Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 1693-9050

Endang Supraptiah1, Aisyah Suci Ningsih2, Sofiah3, Rosanita Apriandini4


1,2,3
Staf Pengajar, 4Alumni Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30319
1
email : endangsupraptiah@yahoo.co.id

Abstrac
Sengon wood (Albizia falcataria) is chosen as an alternative raw material for the manufacture of pulp has physical
and chemical characteristic that meet the standards of raw material for pulp. The most important factors that
influence the process of the kraft pulping is the ratio of the cooking liquid (AA charge) which serves to degrade
and dissolve so easy to separate lignin from cellulose, while still protecting carbohydrates from degradation so
that the resulting yield and good physical strengt. The study began with the preparation of raw materials, cooking
by using a variable charge AA 14%, 16%, 18%, 20% and 22%, pulp washing and sheet formation, as well as the
analysis of the quality of the pulp. Cooking liquid ratio will affect the yield and quality of pulp, including kappa
number, viscosity and brightness. The low use of cooking liquid causes the higher lignin content in pulp and
produce wood that is not mature, so the higher the yield, kappa number and viscosity, but lower brightness. While
conversely, the higher the cooking liquid use causes more fiber degraded.
Key Word : Sengon Wood, Pulp, AA Charge, Cooking Liquid Ratio,

(2001) bahwa sebagian besar bahan baku industri


pulp dan kertas berasal dari hasil curian atau kegiatan
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata yang penebangan liar. Dapat diprediksikan bahwa akan
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran.
pulp. Keberadaan kertas merupakan sarana yang Sehingga untuk mengatasi hal ini pemerintah harus
tergolong cukup penting dalam peradaban manusia mencari alternatif penggunaan kayu hutan sebagai
dan kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke bahan baku pembuatan pulp dan kertas.
tahun. Pada tahun 2004 kebutuhan konsumsi kertas Salah satu jenis kayu yang banyak dikenal oleh
mencapai 5,40 juta ton, sedangkan pada tahun 2005 masyarakat adalah kayu sengon (Albizia falcataria).
konsumsi kertas dapat mencapai 6,45 juta ton. Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat tumbuh
Pertumbuhan dalam dekade berikutnya diperkirakan dengan cepat karena dapat dipanen dalam usia 4-6
2%-3,5% per tahun atau membutuhkan kayu log dari tahun, bukan tanaman yang dilindungi dan mudah
lahan seluas 1-2 juta hektar per tahun (Pusat Grafika dirawat. Kayu sengon sangat cocok ditanam di
Indonesia, 2007). daerah tropis seperti Indonesia dengan ketinggian 0-
Hal ini merupakan peluang pasar yang baik bagi 1500 dpl,. Tingginya bisa mencapai 18 m dengan
Indonesia dalam mengembangkan Industri pulp dan diameter 10-15 cm pada umur 3 tahun, diameter
kertasnya. Pemerintah pada tahun 2017 >25cm pada umur 5 tahun dan bahkan dapat
mencanangkan penambahan proyek pulp mills mencapai 30 m dengan diameter 70-80cm pada umur
berkapasitas 6,95 ton melalui pendirian tujuh pabrik 9-10 tahun. Selain itu kayu jenis ini memiliki struktur
baru (IWGFF, 2012). Peningkatan kapasitas produksi yang ringan namun tingkat kekuatan yang cukup
tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan bahan baik, yaitu kelas keras III-IV. Kelebihan lain dari
baku yang cukup. Bahan baku utama industri pulp kayu sengon ini adalah karakteristik kontur warna
adalah kayu Acacia Mangium yang berasal dari yang putih sehingga akan menghasilkan kecerahan
Hutan Tanaman Industri (HTI). Akan tetapi, pulp yang cukup tinggi Perhimpi dan Balitbang
berdasarkan hasil studi IWGFF pada akhir tahun Kehutanan, 1990 dalam Risnasari 2008).
2008, pasokan bahan baku belum seperti yang Riset pendahuluan mengenai pemanfaatan
diharapkan, HTI sementara ini diperkirakan hanya batang dan cabang kayu sengon sebagai bahan baku
mampu menyediakan 51,6% bahan baku. Kondisi pulp telah dilakukan. Pulp dari kayu sengon
inilah yang disinyalir oleh Barr dalam FWI/GFW
ISSN : 1693-9050

memenuhi kriteria sebagai kertas buku, mimiograph membentuk permukaan kertas halus karena seratnya
dan fotocopy (Yahya, 2003) kecil.

