa Acara Daring (2021)
GEMASTIK”
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Laguboti, 5-Desember-2021
Anggota Tim

(Maddalena Nababan)
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sarah Gabriella Hutagaol
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknik Biporoses
4 NIM 31S20019
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pematangsiantar, 19 Juni 2002
6 Alamat E-mail Gabriellasarah96@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085261096304
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Laguboti, 5-Desember-2021
Anggota Tim

(Sarah Gabriella Hutagaol)


Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Adrianto Prihartantyo S.Si, M.T
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Bioproses
4 NIP/NIDN 0311180331
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 9 Oktober 1987
6 Alamat E-mail adrianto.prihartantyo@del.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 082182858385
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister
Nama Institusi Universitas Institut Teknologi
Airlangga Surabaya Sepuluh
November Surabaya
Jurusan/Prodi Anorganik Teknik Rekayasa Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2012-2014
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajar
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Dasar Wajib 4
2 Biokimia Wajib 3
3 Kimia Organik Wajib 3
4 Perangkat Bahan Lunak Wajib 3
5 Etika Profesi Wajib 2
6 Laboratorium Teknik Wajib 3
Bioproses
7 Praktikum Biokimia Wajib 1
8 Praktikum Kimia Organik Wajib 1
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada
Penyandang Dana SKS
Masyarakat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI

Laguboti, 5-Desember-2021
Dosen Pendamping

(Adrianto Prihartantyo S.Si, M.T)


Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

No Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Uraian Tugas

Pengumpulan data
Teknik
1 Novi Wulandari Penulis satu percobaan dan
Bioproses penyusunan laporan
Maddakena Teknik Penyusun laporan
2 Penulis dua
Nababan Bioproses
Sarah Gabriella Teknik Penyusun laporan
3 Penulis tiga
Hutagaol Bioproses
Membimbing
Adrianto dalam
Penulis Teknik
4 Prihartantyo S.Si, pengumpulan data
korespondensi Bioproses
M.T dan penyelesaian
naskah
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNTATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Novi Wulandari
NIM : 31S18003
Program Studi : Teknik Bioproses
Fakultas : Bioteknologi

Dengan ini menyatakan bahwa artikel PKM-AI saya dengan judul


“Analisa Pati Temulawak Dengan Menggunakan Metode Alkaline
Steeping” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses dengan
ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang
sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan


sebenar- benarnya.

Laguboti, 5-Desember-2021
Yang menyatakan

(Novi Wulandari)
NIM. 31S18003
Lampiran 5. Surat Pernyataan Sumber Tulisan

SURAT PERNTATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


Nama : Novi Wulandari
NIM : 31S18003

1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota


tim lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
a.Program Kegiatan : Pengabdian Masyarakat
b.Topik Kegiatan : Analisa Pati Temulawak
Dengan Menggunakan
Metode Alkaline Steeping
c.Tahun dan Tempat : 2019 di Kecamatan
Pelaksanaan Laguboti, Kabupaten
Toba, Sumatera Utara

2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk


prosiding maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa


paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Laguboti, 5-Desember-2021
Yang menyatakan

(Novi Wulandari)
NIM. 31S18003

Anda mungkin juga menyukai