Karakteristik Kimia Kayu Sengon (Albizia Tabel 3. Persyaratan Sifat Kayu untuk Bahan Baku
falcataria) Pulp
Di Indonesia sejak dicanangkan pembangunan Sifat Kayu Kualitas Pulp
HTI pada tahun 1984, kayu Acacia mangium telah Baik Cukup Kurang
dipilih sebagai salah satu jenis favorit untuk ditanam Warna Kayu Putih- Coklat- Hitam
di areal HTI untuk memenuhi kebutuhan kayu serat Massa Jenis kuning hitam > 0,600
terutama untuk bahan baku industri pulp dan kertas. Panjang Serat < 0,501 0,501- < 0,900
Maka pada Tabel 1 dijelaskan perbedaan komposisi (mm) >1,600 0,600 < 60
kimia kayu Sengon dan Acacia mangium sebagai Hemiselulosa > 65 0,900- > 30
bahan pembanding untuk dijadikan bahan baku (%) < 25 1,600 >7
alternatif pembuatan pulp. Lignin (%) <5 60-65
Zat Ekstraktif 25-30
Tabel 1. Perbandingan Komponen Kimia Kayu (%) 5-7
Sengon (Albizia falcataria) dan Acacia mangium Sumber : FAO (1980) dalam Syafei dan Siregar
Kadar (%) (2006)
Kayu Acacia mangium
Komponen Sengon Ada beberapa metode untuk pembuatan pulp
Hutan Hutan Hutan yang merupakan proses pemisahan selulosa dari
Alam Alam Tanaman senyawa pengikatnya, terutama lignin yaitu secara
Selulosa 46,0 46,39 43,85 mekanis, semikimia dan kimia. Pada proses secara
Lignin 25,7 24,00 24,89 kimia ada beberapa cara tergantung dari larutan
Pentosan 16,4 16,83 17,87 pemasak yang digunakan, yaitu proses sulfit, proses
Abu 0,86 0,99 0,25 sulfat, proses kraft dan lain-lain.
Kelarutan :
- Alkana 5,3 5,67 5,00 Tabel 4. Perbandingan proses pembuatan pulp
benzene 9,7 7,64 7,28 Mekanis Semikimia Kimia
- Air panas 14,19 24,59 20,17 Pulping Pulping dengan Pulping
- NaOH 1% dengan energi perlakuan dengan bahan
mekanik kombinasi kimia kimia (sedikit
Tabel 2. Standar Kualitas Pulp (sedikit tanpa dan mekanik atau tidak ada
Kualitas Standar Range Standar Pulp perlakuan energi
Pulp Tanpa Bleaching awal dengan mekanik)
(Acacia Mangium) bahan kimia
PT.TelPP atau panas)
Kappa T 236 om-99 12- 18 Rendemen Rendemen Rendemen
Number tinggi sedang (55% - rendah
Brightness T 452 om-02 20 40 (90% - 95%) 90%) (40% - 55%)
(% ISO) Serat pendek, Sifat pulp Serat pulp
Viskositas T 230 om-99 tidak utuh, sedang utuh, panjang,
(mPa.s) tidak murni, (intermediate) kuat, dan
Dirt in T 213 om-01 2.4 10 dan tidak stabil
Pulp (%) stabil
Sumber : Technical Association Pulp and Paper Kualitas cetak Kualitas cetak
Industry (TAPPI) dan Company Profile PT. baik, tapi sulit kurang baik,
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper diputihkan tapi mudah
diputihkan
Pada umumnya kayu lunak menghasilkan pulp
yang lebih kuat dari pada kayu keras. Ini disebabkan Pemasakan Proses Kraft
serat kayu lebih panjang dan lebih fleksibel Pemilihan proses pemasakan ini tergantung
dibandingkan dengan serat kayu yang lebih keras. pada hasil pulp yang diinginkan. Pada proses ini
Pada kondisi reaksi kayu yang sama, kayu lunak digunakan proses kraft, yang bertujuan untuk
biasanya memberi yield yang lebih rendah memisahkan serat-serat dalam kayu secara kimia dan
dibandingkan kayu keras. Ini dikarenakan melarutkan sebanyak mungkin lignin pada dinding
hemiselulosa kayu lunak lebih susah larut serat. Selain itu, pemilihan proses kraft mempunyai
dibandingkan dengan kayu keras. Kertas dari kayu banyak keuntungan bila dibandingkan dengan proses
keras memiliki kualitas cetak yang lebih baik, lain.
ISSN : 1693-9050

Keuntungannya antara lain : b. Sulfiditas


a. Dapat digunakan untuk berbagai jenis kayu Sulfiditas adalah persentase jumlah Na2S
b. Dapat meningkatkan kekuatan pulp terhadap jumlah alkali aktif dalam cairan pemasak
c. Waktu pemasakan cukup pendek Na2O. Penambahan sulfur kedalam larutan pemasak
d. Pulp yang dihasilkan dapat diputihkan dengan dapat memperbaiki sifat pulp hasil pemasakan
tingkat keputihan (brightness) yang lebih tinggi karena ion-ion SH- yang berasal dari Na2S bereaksi
dengn lignin dan dapat melindungi karbohidrat dari
Menurut Agneta Mimms (1993) dalam degredasi oleh ion OH- sehingga karbohidrat dapat
Kurniawan et al (2013), pada proses kraft bahan dipertahankan (Michael Kocurek, 1989 dalam
kimia aktif yang digunakan terdiri dari sodium Kurniawan et al, 2013).
hidroksida (NaOH) dan sodium sulfide (Na2S)
sebagai bahan kimia pemasak. Proses Kraft disebut c. Faktor H
juga proses sulfat karena pemakaian Na2SO4 sebagai Faktor H merupakan suatu variabel yang
make up pada proses perolehan kembali bahan kimia menyatakan fungsi suhu dan waktu pemasakan.
pemasak (chemical recovery) yang menggantikan Faktor H digunakan sebagai penyesuaian waktu pada
Na2CO3 pada proses soda. Perubahan bahan kimia berbagai suhu pemasakan dan juga untuk
ini dinyatakan sebagai berat dari bahan kimia dan memperkirakan kondisi pemasakan bila terjadi
berat dari kayu, itukah rasio perkiraan dari lindi penyimpangan dari standar operasi. Keragaman
terhadap kayu. Konsentrasi bahan kimia dan bahan berat jenis kayu menyebabkan perbedaan kualitas
kimia sisa terdapat kunci dari variable lindi. pulp yang dihasilkan. Sebagai contoh, kayu yang
berat jenisnya tinggi umumnya memerlukan waktu
Reaksi yang terjadi adalah : pemasakan yang lebih lama dari pada kayu yang
C6H10O5 - CH3 + NaOH C6H10O5Na + CH3OH berat jenisnya lebih rendah.
(C5H11O5COH)3 + 3Na2S 3(C5H11O5CSHNa2)
+ ½ O2 d. Rasio
Komponen aktif di dalam lindi pemasakan Merupakan perbandingan antara berat total
adalah ion hidroksil dan ion hidrosulfida, hasil cairan pemasak terhadap berat bahan baku kering.
tersebut murni berasal dari NaOH dan Na2S, Rasio penting untuk penyebaran white liquor yang
reaksinya seperti dibawah ini : merata ke seluruh digester untuk efek pencampuran
NaOH Na+ + OH- terhadap chip dan untuk sirkulasi white liquor. Total
Na2S 2Na+ + S-2 lindi yang ditambahkan lebih banyak yang diberikan
-2
S + H2O SH- + OH- terhadap jumlah chip, perbandingan (rasio) antara
Pada proses ini bahan-bahan kimia dan cairan lindi terhadap kayu. Normalnya range dari rasio
pemasak sebagai penetrasi ke dinding-dinding serat antara tiga hingga lima.
dan melarutkan lignin adalah ion OH- dan HS-.
Reaksi yang terjadi pada proses pemasakan Analisis Kualitas Pulp
adalah : 1. Kappa Number
Na2S + H2O NaSH + NaOH Kappa number merupakan pengujian kimia
NaSH Na+ + HS- yang diperlakukan terhadap pulp untuk menentukan
NaOH Na+ + OH- tingkat delignifikasi, kekuatan relatif dari pulp dan
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai kesanggupan untuk diputihkan. Kappa Number
berikut : didefinisikan sebagai jumlah konsumsi permanganat
Chip + cairan pemasak Pulp (Selulosa) + dalam sampel pulp yang mengandung lignin yang
senyawa alkohol + belum bereaksi. Informasi kappa number ini sangat
senyawa asam + berguna untuk mengontrol parameter selama proses
merkaptan + ekstraktif pemasakan berlangsung seperti H-Faktor, Liquor to
wood Rasio , jumlah konsumsi WL, kadar air kayu,
Variabel yang Mempengaruhi Proses Pembuatan efisiensi pencucian, temperatur dan lain-lain.
Pulp
Adapun variabel proses yang mempengaruhi 2. Brightness
dalam proses pemasakan kraft adalah sebagi beikut : Brightness adalah sifat lembaran pulp untuk
a. Alkali Charge memantulkan cahaya yang diukur pada suatu kondisi
Variabel penting dari alkali yang digunakan yang baku, digunakan sebagai indikasi tingkat
adalah alkali aktif dan efektif alkali. Alkali aktif keputihan. Keputihan pulp diukur dengan
adalah jumlah penggunaan kandungan NaOH dan kemampuannya memantulkan cahaya monokromatik
Na2S yang terdapat dalam larutan bahan kimia dan diperbandingkan dengan standar yang telah
pemasak dan dinyatakan sebagai Na2O (TAPPI). diketahui yang dinyatakan dalam %ISO atau %GE
Alkali efektif : NaOH + ½Na2S, dinyatakan sebagai (Sirait, 2003 dalam Deswenti, 2008). Tingkat
Na2O (TAPPI). Normalnya range dari efektif alkali kecerahan (brightness) pulp tergantung pada jenis
yaitu 10%-16% sebagai Na2O terhadap kayu kering. dan jumlah bahan kimia pemutih yang digunakan
ISSN : 1693-9050

pada tahap bleaching. Bilangan kappa yang kecil Hasil dan Pembahasan
akan diikuti dengan tingkat kecerahan yang Pulp yang telah dimasak kemudian dicuci
meningkat. hingga bersih dan dikeringkan dalam oven selama ±
24 jam yang diasumsikan bahwa pulp tersebut
3. Viskositas mengandung kadar air < 10%. Pulp yang telah
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan dikeringkan ini disebut OD pulp atau rendemen pulp,
kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan sehingga akan didapat % total yield. Namun, dalam
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat rendemen pulp tersebut masih terdapat reject. Reject
dengan hambatan untuk mengalir. Jadi, viskositas ini bisa disebabkan oleh belum masaknya chip karena
dilakukan untuk menentukan kecepatan mengalirnya pemasakan yang kurang merata, dapat juga
suatu cairan. Viskositas (kekentalan) cairan akan disebabkan adanya knot (mata kayu). Maka, untuk
menimbulkan gesekan antara bagian-bagian lapisan- mengurangi reject tersebut, pulp disaring dengan
lapisan cairan yang bergerak satu sama lain. screen reject dan akan didapatkan rendemen pulp
bebas reject atau screened yield.
Berikut merupakan hasil analisis rasio cairan
pemasak (AA charge) terhadap rendemen pulp
sebelum penyaringan reject (total yield) dan setelah
Bahan dan Alat Penelitian penyaringan reject (screened yield) :
Bahan baku yang digunakan adalah Kayu
Sengon yang diambil di daerah Lebong Gajah, Tabel 5 . Hasil Analisis Rendemen Pulp
Kecamatan Sematang Borang. Bagian tumbuhan ini No. AA OD Total Reject Screened
yang diambil adalah batang pohon dengan asumsi di Charge Pulp Yield (%) Yield (%)
bagian batang terdapat serat (selulosa) paling tinggi. (%) (gr) (%)
Bagian cabang pohon juga dapat digunakan sebagai 1 14 101,40 50,62 0,75 49,87
2 16 98,76 49,27 0,14 49,13
bahan baku pembuatan pulp, namun akan 3 18 97,47 48,71 0,04 48,67
menimbulkan sedikit kesulitan terutama akan 4 20 96,53 48,25 0,05 48,20
menghasilkan reject yang lebih banyak dan hasil 5 22 69,65 46,93 0,03 46,90
yang lebih sedikit.
Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan Hasil Analisis Kualitas Pulp
pulp, yaitu kayu sengon, white liquor dan air. Analisa yang dilakukan dari pengaruh rasio
Sedangkan bahan yang digunakan pada proses cairan pemasak terhadap kualitas pulp yang
analisa pulp, yaitu KMnO4 50 ml, H2SO4 50 ml, KI dihasilkan, yaitu :
10 ml, Na2S2O3, Indikator SS (starch), Copper (III) a. Analisis Kappa Number
ethylenediamine (CED) 25 ml dan air. Tabel 6 . Hasil Analisis Kappa Number Pulp
AA Charge Kappa Number
Prosedur Penelitian No
(%)
1 14 15,74
2 16 13,35
3 18 13,10
4 20 12,84
5 22 8,47

b. Analisis Viskositas
Tabel 7 . Hasil Analisis Viskositas Pulp
AA Charge Viskositas
No
(%) (mPa.s)
1 14 33,88
2 16 28,64
3 18 26,83
4 20 25,31
5 22 19,64

c. Hasil Analisis Brightness


Tabel 8. Hasil Analisis Brightness Pulp
Brightness
AA Charge
No. (%ISO)
(%)
1 14 40,5
2 16 44,8
3 18 48,2
4 20 49,7
5 22 50,0
ISSN : 1693-9050

d. Analisis Kandungan Black Liquor


Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
kandungan black liquor dari hasil pemasakan dengan
rasio cairan pemasakan yang berbeda, yaitu analisa
organik dan In-organik Black Liquor.

Tabel 9. Hasil Analisis Kandungan Black Liquor


No. AA Charge In-organik Organik
(%) (%) (%)
1 14 22,70 77,30
2 16 28,71 71,79
3 18 36,27 63,73
4 20 42,97 57,03
5 22 45,44 54,56 Gambar 1 . Grafik Pengaruh AA Charge terhadap
Rendemen Pulp
Pembahasan
Kayu sengon memiliki karakteristik fisik dan Berdasarkan grafik pada gambar 1, peningkatan
kimia yang cukup baik dan memenuhi syarat untuk rasio cairan pemasak akan mempengaruhi rendemen
dijadikan bahan baku alternatif pembuatan pulp. pulp, semakin tinggi rasio cairan pemasak maka
Proses yang digunakan pada pembuatan pulp dari semakin semakin sedikit rendemen pulp yang
kayu sengon ini adalah proses kraft. Pemilihan proses dihasilkan. Hal tersebut disebabkan semakin tinggi
kraft disebabkan oleh beberapa hal, yaitu waktu kandungan cairan pemasak akan menyebabkan
pemasakan yang cukup pendek, dapat digunakan peningkatan laju delignifikasi dan semakin banyak
untuk berbagai jenis kayu, dapat meningkatkan lignin yang terdegradasi. Banyaknya kandungan
kualitas pulp, brightness pulp yang dihasilkan cukup lignin yang terdegradasi akan menghasilkan pulp
tinggi dan lignin lebih mudah larut dalam proses dengan kekuatan fisik yang lebih baik dan
kraft, namun tetap memperoleh serat selulosa peningkatan brightness. Namun, jika rasio cairan
sebanyak mungkin (Rahmawati, 1999 dalam pemasak terlalu tinggi juga akan menyebabkan
Kurniawan et al, 2013). jumlah selulosa yang terlarut semakin bertambah
Salah satu faktor terpenting dalam proses kraft karena degradasi lignin yang sangat cepat. Semua zat
adalah rasio cairan pemasak yang terdiri dari white kimia dikonsumsi bersama karbohidrat dan kekuatan
liquor dan air. White liquor dihasilkan dari proses pulp ditentukan dengan tingkat selulosa yang
recausticizing yang merupakan proses daur ulang terdegradasi atau semakin tinggi rasio cairan
(recovery) bekas cairan pemasak menjadi cairan yang pemasak, maka semakin rendah kekuatan pulp.
dapat digunakan kembali untuk pemasakan pulp. Kualitas pulp yang baik dengan rasio cairan
Kandungan yang terdapat dalam white liquor adalah pemasak yang tinggi dapat dihasilkan dengan
NaOH dan Na2S. NaOH berfungsi untuk mengontrol faktor H atau waktu pemasakan menjadi
mendegradasi lignin sehingga mudah untuk lebih pendek, namun memerlukan cost yang lebih
dipisahkan dari selulosa. Sedangkan Na 2S yang besar untuk pembelian bahan kimia pemasak (Agneta
menghasilkan ion hidrosulfida berfungsi untuk Mimms, 1993 dalam Kurniawan et al, 2013).
mempercepat proses delignifikasi dan mengdegradsi Terlalu rendahnya rasio cairan pemasak akan
lignin, namun juga melindungi karbohidrat dari menghasilkan lebih banyak reject yang tidak
degradasi sehingga dihasilkan rendemen yang tinggi diharapkan hadir dalam pulp. Reject ini disebabkan
dan kekuatan fisik yang baik (Mac Donald, 1969 pemasakan yang tidak merata, sehingga degradasi
dalam Gunawan et al, 2012). lignin tidak sempurna dan menurunkan kualitas pulp,
Pada proses pembuatan pulp dari kayu sengon walaupun rendemen yg dihasilkan lebih tinggi.
ini menggunakan range AA charge, yaitu 14%, 16%, Seperti pada rasio cairan pemasak 14%, yang
18%, 20% dan 22%. Cairan pemasak yang menghasilkan rendemen yang cukup tinggi dengan
digunakan, yaitu white liquor dan air. Jumlah reject yang dihasilkan juga besar, yaitu 50,62%
pemakaian white liquor semakin meningkat seiring dengan reject 0,75%.
dengan meningkatnya AA charge, namun berbanding Oleh karena itu, pemakaian cairan pemasak
terbalik dengan pemakaian air yang semakin perlu diperhatikan untuk mendapatkan pulp dengan
menurun dengan meningkatnya AA charge. rendemen yang baik. Akan tetapi, rendemen yang
dihasilkan dari semua variabel rasio cairan pemasak
Pengaruh Penggunaan Rasio Cairan Pemasak dari kayu sengon ini, mulai dari 14%, 16%, 18%,
(AA Charge) terhadap Rendemen Pulp 20% dan 22% dapat dikatakan baik karena berada
Range normal rasio cairan pemasak (AA dalam range yang diharapkan, seperti halnya
charge) pada proses kraft yang sering digunakan rendemen yang dihasilkan oleh Acacia Mangium di
adalah 15-18% dengan rendemen sebesar 45-55% PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, yaitu
(G.A. Smook, 1982 dalam Kurniawan et al, 2013). sebesar 45%-55% dengan reject <1%.
ISSN : 1693-9050

Pengaruh Penggunaan Rasio Cairan Pemasak Pengaruh Penggunaan Rasio Cairan Pemasak
(AA Charge) terhadap Kappa Number Pulp (AA Charge) terhadap Viskositas Pulp
Jumlah (nilai) kadar lignin dalam pulp
dinyatakan dengan kappa number. Kappa number
adalah banyaknya jumlah volume lindi putih (white
liquor) yang dibutuhkan untuk menentukan atau
mengindikasikan kandungan lignin dalam pulp,
sehingga menghasilkan mutu pulp yang baik..

Gambar 3. Grafik Pengaruh AA Charge terhadap


Viskositas Pulp

Berdasarkan grafik pada gambar 3, viskositas


Gambar 2. Grafik Pengaruh AA Charge terhadap semakin rendah dengan besarnya rasio cairan
Kappa Number Pulp pemasak. Harga viskositas yang tinggi pada rasio
cairan pemasak yang rendah karena kerapatan atau
Dalam range normal, kappa number diharapkan ikatan antar serat yang tetap baik, walaupun selulosa
< 20, seperti di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and ikut terdegradasi oleh cairan pemasak. Selain itu
Paper mempunyai range standar kappa number juga disebabkan oleh densitas kayu sengon yang
untuk Acacia Mangium sebesar 12-18. Berdasarkan lebih rendah dari Acacia mangium, sehingga
grafik pada gambar 2, terlihat nilai kappa number menghasilkan serat yang lebih fleksibel dan
semakin menurun seiring dengan meningkatnya rasio berkekuatan tinggi, tetapi akan menurunkan produksi
cairan pemasak. Hal tersebut disebabkan karena pulp karena kontur kayu yang lebih ringan.
degradasi lignin yang semakin besar dengan semakin Sebaliknya, dengan AA charge tinggi akan
banyaknya cairan pemasak yang digunakan. Pada menghasilkan viskositas yang rendah karena
rasio cairan pemasak 14% - 20% menghasilkan nilai tingginya derajat polimerisasi, sehingga ikatan antar
kappa number yang sesuai standar. Namun, pada AA serat, khususnya serat selulosa yang terdegradasi
charge 22% menghasilkan kappa number sebesar oleh cairan pemasak menyebabkan kekuatan serat
8,47 yang dianggap terlalu rendah dan tidak dan kelarutan pulp menjadi lebih rendah. Namun,
memenuhi standar, khususnya d PT. TelPP. berdasarkan standar pada PT. Tanjungenim Lestari
Rendahnya kappa number yang dihasilkan tentunya Pulp and Paper dengan standar viskositas untuk
menyebabkan bukan hanya melarutkan lignin dalam Acacia Mangium
pulp, namun juga merusak kandungan selulosa di variabel AA charge memenuhi standar kualitas pulp,
dalam pulp tersebut, yang nantinya akan berpengaruh bahkan bisa mencapai viskositas yang lebih tinggi
terhadap kualitas pulp, kesulitan saat pemutihan pulp dari Acacia mangium, yaitu dapat mencapai 33,88
dan kekuatan pulp yang rendah. mPa.s. Tinggi viskositas pulp ini diharapkan akan
Pada kappa number, selain rasio cairan pemasak meningatkan kualitas pulp, khususnya strength atau
atau jumlah pemakaian WL, dapat dipengaruhi kekuatan pulp, daya tarik dan daya sobek pulp.
dengan mengontrol parameter selama proses
pemasakan berlangsung seperti H-Faktor atau waktu Pengaruh Penggunaan Rasio Cairan Pemasak
pemasakan yang diperpanjang apabila AA charge (AA Charge) terhadap Brightness Pulp
rendah atau sebaliknya dengan memperpendek waktu Keputihan pulp diukur dengan kemampuannya
pemasakan dengan jumlah cairan pemasak tinggi. memantulkan cahaya monokromatik dan
Selain itu juga dipengaruhi oleh kadar air kayu, diperbandingkan dengan standar yang telah
semakin rendah kadar air kayu maka semakin mudah diketahui yang dinyatakan dalam %ISO atau %GE
melarutkan lignin dan zat ekstraktif (pengotor) dalam (Sirait, 2003 dalam Deswenti, 2008), dan brightness
pulp, serta efisiensi pencucian dengan pencucian pada penelitian ini diyatakan dalam %ISO.
yang dilakukan semaksimal mungkin, maka semakin
sedikit lignin dan zat ekstraktif yang terikut dalam
rendemen pulp (Sebul Manullang, 2009).
ISSN : 1693-9050

kontur fisik dari warna kayu sengon yang berwarna


lebih putih, sehingga menghasilkan brightness yang
lebih tinggi.

Pengaruh Penggunaan Rasio Cairan Pemasak


(AA Charge) terhadap Kandungan Black Liquor
Pulp
Lignin merupakan komponen terbesar yang
terdapat dalam larutan sisa cairan pemasak pulp atau
black liquor. Lignin yang terkandung dalam lindi
hitam kraft kayu lunak sekitar 46% dari padatan
kering (Sjostrom, 1995 dalam Lubis, 2007). Lindi
hitam sangat mencemari lingkungan jika dibuang
langsung sehingga dilakukan usaha untuk
Gambar 4. Grafik Pengaruh AA Charge terhadap mengurangi pembuangannya, walaupun daya
Brightness Pulp larutnya (kelarutan) yang relatif kecil 0,2 ppm

Berdasarkan grafik pada gambar 4, tingginya


rasio cairan pemasak maka akan menghasilkan
brightness (kecerahan) pulp yang lebih tinggi. Hal
tersebut disebabkan semakin banyak bahan kimia
yang digunakan merupakan faktor penting karena
jika jumlah pemakaian terlalu tinggi akan tejadi
oksidasi tidak hanya terjadi terhadap lignin, tetapi
juga terhadap selulosa yang dapat mengurangi sifat-
sifat kekuatan pulp, sebab terjadinya degradasi
selulosa yang membuat rantai selulosa menjadi lebih
pendek. Sehingga, nilai brightness berbanding
terbalik dengan bilangan kappa atau viskositas.
Semakin rendah nilai kappa number dan viskositas,
maka akan diikuti dengan tingkat kecerahan yang Gambar 5 . Grafik Pengaruh AA Charge terhadap
meningkat. Kandungan Black Liquor
Lignin bukan merupakan penyebab utama
perubahan warna pulp jika hanya mengandung Lindi hitam mengandung komponen organik
sedikit lignin. Tapi, bagaimanapun lignin yang yang tinggi yang dapat mengganggu orgasnime
terkandung dalam jumlah besar sudah pasti menjadi perairan jika dibuang langsung ke perairan.
penyebab utama dalam perubahan warna pulp. Oleh Berdasarkan grafik pada gambar 8, kandungan
karena itu, efektivitas penghilangan lignin pada organik black liquor lebih tinggi dibandingan
tahap bleaching merupakan faktor yang sangat kandungan anorganik black liquor. Bahan organik
menentukan dalam proses brightness. Tingkat dalam lindi hitam yang dihasilkan setelah pembuatan
kecerahan (brightness) pulp tergantung pada jenis pulp dari lignin dan produk-produk degradasi
dan jumlah bahan kimia pemutih yang digunakan karbohidrat disamping bagian-bagian kecil ekstraktif
pada tahap bleaching, sebab tujuan dari bleaching dan produk-produk reaksinya. Namun, lignin
adalah untuk mengilangkan lignin setelah proses merupakan komponen terbesar yang terdapat dalam
pemasakan. Namun, penelitian pembuatan pulp dari senyawa organik dalam lindi hitam biasanya
kayu sengon ini tidak menggunakan bahan kimia digunakan sebagai bahan bakar. Terlihat pada grafik
pemutih, karena penelitian dilakukan hingga tahap tersebut, semakin tinggi rasio cairan pemasak maka
washing atau pencucian (Sihombing J, 2008) semakin rendah kandungan organik black liquor.
Brightness (kecerahan) pulp juga dapat Semakin rendah kandungan organik tersebut adalah
disebabkan oleh penyimpanan log kayu dengan hal yang diharapkan karena dengan tinggi
dibiarkan di tempat terbuka selama ±28 hari untuk kandungan organik dalam lindi hitam akan
menghilangkan kandungan lignin dan zat ekstraktif mempengaruhi rendemen pulp yang dihasilkan.
di dalam kayu, namun pada kayu sengon ini haya Sebab, semakin banyaknya kandungan pulp yang
dibiarkan di tempat terbuka selama 3 hari. terbawa ke dalam black liquor sehingga
Berdasarkan standar yang ditetapkan di PT. menghasilkan rendemen yang lebih rendah.
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dengan standar Berbanding terbalik dengan kandungan
brightness pulp untuk Acacia Mangium sebesar 20- anorganik black liquor yang semakin tinggi dengan
40% ISO. Sedangkan, pulp dari kayu sengon ini bisa tingginya rasio cairan pemasak. Tingginya
menghasilkan nilai brightness yang lebih tinggi kandungan anorganik black liquor karena
hingga mecapai 50% ISO. Hal tersebut disebabkan mengandung lebih banyak cairan pemasak,
ISSN : 1693-9050

khususnya white liquor. Sehingga kandungan Lestari, Tbk -III Kimia Analis
anorganik tersebut akan diambil kembali untuk Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
diolah menjadi white liquor dan tentunya Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
menghemat biaya pembelian bahan kimia pemasak. Potret Keadaan Hutan Indonesia
Bogor, Indonesia : Forest Watch Indonesia dan
Kandungan anorganik ini diharapkan semakin tinggi Washington D.C. : Global Forest Watch : 40-48.
agar semakin banyaknya white liquor yang Pengaruh Waktu Pemasakan
dihasilkan. Dengan pertimbangkan kandungan Total dan Volume Larutan Pemasak terhadap Viskositas
Solid (TS) yang merupakan zat padat total / residu Pulp dari Ampas Tebu
total setelah sampel dikeringkan pada suhu 1050C. Journal of Chemical Engineering Sriwijaya
Karakteristik dari larutan sisa pemasak pulp University. Volume 18, No.2. (Online)
adalah berwarna coklat kehitaman dan berbau tidak (http://jtk.unsri.id/index.php/jtl/article/view/11
enak. Warna coklat kehitaman dari larutan pemasak diakses 5 Juni 2014)
pulp disebabkan oleh adanya bahan organik dan Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF).
Proyek Ekspansi Pulp Mils dan Hutan
anorganik yang larut ataupun yang tersuspensi dalam Tanaman Industri yang Terlampau Optimis
larutan setelah proses pemasakan bahan baku. 7 Desember 2012.
Adapun bau yang ditimbulkan oleh larutan sisa Pengaruh
pemasak pulp tersebut disebabkan oleh adanya Variasi Campuran Acacia mangium dan Eucalyptus
senyawa belerang bivalen diantaranya metil pelita terhadap Kualitas Brownstock Pulp
merkaptan, dimetil sulfide ((CH3)S) dan dimetil Teknologi Pulp dan Kertas Jalan Raya Dayeuhkolot
disulfide (CH3-S-S-CH3) yang merupakan turunan No 132. Bandung : Tidak Diterbitkan.
dari hidrogen sulfide (Gunawan D, 2013). Isolasi Lignin dari Lindi Hitam
(Black Liquor) Proses Pemasakan Pulp Soda dan
Sulfat (Kraft or : Fakultas Tegnologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
[Pusgrafin] Pusat Grafika Indonesia, Peningkatan Sarana
Melayani Mesin Cetak-
Rasio cairan pemasak berpengaruh terhadap Offset
kualitas pulp yang dihasilkan dari kayu sengon. Kajian Sifat Fisis Kayu Sengon
Semakin tinggi ratio cairan pemasak, maka (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) pada
rendemen, kappa number dan viskositas yang Berbagai Bagian dan Posisi Batang
dihasilkan semakin rendah, namun brightness yang Universitas Sumatera Utara.
Metodologi Kappa
dihasilkan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin
Number (http://winartosagala.blogspot
rendah ratio cairan pemasak, maka menghasilkan .com/2011/01/metodologi-kappa-number.html
rendemen, kappa number dan viskositas yang tinggi, diakses 5 Juni 2014)
namun brightness yang lebih rendah. Kegunaan Uji
Rasio cairan pemasak harus disesuaikan dan Kappa Number di Industri Pulp dan Kertas
diperhatikan dengan jumlah chip dan jenis kayu yang (Online) (www.chem-Is-Try.org/artikel_kimia
akan dimasak, agar tercapainya kualitas pulp yang /tegnologi_tepat_guna/kegunaan-uji-kappa-number-
diharapkan. Akan tetapi, berdasarkan standar kualitas di-industri-pulp-dan-kertas/ diakses 16 Juni 2014)
pulp untuk Acacia Mangium di PT. Tanjungenim Pengaruh Pemakaian
White Liquor (Lindi Putih) terhadap Eucaliptus dan
Lestari Pulp and Paper didapatkan rasio cairan
Pinus Merkuri pada Unit Digester di PT. Toba Pulp
pemasak terhadap kualitas pulp dari kayu sengon, Lestari, Tbk-Porsea -III Kimia
hampir semuanya memenuhi standar, kecuali kappa Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika dan
number pada rasio 22%. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sengon
Bukit Tinggi : Seminar Masyarakat Peneliti Kayu
Indonesia (MAPEKI) VI.
. Company Profile PT. Tanjungenim Lestari Pemanfaatan Cabang dengan Kulit
Pulp and Paper. PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria L. Nielsen)
Paper. sebagai Bahan Baku Pulp dalam Upaya Mengurangi
Deswenty, Sinaga. 2 Penentuan Viskositas pada Kerusakan Hutan
Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) di PT. Toba Pulp Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai